7 3
3 Perkembangan Sosio-emosional
DM yang saat ini masih menjalani proses rehabilitasi pernah sekali kembali ke rumah setelah 9 bulan di panti rehabilitasi. Pada saat DM
kembali ke rumah tersebut, ia pun bertemu dan berbincang dengan teman yang terdapat di daerah asalnya. DM mengaku canggung ketika bertemu
dan berbincang dengan teman yang sudah lama tidak bertemu dengannya. Berikut yang DM sampaikan:
“Masih, mbak. Kemarin pas lebaran kan aku pulang ke Pekalongan, disana aku ketemu sama temen kampung yang dulu
pernah make bareng-bareng” Transkrip wawancara DM pada 22 Oktober 2015
“Mungkin karna udah 9 bulan aku nggak ketemu, jadinya agak kaku buat ngobrol. Pas ngobrol bareng itu aku jadi sedikit keinget
dulu pas make bareng. Tapi untungnya temen-temenku disana menghargai banget aku yang udah berhenti, jadi nggak ngajak
buat make lagi” Transkrip wawancara DM pada 22 Oktober 2015
Dalam kehidupan sehari-hari, DM terkadang juga berdiskusi dengan teman-teman sesama residen di PSPP. Biasanya mereka berdiskusi
terkait program yang terdapat di PSPP, seperti tugas yang mereka peroleh dalam program tersebut. Menurut penuturan DM, pada saat diskusi mereka
pernah mengalami perbedaan pendapat. Akan tetapi, perbedaan pendapat tersebut DM sikapi dengan tenang.
“Kalo pas rapat program sama temen-temen sesama residen, pernah ngalamin beda pendapat, tapi kan ya wajarlah kalo beda
pendapat” Transkrip wawancara DM pada 22 Oktober 2015
“Ya diselesaiin bareng-bareng, nggak ada yang pake emosi, soalnya disini kan udah kayak keluarga sendiri. Lagian dari dulu,
aku emang nggak pernah berantem sama orang lain” Transkrip wawancara DM pada 22 Oktober 2015
74
IM menyatakan bahwa DM merupakan residen yang baik terhadap residen lain pun disampaikan oleh IM.
“Menurut saya sih kehidupan pertemanan DM berjalan dengan baik, ketika mendapat tugas dia juga dapat bekerja sama dengan
baik. Waktu ada perbedaan pendapat pas diskusi dengan teman residen pun DM dapat menanggapi. Terkadang malah DM yang
memberikan jalan tengah” Transkrip wawancara IM pada 29 Oktober 2015
Keadaan DM yang pernah menjadi pecandu narkoba memberikan dampak tersendiri bagi kehidupan DM dan hubungannya dengan orang
lain. “Alhamdulillah semua keluarga besar memberikan dukungan buat
aku, walaupun pas kemarin lebaran aku masih agak kaku juga pas ketemu dan ngobrol sama saudara-saudara. Trus kalo sama temen
rumah ya masih kaku tapi tetep deket juga. Temen yang sesama residen disini saling memberikan dukungan dan semangat biar
cepet pulih trus bisa kelar dari sini.” Transkrip wawancara DM pada 22 Oktober 2015
Bagi DM yang sudah satu tahun berada di PSPP dan terpisah dari keluarga, menimbulkan rasa sedih pada diri DM. Perasaan tersebut sering
muncul pada DM, apalagi pada saat ia rindu terhadap orangtua di Pekalongan. Pada saat ia merasa rindu, hal dapat ia lakukan adalah telepon
orangtua di Pekalongan menggunakan telepon yang disediakan pihak PSPP.
