commit to user 99
menjadi komoditi berkembang. Adapun penjelasan tentang strategi pengembangan komoditi kapuk randu jangka panjang di
Kecamatan Margomulyo sebagai berikut : a Penguasaan jaringan bisnis dalam pemasaran kapuk randu
Proses penyaluran barang dari produsen ke tangan konsumen akhir memerlukan kegiatan fungsional pemasaran.
Kegiatan ini bertujuan memperlancar proses penyaluran barang secara efektif dan efisien untuk memenuhi keinginan
konsumen. Oleh karena itu, sebagai petani perlu mengetahui jaringan pemasaran. di Kecamatan Margomulyo ini Proses
pengolahan kapuk randu belum dilakukan karena petani langsung menjual kapuk randu dalam keadaan mentah.
Upaya yang dapat dilakukan adalah pemanfaatan kapuk yang lebih optimal dapat dilakukan dengan membuka jaringan
dengan pengusaha pakan ternak sapi potong maupun sapi perah karena biji dari kapuk randu berguna sebagai pakan ternak
karena kandungan protein yang tergandung dalam biji tersebut sangat baik bagi pertumbuhan ternak. Dengan demikian akan
dapat meningkatkan pendapatan petani kapuk randu.
3. Peternakan
Berdasarkan hasil klasifikasi tipologi klassen, maka dapat dirumuskan strategi pengembangan komoditi peternakan baik dalam
jangka pendek 1-5 tahun, jangka menegah 5-10 tahun maupun jangka panjang 10-25 tahun sebagai berikut:
commit to user 100
Tabel 5.13. Matriks Strategi Pengembangan Komoditi Peternakan di
Kecamatan Margomulyo
Strategi No.
Komoditi Klasifikasi Jangka Pendek 1-5 Tahun
Jangka Menengah 5-10 Tahun Jangka Panjang 10-25 Tahun
Peternakan
1. Kambing prima
Mengupayakan tetap menjadi komoditi
prima
1. Penyediaan
bibitbakalan kambing. -
Mengupayakan Tetap Menjadi Komoditi Prima
1. Pengoptimalan peran pasar
hewan
2. Ayam buras prima
Mengupayakan tetap menjadi komoditi prima
1. Penyediaan
bibitbakalan ayam
buras. -
Mengupayakan Tetap Menjadi Komoditi Prima
1. Penelitian mengenai
peningkatan kualitas ayam buras
2. Pengoptimalan peran pasar hewan
3. Sapi potensial
Mengupayakan komoditi potensial menjadi
komoditi prima
1. Peningkatan
peran kelompok ternak.
Mengupayakan komoditi potensial menjadi
komoditi prima
1. Insenminasi buatan
- 4.
Domba berkembang -
Mengupayakan komoditi berkembang menjadi
komoditi potensial
1. Peningkatan
kemampuan dan
kualitas SDM peternak domba.
2. Sistem gaduh ternak
dari pihak pemerintah kepada petani.
-
5. Itik terbelakang
-
Mengupayakan komoditi terbelakang
menjadi komoditi berkembang
1. Meningkatkan
minat masyarakat
untuk mengusahakan itik
Mengupayakan komoditi terbelakang menjadi komoditi
berkembang
1. Pengolahan pasca panen telur itik
2. Meningkatkan akses
peternak itik
terhadap modal usaha.
Sumber: Analisis Data Sekunder Lampiran 12 Strategi pengembangan komoditi perternakan di Kecamatan
Margomulyo dalam penelitian ini merupakan serangkaian perencanaan dalam upaya pengembangan komoditi perternakan yang dilaksanakan
dalam jangka waktu tertentu. Adapun penjelasan tentang berbagai strategi pengembangan dalam jangka waktu masing-masing adalah sebagai
berikut: a. Kambing prima
Berdasarkan hasil analisis klasifikasi komoditi peternakan di Kecamatan Margomulyo, kambing merupakan komoditi prima.
Sehingga diperlukan beberapa strategi pengembangan agar komoditi kambing tetap menjadi komoditi prima, yaitu mempertahankan laju
pertumbuhannya yang cepat dan besarnya kontribusi komoditi tersebut di Kecamatan Margomulyo sebagai berikut :
commit to user 101
1 Strategi pengembangan jangka pendek yang mengupayakan komoditi kambing tetap sebagai komoditi prima
Strategi pengembangan jangka pendek dilakukan dengan periode waktu antara 1-5 tahun. Strategi pengembangan jangka
pendek yang digunakan untuk pengembangan komoditi kambing di Kecamatan Margomulyo. Adapun strategi pengembangan komoditi
jagung sebagai berikut: a Penyediaan bibitbakalan kambing
Komoditi kambing termasuk dalam klasifikasi komoditi prima
.
