BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Menurut Arikunto 2010: 3 penelitian deskriptif adalah suatu penelitian
yang bertujuan untuk menggambarkan atau memaparkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain.Penelitian deskriptif
memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah atau fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau bersifat aktual.Menggambarkan fakta-fakta tentang
masalah yang diselidiki sebagaimana adanya dan diiringi dengan fakta rasional yang akurat.Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang menekankan pada
pemahaman mengenai masalah–masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas yang holistik, kompleks dan rinci.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di obyek wisata permandian air panas Hot Springdi Kelurahan Siogung-ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten
Samosir.Penelitian telah dilakukan pada Bulan Juli 2016.
3.3Informan Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti mendapatkan informasi melalui informan penelitian.Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian
Universitas Sumatera Utara
Moleong 2000 : 97.Untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dalam penelitian ini peneliti menetapkan dua informan yaitu informan kunci dan
informan utama Hendrarso dalam Suyanto, 2005
.
1. Informan kunci
Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.Informan kunci dalam
penelitian ini adalah orang yang bekerja di Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir dan pengelola Hot Spring.Data-data yang dikumpulkan dari
informan kunci adalah jumlah pengunjung selama 5 tahun terakhir, strategi yang digunakan untuk menarik minat pengunjung, kelemahan, peluang dan ancaman
yang dimiliki objek wisata hot spring. 2.
Informan utama Informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi
sosial yang diteliti.Informan utama adalah pengunjung.Jumlah informan utama pada penelitian tidak dibatasi sampai peneliti menemukan informasi yang
akurat.Adapun data yang dikumpulkan dari informan utama adalah tentang sarana dan prasarana yang terdapat di hot spring, fasilitas, infrastruktur, kekuatan dan
kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki hot spring, pendapat pengunjung untuk pengembangan objek wisata hot spring.
Pada penlitian ini, informan ditetapkan
dengan menggunakantekniksnowball samplingdan aksidental.Snowball
samplingadalahteknikpengambilansampeldenganbantuankey-informandandarikey- informaniniakanberkembangsesuaipetunjuknya.
Dalamhalinipenelitihanyamengungkapkan
Universitas Sumatera Utara
kriteriasebagaipersyaratanuntukdijadikansampel Subagyo, 2006.Snowball samplingadalahteknikpengambilansampel yang mula-mulajumlahnyakecil,
kemudiansampelinidisuruhteman-temannyauntukdijadikansampel Sugiyono, 2007. Penentuan informan utama secara aksidental yaitu penentuan informan
secara kebetulan.Sampelresponden yang dipilihadalahresponden yang ahli expert menjelaskanobjek wisata hot spring tersebut. Kriteriasampel yang
akandipilih dalam penelitian ini yaitupihak yang bekerjadi Dinas Pariwata Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, wisatawan yang sering berkunjung ke objek
wisata hot spring minimal 2 kali berkunjung dan pengelola objek wisata hot spring.
3.4Data dan Teknik Pengumpulan Data
Menurut Wahyu Supriyanto dan Ahmad Muhsin 2008, data adalah bahan baku dalam sebuah informasi, atau kelompok teratur simbol-simbol
yang mewakili kuantitas, fakta, tindakan, benda, dan sebagainya. Data terbagi atas 2 jenis yaitu :
1.Data primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli tidak melalui media perantara.Data primer dapat berupa opini subjek orang
secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda fisik, kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk
mendapatkan data primer yaitu : 1 metode wawancara dan 2 metode observasi.
2.Data sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara diperoleh dan dicatat oleh pihak lain.
Universitas Sumatera Utara
Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip data dokumenter yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan. Teknikpengumpulan data merupakansuatu proses kegiatan yang
diperlukandalamsuatupenelitian untuk memperoleh data yang diinginkan peneliti. Teknik pengumpulan data tersebutterbagimenjadiduayaitu:
3.4.1. TeknikPengumpulan Data Primer
Teknikpengumpulan data primer yaitu data yang diperolehmelaluikegiatanpenelitianlangsungkelokasipenelitianuntukmencari data-
data yang lengkapdanberkaitandenganmasalah yang diteliti.Teknikinidilakukanmelalui:
1. Metodeinterview wawancara
Wawancara merupakan cara pengumpulan data melalui tanya jawab langsung dengan informan yang dianggap mengetahui permasalahan penelitian
secara mendalam. Untuk memperoleh informasi dari informan, peneliti akan melakukan wawancara mendalam terhadap informan hot spring, dengan tujuan
untuk memperoleh informasi lebih merinci dan mendalam. Wawancara dilakukan dengan mengunakan pedoman wawancara yang telah terstrukturdalam bentuk
daftar pertanyaan yang bersifat terbuka, sehingga informan dapat menyampaikan jawaban secara bebas atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tanpa terikat pada
pilihan jawaban yang tersedia.Informan dalam penelitian ini adalah yang bekerjaDi Dinas Pariwata Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, wisatawan yang
sering berkunjung ke objek wisata hot spring minimal 2 kali berkunjung dan pengelola objek wisata hot spring. Informasi yang dibutuhkan dari informan kunci
Universitas Sumatera Utara
adalah jumlah pengunjung selama 5 tahun terakhir, strategi yang digunakan untuk menarik minat pengunjung, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki objek
wisata hot spring. Sedangkan dari informan utama adalah tentang sarana dan prasarana yang terdapat di hot spring, fasilitas, infrastruktur, kelebihan dan
kekurangan, serta bagaimana pendapat pengunjung untuk pengembangan objek wisata hot spring.
2. Metode observasi
Metode observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan caramengamati secara langsung terhadap obyek penelitian kemudian mencatat gejala-gejala yang
ditemukan di lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian Mungin, 2007. Objek
pengamatan adalah fasilitas yang disediakan, sarana dan prasarana dan infrastruktur dan yang diamati adalah bagaimana kelemahan dan kelebihan dari
objek pengamatan tersebut.
