64
Dari tabel 15, berdasarkan data hipotetik diketahui bahwa hubungan variabel yang memiliki persentase terbesar pada postpurchase regret kategori sedang dan
opinion leader kategori tinggi yaitu 44 48 orang. Kedua, pada postpurchase regret kategori sedang dan opinion leader kategori sedang yaitu 19,3 21 orang. Ketiga,
pada postpurchase regret kategori rendah dan opinion leader kategori sedang yaitu 11,9 13 orang. Keempat, pada postpurchase regret kategori tinggi dan opinion
leader tinggi yaitu 10,1 11 orang. Kelima, pada postpurchase regret kategori rendah dan opinion leader kategori tinggi yaitu 8,3 9 orang. Keenam pada postpurchase
regret kategori rendah dan opinion leader kategori rendah yaitu 3,7 4 orang. Ketujuh, pada postpurchase regret kategori tinggi dan opinion leader kategori sedang
yaitu 2,8 3orang.
C. Pembahasan
Hasil analisis data yang menunjukkan bahwa angka signifikansi koefisien korelasi yang dihasilkan adalah 0,000 p 0,05 yang menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara kedua variabel sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara opinion leader dengan postpurchase regret dan berdasarkan uji anova
dengan nilai signifikansinya menyimpulkan bahwa opinion leader dapat dipakai untuk memprediksi postpurchase regret.
Hasil penelitian memperlihatkan adanya hubungan positif yang signifikan antara persepsi kemampuan teman sebagai opinion leader dan postpurchase regret. Hal ini
terlihat dari hasil koefisien korelasi yang bernilai positif sebesar 0,427. Hasil penelitian
Universitas Sumatera Utara
65
tersebut tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan negatif antara persepsi kemampuan teman sebagai opinion leader dan postpurchase regret. Adapun
beberapa alasan yang menyebabkan hubungan korelasi menjadi positif adalah, sebagai berikut:
Osei 2009 menyatakan bahwa dalam situasi dimana pembelian melibatkan kehadiran orang lain, biasanya masukan atau preferensi orang lain tersebut dapat
mempengaruhi proses pengambilan individu secara ekstrem. Pengaruh ini dapat menyebabkan individu menyimpang dari pilihan awal mereka. Ketersediaan informasi
mengenai alternatif yang tidak dipilih juga mempertinggi munculnya rasa penyesalan. Tsiros dan Mittal dalam Das, 2004. Rasa ini muncul karena kesadaran individu akan
adanya alternatif produk yang lain yang dirasakan lebih baik dari produk yang telah dipilih.
Hal lain yang dapat mempengaruhi adalah mengenai produk itu sendiri, dimana kegunaan barang yang berkurang sesaat setelah produk tersebut dibeli Lee Cotte,
2009. Selain daripada berkurangnya waktu pembelian, hal lain yang mempengaruhi adalah kurangnya waktu yang disediakan untuk mencari informasi, atau bahkan terlalu
banyaknya waktu dan biaya yang digunakan oleh konsumen untuk mencari informasi mengenai barang tersebut.
Peneliti juga melakukan wawancara terhadap 3 orang responden penelitian yang diambil dari data penelitian dimana diambil adalah orang-orang yang memiliki skor data
persepsi terhadap kemampuan teman sebagai opinion leader tinggi dan skor
Universitas Sumatera Utara
66
postpurchase regret tinggi. Adapun hasil wawancara ditemukan beberapa penyebab tingginya rasa penyesalan,yaitu:
Salah satunya adalah ketidaktepatan produk yang dibeli untuk digunakan oleh konsumen. Hal ini terlihat pada wawancara di bawah ini
“Engga sesuai kak. Kemarin abis cuci muka ya masih biasa saja. Terus abis aku pake pelembabnya, muka aku langsung panas dan merah gitu. Terus aku kompres pake air
hangat karena rada gatal-gatal juga merahnya kak. Kayaknya produknya ga cocok sama aku, jadi hari itu juga langsung kubuang dua-
duanya barangnya.” komunikasi personal 10 oktober 2012
Dari pernyataan di atas terlihat bahwa ketidakcocokan barang yang digunakan juga dapat mempengaruhi rasa penyesalannya terhadap barang yang akan dia beli.
Selain dari ketidakcocokan barang, konsumen juga kerapkali kecewa karena dia merasa menyesal terpengaruh oleh pendapat orang yang dipersepsikannya sebagai opinion
leader sedangkan dia meminati alternatif barang yang lain. Sehingga pengaruh interpersonal yang diberikan oleh adanya kehadiran orang membuat dia mengurungkan
keinginannya untuk memilih alternatif barang yang lebih dia sukai. Hal ini terlihat dari pernyataan wawancara di bawah ini.
“Awalnya sih enggak, pas baru-baru beli ya. Tapi lama-lama ya kecewa juga. Soalnya lambat banget kerja komputernya, sering hank juga lagi. Sejujurnya kalau kecewa ya
iya. Kadang-kadang mikir kalau aja aku beli yang pentium iv, duitku kan cukup untuk beli itu. Setidaknya aku bisa lebih cepat dalam mengerjakan tugas. Tapi temanku bilang
bagusan beli yang pentium ii aja biar bisa sisanya ditabung dan dia bilang juga kalo pentium ii dan iv sama-sama bisa digunakan buat nyelesaikan tugas kuliahku, jadi
kupilih pentium ii.” Komunikasi personal 26 November 2012
Di sisi lain, ternyata faktor kemewahan dari barang juga mampu mempengaruhi seseorang dalam penyesalan terhadap pembelian barang. Hal ini terlihat seperti pada
komunikasi personal di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
67
“Agak nyesal sih, beberapa hari setelah aku beli barang ini ternyata kamera ini dijadikan hadiah dalam pembelian handphone. Kecewa sih, karena temanku ada yang beli
handphone tab dapat kamera begini. Berarti udah ga mewah lagi kan karena udah jadi pasaran, kayak handphone cina. Bangga kerennya di awal ehh rupanya buatan cinanya..
ga ada kebanggaan lagi makenya depan kawan.” komunikasi personal 1 Desember 2012
Di dalam mempersepsikan kehadiran orang lain sebagai opinion leader yang mengetahui mengenai barang dan informasinya, rasa penyesalan sebenarnya bergantung
kepada orang yang membeli barang tersebut. Bergantung kepada cocok tidaknya ia menggunakan barang tersebut dan seberapa besar ia membutuhkan barang tersebut.
Universitas Sumatera Utara
68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menguraikan tentang kesimpulan dan saran-saran yang berhubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian. Adapun saran-saran yang
dikembangkan dalam bab ini berupa saran praktis dan saran metodologis yang mungkin berguna untuk penelitian selanjutnya dengan tema yang serupa.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat dibuat beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Hipotesa penelitian ditolak. Dimana hipotesa penelitian ada hubungan positif antara persepsi kemampuan teman sebagai opinion leader dan
postpurchase regret. Namun sebaliknya hasil data penelitian menunjukkan bahwa kedua variabel berkorelasi positif dimana semakin
positif persepsi konsumen kemampuan teman sebagai opinion leader, maka semakin tinggi juga rasa penyesalan konsumen pasca pembelian
dan sebaliknya semakin negatif persepsi konsumen kemampuan teman sebagai opinion leader, maka semakin rendah rasa penyesalan
konsumen pasca pembelian.
Universitas Sumatera Utara