Hal ini didukung oleh iklim di Kecamatan Margomulyo yang cocok untuk mengembangkan ternak tersebut. Komoditi
kambing sebagian besar banyak diusahakan oleh msayarakat di Kecamatan Margomulyo, dengan kemampuan produksi daging
kambing sebesar 17,71 Ton pada tahun 2007 dan 54,50 Ton pada tahun 2008 sehingga dapat diketahui sumbangan
kontribusi sebesar 2,71 lebih besar dibanding dengan nilai kontribusi Kecamatan Margomulyo yaitu 1,75 dan memiliki
nilai laju pertumbuhan sebesar 175,14 lebih besar dibanding dengan nilai laju pertumbuhan Kecamatan Margomulyo yaitu
4,18 . Keadaan tersebut perlu untuk tetap dipertahankan agar
komoditi kambing dapat tetap menjadi komoditi prima maka perlu dilakukan penyediaan bakalanbibit kambing. Hal ini
bertujuan untuk menambah jumlah dari jumlah yang sudah ada sehingga keberadaan komoditi kambing dapat terjaga.
2 Strategi pengembangan jangka panjang mengupayakan komoditi kambing tetap bertahan sebagai komoditi prima
Strategi pengembangan dalam jangka panjang dilakukan dengan periode waktu 10-25 tahun. Strategi pengembangan
komoditi kambing jangka panjang di Kecamatan Margomulyo ini dilakukan dengan mengupayakan komoditi kambing tetap menjadi
commit to user 102
komoditi prima, namun strategi ini bisa terjadi perubahan sesuai dengan kondisi alam dan perkembangan komoditi kambing.
Adapun penjelasan tentang strategi pengembangan komoditi kambing jangka panjang di Kecamatan Margomulyo sebagai
berikut : a Pengoptimalan peran pasar hewan
Hasil produksi kambing miliki peranan yang penting karena berfungsi sebagai sumber protein dan lemak hewani.
Dengan fungsinya tersebut, membuat komoditi ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga memberikan kontribusi
yang besar dan menjadikan komoditi kambing menjadi komoditi prima di Kecamatan Margomulyo. Dalam pemasaran
hasil ternak, Kabupaten Bojonenoro menyediakan pasar hewan sebagai tempat pemasaran dari hasil ternak baik ternak besar,
kecil maupun unggas. Jumlah pasar hewan yang ada di Kabupaten Bojonegoro secara keseluruhan berjumlah 16 pasar.
Adapun secara rinci jumlah pasar hewan yang ada di Kabupaten Bojonegoro disajikan pada Tabel 5.14 sebagai
berikut: Tabel 5.14. Jumlah Pasar Hewan dan Hari Pasarannya di
Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011
No. Nama Pasar
Hewan Desa
Kecamatan Hari Pasaran
1. Bojonegoro
Bojonegoro Kota
setiap Hari Kamis 2.
Rojokoyo Sumberjo
Sumberjo setiap Hari Rabu dan
setiap kliwon 3.
Pasiman Pasiman
Baureno setiap Pon
4. Kalitidu
Brenggolo Kalitidu
setiap Kliwon 5.
Ngasem Ngasem
Ngasem setiap Pahing
6. Karangharjo
Karangharjo Karangharjo
setiap Legi, Pon dan Wage
7. Klerek
Klerek Sukosewu
setiap Pahing 8.
Temayang Temayang
Temayang setiap Legi
9. Kenet
Kenet Balen
setiap Legi 10.
Dander Dander
Dander setiap Pon dan Kliwon
11. Ngambon
Ngambon Ngambon
setiap Pon 12.
Kapas Kapas
Kapas setiap Pon
13. Tambakrejo
Tambakrejo Tambakrejo
setiap Pahing 14.
Sugih Waras Sugih Waras
Sugih Waras setiap Wage
15. Ngraho
Ngraho Ngraho
setiap Pon dan Kliwon 16.
