34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian dan pengembangan Research and DevelopmentRD. Borg Gall Punaji Setyosari, 2012: 194
menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Produk yang
dimaksud dapat berupa bahan ajar, contohnya modul, bahan ajar bergambar, bahan ajar interaktif, bahan ajar online dan produk dalam bidang media
pembelajaran. Dalam penelitian ini, produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran berupa media permainan karambol operasi hitung. Media
pembelajaran yang dikembangkan merupakan media permainan sederhana dengan pokok bahasan operasi hitung untuk siswa kelas IV sekolah dasar yang dapat
digunakan sebagai media dalam pembelajaran Matematika.
B. Prosedur Pengembangan
Penelitian pengembangan ini dilakukan untuk menghasilkan media permainan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran siswa sekolah
dasar, maka diperlukan langkah-langkah prosedural yang sesuai. Prosedur yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini merupakan prosedur dari Borg and
Gall. Punaji 2012: 228-229 menyatakan bahwa dalam prosedur pengembangan dari Borg and Gall terdapat sepuluh kegiatan. Dari sepuluh langkah yang ada,
penelitian ini hanya dilakukan sampai pada langkah kesembilan saja, kegiatan desiminasi tidak dilakukan karena keterbatasan sumber daya dan kemampuan
peneliti. Adapun untuk uji coba produk atau tahap evaluasi produk menggunakan
35
tahap evaluasi formatif milik Arief S. Sadiman, dkk. yang dimodifikasi dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Kesembilan langkah tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi
Langkah ini dilakukan dengan melakukan studi pendahuluan dan studi pustaka. Kegiatan studi pendahuluan dilakukan dengan melakukan observasi pada
proses pembelajaran Matematika di kelas IV. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetehui persoalan yang ada dalam proses pembelajaran Matematika
khususnya pada materi operasi hitung. wawancara kepada guru wali kelas, kepala sekolah, dan beberapa siswa.
Selain itu juga dilakukan wawancara mengenai pembelajaran Matematika ketika di kelas. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui kendala-kendala
dalam proses pembelajaran Matematika dan penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran Matematika. Kendala-kendala tersebut antara lain siswa
kurang bersemangat ketika proses pembelajaran berlangsung. Sumber belajar yang digunakan adalah buku teks dan belum menggunakan media pembelajaran
sehingga pembelajaran kurang menarik perhatian siswa.
2. Tahap Perancangan design
a. Pembuatan desain awal media Karophi b. Mengumpulkan materi yang dibutuhkan.
c. Pembuatan produk dengan memodifikasi perangkar permainan karambol. d. Menyusun media Karophi sesuai dengan cakupan materi operasi hitung kelas
IV SD Negeri Pete.
36
3. Pengembangan Format Produk Awal
Pengembangan produk
awal dilakukan
dengan memperhatikan
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Dalam langkah ini dilakukan beberapa kegiatan: membuat produk awal dan melakukan validasi baik dari sisi
media dan juga materi. Validasi dari sisi media akan dilakukan oleh dosen dari prodi Teknologi Pendidikan dan validasi dari sisi materi akan dilakukan oleh
dosen Matematika dari prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Setelah itu kegiatan yang dilakukan adalah revisi berdasarkan masukan dari para ahki validator, hal
ini dilakukan agar media yang dikembangkan siap untuk digunakan dalam uji lapangan.
4. Uji Coba Lapangan Awal
Media yang telah dikembangkan serta telah divalidasi, kemudian diujicobakan kepada siswa dengan jumlah 3 siswa. Pada tahap uji coba lapangan
awal dari Borg and Gall uji coba melibatkan 1 sampai 3 sekolah dengan jumlah 6- 12 subjek, akan tetapi uji lapangan awal yang dilakukan pada penelitian ini
dimodifikasi menggunakan langkah pengembangan media berdasarkan pernyataan Arief S. Sadiman tentang banyaknya subjek penelitian. Jumlah siswa yang
diambil mengacu pada pernyataan Arief S. Sadiman, dkk 2008: 183 bahwa pada tahap evaluasi satu lawan satu dalam pengujicobaan media, dibutuhkan dua siswa
atau lebih yang dapat mewakili populasi target dari media yang dibuat. Jumlah dua siswa ini merupakan jumlah minimal.
Kedua siswa yang telah dipilih, hendaknya satu orang merupakan populasi target yang kemampuan umumnya sedikit di bawah rata-rata dan yang lainnya di
37
atas rata-rata. Dalam uji coba yang dilakukan ini dibagikan angket kepada masing-masing anak untuk mengetahui respon atas media yang dikembangkan.
5. Revisi Produk
Berdasarkan hasil uji coba awal dan pengamatan respon yang diperoleh dari angket, maka keegiatan selanjutnya adalah revisi perbaikan produk sebagai
langkah penyempurnaan media yang dikembangkan.