3.4.2TeknikPengumpulan Data Sekunder
Teknikpengumpulan data sekunderadalahteknikpengumpulan data yang dilakukanmelaluipengumpulanbahan-bahankepustakaan yang
dapatmendukungteknikpengumpulan data primer.Teknikpengumpulan data
sekunderdilakukandenganmenggunakaninstrumensebagaiberikut :
1. Studidokumentasiyaituteknikpengumpulan data
denganmenggunakancatatanataudokumen tentang wilayah lokasi penelitian hot spring dansumber-sumber lain yang terkaitdenganpenelitian yaitu tentang
sejarah terbentuknya hot spring.
Universitas Sumatera Utara
2. Studi
kepustakaanyaituteknikpengumpulan data yang diperolehdariberbagailiteratursepertibuku-buku, karyailmiah
dan pendapatparaahli yang memilikirelevansidenganmasalah yang akanditeliti.
3.5 Teknik Analisis Data
Data yang terhimpun dari kegiatan pengumpulan data harusdiolahdiproses agar informasi bermakna. Cara untuk mengelola data
beragam,mulai dari yang paling sederhana hingga yang rumit, namun analisis data bergantung pada jenis data Suwartono, 2014:79.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, yang merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data
yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki oleh objek wisata Hot Spring.
3.5.1 Analisis SWOT
Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah metode analisis SWOT, yaitu melakukan identifikasi terhadap faktor internal dan faktor eksternal
untuk mengetahui ancaman Threats, peluang Opportunities, kelemahanWeaknesses,dan kekuatan Strengths. Kemudian dilakukan analisis
untukmengetahui kondisi suatu usaha yang diteliti serta merumuskan strategi yang baik untuk digunakan, serta memaksimalkan strategi pengembangan ekowisata
yang dilakukan oleh masyarakat pengelola objek wisata Hot Springyang terdapat dalam faktor internal IFAS dan faktor eksternal EFAS.
3.5.2 Matriks Internal Factor Analysis StrategyIFAS
Tahapan matriks IFAS Internal Factor Analysis Strategysebagai berikut
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1.
Tabel 3.1Matriks IFAS FAKTOR – FAKTOR
BOBOT INDIKATOR
BOBOT RATING X
INTERNAL RATING
KEKUATAN : - Indikator Kekuatan
1 - Indikator Kekuatan
2 - Indikator Kekuatan
3 - Indikator Kekuatan
4 - Indikator Kekuatan
5 - Indikator Kekuatan
n
KELEMAHAN : - Indikator Kelemahan 1
- Indikator Kelemahan 2 - Indikator Kelemahan 3
- Indikator Kelemahan 4 - Indikator Kelemahan 5
- Indikator
Kelemahan n
TOTAL
Sumber: Rangkuti, Freddy. 2014. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. hal. 27.
Matriks IFAS Internal Factor Analysis Strategy disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut kedalam kerangka
Universitas Sumatera Utara
Strenghtand Weakness pada suatu usaha.Adapun proses analisis lingkungan internal IFAS adalah sebagai berikut:
a. Pada kolom 1, identifikasi dan tulis item-item IFAS yang paling penting dalam
kolom faktor strategis, tunjukkan mana yang merupakan kekuatan dan kelemahan untuk analisis internal.
b.Pada kolom 2, tentukan bobot untuk setiap faktor mulai 1,0 sangat penting, sampai dengan 0,0 tidak penting. faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat
memberikan dampak terhadap posisi strategis perusahaan. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00.
Bobot: 0,00– 0,05 - Pengaruh kecil 0,06–0,10 - Pengaruh sedang
0,11–0,15 - Pengaruh besar 0,16–0,20 - Pengaruh sangat besar
c. Hitung rating untuk masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan dengan
memberikan skala mulai dari 4 outstanding sampai dengan 1 poor. Pemberian nilai rating untuk faktor kekuatan yang semakin besar diberi rating
+4, tetapi jika kekuatannya kecil diberi nilai +1. Pemberian nilai rating kelemahan kebalikannya, jika nilai kelemahan sangat besar ratingnya adalah 1,
sebaliknya jika nilai kelemahannya kecil ratingnya 4. Rating pada matrik IFAS:
1 :
merupakan kelemahan utama 1
: merupakan kelemahan kelemahan yang kecil
3 :
merupakan kekuatan yang kecil 4
: merupakan kekuatan utama
Jadi rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu pada industri dimana perusahaan berada.
Universitas Sumatera Utara
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh
faktor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 outstanding sampai dengan 1,0 poor.
3.5.3 Matriks External Factor Analysis Strategy EFAS
Matriks EFAS disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis eksternal kedalam kerangka Opportunities and Threats pada suatu usaha. Adapun proses
analisis lingkungan dan eksternal EFAS adalah sebagai berikut: a.
Pada kolom 1, identifikasi dan tulis item-item EFAS yang paling penting dalam kolom faktor strategis eksternal, tunjukkan mana yang merupakan peluang dan
ancaman untuk analisis eksternal. b.
Pada kolom 2, tentukan bobot untuk setiap faktor mulai 1,0 sangat penting, sampai dengan 0,0 tidak penting. faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat
memberikan dampak terhadap posisi strategis perusahaan. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00.
Bobot: 0,00 – 0,05: Pengaruh kecil 0,06 – 0,10: Pengaruhsedang
0,1 – 0,15: Pengaruh besar 0,16 – 0,20: Pengaruh sangat besar
c. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang yang semakin besar diberi rating
+4, tetapi jika peluangnya kecil diberi nilai +1. Pemberian nilai rating ancaman kebalikannya, jika nilai ancaman sangat besar ratingnya adalah 1,
sebaliknya jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4. Rating pada matrik EFAS:
1: memiliki peluang yang sangat sedikit atau ancaman yang sangat besar 2: memiliki peluang yang sedikit atau ancaman yang besar
3: memiliki peluang yang besar atau ancaman yang kecil 4: memiliki peluang yang sangat besar atau ancaman yang sangat kecil
Universitas Sumatera Utara
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh
faktor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 outstanding sampai dengan 1,0 poor.
