64
“Hehe. Dia orangnya pelupa banget, mbak. Apalagi soal naruh barang yang kecil” Transkrip wawancara NN pada 26 Oktober
2015
RK juga menambahkan tentang kegiatan akademik dan kegiatan non-akademik selama ia bersekolah. Selain itu, RK juga menunjukkan
raport sekolah saat SMA, terlihat bahwa sebagian besar nilai-nilai mata pelajaran yang diperoleh RK berada diatas KKM, walaupun adapula yang
tidak mencapai KKM. Berikut penuturan RK: “Aku biasanya pas nggak suka sama pelajarannya ya tak tinggal
tidur aja, daripada berisik ya, mbak. hahaha” Transkrip wawancara RK pada 20 Oktober 2015
“Aku bukan termasuk siswa berprestasi, tapi aku juga nggak termasuk siswa yang bodoh banget di sekolah” Transkrip
wawancara RK pada 20 Oktober 2015
“Nggak ada
prestasi non-akademik,
mbak” Transkrip
wawancara RK pada 20 Oktober 2015
Berdasarkan penjelasan diatas,
perkembangan kognisi yang dialami oleh RK yaitu cara berpikir RK mengalami perubahan dari yang
awalnya menyelesaikan masalah dengan perdebatan atau amarah, sekarang RK dapat menyelesaikan masalah secara dewasa. Dalam hal kemampuan
daya ingat, RK termasuk orang yang pelupa. Hal tersebut sudah terjadi sebelum ia mulai mengonsumsi minum-minuman beralkohol dan semakin
parah setelah mengonsumsi narkoba, sedangkan dalam kemampuan intelektual, RK termasuk siswa yang biasa-biasa saja di sekolah. RK
bukan termasuk siswa yang pandai, begitupun sebaliknya.
6 5
3 Perkembangan Sosio-emosional
Pada saat peneliti berada di rumah orangtua RK, ada seseorang yang datang dan berbincang akrab dengan RK. Saat peneliti menanyakan
kepada NN istri RK, ia menyampaikan bahwa orang tersebut adalah teman RK saat masih menjadi pecandu narkoba. Subjek RK juga
menyatakan bahwa dirinya terkadang bertemu dengan teman-teman di rumah, yaitu teman-teman sesama penyalahguna narkoba. Pada saat
bertemu tersebut, RK juga berbincang dan bercanda. Ia merasa harus tetap menjaga tali silaturahmi walaupun sekarang ia bukan seorang pecandu
narkoba. Berikut penuturan RK: “beberapa orang masih sering bertemu sama aku. Cuma nggak sering.
Sekedar tanya kabar dan ngobrol buat jaga pertemanan aja” Transkrip wawancara RK pada 20 Oktober 2015
“Jarang sih. Biasanya kalo ketemu ya ngebahas hal-hal yang nggak nyangkut soal obat-obatan. Soalnya mereka pada tahu aku dah
berhenti dan salutnya mereka mau menghargai aku yang udah berhenti” Transkrip wawancara RK pada 20 Oktober 2015
RK juga menyampaikan bahwa pada saat berbincang dengan teman-teman, ia pernah mengalami perbedaan pendapat walaupun jarang.
“ya cari jalan tengah aja sih. Kita juga jarang ngalamin selisih pandangan atau salah paham” Transkrip wawancara RK pada 20
Oktober 2015
“yaa paling aku diem aja, mbak. Kalo nggak diem, takutnya ntar malah aku lepas kendali. Trus ngelakuin yang enggak-enggak”
Transkrip wawancara RK pada 20 Oktober 2015
Dalam hubungan sehari-hari tentunya RK tidak dapat terlepas dari keluarga, teman, dan tetangga. Seperti yang RK sampaikan:
66
“Kalo sama keluarga, aku bersyukur dan beruntung punya keluarga kayak sekarang. Anak yang lucu dan istri yang baik.
Orangtua dan mertua yang sangat menerima aku dengan semua kekurangan aku termasuk aku yang pernah make obat-obatan.