“Kadang sedih, apalagi beberapa temen saya udah ada yang pulih dan balik ke rumah. Tapi yaudah mau gimana lagi, ini kan juga
demi kebaikan saya” Transkrip wawancara DM pada 22 Oktober 2015
“Kadang aku telepon ke rumah, ngobrol tanya-tanya kabar” Transkrip wawancara DM pada 22 Oktober 2015
7 5
Terkait dengan DM yang pernah menjadi pecandu narkoba dan sedang menjalani proses rehabilitasi, hal tersebut pun diketahui oleh
tetangga sekitar tempat tinggal DM. Akan tetapi diluar dugaan, hal tersebut merupakan sesuatu yang banyak dilakukan
oleh remaja lingkungan tempat tinggalnya. Berikut penuturan DM terkait hal tersebut:
“Tetangga pastinya tau, mbak. Apalagi aku kan Target Operasi dari Kepolisian
daerah tempat
tinggalku di Pekalongan”
Transkrip wawancara DM pada 22 Oktober 2015
“Tetangga cuek. Soalnya di kampungku disana kan emang banyak anak muda yang make obat-obatan” Transkrip wawancara DM
pada 22 Oktober 2015
Target Operasi dari pihak Kepolisian daerah tempat tinggal, tidak menjadikan DM takut. Menurut informasi yang disampaikan DM, ia
merasa aman dan santai, karena ia sedang mengikuti proses rehabilitasi, jadi pihak polisi tidak akan menangkapnya.
“Santai aja. Kan kalo Kepolisian udah tau saya direhabilitasi, saya udah aman” Transkrip wawancara DM pada 22 Oktober
2015
Berdasarkan paparan yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa pada perkembangan sosio-emosional, DM dapat menghargai teman
yang masih mengonsumsi narkoba. Hal serupa juga berlaku terhadap sesama residen dan karyawan yang berada di PSPP. DM juga termasuk
orang yang dapat mengendalikan emosi, ia tidak menyukai perkelahian. DM menjadi residen yang aktif dalam berbagai kegiatan di PSPP. Ia selalu
mengikuti berbagai program yang diadakan oleh PSPP Sehat Mandiri.
76
B. Pembahasan
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kedua subjek memiliki kesamaan latar belakang dalam mengonsumsi
narkoba yaitu pengaruh teman-teman pergaulan. Awal mula kedua subjek menggunakan zat adiktif pun sama, bermula dari minum-minuman keras
atau minuman beralkohol. Latar belakang kedua subjek masuk ke panti rehabilitasi narkoba juga oleh hal yang sama yaitu dorongan dari pihak
keluarga.
1. Perkembangan Fisik
Menurut Rosita Endang Kusmaryani 2009 perkembangan fisik pada remaja umumnya berbeda dengan perkembangan fisik remaja mantan
pecandu narkoba, penyalahgunaan narkoba memiliki pengaruh cukup besar dalam perkembangan fisik remaja penyalahguna narkoba. Dalam
penelitian ini, perkembangan fisik remaja mantan pecandu narkoba dilihat dari segi kondisi fisik, kondisi kesehatan, dan kegiatan fisik yang
dilakukan. Pada subjek RK, ia telah mengonsumsi obat-obatan selama kurang
lebih 5 tahun, dan telah berhenti mengonsumsi obat-obatan sejak satu tahun yang lalu. Dalam membeli obat-obatan tersebut, RK menggunakan
uang saku sekolah bahkan ia pernah mencuri uang teman sekelas dan menjual handphone miliknya. Kedatangan RK ke panti rehabilitasi pun
atas keinginan orangtua, bukan keinginan RK sendiri. Berawal dari orangtua RK yang membawa ia ke RSJ Magelang, namun setelah di tes
7 7
dan menunjukkan positif menggunakan obat-obatan, orangtua pun memindahkan RK ke panti rehabilitasi narkoba.