Banjarjo Banjarjo
Banjarjo setiap Wage
Sumber: Jatim, 2011
commit to user 103
Tabel 5.14 menunjukkan jumlah pasar hewan yang ada di Kabupaten Bojonegoro secara keseluruhan, sedangkan
jumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Bojonegoro sebanyak 27 kecamatan dengan 430 desa Kabupaten
Bojonegoro Dalam Angka 2009, sehingga jumlah pasar hewan tersebut kurang bisa mencukupi dalam proses pemasaran hasil
ternak untuk seluruh peternak di Kabupaten Bojonegoro. Sedangkan di Kecamatan Margomulyo, belum tersedia pasar
hewan, padahal di Kecamatan Margomulyo terdapat komoditi unggulan yakni kambing. Untuk mempertahankan komoditi
tersebut, diperlukan
manajemen yang
bagus dalam
penanganannya agar tetap menjadi komoditi unggulan. Kebijakan yang perlu dilakukan oleh pemerintah
Kecamatan Margomulyo adalah, kiranya pemerintah perlu membentuk pasar hewan. Perlunya pembentukan karena di
Kecamatan Margomulyo terdapat komoditi unggulan, namun tidak tersedia pasar hewan, hal ini menyebabkan para peternak
tidak memiliki informasi mengenai perkembangan harga. Sehingga dengan adanya pasar hewan diharapkan mampu
meningkatkan pendapatan peternak karena peternak dapat dengan mudah memasarkan komoditi kambing. Meskipun hari
pasarannya hanya terbatas pada hari-hari tertentu, namun keberadaan pasar hewan tetap diperlukan peternak Kecamatan
Margomulyo dalam mengakses informasi harga. b. Ayam buras prima
Berdasarkan hasil analisis klasifikasi komoditi peternakan di Kecamatan Margomulyo, ayam buras merupakan komoditi prima.
Sehingga dalam pemanfaatan komoditi tersebut, memerlukan beberapa strategi pengembangan agar komoditi ayam buras tetap menjadi
komoditi prima, yaitu mempertahankan laju pertumbuhannya yang
commit to user 104
cepat dan besarnya kontribusi komoditi tersebut di Kecamatan Margomulyo sebagai berikut :
1 Strategi pengembangan jangka pendek yang mengupayakan komoditi ayam buras tetap sebagai komoditi prima
Strategi pengembangan jangka pendek dilakukan dengan periode waktu antara 1-5 tahun. Strategi pengembangan jangka
pendek yang digunakan untuk pengembangan komoditi ayam buras di Kecamatan Margomulyo. Adapun strategi pengembangan
komoditi ayam buras sebagai berikut: a Penyediaan bibitbakalan ayam buras
Komoditi ayam buras termasuk dalam klasifikasi komoditi prima yaitu dengan nilai kontribusi sebesar 8,97
lebih besar bila dibanding dengan nilai kontribusi Kecamatan Margomulyo yaitu sebesar 1,75 dan nilai laju pertumbuhan
sebesar 16,60 lebih besar bila dibanding dengan nilai laju pertumbuhan Kecamatan Margomulyo yaitu sebesar 4,18.
Dengan mengetahui hal tersebut maka perlu adanya penyediaan bakalanbibit ayam buras yang berkualitas serta tersedianya
kondisi kandang yang memadai merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga kestabilan kontribusi komoditi
ayam buras terhadap Kecamtan Margomulyo, mengingat Kecamatan Margomulyo merupakan daerah potensi banjir.
2 Strategi pengembangan jangka panjang mengupayakan komoditi ayam buras tetap bertahan sebagai komoditi prima
Strategi pengembangan dalam jangka panjang dilakukan dengan periode waktu 10-25 tahun. Strategi pengembangan
komoditi ayam buras jangka panjang di Kecamatan Margomulyo ini dilakukan dengan mengupayakan komoditi ayam buras tetap
menjadi komoditi prima, namun strategi ini bisa terjadi perubahan sesuai dengan kondisi alam dan perkembangan komoditi ayam
buras. Adapun penjelasan tentang strategi pengembangan komoditi
commit to user 105
ayam buras jangka panjang di Kecamatan Margomulyo sebagai berikut :
a Penelitian mengenai peningkatan kualitas ayam buras Peningkatan kualitas diperlukan untuk mengatasi adanya
penurunan produktivitas komoditi ayam buras. Apalagi ini didukung dengan beragamnya jenis-jenis ayam buras sehingga
persilangan dengan berbagai jenis perlu diteliti. Penelitian untuk memperoleh kualitas baik diperlukan waktu yang tidak
cepat, maka dalam jangka panjang upaya ini tetap harus dijalankan sehingga ke depannya dapat diperoleh kualitas
unggul yang menjadikan ciri khas ayam buras Kecamatan Margomulyo.