Kalo sama temen-temen mah sekarang jarang ketemu, mbak. Mungkin lagi ada kesibukan masing-masing, tapi aku kadang
masih sering bbm-an sama temen SMP maupun SMA walaupun kadang cuma sekedar nanya kabar. Kalo sama tetangga aku sih
nggak begitu deket sih, mbak.” Transkrip wawancara RK pada 20 Oktober 2015
Hal yang senada disampaikan oleh ST. Berikut penuturan yang ST sampaikan:
“RK mah orangnya jarang keluar rumah, mbak. Saya juga jarang banget ketem. Seinget saya, saya pernah bertemu itu pas tetangga
komplek sini ada yang meninggal. Kayaknya cuma itu, mbak” Transkrip wawancara ST pada 18 November 2015
RK termasuk individu yang jarang mengikuti kegiatan di
lingkungan tempat tinggal, seperti yang RK sampaikan: “Kegiatan sosial yang aku ikuti paling kalo ada tetangga yang
mengalami musibahkematian. Aku datang untuk menyampaikan bela sungkawa. Disini soalnya nggak begitu banyak kegiatan
rutin warganya, atau mungkin aku yang nggak tau kali yaa” Transkrip wawancara RK pada 20 Oktober 2015
NN menyadari bahwa suaminya memang jarang aktif dalam kegiatan sosial yang terdapat di daerah tempat tinggalnya. Menurut NN,
hal tersebut mungkin dikarenakan NN dan RK yang masih sering berpindah-pindah tempat tinggal, yaitu antara rumah orangtua RK dan
rumah orangtua NN. “RK jarang bergaul sama tetangga, mbak. Mungkin karena aku
sama RK yang sering mondar-mandir antara rumah sini sma rumah orangtuaku. Paling kalo ada tetangga yang lagi berduka
cita, dia baru bertemu dengan tetangga” Transkrip wawancara NN pada 26 Oktober 2015
6 7
Berdasarkan hasil wawancara, RK juga menyampaikan terkait bagaimana sikap masyarakat sekitar tempat tinggal terhadap ia dan
keluarga setelah mengetahui RK pernah mengonsumsi narkoba. “Kalau warga yang disini sih beberapa ada yang tahu. Soalnya
pas aku kabur dari panti trus pihak panti jemput aku kesini kan warga ada yang tahu” Transkrip wawancara RK pada 20
Oktober 2015
“Dulu awalnya agak gimana gitu kalo liat aku, sekarang sih kayaknya udah biasa. Yaa namanya pernah make barang gituan ya
ada aja yang ngejauhin, mbak. Aku sih sadar kalo itu jadi resiko dari perbuatanku sendiri” Transkrip wawancara RK pada 20
Oktober 2015
Berdasarkan penjelasan diatas, perkembangan sosio-emosional RK dilihat dari toleransi terhadap orang lain yaitu RK dapat saling menghargai
dengan teman yang masih menjadi penyalahguna narkoba. Hal tersebut terlihat saat ia berbincang akrab dengan teman yang datang ke rumah.
Dalam hal pengendalian emosi, RK sudah lebih bisa mengendalikan emosi. RK bisa menjaga agar emosinya tidak lepas kendali. Pertemanan
yang dijalin oleh RK pun berjalan dengan baik. Akan tetapi, dalam kegiatan sosial di masyarakat, RK termasuk orang yang tidak aktif. Ia
termasuk orang yang tidak terlalu peduli dengan lingkungan sekitar, termasuk tidak terlalu memikirkan tanggapan warga yang
pernah memandang sebelah mata terhadap RK sebagai pecandu narkoba.
68
b. Subjek DM 1 Perkembangan Fisik
Selama mengonsumsi narkoba, perubahan-perubahan terjadi pada diri pecandu. Kondisi fisik yang terlihat pada diri DM berupa badan yang
gemuk, tinggi badan yang sedang, dan tato permanen yang terdapat pada tangan kiri. Selain itu, DM menyadari adanya perubahan yang ia alami,
seperti yang ia sampaikan: “Perbedaan mah jelas ada. Sekarang aku tidurnya lebih teratur.
Badanku juga lebih gemuk, dulu aku nggak segemuk ini, mbak” Transkrip wawancara DM pada 14 Oktober 2015
“Sekarang pastinya aku lebih sehat dan lebih segar aja. Dulu kan kalo aktivitas agak berat dikit langsung lemes, capek” Transkrip
wawancara DM pada 14 Oktober 2015
IM sebagai pendamping DM di PSPP menyatakan hal yang sama dengan apa yang telah disampaikan oleh DM. Berikut penuturan yang
disampaikan oleh IM: “Dia perkembangan fisiknya bagus. Makin hari makin gemuk”
Transkrip wawancara IM pada 29 Oktober 2015
Demi mengatasi rasa lemas dan capek, DM sering berolahraga terutama bulu tangkis yang merupakan cabang olahraga yang ia sukai.