Tahapan matriks EFASyang disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis eksternal kedalam kerangka Opportunities and Threats pada suatu usaha
berikut dijelaskan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2Matriks EFAS FAKTOR – FAKTOR
BOBOT INDIKATOR
BOBOT RATING
X INTERNAL
RATING PELUANG :
- Indikator Peluang 1 - Indikator Peluang 2
- Indikator Peluang 3 - Indikator Peluang 4
- Indikator Peluang 5 - Indikator Peluang n
ANCAMAN : - Indikator Ancaman 1
- Indikator Ancaman 2 - Indikator Ancaman 3
- Indikator Ancaman 4 - Indikator Ancaman 5
- Indikator Ancaman n
TOTAL
Sumber: Rangkuti, Freddy. 2014. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. hal. 26.
3.5.4 Diagram SWOT
Universitas Sumatera Utara
Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam
analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths danWeaknesses serta lingkungan External Opportunities dan Threats yang
dihadapidunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluangOpportunities dan ancaman Threats dengan faktor internal
kekuatanStrengths dan kelemahan Weaknesess. Rangkuti, 2014:20 Diagram dari hasil analisis SWOT terhadap lingkungan eksternal dan
lingkungan internal dari suatu usaha, akan menunjukkan strategi yang sesuai dari suatu usaha. Setiap posisi pada kuadran memberikan solusi yang berbeda pada
strategi yang berdasarkan hasil terhadap analisis yang dilakukan, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya. Berikut dijelaskan dalam diagram SWOT
pada Gambar 3.1.
BERBAGAI PELUANG
KELEMAHAN Kuadran 3
Kuadran 1 KEKUATAN
INTERNAL Kuadran 4
Kuadran 2 INTERNAL
BERBAGAI ANCAMAN
Sumber: Rangkuti, Freddy. 2014. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. hal. 20.
Gambar 3.1Diagram SWOT
Kuadran 1, Merupakan posisi yang sangat menguntungkan, karena perusahaan
Universitas Sumatera Utara
mempunyai peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal. Dimana perusahaan harus
menerapkan strategi yang mendukung kebijakan agresif. Kuadran 2, meskipun perusahaan menghadapi berbagai ancaman, perusahaan
mempunyai keunggulan sumber daya. Pada posisi ini perusahaan dapat menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang
dalam jangka panjang, dimana dilakukan melalui strategi diversifikasi produk atau pasar.
Kuadran 3, perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar tetapi sumber dayanya lemah karena itu tidak dapat memanfaatkan peluang
tersebut secara optimal. Dalam kondisi ini fokus perusahaan adalah meminimalkan kendala-kendala internal perusahaan.
Kuadran 4, situasi perusahaan dalam kondisi yang serba tidak menguntungkan, karena perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal
sementara sumber daya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan.
3.5.5 Matriks SWOT
Matriks SWOT adalah alat yang digunakan untuk mengukur faktor-faktor strategi perusahaan. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana
peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan kemudian dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Rangkuti, 2014:83.
Berikut mengenai matriks SWOTakan dijelaskan pada Tabel 3.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3Matriks SWOT
IFAS STRENGHTS S
WEAKNESSES W
Tentukan 5-10 Tentukan 5-10
EFAS
faktor-faktor kekuatan faktor-faktor kelemahan
Internal Internal
OPPORTUNIES O STRATEGI SO
STRATEGI WO Tentukan 5-10
Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
faktor-faktor peluang menggunakan kekuatan
Meminimalkan Eksternal
untuk memanfaatkan kelemahan untuk
Peluang memanfaatkan peluang
TREATHS T STRATEGI ST
STRATEGI WT Tentukan 5-10
Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
faktor-faktor ancaman menggunakan kekuatan
Meminimalkan Eksternal
untuk mengatasi kelemahan dan
Ancaman menghindari ancaman
Sumber: Rangkuti, Freddy. 2014. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. hal. 83.
Dalam matriks SWOT, peneliti akan memasukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan Strengths, kelemahan Weaknesess, peluang Opportunities
dan ancaman Threats. Berdasarkan faktor-faktor yang telah dimasukan tersebut, peneliti akan menciptakan strategi yang sesuai. Sehingga dari hasil matriks
SWOT tersebut akan muncul strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WT, yang dapat menjadi alternatif strategi yang dapat dijalankan.Dari hasil
analisis SWOT akan dihasilkan empat alternatif strategi Rangkuti, 2014:84 yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh manajemen perusaahaan, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1.Strategi SO Strength-Opportunity Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-
peluang yang ada diluar perusahaan.Jadi jika perusahaan memiliki kelemahan maka perusahaan harus mampu mengatasi kelemahan tersebut, sedangkan jika
perusahaan menghadapi ancaman maka perusahaan harus berusaha menghindarinya dan berusaha berkonsentrasi pada peluang-peluang yang ada.
2.Strategi WO Weakness-Opportunity Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal
perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.Kadangkala perusahaan menghadapi kesulitan dalam memanfaatkan peluang karena adanya
kelemahan-kelemahan internal, oleh karena itu tergantung bagaimana manajemen perusahaan untuk menggunakan strategi tersebut.