b Pengoptimalan peran pasar hewan Kabupaten Bojonenoro menyediakan pasar hewan
sebagai tempat pemasaran dari hasil ternak baik ternak besar, kecil maupun unggas. Jumlah pasar hewan yang ada di
Kabupaten Bojonegoro secara keseluruhan berjumlah 16 pasar, seperti yang ditampilkan pada tabel 5.14. Berbagai hewan
ternak dipasarkan termasuk didalamnya ayam buras. Hasil produksi ayam buras memiliki peranan yang penting karena
berfungsi sebagai sumber protein dan lemak hewani. Hal ini menjadikan komoditi tersebut memiliki nilai ekonomi yang
tinggi sehingga memberikan kontribusi yang besar dan menjadi komoditi prima di Kecamatan Margomulyo.
Tabel 5.14 menunjukkan jumlah pasar hewan yang ada di Kabupaten Bojonegoro secara keseluruhan, sedangkan jumlah
kecamatan yang ada di Kabupaten Bojonegoro sebanyak 27 kecamatan dengan 430 desa Kabupaten Bojonegoro Dalam
Angka 2009, sehingga jumlah pasar hewan tersebut kurang bisa mencukupi dalam proses pemasaran hasil ternak untuk
seluruh peternak di Kabupaten Bojonegoro. Sedangkan di
commit to user 106
Kecamatan Margomulyo, belum tersedia pasar hewan, padahal di Kecamatan Margomulyo terdapat komoditi unggulan yakni
ayam buras. Upaya yang perlu dilakukan adalah Pemerintah perlu
membangun pasar hewan di Kecamatan Margomulyo hal ini bertujuan agar peternak dapat mengetahui perkembangan harga
ternak. Meskipun hari pasarannya tidak setiap hari, namun pasar hewan tetap diperlukan oleh oleh peternak Kecamatan
Margomulyo. Sehingga dengan adanya pasar hewan diharapkan peternak mampu mengakses perkembangan harga ternak.
c. Sapi potensial Berdasarkan hasil analisis klasifikasi komoditi peternakan di
Kecamatan Margomulyo, sapi merupakan komoditi potensial. Sehingga dalam pemanfaatan komoditi tersebut, memerlukan
beberapa strategi pengembangan agar komoditi sapi menjadi komoditi prima, yaitu meningkatkan laju pertumbuhannya dan besarnya
kontribusi komoditi tersebut di Kecamatan Margomulyo sebagai berikut :
1 Strategi pengembangan jangka pendek yang mengupayakan komoditi sapi menjadi komoditi prima
Strategi pengembangan jangka pendek dilakukan dengan periode waktu antara 1-5 tahun. Strategi pengembangan jangka
pendek yang digunakan untuk pengembangan komoditi sapi di Kecamatan Margomulyo. Adapun strategi pengembangan komoditi
sapi sebagai berikut:
a
Peningkatan peran kelompok peternak Pengembangan ternak sapi potong tentunya tidak terlepas
dari peranan kelompok tani ternak dalam mengupayakan ternaknya agar mendapat nilai tambah serta efisien dalam
pengelolaannya. Adanya kelompok ternak, menjadikan peternak dapat mengakses berbagai informasi serta sebagai
commit to user 107
wadah diskusi para peternak mengenai berbagai permasalahan dalam hal budidaya, modal dan sebagainya sehingga dapat
dicari solusinya bersama. Upaya yang perlu dikembangkan dalam membina dan
mengaktifkan kelompok
peternak adalah
memperkuat kelembagaan ekonomi petani peternak di pedesaan. Untuk itu
diperlukan pendekatan yang efektif agar petanipeternak dapat memanfaatkan program pembangunan yang ada, secara
berkelanjutan, melalui penumbuhan rasa memiliki, partisipasi dan pengembangan kreatifitas, disertai dukungan masyarakat
lainnya sehingga dapat berkembang dan dikembangkan oleh masyarakat tani disekitarnya.
