Kadar Malonaldehida pada Hati dan Ginjal

30 Hal ini menunjukkan bahwa pemberian yogurt sinbiotik selama 7 hari dan 14 hari mampu meningkatkan proliferasi limfosit, namun pemberian pada hari ke-21 tidak memberikan pengaruh yang nyata pada jumlah sel limfosit. Hasil uji limfosit yang senada juga ditunjukkan oleh beberapa penelitian di antaranya yang dilakukan oleh Perdigon et al. 1994 diacu dalam Water et al 2005 yang menyatakan bahwa suplementasi dengan bakteri asam laktat Lb. delberuckii ssp. bulgaricus dan S. sallvarius ssp.thermophilus sebanyak 3 mL yogurt yang mengandung 2 × 10 8 selmL menghasilkan kenaikan sekresi IgA pada usus kecil selama 7 hari. Namun kenaikan ini tidak diperlihatkan kembali setelah 10 hari pemberian yogurt pada tikus percobaan. Studi pada sukarelawan manusia dengan pemberian vaksin dan konsumsi bakteri probiotik Lactobacillus GG ATCC 531013 serta Lactoccocus lactis selama 7 hari dihitung dari hari pertama pemberian vaksin, menunjukkan kelompok dengan pemberian bakteri probiotik Lactobacillus GG menaikkan jumlah spesifik antibodi IgA dan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam jumlah sel penseksresi IgG, dan IgM Fang et al. 2000 diacu dalam Water et al. 2005. Perdigon et al. 1994, 1995 menyatakan BAL mampu menginduksi berbagai respon imun spesifik, nonspesifik, atau keduanya pada mukosa saluran pencernaan tikus. Respon imun yang diberikan oleh BAL pada saluran pencernaan adalah melalui Peyer’s patch sel M, Follicle-associated ephitellium FAE, atau melalui sel epitel pada mukosa usus kecil dan usus besar. Interaksi dengan sel M menghasilkan respon imun spesifik, sedangkan interaksi dengan FAE menghasilkan respon sistem imun nonspesifik atau inflamatori, dan melalui sel epitel mukosa usus mampu meningkatkan imunitas lokal atau ketahanan terhadap antigen. Pada hari ke-21 hasil sidik ragam Lampiran 18 menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata pada semua perlakuan p 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian yogurt sinbiotik dan yogurt prebiotik konvensional pada hari ke-21 tidak memberikan pengaruh yang nyata pada peningkatan jumlah limfosit tikus. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya kemampuan mikroflora usus untuk mempertahankan keseimbangan ekosistem usus, sehingga konsumsi bakteri yogurt sinbiotik setelah 14 hari paparan telah dianggap sebagai mikroflora normal usus yang tidak berbahaya bagi tubuh dan tidak menaikkan sistem imun tubuh. Pada kondisi ini mikroorganisme tersebut disebut carrier dan menjadi berperan seperti mikroflora normal Tannock 1999