3.Strategi ST Strength-Threat Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi
dampak dari ancaman-ancaman eksternal. 4.Strategi WT Weakness-Threat
Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan defensif dengan cara mengurangi
kelemahan internal serta menghindari ancaman. Suatu perusahaan yang dihadapkan pada sejumlah kelemahan internal dan ancaman eksternal
sesungguhnya berada dalam posisi yang berbahaya, ia harus berjuang untuk tetap hidup bertahan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah hot spring
Pemandian air panas atau hot spring merupakan salah satu objek wisata yang berasal dari letusan gunung berapi yaitu Gunung Pusuk Buhit. Awalnya Hot
spring dikenal masyarakat dengan sebutan Aek Rangat Dalam Bahasa Batak yang berarti air hangat. Melihat bahwa wisatawan yang berkunjung ke tempat ini
bukan hanya wistawan nusantara tetapi juga wisatawan mancanegara maka muncul ide masyarakat untuk mengubah sebutan Aek Rangat menjadi Hot Spring
dengan tujuan supaya lebih general. Kawasan obyek wisata alam pemandian air panas berada di kelurahan
Siogung-ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir. Keadaan permukaan tanah di daerah ini pada umumnya berbukit-bukit dan bergelombang
hingga pegunungan yang dikelilingi oleh danau toba dan pohon pinus yang tumbuh disekitar hot spring. Adapun batas-batas wilayahnya yakni sebelah utara
berbatasan dengan Danau Toba, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tanjung Bunga, sebelah timur berbatasan dengan Terusan Tano Ponggol dan sebelah
barat berbatasan dengan Gunung Pusuk Buhit. Kawasan obyek wisata alam ini memiliki temperature udara berkisar antara 18°c-26°c dengan kemiringan 40°.
Luas kelurahan Siogung-ogung ini yakni 4.00km2. Daerah ini beriklim tropis dan mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan
Universitas Sumatera Utara
pertama dimulai pada Bulan September sampai Maret sedangkan musim kemarau biasanya dimulai pada Bulan Mei sampai Agustus.
Status kepemilikan lahan ini adalah lahan milik pemerintah dan sebagian lagi merupakan lahan milik pribadi yang dikelola oleh penduduk setempat.
Adapun status kepemilikan lahan pribadi di kawasan ini terbagi atas 16 kepala keluarga. Adapun fasilitas yang tersedia yakni kolam renang yang terpisah bagi
pria dan wanita dengan tingkat suhu air yang berbeda-beda, kamar mandi dengan air tawar, ruang ganti,pancuran mata air, akomodasi atau penginapan, parkiran,
rumah makan, restoran, jasa guide dan permainan air. Pemandian air panas hot spring yang berada di kaki Gunung Pusuk
Buhit menjadi salah satu objek wisata andalan Kabupaten Samosir hingga saat ini. Hot spring yang dibangun dan dikelola kalangan swasta sejak tahun 1970
sudah sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hot spring mengandung belerang yang cukup tinggi yang sejak
dulu diyakini mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit dan menyegarkan tubuh agar kembali fit.
Tahun 2014 hot spring dikelola sepenuhnya oleh masyarakat tanpa bantuan pemerintah maupun investor dengan cara membangun kolam dengan
mengandalkan dana kredit dari perbankan. Masyarakat menilai bahwa usaha pemandian air panas di kakiGunung Pusuk Buhit merupakan usaha yang cukup
menjanjikan. Setiap hari, rata-rata ada 300 pengunjung yang datang ke hot spring. Hari libursekolah dan lebaran, pengunjung hot spring melebihi hari biasa. Untuk
itu masyarakat sekitar hot spring berusaha membenahi jalan lingkungan, menata area parkiran yang sewaktu-waktu bisa membludak, ataupun membersihkan
Universitas Sumatera Utara
tempat pemandian masing-masing pemilik warung. Disamping itu, pemerintah daerah setempat juga sudah turut mendukung pengembangan objek wisata hot
spring dengan berbagai upaya yang sudah terealisasi seperti penyuluhan kebersihan, penataan lokasi, pembentukan kelompok sadar wisata, pembangunan
jalan setapak menuju puncak hot spring, pengadaan sarana permainan air di Danau Toba, perbaikan ruang ganti, penataan wilayah parkir dan pembangunan
gapura.
4.1.2 Susunan organisasi
Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, dengan susunanorganisasi sebagai berikut:
1. Kepala Dinas 2. Sekretaris
3. Bendahara 4. Bidang Seni dan Kebudayaan
5. Bidang Usaha Pariwisata 6. Bidang Pengembangan Kawasan Wisata
7. Bidang Pemasaran Wisata 8. Unit Pelaksana Teknis Dinas UPTD
9. Kelompok Jabatan Fungsional.
4.1.3 Visi dan misi
Visi adalah suatu gambaran tentang keadaan masa depan yangberisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan pemerintah. Visi dapat puladiartikan sebagai
cara pandang jauh ke depan kemana instansi pemerintahharus dibawa agar dapat eksis, antisipatif, dan inovatif.Adapun rumusan visi Dinas Pariwisata Seni dan
Universitas Sumatera Utara
Budaya KabupatenSamosir sampai dengan tahun 2016 yang dihasilkan dalam kajian, dirumuskan berdasarkan atas beberapa aspek, antara lain:
1. Lingkungan strategis atas kecenderungan perkembangan pariwisata.
2. Kondisi internal atas potensi daerah yang dimiliki.
3. Isu-isu aktual yang terkait dengan persoalan pengembangankepariwisataan
daerah. 4.
Tinjauan pasar potensial bagi kepentingan pemasaran produk wisata. Berdasarkan kajian dan beberapa aspek di atas, rumusan Visipariwisata
Kabupaten Samosir sampai dengan tahun 2016 dapat dirumuskansebagai berikut: “Mewujudakan Kabupaten Samosir Sebagai Daerah Tujuan Wisata YangHandal
Di Sumatera Utara Dan Memiliki Daya Saing Yang Tinggi”. Untuk mencapai visi tersebut, maka dituangkan dalam misikabupaten sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia dengan moral dan
akhlak yang tinggi serta keterampilan yang memadai. 2.