RK mengikuti proses rehabilitasi selama hampir 2 bulan dan akhirnya dinyatakan pulih. Saat ini RK telah menjalani kehidupan seperti
sebelumnya, di lingkungan keluarga dan masyarakat. Walaupun telah dinyatakan pulih, terdapat perubahan-perubahan fisik pada diri RK. Pada
kondisi fisik RK, dapat dilihat dari postur tubuh seperti badan yang tinggi dan kurus. Selain itu, terdapat beberapa tato permanen di sekitar tangan
dan kaki. Dilihat dari segi kondisi kesehatan, sekarang RK terlihat sehat dan
bugar. Berbeda dengan dulu pada saat masih menggunakan obat-obatan, RK merasa cepat capek dan lemas. RK jarang sekali sakit, hal tersebut
memang sudah berlangsung dari dulu sebelum RK mengonsumsi narkoba. Sakit yang biasa RK alami adalah sakit batuk, pilek, ataupun demam.
Beberapa waktu yang lalu RK sempat dirawat di rumah sakit karena sakit tifus. Demi menjaga kesehatan, RK yang rajin berolahraga terutama futsal.
RK memang tidak rutin berolahraga dalam cabang tersebut, ia biasanya futsal apabila diajak oleh teman-teman semasa SMP. Kesehatan yang
dimiliki oleh RK juga didukung oleh pola makan yang baik. RK termasuk individu yang tidak pilih-pilih tentang makanan, apa yang disediakan oleh
ibu RK itulah yang RK makan. Subjek yang kedua yaitu DM. DM mengaku mengenal narkoba
pada saat SMP karena pergaulan dengan teman-teman daerah tempat
78
tinggal. Sebelum mengonsumsi obat-obatan, DM telah mengonsumsi minuman beralkohol. Hal tersebut berawal dari DM yang menuruti ajakan
teman untuk minum-minuman beralkohol dalam rangka merayakan kelulusan SD. Lingkungan tempat tinggal DM sendiri memiliki citra
negatif di mata masyarakat. Masyarakat sekitar mengenal lingkungan tempat tinggal DM sebagai lingkungan dengan banyak remaja dan pemuda
yang nakal, suka minum-minuman keras. Menurut pengakuan DM, beberapa teman sepergaulan di daerah
tempat tinggal pun menjadi Target Operasi dari Kepolisian setempat. DM yang saat ini sedang menjalani proses rehabilitasi pun sudah merasa
tenang dan nyaman karena direhabilitasi. Dalam membeli obat-obatan tersebut, DM menggunakan uang saku dan terkadang iuran dengan teman-
teman sesama pecandu. Bahkan DM pernah mengamen untuk membeli obat-obatan. Orangtua mengetahui hal tersebut dan awalnya melarang
DM. DM diijinkan mengamen karena ia beralasan ingin membeli sepatu dan handphone, serta orangtua memberikan syarat yaitu diijinkan
mengamen asalkan tidak minum-minuman keras. Akan tetapi, tanpa sepengetahuan orangtua, sebelum mengamen DM tetap minum-minuman
keras. Dalam hal perkembangan fisik, DM mengalami perubahan seperti
pola tidur yang teratur, kondisi badan yang gemuk dan proporsional sesuai dengan tinggi badan yang dimiliki. DM juga terlihat sehat dan segar.
Kondisi fisik yang mengalami perubahan tersebut didukung pula dengan
7 9
olahraga yang dilakukan oleh DM. DM terkadang bermain sepakbola di lapangan yang terdapat di depan kantor PSPP. Selain itu, DM juga
memiliki kegemaran dalam bidang olahraga yaitu bulu tangkis, dan kebetulan aula PSPP juga sering digunakan untuk olahraga bulutangkis.
Kegiatan rutin yang dilakukan pihak PSPP terkait olahraga juga diikuti oleh DM, yaitu kegiatan senam pagi setiap hari Jumat.
Dilihat dari segi kondisi kesehatan, DM termasuk individu yang tidak mudah terkena penyakit. Sakit yang pernah dialami DM adalah sakit
perut atau diare. Kondisi kesehatan yang tergolong baik tersebut didukung dengan pola makan DM yang teratur. Berbeda dengan dulu sebelum
masuk ke panti rehabilitasi, DM hanya makan satu kali dalam sehari. Temuan
diatas sejalan
dengan pendapat
Rosita Endang
Kusmaryani 2009 yaitu remaja yang pernah mengonsumsi narkoba
mengalami gangguan kesehatan seperti sulit tidur dan pengaruh jangka panjang seperti penampilan yang tidak sehat. RK memiliki postur tubuh
yang tidak ideal, sedangkan DM yang saat ini sudah memiliki pola tidur yang teratur dan kondisi badan yang proporsional.
