a. Peningkatan penggunaan nilai wajar fair value.
Standar IFRS lebih condong menggunakan nilai wajar, terutama property investasi, beberapa asset tak berwujud, asset keuangan, dan
asset biologis. Dengan demikian maka diperlukan sumber daya yang kompeten untuk menghitung nilai wajar atau bahkan perlu menyewa jasa
konsultan penilai terutama untuk asset-aset yang tidak memiliki nilai pasar aktif.
b. Penggunaan estimasi dan “judgement”.
Akibat karakteristik IFRS yang lebih berbasis prinsip, akan lebih banyak dibutuhkan “judgement” untuk menentukan bagaimana suatu keuangan
dicatat. Hal ini berbeda dengan sistem pelaporan yang digunakan Amerika saat itu US GAP karena US GAP lebih bersifat Ruled Based
yang lebih mengedepankan sub-sub bidang pelaporan yang rumit namun tidak memerlukan tigkat “judgement” yang tinggi karena semua sudah
terkontrol secara jelas. 3.
Pengungkapan. Persayaratan pengungkapan yang lebih banyak dan lebih rinci. IFRS
mensyaratkan pengungkapan berbagai informasi tentang risiko baik kualitatif maupun kuantitatif. Pengungkapan dalam laporan keuangan harus
sejalan dengan datainformasi yang dipakai untuk pengambilan keputusan yang diambil oleh manajemen Sudarmakiyanto, 2010.
2.2.3. Aset Tetap
2.2.3.1. Pengertian Aset
Tetap
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Aset tetap adalah barang berwujud milik perusahaan yang sifatnya relatif permanen dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, bukan untuk
diperjualbelikan Rudianto, 2009:272. Perusahaan menggunakan berbagai macam aset tetap, seperti peralatan, perabotan, alat-alat, mesin-mesin, bangunan
dan tanah. Aset tetap fixed assets merupakan aktiva jangka panjang atau aset yang relatif permanen. Aset tersebut dimiliki dan digunakan oleh perusahaan
serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal. Dalam perusahaan, aset tetap bisa menempati bagian yang sangat signifikan pada total
aset perusahaan secara keseluruhan Warren dkk, 2006:504. Untuk dikategorikan sebagai aset tetap, suatu aset tidak harus digunakan
secara terus-menerus atau bahkan sering. Termasuk dalam aset tetap adalah aset yang dalam keadaan siap pakai bila dibutuhkan ketika peralatan yang biasa
dipakai rusak atau hanya dipakai selama periode sibuk. Aset tetap yang tidak digunakan lagi tidak dapat diklasifikasikan sebagai aset tetap. Untuk dapat
dikelompokkan sebagai aset tetap, maka suatu aset harus memiliki kriteria tertentu, yaitu berwujud, umurnya lebih dari satu tahun, digunakan dalam
operasi perusahaan, tidak diperjualbelikan, material, dimiliki perusahaan Rudianto, 2009:272.
2.2.3.2. Penggolongan Aset Tetap
Menurut Harahap 2002:22 aset tetap dapat dikelompokkan dalam berbagai sudut antara lain:
1. Sudut substansi, asettetap dapat dibagi:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Tangible assets aset berwujud yaitu aset yang mempunyai wujud,
dapat diamati oleh panca indra. Ciri umumnya yaitu member manfaat ekonomi pada masa mendatang bagi perusahaan.
Contoh: seperti lahan tanah, gedung, peralatan, mesin. b.
Intangible assets asset tak berwujud yaitu aset yang tidak dapat di amati secara langsung. Bukti adanya aset ini terdapat dalam bentuk
perjanjian, kontrak atau paten, dan aset ini mempunyai wujud nyata. Contoh: seperti patens, copyright, hak monopoli francise, cap dan
merek dagang trademark and trade names, biaya pendirian organization cost, biaya pengembangan software software
development dan goodwill. 2.
Sudut disusutkan atau tidak, terdiri dari: a.
Depreciated plant assets yaitu aset tetap yang disusutkan seperti bangunan building, peralatan equipment, mesin machinary,
inventaris, jalan dan lain-lain. b.
Underpreciated plan assets, aset tetap yang tidak disusutkan seperti tanah land.
3. Berdasarkan jenisnya, aset dapat dibagi sebagai berikut:
a. Lahan tanah.
Lahan adalah bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. Harga perolehan tanah
meliputi: purchase price yang disetujui, biaya notaries, administrasi, komisi perantara, hak milik, biaya penelitian.
b. Bangunan Gedung.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gedung adalah bangunan yang berdiri di atas bumi ini baik di atas lahanair. Jika bangunan didirikan, biayanya meliputi:
1. Biaya penggalian, perataan dan pengurukan bukan untuk
tanah. 2.
Bangunan sementara yang dipakai untuk aktivitas konstruksi. 3.
Asuransi kebakaran selama periode konstruksi. 4.
Kompensasi pekerja dan asuransi kecelakaan. 5.
Biaya izin mendirikan bangunan. 6.
Bahan baku. 7.
Overhead. 8.
Upah tenaga kerja. 9.
Beban honorarium arsitek. c.
Perabot. Dalam jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laboratorium, perabot
pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan. Perolehannya harus diidentifikasi dengan fungsi produksi, penjualan atau fungsi umum dan
administrasi. Meliputi meja, kursi, karpet, lemari etalase, perlengkapan pameran, dan lain-lain.
d. InventarisPeralatan.
Peralatan yang dianggap merupakan alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan seperti inventaris kantor, inventaris pabrik,
inventaris laboratorium, inventaris gudang dan lain-lain. e.
Mesin.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan.
f. Kendaraan.
Semua jenis kendaraan seperti alat pengangkutan, truck, tractor, mobil, kendaraan roda dua, dan lain-lain.
g. Prasarana
Di Indonesia adalah merupakan kebiasaan bahwa perusahaan membuat klasifikasi khusus prasarana seperti : jalan, jembatan, pagar, dan lain-
lain.
2.2.3.3. Perolehan Aset Tetap