Meningkatkan interkoneksitas wilayah dan keterkaitan sektor ekonomi. 3.
Meningkatkan kelembagaan dan peran swasta masyarakat. 4.
Meningkatkan penerapan hukum dan penerapan prinsip serta pemerintahan yang baik.
5. Mengoptimalkan sumber daya alam yang mengacu pada kelestariaan
lingkungan.
4.1.4 Justifikasi visi
Pernyataan Mewujudkan Kabupaten Samosir sebagai destinasi yanghandal di Sumatera Utara dan memilki kemampuan daya saing yang tinggidalam merebut
Universitas Sumatera Utara
peluang pasar baik domestik maupun mancanegara, memilikimakna justifikasi dan konsekuensi logis, sebagai berikut:
1. Mewujudkan Kabupaten Samosir sebagai daerah kunjungan wisata yang handal
di Sumatera Utara merupakan sebuah keinginan untuk mewujudkan Kabupaten Samosir sebagai daerah tujuan andalan yang memilki makna justifikasi bahwa
perlu adanya set-up kebijakan penataan terhadap berbagai aspek dalam persoalan pengembangan kepariwisataan daerah.
2. Memiliki kemampuan daya saing tinggi menegaskan bahwa KabupatenSamosir
harus mampu untuk siap bersaing dengan daerah lain di Sumatera Utara. Kesiapan ini tentunya didasari kenyataan bahwa Kabupaten Samosir memiliki
potensi yang tidak kalah baik dengan daerah lainnya secara kuantitas maupun kualitas.
3. Merebut peluang pasar baik domestik maupun mancanegara mengandung
makna justifikasi bahwa Kabupaten Samosir harus mampu memposisikan diri menjadi sebuah daerah favorit dan diminati oleh pasar wisata.
Misi adalah cara pandang ke depan dalam pengembangan pariwisata Kabupaten Samosir sampai dengan tahun 2020 seperti yang telah
dirumuskandalam visi pariwisata Kabupaten Samosir di dalam pengembangan misi sebagai berikut:
1. Mengoptimalisasikan pengawasan secara berkesinambungan dalam rangka
pengembangan efektifitas dan pengendalian pembangunan Pariwisata. 2.
Mengembangkan jaringan hubungan kemitraan yang berbasis kerakyatan. 3.
Mengembangkan dan melestarikan obyek daya tarik wisata, seni dan kebudayaan daerah.
Universitas Sumatera Utara
4. Meningkatkan sarana dan prasarana pariwisata.
5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pariwisata yang professional dan
berkemampuan tinggi. 6.
Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan program antar stakeholder maupun sektor terkait.
7. Mengembangkan program pemasaran dalam rangka peningkatan Pendapatan
Asli Daerah PAD. Misi Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir sesuai dengan
visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Misi yang dirumuskan ini menunjukkan kristalisasi tugas pokok dan
fungsi setiap unit organisasi Pariwisata, Seni dan Budaya, masing-masing misi pertama dan kedua oleh Sekretariat Dinas, misi ketiga oleh Bidang Kebudayaan,
misi keempat dan kelima oleh Bidang Pengembangan Kawasan Wisata, misi keenam oleh Bidang Pengembangan Usaha Pariwisata, misi ketujuh dan
kedelapan oleh Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata. Misi di atas merupakan pelaksanaan kegiatan untuk mewujudkan visi dan merupakan
penjelasan bagaimana hal ini dapat dilakukan dan pihak apa yang akan dilayani. Dalam pandangan praktis, misi di atas adalah sesuatu yang harus diemban atau
dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir sesuai dengan visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil
dengan baik.
4.2 Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian dilakukan dalam bentuk uraian singkat dan kemudian dikembangkan dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Pada bagian
Universitas Sumatera Utara
ini, penulis akan menyajikan hasil pengumpulan data yang diperoleh selama masa penelitian.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh dengan menggunakan metode wawancara secara mendalam kepada Dinas Pariwisata, Seni
dan Budaya Kabupaten Samosir yang sekaligus juga merupakan pengelola objek wisata pemandian air panas hot spring, Samosir-Pangururan selaku informan
kunci dan pengunjung hot Spring selaku informan utama.
Informan kunci adalah orang yang orang yang paling mengetahui dan memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Informan kunci pada
penelitian ini yaitu Bapak Sormin Simbolon selaku kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Samosir sekaligus pengelola hot spring. Berikut ini
adalah karakteristik informan kunci yang peneliti rangkumkan Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Identitas Informan Kunci Penelitian Nama
Usia tahun
Jenis Kelamin
Keterangan
Sormin Simbolon
Jekson Purba
Erna Nadeak
50
28
31 Laki-laki
Laki-laki
Perempuan Sekretaris Dinas Pariwisata
Seni dan Budaya Kabupaten Samosir. Pengelola objek
wisata pemandian air panas Hot Spring.
Bidang Pengembangan
Kawasan Wisata Bidang Pemasaran Wisata
Sumber : Data Diolah, 2016
.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini informan utamanya adalah
pengunjung objek wisata hot spring, yang melakukan kunjungan lebih dari satu kali. Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan seputar objek wisata, fasilitas,
infrastruktur, transportasi dankeramahtamahan masyarakat. Jumlah informan utama pada penelitian ini berjumlah 5 orang terdiri dari 2 perempuan dan tiga
laki-laki, antara lain Eci Fridayati Napitu 22, Simon P Simorangkir 22, Masdin Napitu 48, Fransiskus 19 , Febrianto Manik 21, dan Yuli Morina Sidabutar