Upaya tersebut diarahkan untuk mengaktifkan kembali kelompok ternak yang tidak aktif, sehingga terbentuk kelompok
yang produktif yang terintegrasi dalam satu koperasi dibidang peternakan Dirjen Bina Produksi Peternakan, 2002. Melalui
kelompok peternak sapi potong diharapkan para peternak dapat saling berinteraksi, sehingga mempunyai dampak saling
membutuhkan, saling meningkatkan, saling memperkuat, sehingga akan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
dalam mengelola sistem usaha secara potensial. 2 Strategi pengembangan jangka menengah yang mengupayakan
komoditi sapi menjadi komoditi prima Strategi pengembangan jangka menengah dilakukan dengan
periode waktu 5-10 tahun. Adapun penjelasan tentang strategi pengembangan jangka menengah pada komoditi sapi di Kecamatan
Margomulyo sebagai berikut : a Insenminasi buatan
Faktor penghambat yang diduga sebagai penyebab rendahnya produktivitas sapi adalah manajemen pemeliharaan
yang belum optimal, yang ditandai dengan sistem pemeliharaan
commit to user 108
bersifat ekstensif tradisional, usaha sambilan dan tidak memperhatikan input produksi. Salah satu cara untuk
meningkatkan produktivitas sapi yaitu dengan teknologi inseminasi buatan. Teknologi ini digunakan untuk peningkatan
produksi dan perbaikan mutu genetik sapi. Inseminasi buatan adalah proses memasukkan sperma ke dalam saluran
reproduksi sapi betina dengan tujuan untuk membuat sapi betina dapat bereproduksi tanpa perlu terjadi perkawinan alami.
Manfaat inseminasi buatan ini bagi peternak adalah akan lebih menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan, dapat mengatur
jarak kelahiran ternak dengan baik, dengan peralatan dan teknologi yang baik spermatozoa dapat simpan dalam jangka
waktu yang lama, dan menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan hubungan
kelamin. d. Domba berkembang
Berdasarkan hasil analisis klasifikasi komoditi peternakan di Kecamatan Margomulyo, domba merupakan komoditi berkembang.
Sehingga dalam pemanfaatan komoditi tersebut, memerlukan beberapa strategi pengembangan agar komoditi domba menjadi
komoditi potensial, yaitu meningkatkan laju pertumbuhannya dan besarnya kontribusi komoditi tersebut di Kecamatan Margomulyo
sebagai berikut : 1 Strategi pengembangan jangka menengah yang mengupayakan
komoditi domba menjadi komoditi potensial Strategi pengembangan jangka menengah dilakukan dengan
periode waktu 5-10 tahun. Adapun penjelasan tentang strategi pengembangan jangka menengah komoditi domba di Kecamatan
Margomulyo sebagai berikut :
commit to user 109
a Peningkatan kemampuan dan kualitas SDM peternak domba. Strategi
peningkatan kemampuan
dan kapasitas
sumberdaya manusia SDM pada peternakan domba sangat diperlukan. Kendala utama dalam usaha pengembangan
komoditi domba adalah kurangnya perhatian dari pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan peternakan. Pemeliharaan domba
pada prinsipnya sama dengan pemeliharaan kambing maupun sapi. Domba meskipun belum dikembangkan secara intensif
seperti sapi, domba dimungkinkan dapat memberikan hasil lebih awal.
Peningkatan sumberdaya peternak domba dapat dilakukan dengan
adanya pembinaan,
pelatihan, pendidikan,
pengembangan sikap,
pengetahuan dan
keterampilan masyarakat, penyuluhan dari dinas terkait mengenai teknik
budidaya domba yang baik. Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan mampu mengubah mindset peternak domba dalam
membudidayakan domba, yakni sebagian besar dalam pemberian pakan peternak hanya memberikan rumput tanpa
adanya tambahan makanan seperti vitamin dan konsentrat yang dapat menambah berat badan dan kondisi kandang yang kurang
sesuai. Strategi ini diharapkan peternak dapat menyerap dan mengaplikasikan dalam usaha peningkatan produksi komoditi.
