Bidang Sosial Budaya Dagadu Djokdja : dari kaki lima menjadi retail 1994-004.

Gambar 26. Desain Jangan Pipis Sembarangan di Sepanjang Malioboro Sumber: Arsip PT. Aseli Dagadu Djokdja Perusahaan juga aktif dalam mempromosikan kebudayaan Jawa. Salah satu desain tersebut ialah Blangkonku tinggal empat plesetan dari penggalan lirik lagu Balonku ada lima Gambar 27. Dalam desain itu digambarkan seorang anak yang sedang memegang empat blangkonnya. Melalui desain itu pula, perusahaan ingin terlibat dalam pengenalan kebudayaan Jawa pada anak-anak. Gambar 27. Desain Blangkonku Tinggal Empat Sumber: Arsip PT. Aseli Dagadu Djokdja. Keterlibatan PT. Aseli Dagadu Djokdja dalam proses pelestarian budaya Jawa membuat produknya mendapat penghargaan dari beberapa pihak. Asosiasi Pertekstilan Indnesia API memberikan penghargaan pada tahun 1999 atas prestasinya dalam pengembangan industri tekstil yang mengakomodir budaya Jawa. Pada tahun 2000 PWI Yogyakarta juga memberikan penghargaan pada Dagadu Djokdja sebagai produk yang konsisten melestarikan kebudayaan Jawa dalam gambar desainnya. 77 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dagadu Djokdja sebagai perusahaan yang masuk kategori ekonomi kreatif mengalami perkembangan pesat selama kurun waktu 1994-2004. Perkembangan yang pesat ini salah satunya disebabkan pada proses pendiriannya tidak menemukan kendala yang berarti seperti urusan perijinan yang bersifat birokrasi. Indikator-indikator perkembangan ini dapat dilihat dari meningkatnya omset penjualan, meningkatnya jumlah produksi dan adanya struktur perusahaan yang lebih professional dalam berbentuk perseroan terbatas. Dagadu Djokdja juga tidak membuka gerai di kota-kota lain. Walaupun demikian kaos Dagadu Djokdja tetap diminati wisatawan yang datang ke Yogyakarta. Hal ini dapat dilihat dengan semakin meningkatnya omset penjualan Dagadu Djokdja ketika musim liburan sekolah. Setiap hari gerai Dagadu Djokdja selalu ramai dikunjungi wisatawan yang terdiri pelajar dari berbagai daerah. Selain para pelajar, gerai Dagadu Djokdja juga ramai dikunjungi para pegawai ataupun karyawan dari berbagai Instansi di Indonesia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kaos Dagadu Djokdja diterima semua kalangan karena kualitasnya yang baik dan desain-desainnya yang menarik. Hal ini berpengaruh pada siapapun yang memakai kaos Dagadu Djokdja merasa bangga dan percaya diri, sehingga produk kaos Dagadu menjadi layak dibeli bahkan dikoleksi. PT. Aseli Dagadu Djokdja juga mempunyai kontribusi ekonomi yang cukup signifikan bagi Kota Yogyakarta. Kontribusi tersebut dapat dilihat dari pembayaran pajak penerimaan PPn perusahaan yang diambil dari setiap transaksi penjualan kaos Dagadu Djokaja. Dengan membayar PPn, perusahaan ikut menyumbang Pendapatan Asli Daerah PAD Kota Yogyakarta. Melalui PAD Kota Yogyakarta, maka dapat dikatakan bahwa secara tidak langsung Dagadu Djokdja memberi kontribusi dalam pembangunan infrastruktur umum di Kota Yogyakarta. Pembentukan Perseroan Terbatas dan menjadi perusahaan professional, PT. Aseli Dagadu Djokdja secara rutin membuka peluang rekruitmen tenaga kerja bagi mahasiswa. Setiap 4 bulan sekali perusahaan merekrut mahasiswa menjadi garda depan gardep. Dengan adanya perekruitan ini, para mahasiswa dibekali soft skill sebagai seorang costumer service sehingga dapat dijadikan bekal sekaligus pengalaman sebelum terjun di dunia kerja yang sesungguhnya. Pemilihan mahasiswa sebagai costumer service ini sekaligus untuk mempertahankan kualitas pelayanan bagi konsumen. Selain merekrut mahasiswa, perusahaan juga membuka kesempatan bagi masyarakat untuk bekerja di PT. Aseli Dagadu Djokdja. Dengan adanya kesempatan itu, perusahaan berperan untuk membantu mengurangi angka pengangguran di Kota Yogyakarta. PT. Asli Dagadu Djokdja juga berperan dalam mempromosikan pariwisata Yogyakarta melalui desain-desain yang ditampilkannya. Lewat desain-desain yang ada di dalam kaos, perusahaan mengikonkan Kota Yogyakarta melalui ikon- ikon yang sudah ada dan terkenal seperti bakpia, gudeg, Kasongan, Tugu, Keraton, Tamansari, dan Stasiun Tugu. Selain itu, mempromosikan ikon yang sudah terkenal, Dagadu Djokdja juga berhasil mengangkat dan mengenalkan ikon- ikon baru Yogyakarta yang belum terkenal seperti kopi joss, wedang ronde, sate Djokdja, dan kipo. Dari seluruh kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa Ekonomi kreatif dan sektor pariwisata merupakan dua hal yang saling berpengaruh dan dapat saling bersinergi apabila dikelola dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari konsep kegiatan wisata yang dapat didefinisikan melalui tiga faktor yakni something to see terkait dengan atraksi di daerah tujuan wisata, something to do terkait dengan aktivitas wisatawan di daerah wisata, dan something to buy terkait dengan cinderamata yang dibeli dari daerah wisata sebagai kenang-kenangan. Dari tiga faktor tersebut, ekonomi kreatif dapat masuk melalui something to buy dengan menciptakan produk-produk inovatif khas daerah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa PT. Aseli Dagadu Djokdja memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi masyarakat dan pemerintah Kota Yogyakarta. Akan tetapi, permasalahan mengenai pemalsuan produk terus membayangi perusahaan ini. Perlindungan hukum dan pematenan hak cipta ternyata tidak menjamin perusahaan dapat terhindar dari kasus pemalsuan. Dalam uapaya ini, diperlukan ketegasan dari manajemen perusahaan untuk serius menangani problem pemalsuan ini. Jika mengalami kasus pemalsuan