6 Bilangan oksidasi O umumnya = -2, kecuali dalam F
2
O biloks O = +2, dalam peroksida bilangan oksidasi O = -1, dan dalam
superoksida bilangan oksidasi O = -12. 7 Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu senyawa = 0.
Contoh : dalam H
2
SO
4
2 x biloks H + biloks S + 4 x biloks O = 0
8 Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu ion = muatannya
3. Reaksi Disproporsionasi
Reaksi disproporsionasi autoredoks adalah reaksi redoks yang oksidator dan reduktornya merupakan zat yang sama. Jika sebagian zat
tersebut mengalami reduksi, maka sebagian yang lain mengalami oksidasi.
Contoh : Reaksi autoredoks antara klorin dengan larutan NaOH
Cl
2g
+ 2NaOH
aq
NaCl
aq
+ NaClO
aq
+ H
2
O
l
biloks Cl = 0 biloks Cl = -1 biloks Cl = +1
Purba, 2004:55
4. Oksidator dan Reduktor dalam Reaksi Redoks
Oksidator pengoksidasi adalah zat yang mengoksidasi zat lain dalam reaksi redoks sedangkan dirinya sendiri mengalami reaksi
reduksi. Reduktor pereduksi adalah zat yang mereduksi zat lain dalam reaksi redoks sedangkan dirinya sendiri mengalami reaksi oksidasi.
Cl
2g
+ 2NaOH
aq
NaCl
aq
+ NaClO
aq
+ H
2
O
l
biloks Cl = 0 biloks Cl = -1 biloks Cl = +1
Reduksi Oksidasi
Reduksi Oksidasi
Dalam reaksi redoks tersebut, dapat ditentukan oksidator dan reduktor, zat hasi oksidasi dan reduksinya sebagai berikut:
Oksidator : Cl
2
Hasil oksidasi : NaClO Reduktor : Cl
2
Hasil reduksi : NaCl
5. Tata Nama Senyawa
a. Tata Nama Senyawa Biner
Senyawa biner adalah senyawa yang terdiri dari dua unsur. Unsur-unsur ini dapat berupa logam dan nonlogam atau nonlogam
dan nonlogam
1 Senyawa ionik yang terdiri atas atom logam dan nonlogam diberi nama dengan cara menyebutkan ion positifnya diikuti
ion negatifnya dan diberi akhiran –ida. Untuk logam yang
mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu maka setelah nama ion positif diikuti dalam kurung bilangan oksidasinya
dalam angka romawi Contoh: KCl : kalium klorida, NaH : natrium hidrida,
FeCl
2
: Besi II klorida, FeCl
3
: Besi III klorida 2 Senyawa biner yang terdiri atas atom-atom nonlogam diberi
nama dengan menentukan atom yang bersifat lebih elektronegatif. Atom yang lebih elektropositif diberi nama
sesuai nama unsurnya diikuti nama atom yang lebih elektronegatif, kemudian ditambah akhiran
–ida. Pada atom dengan biloks lebih dari satu, maka senyawanya diberi awalan
yang menyatakan jumlah atom tersebut. Contoh: HF : hidrogen fluorida, PCl
3
: fosfor triklorida
b. Tata Nama Senyawa Poliatomik
Senyawa poliatomik terdiri atas lebih dari dua unsur. Tata namanya serupa dengan tata nama senyawa biner. Pertama,
identifikasi kation dan anionnya. Kedua, nama kation disebut