Pendapatan Asli Daerah Bidang Ekonomi

pernak-pernik yang memiliki harga jual lebih murah di kisaran Rp 5.000,00 – Rp 10.000,00 seperti pembatas buku, tatakan gelas, dan jepit rambut. Pembuatan pernak-pernik ini bertujuan untuk menyesuaikan penurunan daya beli masyarakat akibat krisis ekonomi. 19 Strategi ini cukup berhasil untuk menahan dampak krisis ekonomi, sehingga omset perusahaan sedikit mengalami kenaikan di tahun 1998. Secara perlahan omset perusahaan terus mengalami kenaikan. Kenaikan ini disebabkan makin gencarnya usaha promosi serta optimalisasi penjualan lewat ULC dan pesanan online. Kenaikan omset ini juga berarti menambah Pendapatan Asli Daerah Kota Yogyakarta. Sebelum tahun 1997, ketika belum terbentuk badan hukum, perusahaan tidak wajib membayar pajak pada pemerintah. Sejak menjadi sebuah Perseroan Terbatas PT tahun 1997, perusahaan secara rutin membayar Pajak Penjualan PPn pada pemerintah Tabel 5. Besarnya pajak yang disetorkan pada pemerintah ialah flat 10 dari harga barang yang dijual. 20 Berdasarkan asumsi tersebut, dapat diperoleh data PPn PT. Aseli Dagadu Djokdja selama 3 tahun dari kurun waktu 1998-2000. 19 Wawancara dengan Muhammad Kristopha 20 November 2014, di Kantor PT. Aseli Dagadu Djokdja, Jalan IKIP PGRI, Sonosewu, Kasihan Bantul. 20 Wawancara dengan Permaditha Kurniawati, 4 Desember 2014, di Kantor PT. Aseli Dagadu Djokdja, Jalan IKIP PGRI, Sonosewu, Kasihan Bantul. Tabel 5. Besaran Pajak Penerimaan PPn tahun 1998-2000 Tahun Besarnya Pajak Rp 1998 191.530.000 1999 189.670.000 2000 232.090.000 Sumber: Arsip PT. Aseli Dagadu Djokdja Berdasarkan Tabel itu, dapat dilihat bahwa semakin besar omset perusahaan maka semakin besar pajak yang dibayarkan kepada pemerintah. Oleh karena itu, PAD yang diserahkan pada pemertintah Kota Yogyakarta juga mengalami pasang surut sesuai omset penjualannya. Pada tahun 1998-1999 PAD yang disetorkan perusahaan mengalami penurunan walaupun tidak signifikan. Hal ini dikarenakan omset penjualan perusahaan mengalami penurunan akibat dampak krisis ekonomi yang sedang melanda Indonseia. Sementara itu pada tahun 2000, PAD yang disetorkan perusahaan mengalami peningkatan cukup signifikan seiring dengan meningkatnya omset penjualan perusahaan. Pembayaran pajak ini membuktikan bahwa, perusahaan peduli dan turut serta dalam proses pembangunan di Yogyakarta. 2. Bagi Sebagian Masyarakat Kota Yogyakarta Selain memberi kontribusi bagi pemerintah Kota Yogyakarta, PT. Aseli Dagadu Djokdja juga memberi kontribusi bagi kehidupan ekonomi sebagian kelompok masyarakat Yogyakarta. Tukang becak, sopir, kusir andong, dan pemandu wisata juga mendapatkan keuntungan apabila mengantar wisatawan berbelanja di Dagadu Djokdja. Jika mereka mengantar wisatawan ke gerai Dagadu Djokdja, mereka mendapatkan komisi dari perusahaan. Dalam sekali mengantar wisatawan, mereka mendapat komisi yang bervariasi antara 5 sampai 10 dari jumlah pembelian Tabel 4. Semakin besar jumlah pembelian yang dilakukan oleh wisatawan, maka semakin besar pula komisi yang diperolehnya. Bagi tukang becak yang sering mengantar konsumen di gerai Dagadu, tambahan komisi yang diberikan perusahaan ini cukup menambah penghasilan mereka sehari-hari. Pada hari kerja rata-rata mereka dapat mengantar 2-4 konsumen ke gerai Dagadu, akan tetapi bila memasuki liburan akhir pekan bisa mencapai 6-8 konsumen. Dalam satu minggu, tambahan pendapatan yang diperoleh dari komisi PT. Aseli Dagadu Djokdja mencapai Rp 50.000,00. 21 Bagi pemandu wisata jumlah komisi yang diperoleh bisa lebih banyak daripada yang diperoleh tukang becak. Hal ini dikarenakan para pemandu wisata tidak hanya mengantar 2 atau 3 konsumen tetapi bisa mencapai 5-10 bus dalam sekali kunjungan ke gerai Dagadu. Dalam satu minggu, tambahan pendapatan yang diperoleh dari PT. Aseli Dagadu Djokdja mencapai Rp 150.000,00. 22 Selain mendapatkan komisi berwujud uang tunai, setiap Idul Fitri mengumpulkan para tukang becak, sopir dan pemandu wisata dalam acara mitra gathering. 23 Dalam acara ini mereka diajak untuk diskusi dan makan bersama para pimpinan perusahaan. 21 Wawancara dengan Tukijan, 8 Januari 2015, di Pos Pelayanan Dagadu 2, Jalan Pekapalan 7 kompleks Alun-alun utara. 22 Wawancara dengan Kadarwati, 8 Januari 2015, di Pos Pelayanan Dagadu 2, Jalan Pekapalan 7 kompleks Alun-alun utara. 23 Arsip PT. Aseli Dagadu Djokdja bagian Marketing Comunication Officer. Tabel 6. Besaran Komisi yang Diperoleh dari PT. Aseli Dagadu Djokdja Jumlah pembelanjaan wisatawan Besarnya komisi Rp 100.000,- Rp 5.000,00 Rp 101.000,00 – Rp 499.000,00 Rp 5.050,00 – Rp 24.950,00 Rp 500.000,00 – Rp 1.499.000,00 Rp 35.000,00 – Rp 105.000,00 Rp 1.500.000,00 Rp 150.000,00 Sumber: Arsip PT. Aseli Dagadu Djokdja