6. Uji Coba Lapangan Utama
Pada tahap uji coba lapangan utama dari Borg and Gall melibatkan cakupan lebih luas, yaitu 5 sampai 15 sekolah dengan jumlah subjek 30 sampai dengan 100
orang. Akan tetapi uji lapangan utama yang dilakukan oleh peneliti dimodifikasi menggunakan langkah pengembangan media berdasarkan pernyataan Arief S.
Sadiman tentang banyaknya subjek penelitian. Jumlah anak yang diambil sesuai dengan pernyataan Arief S. Sadiman, dkk 2008: 184 bahwa pada tahap evaluasi
kelompok kecil dalam pengujicobaan media, media perlu diujicobakan kepada 10- 20 orang anak yang dapat mewakili populasi target.
Media yang direvisi, kembali diujicobakan kepada siswa dengan jumlah 10 siswa. Siswa yang dipilih sebaiknya mencerminkan karakteristik populasi, yaitu
terdiri dari siswa-siswa yang kurang pandai, sedang, dan pandai. Selain itu juga merupakan anak laki-laki, perempuan, berasal dari berbagai usia dan latar
belakang. Dalam uji coba ini untuk mengetahui respon anak terhadap produk, maka masing-masing anak diberikan angket.
38
7. Revisi produk
Berdasarkan pengamatan dan respon siswa yang diperoleh dari angket, maka dilakukan revisi sebagai perbaikan dan penyempurnaan media.
8. Uji Lapangan Operasional
Pada tahap uji lapangan operasional dari Borg and Gall, uji coba melibatkan 10 sampai 30 sekolah dengan jumlah subyek 40 sampai 200 orang. Uji
lapangan operasional yang dilakukan dimodifikasi menggunakan langkah pengembangan media berdasarkan pernyataan Arief S. Sadiman tentang
banyaknya subjek penelitian. Jumlah anak yang diambil mengacu pernyataan Arief S. Sadiman, dkk 2008: 185 bahwa pada tahap evaluasi kelompok kecil
dalam pengujicobaan media, dibutuhkan sekitar tiga puluh anak dengan berbagai karakteristik kelas, tingkat kepandaian, jenis kelamin, latar belakang,
kemampuan belajar, usia, dan lain-lain sesuai dengan karakteristik populasi sasaran.
Media yang telah direvisi, diujicobakan kepada subjek penelitian yaitu siswa kelas IV SD Negeri Pete dengan jumlah siswa sebanyak 21 siswa
dikarenakan kondisi di lapangan memang hanya ada 21 siswa. Dalam pelaksanaan uji coba ini dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang
dilaksanakan, selain itu siswa diminta untuk memberikan tanggapan terhadap media yang dikembangkan melalui angket.
9. Revisi Produk Akhir
Kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini adalah penyempurnaan media yang dikembangkan berdasarkan data yang diperoleh dari uji pelaksanaan
39
lapangan. Hasil revisi yang dilakukan akan menghasilkan produk yang layak dan siap digunakan pada pembelajaran Matematika.
C. Validasi Ahli dan Uji Coba Produk
Validasi dan uji coba produk dilakukan untuk memperoleh data yang digunakan dalam upaya mengetahui kelayakan dan tanggapan atas media yang
telah dikembangkan. Data yang diperoleh digunakan sebagai masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan produk yang dikembangkan, sehingga dapat
mengjasilkan sebuah produk yang layak dan teruji secara empiris. 1. Validasi
a. Validasi ahli media Produk yang berupa media permainan Karophi sebelum diuji coba
dilakukan validasi pada ahli media. Validasi dilakukan dengan cara pengisian angket yang telah dibuat oleh peneliti tentang aspek media yang dibuat yaitu:
kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, keseimbangan, bentuk, dan warna. Selain angket, validasi juga dilakukan dengan memperhatikan penilaian,
komentar, masukan dan saran dari ahli media. Data yang diperoleh kemudian digunakan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan media sampai media
yang dikembangkan siap diujicobakan. b. Validasi ahli materi
Selain divalidasi oleh ahli media, produk juga divalidasi oleh ahli materi. Validasi dilakukan dengan cara pengisian angket yang telah dibuat peneliti
pembelajaran dan isi materi. Selain angket, validasi juga memperhatikan komentar, masukan dan saran yang diberikan oleh ahli materi. Data yang
40
diperoleh digunakan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan media sehingga media siap digunakan dalam kegiatan uji coba.
2. Uji Coba Produk Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui tanggapan dari pengguna
produk yang dikembangkan. Uji coba dilakukan secara bertahap yaitu uji coba lapangan awal, uji coba lapangan, dan uji pelaksanaan lapangan.
D. Setting dan Subjek Penelitian