Terlihat pada sore hari, peneliti melihat DM sedang bermain sepakbola bersama residen lain. Berikut penuturan DM:
“Sekarang iya, mbak. Aku kalo tiap sore pas nggak ada kegiatan biasanya ikut temen-temen main bola di lapangan PSPP itu. Trus
kan ada kegiatan rutin juga tiap hari Jumat senam pagi. Oyaa aku juga sering badminton. Itu hobiku dan kebetulan disini kan
juga ada lapangan badmintonnya” Transkrip wawancara DM pada 14 Oktober 2015
6 9
Pernyataan DM dibenarkan oleh IM, berikut pernyataan dari IM: “Iya. DM biasanya main bola di lapangan depan itu, kalo nggak
ya main badminton di aula. Kan disitu disediakan fasilitasnya” Transkrip wawancara IM pada 29 Oktober 2015
DM yang memiliki kegemaran dalam salah satu cabang olahraga tentunya mempengaruhi kesehatan dan daya tahan tubuh. Ia termasuk
orang yang memiliki daya tahan tubuh yang bagus, sehingga ia jarang sekali sakit.
“Aku dari dulu sebelum make, pas make, sama setelah make nggak pernah ngalamin sakit yang parah. Paling parah ya sakit perut
diare” Transkrip wawancara DM pada 14 Oktober 2015
“Nggak ada sakit menahun” Transkrip wawancara DM pada 14 Oktober 2015
Kekuatan daya tahan tubuh yang dimiliki oleh DM memang bagus. Hal tersebut disampaikan pula oleh IM.
“Dia termasuk salah satu residen yang kondisi tubuhnya paling fit. Dia jarang sekali sakit selama ini” Transkrip wawancara IM
pada 29 Oktober 2015
Kondisi daya tahan tubuh yang baik dipengaruhi oleh pola makan yang sehat dari DM. Ia memiliki jadwal makan yang teratur setiap harinya.
“Pola makan yang teratur baru aku alami pas udah masuk PSPP ini. Soalnya kan dijadwal 3 kali sehari. Kalo dulu pas masih make
aku paling sehari makan satu kali, itupun kalo udah laper banget baru mau makan” Transkrip wawancara DM pada 14 Oktober
2015
Berdasarkan paparan
yang telah
disampaikan diatas,
perkembangan fisik yang dialami oleh DM berupa badan yang gemuk, sepadan dengan tinggi badan yang dimiliki. DM juga memiliki pola hidup
70
yang teratur seperti pola makan dan pola tidur. Kondisi kesehatan DM juga bagus, DM termasuk residen yang jarang sekali sakit. Hal tersebut
didukung dengan DM yang rajin berolahraga seperti bulu tangkis dan sepak bola.
2 Perkembangan Kognisi
Penggunaan obat-obatan mempengaruhi kemampuan berpikir, kemampuan daya ingat seseorang, dan kemampuan intelektual. Dalam
kemampuan berpikir seseorang, dapat dilihat dari bagaimana seseorang tersebut menyelesaikan masalah yang dihadapi. Seperti penuturan DM
berikut: “Kalo dulu aku ada masalah ya pake lagi, pake lagi. Cuma kalo
sekarang ya tak biarin gitu aja, nggak tak pikirin. Terkadang juga aku curhat sama temen yang sesama residen, kadang juga sama
pendamping disini” Transkrip wawancara IM
pada 22 Oktober 2015
DM memang terlihat dekat dengan residen lain maupun dengan pendamping di PSPP. Hal tersebut dapat dilihat sendiri oleh peneliti saat
berada di PSPP dan dikuatkan oleh pernyataan dari IM berikut. “Terkadang DM kalo lagi kangen sama orangtuanya yang di
Pekalongan yaa dia curhat sama pendamping disini. Maklumlah dia jarang banget dibesuk sama keluarga. Mungkin karena daerah
asalnya yang jauh” Transkrip wawancara IM pada 29 Oktober 2015
Dalam hal kemampuan daya ingat, DM mengaku termasuk orang yang pelupa terutama hal kemampuan daya ingat jangka pendek. Seperti
yang DM sampaikan berikut:
7 1
“Aku orangnya pelupa banget, mbak. Aku ngerasa jadi orang pelupa sejak make obat-obatan itu. Aku paling sering lupa soal
dimana aku naruh barang-barang kayak id-card. Aku pernah ya lupa naruh id-card di sebelah mana, trus aku buka laci temen-
temen, eh ternyata id-cardnya ada di laciku sendiri. Pernah juga aku lupa dimana tadi aku gantungin celana panjang yang abis tak
pake” Transkrip wawancara DM pada 22 Oktober 2015
“Kalo tentang kejadian yang udah lama aku malah masih pada inget” Transkrip wawancara DM pada 22 Oktober 2015
Hal senada pun disampaikan oleh IM sebagai pendamping DM. Berikut penuturan IM:
“Karena DM pernah jadi pecandu narkoba, dia pelupa. Tapi masih dalam batas kewajaran” Transkrip wawancara IM pada
29 Oktober 2015
DM yang sebelumnya pernah menjadi salah satu siswa SMP di sekolah daerah asalnya pun mengaku ia termasuk anak yang nakal.