2. Perkembangan Kognisi
Remaja yang pernah menjadi pecandu narkoba akan mengalami perbedaan perkembangan kognisi dengan remaja yang tidak pernah
menjadi pecandu narkoba. Perkembangan kognisi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan penyelesaian masalah, kemampuan daya
80
ingat, dan kemampuan intelektual. Pada saat masih menjadi pecandu narkoba, RK yang termasuk individu yang pasif dalam menyelesaikan
masalah. Akan tetapi, sekarang RK sudah mengalami perubahan yaitu ia menjadi dewasa dalam memberikan jalan keluar untuk menyelesaikan
masalah. Dalam hal kemampuan daya ingat, RK termasuk orang yang
memiliki kelemahan daya ingat jangka pendek. RK merasa bahwa sifat pelupa yang dimiliki menjadi lebih parah setelah ia mulai mengonsumsi
obat-obatan. RK sering lupa tentang hal-hal kecil seperti dimana tadi dia meletakkan kunci motor. Terkait kemampuan daya ingat jangka panjang,
RK dapat mengingat sebagian kejadian atau peristiwa di masa lalu
walaupun terkadang harus dengan
sedikit pancingan.
Selebihnya, kemampuan intelektual RK yaitu ia termasuk siswa yang biasa-biasa saja
di sekolah. Subjek yang kedua yaitu DM. Cara DM menghadapi masalah, ia
tidak menggunakan kekerasan. Pada saat masih menjadi pecandu narkoba, DM menjadi sering mengonsumsi narkoba. Berbeda dengan sekarang, DM
terkadang bercerita kepada sesama residen atau pendamping yang terdapat di PSPP. Dalam segi kemampuan daya ingat, sama halnya dengan subjek
RK, DM juga memiliki kelemahan dalam kemampuan daya ingat jangka pendek. Hal tersebut pun terjadi semenjak ia mulai mengonsumsi narkoba.
Bedanya, DM masih memiliki kemampuan jangka panjang yang baik. Selanjutnya dalam kemampuan intelektual, DM termasuk siswa yang
8 1
berprestasi di kelasnya. Akan tetapi, setelah DM menjadi pecandu narkoba, prestasi akademik DM pun mengalami penurunan. DM juga
menjadi siswa yang nakal pada saat SMP. Saat ini DM sedang mengikuti program Kejar Paket B yang difasilitasi oleh PSPP dibawah naungan
Dinsos DIY. Temuan diatas sejalan dengan pendapat Nova Farida 2015 bahwa
remaja yang pernah menjadi pecandu narkoba mengalami terganggunya fungsi otak seperti kemampuan daya ingat. Selain itu remaja menjadi
pribadi yang tidak disiplin dan terkadang mengganggu ketenangan belajar- mengajar. RK dan DM, keduanya memiliki kelemahan dalam kemampuan
daya ingat jangka pendek. Akan tetapi dalam hal kemampuan jangka panjang, DM memiliki kelebihan dibandingkan dengan RK. DM juga
mengalami penurunan prestasi akademik, bahkan ia dikeluarkan dari sekolah karena ketahuan mengonsumsi narkoba.
3. Perkembangan Sosio-emosional
Dalam penelitian ini, perkembangan sosio-emosional remaja pecandu narkoba dapat dilihat dari toleransi terhadap orang lain, kontrol
diri, dan pergaulan di lingkungan tempat tinggal maupun sekolah. RK yang telah keluar dari panti rehabilitasi, sampai sekarang terkadang masih
bertemu dengan teman pada saat masih menggunakan obat-obatan. Walaupun begitu, rasa toleransi tetap ada pada keduanya, baik pada RK