22. Berikut ini karakteristik informan utama yang peneliti rangkumkan.
Tabel 4.2 Identitas Informan Utama Penelitian
Nama Usia
tahun Pendidikan Pekerjaan
Pendapatan Jumlah
kunjungan Kali
Eci Napitu 22
S1 Karyawati
3.000.001,00- 4.000.000,00
12
Simon S 22
S1 Karyawan
4.000.001,00- 5.000.000,00
8
Masdin Napitu 48
SMA Bertani
3.000.001,00- 5.000.000,00
18
Febrianto M 21
S1 Mahasiswa
1.000.001,00- 2.000.000,00
15
Yuli Morina S 22
S1 Mahasiswi
1.000.001,00- 2.000.000,00
13
Sumber : Data Diolah, 2016
Universitas Sumatera Utara
Berikut penjelasan mengenai Tabel 4.2: 1. Peneliti mewawancarai sebanyak 5 orang informan utama. Informan utama
berjenis kelamin laki-laki dan perempuan 2. Jumlah informan utama yang berusia antara 20-30 tahun sebanyak 4 orang dan
berusia 48 tahun sebanyak 1 orang 3. Tingkat pendidikan informan utama mulai dari Sekolah Menengah Pertama
hingga lulusan Perguruan Tinggi. Pengunjung objek wisata hot spring, Pangururan-Samosir memiliki latar belakang yang beragam.
4. Informan utama penelitian memiliki profesi yang beranekaragam. Informan utama yang berprofesi sebagai mahasiswa berjumlah 2 orang, karyawanti
berjumlah 2 orang, petani berjumlah 1 orang. 5. Peneliti melakukan wawancara dengan informan utama untuk mengetahui
seputar objek wisata, fasilitas, infrastruktur, transportasi, keramahtamahan masyarakat, kelebihan, kekurangan, peluang dan ancaman pada objek wisata hot
spring di Pangururan-Samosir.
4.2.1 Kondisi sarana
Dalam kaitan pelaksanaan pengembangan potensi objek dan dayatarik wisata yang dimiliki, tidaklah terlepas dari perlunya dukungan saranadan
prasarana memadai, hal ini menghendaki adanya keterlibatanstakeholder pihak terkait baik pihak swasta maupun pemerintah sertamasyarakat di dalam rangka
mangakomodir kebutuhan sesuai peruntukankondisi objek secara terintegrasi dalam sebuah perencanaan yang bermuarapada perwujudan kepentingan timbal
balik dengan kata lain bahwa masing-masingpihak dibutuhkan sesuai peranan dan
Universitas Sumatera Utara
tanggung jawabnya.Mengenai kondisi sarana pariwisata yang ada di Hot Spring Kabupaten Samosir,antara lain:
1. Sarana akomodasi
Keseluruhan sarana ini terletak di sekitar hot spring. Terdapat 3 buah hotel di hot spring yaitu Saulina Ressort, Cahaya Guest House dan Tiga Besar.
2. Sarana restoran dan rumah makan Usaha rumah makan yang dikembangkan oleh masyarakat sebagaisalah
satu unsur penting yang dibutuhkan baik ditempat tujuan maupunpersinggahan dari suatu perjalanan wisata. Terdapat sebanyak 32 rumah makan di hot spring.
3. Sarana hiburan umum Kegiatan rekreasi dan hiburan umum dalam perkembangan
dinamikakepariwisataan tidak lagi sekedar kebutuhan penunjang tapi sudahmerupakan sarana yang memiliki fungsi sama terhadap sarana
yangmenyediakan fasilitas menginap, makan dan minum yang ketiga-tiganyatidak dapat dipisahkan lagi menurut sebuah ukuran prioritas, rekreasi danhiburan umum
sudah menjadi kebutuhan wisatawan pada sebuah daerahtujuan wisata. Hot spring memiliki sarana hiburan umum berupa permainan ski di air Danau Toba. Untuk
mendukung permainan air ini, pemerintah daerah menyediakan 20 unit ski air untuk disewakan kepada pengunjung.
4. Sarana transportasi Masyarakat sekitar hot spring didalam melakukan aktivitasnya sebagian
besar menggunakan angkutan darat berupa mobil pribadi dan sepeda motor. Tidak ada angkutan umum ke hot spring. Kondisi inilah yang menyebabkan sebagian
Universitas Sumatera Utara
pengunjung mengeluh karena harus membawa kendaraan pribadiketika ingin berkunjung.
4.2.2 Kondisi prasarana 1. Prasarana jalan
Dalam perencanaan pengembangan objek wisata, kemudahan aksebilitas yang menyangkut kondisi prasarana jalanmemainkan peranan yang penting di
dalam memudahkan kunjungan padasuatu lokasi objek yang menjadi tujuan wisata.Berdasarkan hasil obsevasi peneliti, secara keseluruhan jalan di Kabupaten
Samosir sudah diaspal. Kondisi jalan di Kabupaten Samosir tidak buruk namun tidak juga baik, masih diperlukan adanya peningkatan mutu jalan untuk
memudahkan mobilisasi kunjungan wisata ke hot spring. 2. Prasarana listrik
Berdasarkanpengamatan lapangan yang dilakukan dari seluruh proses jalan menujudaerah objek wisata yang memiliki kualifikasi berpotensi tinggi
sampaisedang secara keseluruhan telah terjangkau jaringan listrik sampai padatingkat wilayah pemerintahan desakelurahan, kondisi ini akan
sangatmemudahkan di dalam mensuplai kebutuhan listrik pada titik-titik lokasi objekyang sementara dalam proses pengembangan.
3. Prasarana air bersih
Di Kabupaten Samosir potensi sumber air bersih pada umumnya sangatbesar baik merupakan air tanah maupun air permukaan yang bersumber
darimata air dan Danau Toba. Dalam halini penyediaan kebutuhan air bersih untuk menunjang pengembanganpariwisata terutama terhadap pemanfaatan yang
ditujukan untuk memenuhikebutuhan konsumsi usaha jasa perhotelan, rumah
Universitas Sumatera Utara
makan, penginapanserta tempat-tempat rekreasi pada lokasi objek wisata yang ada dianggapsangat memadai dan dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan.