Walaupun nakal, DM sebelumnya termasuk siswa dengan prestasi yang cukup memuaskan. Pemakaian narkoba ternyata juga ikut mempengaruhi
prestasi akademik DM. Berikut penuturan DM: “Waktu SMP kan aku termasuk anak yang nakal, mbak. Kalo
istirahat aku ngobat, sering juga malakin temen-temen sekolah, dan sering bolos” Transkrip wawancara DM pada 22 Oktober
2015
“Pas kelas 1 SMP semester 1 aku dapet peringkat besar, trus pas aku udah make, aku jadi dapet peringkat 15 besar. Naaah pas
kelas 2 SMP semester 1 aku udah dapet peringkat 20 besar. Makin lama makin besar rangkingnya,
mbak. Hehe” Transkrip
wawancara DM pada 22 Oktober 2015
Berbeda dengan prestasi non-akademik DM. DM mengaku tidak pernah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di sekolah.
72
“Kalo kegiatan kayak ekstrakurikuler aku nggak pernah ikut sama sekali” Transkrip wawancara DM pada 22 Oktober 2015
DM yang pernah dikeluarkan dari sekolah karena ketahuan mengonsumsi narkoba, sekarang sedang mengikuti program kejar paket B
yang disediakan oleh pihak PSPP. “Saat ini saya mengikuti program kejar paket B, karena kan dulu
saya dikeluarkan dari SMP saya gara-gara ketahuan make obat- obatan” Transkrip wawancara DM pada 14 Oktober 2015
Menurut IM, saat ini DM memang mengikuti program kejar paket yang difasilitasi oleh pihak PSPP. DM bersama dua residen lain yang
mengikuti kejar paket tersebut. “Iya, benar. Dia memang sedang menjalani program kejar paket B
bersama dua residen lainnya. Mereka akan ikut ujian bulan Februari 2016” Transkrip wawancara IM pada 29 Oktober
2015
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pada perkembangan kognisi, DM termasuk orang yang dapat menyelesaikan
masalah dengan baik. Terkadang DM menjadi penengah dalam diskusi yang dilaksanakan dengan residen
lain. Akan tetapi, dalam hal
kemampuan daya ingat dan kemampuan intelektual, DM mengalami penurunan. DM menjadi pelupa semenjak mengonsumsi narkoba, namun
masih berada dalam batas kewajaran. Selain itu, pada kemampuan intelektual, saat masih sekolah DM mengalami penurunan dalam prestasi
belajar.
7 3
3 Perkembangan Sosio-emosional
DM yang saat ini masih menjalani proses rehabilitasi pernah sekali kembali ke rumah setelah 9 bulan di panti rehabilitasi. Pada saat DM
kembali ke rumah tersebut, ia pun bertemu dan berbincang dengan teman yang terdapat di daerah asalnya. DM mengaku canggung ketika bertemu
dan berbincang dengan teman yang sudah lama tidak bertemu dengannya. Berikut yang DM sampaikan:
“Masih, mbak. Kemarin pas lebaran kan aku pulang ke Pekalongan, disana aku ketemu sama temen kampung yang dulu
pernah make bareng-bareng” Transkrip wawancara DM pada 22 Oktober 2015
“Mungkin karna udah 9 bulan aku nggak ketemu, jadinya agak kaku buat ngobrol. Pas ngobrol bareng itu aku jadi sedikit keinget
dulu pas make bareng. Tapi untungnya temen-temenku disana menghargai banget aku yang udah berhenti, jadi nggak ngajak
buat make lagi” Transkrip wawancara DM pada 22 Oktober 2015
Dalam kehidupan sehari-hari, DM terkadang juga berdiskusi dengan teman-teman sesama residen di PSPP. Biasanya mereka berdiskusi
terkait program yang terdapat di PSPP, seperti tugas yang mereka peroleh dalam program tersebut. Menurut penuturan DM, pada saat diskusi mereka
pernah mengalami perbedaan pendapat. Akan tetapi, perbedaan pendapat tersebut DM sikapi dengan tenang.
“Kalo pas rapat program sama temen-temen sesama residen, pernah ngalamin beda pendapat, tapi kan ya wajarlah kalo beda
pendapat” Transkrip wawancara DM pada 22 Oktober 2015
“Ya diselesaiin bareng-bareng, nggak ada yang pake emosi, soalnya disini kan udah kayak keluarga sendiri. Lagian dari dulu,
aku emang nggak pernah berantem sama orang lain” Transkrip wawancara DM pada 22 Oktober 2015