Domba merupakan
komoditi yang
potensial untuk
dikembangkan karena sebagian besar penduduk Kecamatan Margomulyo memelihara domba sehingga kualitas SDM sangat
berpengaruh dalam upaya pengembangan komoditi ini. b Sistem gaduh ternak dari pihak pemerintah kepada petani
Banjir memberikan dampak kerugian yang sangat besar banyaknya rumah-rumah yang rusak, hancurnya tanaman-
tanaman yang merupakan tumpuhan hidup petani serta hilangnya ternak-ternak yang merupakan sebagai tambahan
commit to user 110
penghasilan bagi petani selain dari tanaman padi atau palawija. Apabila banjir sudah menyerang lahan sawah maupun ladang
harapan utama untuk tetap memperoleh penghasilan adalah dari ternak yang diusahakan. Namun akibat banjir banyak ternak
yang hilang dan kalaupun dapat diselamatkan, hanya sebatas kemampuan petani untuk menyelamatkan ternak sehinnga
banyak ternak yang tertinggal bahkan mati. Peningkatan produksi ternak dapat dilakukan dengan
meningkatkan jumlah peternak dengan sistem gaduh ternak. Pada sistem gaduh ini seseorang bekerja untuk merawat ternak
yang belum layak jual nilai jual rendah sampai ternak tersebut layak untuk dijul harga jual tinggi, biasanya dalam jangka
waktu 6 bulan sampai dengan 8 bulan perawatan. Dalam hal ini ternak yang biasa digaduhkan adalah domba karena melihat
harga domba tinggi apabila dijual yakni sebesar Rp 600.000ekor dalam keadaan yang gemuk dan sehat dengan
harga per kilo sebesar Rp 40.000Kg. Sistem yang digunakan pada sistem gaduh adalah bagi hasil, yaitu bagi hasil atas
keuntungan dari penggemukan yang didapat dari penjualan setelah hewan itu digaduhkan, sehingga hak dari si perawat
ternak adalah ½ dari harga penjualan setelah ternak itu dirawat olehnya.
Adanya sistem gaduh ternak ini, pemerintah dapat membantu petani untuk memperoleh pendapatan diluar
usahataninya dengan cara menggaduhkan domba dari pemerintah kepada petani. Yakni pemerintah memberikan
domba kepada petani, dan apabila domba tersebut sudah beranak, maka hasil anakan tersebut diberikan kepada petani
yang lain, dan induk dari domba tersebut menjadi hak petani untuk dikembangkan begitu pula seterusnya. Hasil dari gaduan
tersebut tidak dikembalikan kepada pemerintah, melainkan
commit to user 111
secara bergilir diberikan kepada petani. Sehingga dengan adanya sistem ini, pemerintah dapat membantu meningkatkan
pendapatan petani. e. Itik terbelakang
Berdasarkan hasil analisis klasifikasi komoditi peternakan di Kecamatan Margomulyo, itik merupakan komoditi terbelakang.
Sehingga dalam pemanfaatan komoditi tersebut, memerlukan beberapa strategi pengembangan agar komoditi itik menjadi komoditi
potensial, yaitu meningkatkan laju pertumbuhannya dan besarnya kontribusi komoditi tersebut di Kecamatan Margomulyo sebagai
berikut : 1 Strategi pengembangan jangka menengah yang mengupayakan
komoditi itik menjadi komoditi berkembang Strategi pengembangan jangka menengah dilakukan dengan
periode waktu 5-10 tahun. Adapun penjelasan tentang strategi pengembangan jangka menengah pada komoditi itik di Kecamatan
Margomulyo sebagai berikut : a Meningkatkan minat masyarakat untuk mengusahakan itik
Minat para petani di Kecamatan Margomulyo tergolong rendah untuk mengembangkan komoditi itik hal ini terkait
dengan kendala modal, dan semakin sempitnya lahan yang tersedia, menyebabkan masyarakat enggan untuk beternak itik
karena dikhawatirkan akan mengganggu kenyamanan tetangga karena kotoran itik apalagi dengan kondisi kandang yang
kurang memadai. Upaya mengatasi permasalahan dalam pengembangan
komoditi tersebut maka perlu dilakukan peningkatan minat masyarakat untuk mengusahakan komoditi itik. Upaya dalam
mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan peningkatan jumlah itik melalui penyediaan lahan untuk
bududaya itik, penggunaan pelayanan kesehatan hewan,
commit to user 112
penggunaan kandang yang layak serta pemberian pakan dengan kandungan gizi dan protein yang baik. Hal ini dilakukan karena
ketersediaan potensi pakan seperti bekatul, bungkil jagung, bungkil kedelai, bungkil kacang tanah yang ada di Kecamatan
Margomulyo. Peningkatan produksi komoditi itik akan meningkatkan kontribusi dan laju pertumbuhannya di
Kecamatan Margomulyo sehingga komoditi tersebut dapat diupayakan menjadi komoditi berkembang.