C. Bidang Sosial Budaya

PT. Aseli Dagadu Djokdja sebagai sebuah industri yang berada di tengah masyarakat Yogyakarta juga turut serta dalam upaya pembangunan lingkungan di sekitarnya. Bentuk kepedulian terhadap masyarakat diwujudkan dalam berbagai kegiatan sosial seperti Omami Obrolan Malam Minggu yang banyak membahas tentang permasalahan sosial yang ada di masyarakat. Forum diskusi tersebut menghadirkan tamu seperti akademisi, peneliti, dan tokoh agama yang dianggap relevan dengan topik diskusi mingguan tersebut. Melalui kegiatan ini, diharapkan dampak negatif dari perkembangan budaya dan gaya hidup dapat diminimalkan terutama di kalangan anak muda. Peran penting Dagadu Djokdja juga terlihat dari desain-desain kaos yang menampilkan budaya dan kondisi masyarakat Yogyakarta. Seperti dalam desain yang bertuliskan Djokdjalah Kebersihan Gambar 25 , didalamnya mengandung makna agar masyarakat dan semua orang yang ada di Yogyakarta selalu menjaga kebersihan lingkungannya. Bahasa plesetan tersebut diambil dari slogan “Jagalah Kebersihan” . Gambar 25. Desain Djokdjalah Kebersihan Sumber: Arsip PT. Aseli Dagadu Djokdja Desain Dagadu lainnya yang ikut berperan dalam kritik terhadap kondisi sosial yang ada adalah desain Jangan Pipis Sembarangan 00.00 – 24.00 di Sepanjang Malioboro Gambar 26. Desain ini mengkritik kawasan Malioboro yang sering berbau tidak sedap. Bau tersebut disebabkan air limbah warung pkl, air kencing kuda bahkan manusia. Dalam desain itu, memplesetkan slogan Dilarang Parkir dengan gambar huruf P ysng dicoret. Melalui desain ini perusahaan ingin menyampaikan pesan agar masyarakat tidak membuang limbah sembarangan di Jalan Malioboro. Gambar 26. Desain Jangan Pipis Sembarangan di Sepanjang Malioboro Sumber: Arsip PT. Aseli Dagadu Djokdja Perusahaan juga aktif dalam mempromosikan kebudayaan Jawa. Salah satu desain tersebut ialah Blangkonku tinggal empat plesetan dari penggalan lirik lagu Balonku ada lima Gambar 27. Dalam desain itu digambarkan seorang anak yang sedang memegang empat blangkonnya. Melalui desain itu pula, perusahaan ingin terlibat dalam pengenalan kebudayaan Jawa pada anak-anak. Gambar 27. Desain Blangkonku Tinggal Empat Sumber: Arsip PT. Aseli Dagadu Djokdja. Keterlibatan PT. Aseli Dagadu Djokdja dalam proses pelestarian budaya Jawa membuat produknya mendapat penghargaan dari beberapa pihak. Asosiasi