4. Prasarana telekomunikasi
Dengan keberadaan pelayanan jasa telekomunikasi di kabupatenSamosir maka usaha pengembangan prasaranatelekomunikasi daerah semakin
berkembang, baik dari segi teknis maupunjasa pelayanan yang diberikan. Hal ini tentu saja mempunyai implikasi positifdalam pengembangan pariwisata di
Kabupaten Samosir. Berdasarkan pengamatan pada situasi sosial dan hasil wawancara yang
telah dilakukan oleh penulis kepada para informan, maka ditemukan data-data yag diperlukan oleh penulis, berupa faktor internal hot spring yaitu kekuatan
strength, kelemahan weakness, dan faktor eksternal hot spring yaitu peluang opportunity, ancaman threat. Data-data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Faktor Internal dan Faktor Eksternal Hot Spring FAKTOR INTERNAL
No. Kekuatan Strengths Kelemahan Weaknesses
1. Mengandung belerang yang baik
untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit dan therapy
tubuh Beberapa ruas jalan menuju
ODTW kurang memadai jalan sempit dan berlubang
2. Perhatian Pemerintah Daerah dalam
bidang pariwisata dinyalakan pariwisata sebagai salah satu visi
Tidak tersedia transportasi umum ke hot spring
Universitas Sumatera Utara
3. Memiliki potensi alamwisata
dengan panorama yang sangat indah karena dekat dengan Danau Toba
Promosi pariwisata hot spring masih kurang gencar
4. Potensi ekonomi pariwisata relatif
besar dan menjanjikan untuk meningkatkan lapangan usaha dan
lapangan kerja Belum efektifnya kegiatan
pemasaran produk dan paket wisata terpadu
5. Dengan Otonomi Daerah,
Pemerintah Daerah akan mampu meningkatkan pembangunan
destinasi baru khususnya pengembangan obyek dan daya tarik
wisata, usaha jasa dan sarana wisata Lemahnya investasi swasta sektor
pariwisata, berakibat kepada kurang berkembangnya usaha
pariwisata
6. Tersedia sarana informasi
kepariwisataan bagi masyarakat Masih rendahnya apresiasi dan
kecintaan terhadap budaya dan produk lokal
7. Adanya jalinan kerja sama antara
Pemerintah Daerah, pelaku pariwisata dan komponen pariwisata
untuk menyamakan presepsi dalam meningkatkan pembangunan
pariwisata Belum optimalnya peran
masyarakat dan insan pariwisata dalam pembangunan pariwisata
8. Tersedianya teknologi informasi dan
telekomunikasi untuk melakukan Belum optimalnya pola kemitraan
masyarakat di bidang pariwisata
Universitas Sumatera Utara
promosi
9. Tersedianya sumber daya manusia
kepariwisataan Terbatasnya sumber daya manusia
professional dan memadai yang dapat meningkatkan industri
pariwisata di hot spring
10. Tersedia fasilitas pendukung yang
memadai seperti hotel, restoran perbankan, dll
Rendahnya pengelolaan destinasi pariwisata khususnya dalam
pengemasandaya tarik wisata ke dalam produk pariwisata dan
paket-paket wisata
11. Arus lalu lintas dari ibu kota
kabupaten dengan kawasan wisata relatif dekat
Belum adanya produk usaha jasa dan sarana yang berdaya saing
tinggi
12. Keramahtamahan penduduk atau
masyarakat setempat Tidak menjual cinderamata
13. Keamanan dan stabilitas yang sangat
baik
14. Pelayanan umum polisi, kantor pos,
bank yang baik
FAKTOR EKSTERNAL Peluang Opportunities
Ancaman Threats 1. Trend wisata lingkungan cukup baik
bagi wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara
Cuaca yang tidak menentu dapat menjadi penghalang bagi sebagian
wisatawan untuk berkunjung
Universitas Sumatera Utara
2. Liburan sudah menjadi gaya hidup
masyarakat modern Kelestarian lingkungan akan
terancam oleh kepentingan lain yang menghasilkan pendapatan
lebih besar
3. Perkembangan penduduk,
pendapatan masyarakat, serta keterbatasan lahan rekreasi di Kota
Medan Keterbatasan informasi
menyebabkan kurangya pemahaman masyarakat terhadap
pelestarian lingkungan sehingga apresiasi dan kecintaan
masyarakat terhadap produk lokal masih rendah
4. Potensi seni budaya yang unik dapat
membentuk produk wisata alternatif Pembangunan destinasi yang
kurang memperhatikan aspek kepentingan dan manfaat bagi
masyarakat lokal 5.
Monaco of Asia akan menjadi pasar potensial bagi perkembangan
kunjungan wisatawan ke hot spring Adanya kesamaan potensi
pariwisata dengan daerah lain
6. Jarak jangkauan ODTW satu dengan
yang lain yang cukup dekat, memungkinkan untuk terbentuknya
program tour yang berkesinambungan. Misalnya dari
Sigale-gale ke Tuk-tuk ke Ambarita Masuknya pengaruh budaya asing
yang berkembang di masyarakat
Universitas Sumatera Utara
ke Huta Bolon ke Pasir Putih ke Pangururan dst
7. Matangnya kehidupan berdemokrasi
membuka kesempatan yang besar bagi seniman dan budayawan dalam
menciptakan karya seni budaya Meningkatnya minat masyarakat
sendiri untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain
8. Semakin tersegmentasinya
wisatawan yang memiliki motivasi khusus, menuntut destinasi yang
mampu menawarkan keanekaragaman produk pariwisata.
9. Adanya peluang dengan manfaat
teknologi informasi dan komunikasi dalam upaya mempromosikan
potensi pariwisata hot spring 10.