4.2.1.4 Kadar Malonaldehida pada Hati dan Ginjal

Malonaldehida dalam materi biologi telah digunakan secara luas sebagai indikator kerusakan oksidatif, terutama yang berasal dari asam lemak tak jenuh Nebet 1996. Malonaldehida merupakan senyawa diadelhida yang mengandung tiga atom karbon dengan grup karbonil yang berada posisi atom C1 dan C3 dan mempunyai rumus kimia C 3 H 4 O 2 dengan berat molekul 72 Raharjo Sofos 1993. Malonaldehida MDA merupakan indikator terjadinya peristiwa oksidasi lipid. Berdasarkan hal tersebut maka kadar MDA pada tubuh dapat memperlihatkan kondisi imun tubuh. Semakin tinggi kadar MDA pada tubuh berarti semakin banyak infeksi yang terjadi. Kadar MDA pada hati ditunjukkan pada Tabel 7. 31 Tabel 7. Kadar MDA hati tikus percobaan nmolgram pada berbagai perlakuan Kelompok Tikus Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Kontrol negatif 3.25±0.66 a 2.86±0.30 a 4.59±0.74 b Yogurt sinbiotik 2.18±0.65 a 2.73±0.34 a 2.93±0.78 a Yogurt sinbiotik + EPEC 2.65±0.18 a 2.75±0.48 a 6.79±0.25 c Kontrol positif 2.55±0.31 a 4.10±0.18 b 6.84±0.28 c Yogurt prebiotik konvensional - - 4.39±0.46 b Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada taraf signifikansi 5 . Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa pada hari ke-7 perlakuan belum menunjukkan perbedaan kadar MDA hati secara nyata p 0.05 Lampiran 21. Kadar MDA hati pada hari ke-14 memperlihatkan kelompok kontrol positif memiliki kadar MDA yang tertinggi dan berbeda nyata dengan kelompok lainnya p 0.05 Lampiran 22. Kelompok kontrol positif yang diinfeksi EPEC menunjukkan kadar MDA hati yang tinggi karena tubuh memberikan respon terhadap patogen yaitu dengan cara memberikan mekanisme pertahanan pada saat sel patogen menginfeksi sel inang. Tubuh memberikan respon imun di antaranya melalui respon pertahanan imun seluler berupa kemampuan fagositas terhadap sel mikroba. Pada saat patogen memasuki haemolymph, NaDPH-oksidase akan diaktivasi pada haemocyte inang yang kemudian akan mereduksi oksigen menjadi anion superoksida dan menyebabkan produksi spesies oksigen reaktif yang lain seperti hidrogen peroksida, singlet oksigen, radikal hidroksil dan komponen reaktif lainnya Castex et al. 2010. Pada hari ke-14 kelompok tikus yogurt sinbiotik dan kelompok tikus yogurt sinbiotik + EPEC memiliki kadar MDA hati yang tidak berbeda nyata pada taraf signifikansi 5 dengan kelompok tikus kontrol negatif Lampiran 22. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok tikus dengan pemberian yogurt mampu mempertahankan kondisi tubuhnya sama dengan kondisi tikus sehat. Jika dibandingkan antara kelompok tikus yogurt sinbiotik + EPEC dan kelompok kontrol positif, terlihat bahwa pada hari ke-14 tikus kelompok yogurt sinbiotik + EPEC memiliki kadar MDA hati yang lebih rendah daripada kelompok kontrol positif. Hal ini mengindikasikan bahwa yogurt sinbiotik yang di dalamya terdapat probiotik L. fermentum mampu menekan terbentuknya radikal bebas yang disebabkan serangan EPEC. Sidik ragam pada hari ke-21 menunjukkan bahwa kelima kelompok perlakuan tikus percobaan memiliki kadar MDA hati yang berbeda nyata p 0.05 Lampiran 23. Kelompok tikus yogurt sinbiotik menunjukkan kadar MDA hati yang berbeda nyata dengan kelompok lainnya. Kadar MDA hati kelompok tikus yogurt konvensional tidak berbeda nyata dengan kelompok tikus kontrol negatif dan kadar MDA tikus kelompok yogurt sinbiotik + EPEC tidak berbeda nyata dengan tikus kelompok kontrol positif. Kadar MDA hati dari yang terendah hingga tertinggi adalah kelompok tikus yogurt sinbiotik, yogurt prebiotik konvensional, kontrol negatif, kelompok tikus yogurt sinbiotik + EPEC dan kontrol positif. Dengan demikian yogurt sinbiotik mampu berperan sebagai antioksidan pada hati karena pada kelompok yogurt sinbiotik menunjukkan kadar MDA yang terendah. Yogurt sinbiotik jika dibandingkan dengan yogurt prebiotik konvensional lebih menurunkan kadar MDA hati tikus pada hari ke-21. Yogurt prebiotik konvensional hanya mampu menunjukkan kemampuan antioksidan yang tidak berbeda nyata dengan tikus yang sehat tikus kontrol negatif. 32 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Truusalu et al. 2008, pengobatan dengan menggunakan ofloksasin yang dikombinasikan dengan probiotik L. fermentum untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh Sallmonella thyphimurium menunjukkan bahwa kombinasi ini mampu menurunkan jumlah Salmonella thyphimurium di hati, darah, dan saluran pencernaan serta menurunkan jumlah lipid peroksida di usus halus. Kemampuan L. fermentum dalam mengurangi reactive oxygen species ROS juga dinyatakan oleh Kullisaar et al. 2001 yang menyatakan bahwa L. fermentum E.3 dan E.8 yang diisolasi dari mikroflora anak yang sehat, mampu bertahan ketika dipapar dengan kehadiran ROS, seperti hidrogen peroksida, anion superoksida dan radikal hidroksil. Bakteri probiotik ini juga meningkatkan jumlah glutation peroksidase dan Mn-SOD yang merupakan enzim yang penting dalam mencegah peroksidasi lipid dan mengeluarkan hidrogen peroksida. Kadar MDA juga diamati pada organ ginjal yang diperlihatkan pada Tabel 8. Tabel 8. Kadar MDA ginjal tikus percobaan nmolgram pada berbagai perlakuan. Kelompok Tikus Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Kontrol negatif 14.34±1.98 a 14.32±3.09 a 14.83±2.86 a Yogurt sinbiotik 12.21±4.64 a 13.13±4.69 a 18.66±6.71 a Yogurt sinbiotik + EPEC 10.72±1.88 a 24.89±6.20 a 15.78±6.36 a Kontrol positif 9.28±0.97 a 13.94±3.96 a 17.18±4.24 a Yogurt prebiotik konvensional - - 22.44±6.91 a Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan bahwa tidak berbeda nyata pada taraf signifikansi 5. Kadar MDA ginjal pada hari ke-7, ke-14, dan ke-21 tidak berbeda nyata p0.05 Lampiran 25, 26, dan 27. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan perlakuan pada kelompok tikus tidak memberikan pengaruh terhadap kadar MDA ginjal. Dengan kata lain pengaruh yogurt sinbiotik belum berpengaruh untuk menurunkan kadar MDA pada ginjal.

4.2.1.5 Aktivitas Enzim Superoksida Dismutase pada Tikus Percobaan