2 Strategi pengembangan jangka panjang mengupayakan komoditi itik menjadi komoditi berkembang
Strategi pengembangan dalam jangka panjang dilakukan dengan periode waktu 10-25 tahun. Strategi pengembangan
komoditi itik jangka panjang di Kecamatan Margomulyo ini dilakukan dengan mengupayakan komoditi itik menjadi komoditi
berkembang, namun strategi ini bisa terjadi perubahan sesuai dengan kondisi alam dan perkembangan komoditi itik. Adapun
penjelasan tentang strategi pengembangan komoditi itik jangka panjang di Kecamatan Margomulyo sebagai berikut :
a Pengolahan pasca panen telur itik Pengoalahan pasca panen komoditi telur itik perlu
diperhatikan lebih lanjut. Pengolahan tersebut dapat dilakukan dengan adanya pembinaan dan penyuluhan dari dinas
peternakan, penelitian-penelitian mahasiswa, dosen maupun instansi-instansi terkait, diharapkan memberikan luaran yang
baik berupa
inovasi baru,
sehingga peternak
dapat mengaplikasikan inovasi tersebut dalam usaha pengolahan
produksi komoditi telur itik. Inovasi tersebut dapat berupa pembuatan telur asin dengan rasa rempah-rempah, telur asin
dengan penggunaan asap cair atau produk olahan lainnya. Dengan
adanya inovasi
tersebut diharapkan
dapat meningkatkan pendapatan peternak itik. Dengan demikian
commit to user 113
peternak akan termotivasi untuk dapat mengusahakan dalam jumlah yang lebih banyak.
b Meningkatkan akses peternak itik terhadap modal usaha Modal merupakan aspek penting bagi peternak dalam
mengusahakan kegiatannya. Namun pada kenyataannya para peternak
tidak memiliki
modal yang
lebih dalam
mengusahakan kegiatannya. Minimnya modal yang dimiliki oleh
peternak merupakan
faktor penghambat
dalam pengembangan komoditi itik di Kecamatan margomulyo.
Tanpa modal suatu usaha tidak dapat berjalan dengan baik. Setiap peternak mengharapkan keuntungan dari usahanya,
karena keuntungan ini dapat dipakai untuk mengembangkan usaha selanjutnya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam permodalan melaksanakan bisnis komoditi itik, antara lain
adalah memperhitungkan besar biaya yang harus dikeluarkan untuk pengadaan. Hal ini bertujuan agar pengembangan
komoditi itik dalam penggunaan modal dapat dilakukan secara terarah dan mengetahui besarnya kekurangan modal yang tidak
bisa dipenuhi dari kas pribadi. Untuk mengatasi kekurangan modal adalah memanfaatkan lembaga keuangan bank maupun
bantuan modal dari pemerintah kabupaten atau kecamatan. Adanya akses modal tersebut, hal ini akan memperlacar
proses produksi yang dilakukan oleh peternak, sehingga dapat menaikkan volume usaha dan jumlah produksi. Semakin
meningkatnya akses peternak terhadap permodalan, maka semakin meningkatnya pengembangan usaha komoditi itik
untuk menjadi
komoditi berkembang
di Kecamatan
Margomulyo. Strategi klasifikasi komoditi padi, jagung, ubi kayu, ubi rambat,
kedelai, kacang tanah, kelapa, kapuk randu, sapi, sapi, domba, ayam buras
commit to user 114
dan itik di Kecamatan Margomulyo pada jangka pendek, menengah dan panjang ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan bagi petani,
pekebun dan peternak serta kesejahteraan mereka. Strategi klasifikasi komoditi pertanian dalam penelitian ini diharapkan dapat membantu
pengembangan komoditi pertanian terkait dengan banjir yang acap melanda Kecamatan Margomulyo walaupun dalam kategori banjir ringan. Hal ini
bertujuan untuk menciptakan suasana kehidupan yang sehat dan sejahtera bagi masyarakat Kecamtan Margomulyo. Dengan demikian kehidupan
masyarakat di desa dapat memberikan partisipasi aktif dan positif terhadap
pengembangan komoditi pertanian di Kecamatan Margomulyo.
commit to user
115
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Strategi Pengembangan Komoditi Pertanian di Daerah Rawan Banjir di Kecamatan Margomulyo Kabupaten