Perkembangan dan Proyeksi Trend BOPO

drastis dari 3,93 menjadi -0,85. Hal ini disebabkan oleh penurunan pendapatan bunga bersih -134,24, karena jumlah beban bunga lebih besar dari pendapatan bunga, sehingga pendapatan bunga bersih menjadi negatif, dan berdampak pada negatifnya NIM pada periode tersebut. Pada periode selanjutnya, NIM Bank Mutiara fluktuatif dan belum menyentuh titik 1,5. Hal ini mengindikasikan bahwa Bank Mutiara belum mampu mengelola aktiva produktifnya dalam menghasilkan pendapatan bunga bersih dengan baik seperti tahun-tahun sebelumnya. Proyeksi trend NIM Bank Mutiara untuk tiga 3 periode ke depan disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Proyeksi trend NIM Periode NIM 2011 triwulan IV 0,503676 2012 triwulan I 0,380830 2012 triwulan II 0,257984 Kecenderungan pada proyeksi trend NIM pada tiga 3 periode ke depan adalah menurun. Pada 2011 triwulan IV, NIM berada di atas standar minimal yang ditetapkan BI 0,5. Namun, NIM menurun pada dua 2 periode selanjutnya menjadi di bawah 0,5. Oleh karena itu, bank harus mengantisipasi penurunan tersebut dengan meningkatkan pendapatan bunga bersih dan mengawasi nilai rata-rata aktiva produktif.

4.5. Perkembangan dan Proyeksi Trend BOPO

Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO, atau rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Berdasarkan pada matriks kriteria penetapan peringkat faktor permodalan pada Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004 diperoleh standar untuk BOPO seperti disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Penetapan peringkat BOPO Peringkat I Tingkat efisiensi sangat baik. Peringkat II Tingkat efisiensi baik. Peringkat III Tingkat efisiensi cukup baik atau rasio BOPO berkisar antara 94 sampai dengan 96. Peringkat IV Tingkat efisiensi buruk. Peringkat V Tingkat efisiensi sangat buruk. Sumber : Bank Indonesia, 2004 Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan, sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Berikut ini perkembangan dan proyeksi trend BOPO Bank Mutiara yang dimuat pada Gambar 5. Tahun B O P O 2011 2010 2009 2008 2007 2006 1200 1000 800 600 400 200 Accuracy Measures MAPE 15,9 MAD 59,0 MSD 55388,6 Variable Forecasts Actual Fits Trend Analysis Plot for BOPO Grow th Curve Model Yt = 105,446 0,994770 t Gambar 5. Grafik perkembangan dan proyeksi trend BOPO Berdasarkan grafik di atas nilai BOPO terlihat stabil. Namun, pada triwulan IV tahun 2008 nilai BOPO melonjak tajam dari 91,85 menjadi 1226,28. Pada triwulan IV tahun 2008, pendapatan operasi menurun drastis dibanding triwulan sebelumnya -86,75. Hal itu terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan bunga bersih hingga menyentuh angka negatif, ditambah dengan beban operasional meningkat tajam 1924,90. Setelah LPS menyuntikkan dana ke Bank Mutiara sebagai upaya penyelamatan, pendapatan operasi Bank Mutiara meningkat dan beban operasi menurun drastis, sehingga BOPO Bank Mutiara mengalami perbaikan. BOPO pada triwulan I tahun 2009 menurun tajam menjadi 67,97. Pada periode selanjutnya BOPO Bank Mutiara mulai stabil kembali, yaitu berada di bawah angka maksimum 96, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Proyeksi trend BOPO Bank Mutiara untuk tiga 3 periode ke depan disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Proyeksi trend BOPO Periode BOPO 2011 triwulan IV 92,9764 2012 triwulan I 92,4901 2012 triwulan II 92,0064 Kecenderungan pada proyeksi trend BOPO pada tiga 3 periode ke depan adalah menurun. Hal ini menunjukkan tingkat efisiensi semakin baik, karena BOPO berada di bawah standar maksimum BOPO 94. Oleh karena itu, bank perlu melakukan pengawasan pada pengeluaran biaya operasional agar nilai BOPO berada di bawah standar maksimum sesuai ketetapan BI.

4.6. Perkembangan dan Proyeksi Trend ROA

Dokumen yang terkait

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Pada Tahun 2006-2010

9 80 121

Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, dan Net Interest Margin terhadap Return on Asset pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

0 62 107

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR) (Studi Empiris pada Bank BUMN Persero di Indonesia Periode 2008-2014)

0 5 118

Pengaruh Rentabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (Car) Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 - 2015

0 3 96

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, BIAYA OPERASIONAL/PENDAPATAN OPERASIONAL, NET INTEREST MARGIN, LOAN DEPOSIT RATIO TERHADAP PERUBAHAN LABA.

0 3 20

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan To Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Return On Asset (ROA)

0 6 107

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (Car), Non Performing Loan (Npl), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (Bopo), Return On Asset (Roa) Dan Net Interest Margin (Nim) Terhadap Loan To Deposit R

0 2 14

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), BIAYA OPERASIONAL PADA PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO), NON PERFORMING LOAN (NPL), NET INTEREST MARGIN (NIM), DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP PROFITABILITAS BANK (STUDI PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA E

1 2 153

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING LOAN (NPL), BIAYA OPERASIONAL PADA PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), DAN NET INTEREST MARGIN (NIM) TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM KONVENSIONAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

0 0 120

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL, NON PERFORMING LOAN, NET INTEREST MARGIN DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO TERHADAP PROFITABILITAS BANK (Studi Pada Bank Persero di Indonesia Periode 2002 – 2013)

0 1 9