Terbukanya kesempatan untuk mengembangkan peningkatan obyek
dan daya tarik wisata mengingat bahwa Kabupaten Samosir menjadi
daerah tujuan wisata dambaan banyak orang saat ini.
11. Adanya komitmen bersama dan
terpadu antara pemerintah sebagai fasilitator dengan masyarakat dan
Universitas Sumatera Utara
swasta untuk memajukan pembangunan kepariwisataan
12. Kebijakan pemerintah daerah untuk
mengembangkan pariwisata yakni membangun Kabupaten Samosir
terdepan dalam bidang industri pariwisata berbasis seni, budaya dan
sejarah 13.
Pertumbuhan ekonomi dan deregulasi yang dilakukan oleh
pemerintah kabupaten Samosir memberikan peluang dalam bidang
pariwisata 14.
Pencanangan program dan pemasaran wisata budaya Kabupaten
Samosir
Sumber: Data diolah oleh peneliti, 2016
4.2.3 Faktor Internal Hot Spring 4.2.3.1 Kekuatan Strength
Merupakan faktor-faktor internal positif yang berperan terhadap kemampuan Hot Spring. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1.Mengandung belerang yang baik untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit dan therapy tubuh
Universitas Sumatera Utara
2. Perhatian Pemerintah Daerah dalam bidang pariwisata dinyalakan pariwisata sebagai salah satu visi
3. Memiliki potensi alamwisata dengan panorama yang sangat indah karena dekat dengan Danau Toba
4. Potensi ekonomi pariwisata relatif besar dan menjanjikan untuk meningkatkan lapangan usaha dan lapangan kerja
5. Dengan Otonomi Daerah, Pemerintah Daerah akan mampu meningkatkan pembangunan destinasi baru khususnya pengembangan obyek dan daya tarik
wisata, usaha jasa dan sarana wisata 6. Tersedia sarana informasi kepariwisataan bagi masyarakat
7. Adanya jalinan kerja sama antara Pemerintah Daerah, pelaku pariwisata dan komponen pariwisata untuk menyamakan presepsi dalam meningkatkan
pembangunan pariwisata 8. Tersedianya teknologi informasi dan telekomunikasi untuk melakukan promosi
9. Tersedianya sumber daya manusia kepariwisataan 10.
Tersedia fasilitas pendukung yang memadai seperti hotel, restoran dan perbankan
11. Arus lalu lintas dari ibu kota kabupaten dengan kawasan wisata relatif dekat
12. Keramahtamahan penduduk atau masyarakat setempat
13. Keamanan dan stabilitas yang sangat baik
14. Pelayanan umum polisi, kantor pos, bank yang baik
4.2.3.2 Kelemahan
Kelemahan merupakan faktor-faktor internal negatif yang merintangi Hot Spring untuk mencapai tujuannya. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Beberapa ruas jalan menuju ODTW kurang memadai jalan sempit dan berlubang
2. Tidak tersedia transportasi umum ke hot spring 3. Promosi pariwisata hot spring masih kurang gencar
4. Belum efektifnya kegiatan pemasaran produk dan paket wisata terpadu 5. Lemahnya investasi swasta sektor pariwisata, berakibat kepada kurang
berkembangnya usaha pariwisata 6. Masih rendahnya apresiasi dan kecintaan terhadap budaya dan produk local
7. Belum optimalnya peran masyarakat dan insan pariwisata dalam pembangunan pariwisata
8. Belum optimalnya pola kemitraan masyarakat di bidang pariwisata 9. Terbatasnya sumber daya manusia professional dan memadai yang dapat
meningkatkan industri pariwisata di hot spring 10.
Rendahnya pengelolaan destinasi pariwisata khususnya dalam pengemasandaya tarik wisata ke dalam produk pariwisata dan paket-paket
wisata 11.
Belum adanya produk usaha jasa dan sarana yang berdaya saing tinggi 12.
Tidak menjual cinderamata Biro perjalanan atau paket wisata yang melayani wisatawan baik secara kuantitatif
maupun kualitatif belum memadai dan masih sangat terbatas.
4.2.4 Faktor Eksternal Hot Spring 4.2.4.1 Peluang Opportunity
Universitas Sumatera Utara
Peluang merupakan fakror-faktor eksternal positif yang dapat dimanfaatkan oleh Hot Spring untuk mencapai tujuannya.Faktor-faktor tersebut
adalah sebagai berikut: 1.Trend wisata lingkungan cukup baik bagi wisatawan mancanegara dan
wisatawan nusantara 2. Liburan sudah menjadi gaya hidup masyarakat modern
3. Perkembangan penduduk, pendapatan masyarakat, serta keterbatasan lahan rekreasi di Kota Medan
4. Potensi seni budaya yang unik dapat membentuk produk wisata alternative 5. Monaco of Asia akan menjadi pasar potensial bagi perkembangan kunjungan
wisatawan ke hot spring 6. Jarak jangkauan ODTW satu dengan yang lain yang cukup dekat,
memungkinkan untuk terbentuknya program tour yang berkesinambungan. Misalnya dari Sigale-gale ke Tuk-tuk ke Ambarita ke Huta Bolon ke Pasir Putih
ke Pangururan dst 7. Matangnya kehidupan berdemokrasi membuka kesempatan yang besar bagi
seniman dan budayawan dalam menciptakan karya seni budaya 8. Semakin tersegmentasinya wisatawan yang memiliki motivasi khusus,
menuntut destinasi yang mampu menawarkan keanekaragaman produk pariwisata.
9. Adanya peluang dengan manfaat teknologi informasi dan komunikasi dalam upaya mempromosikan potensi pariwisata hot spring
Universitas Sumatera Utara
10. Terbukanya kesempatan untuk mengembangkan peningkatan obyek dan daya
tarik wisata mengingat bahwa Kabupaten Samosir menjadi daerah tujuan wisata dambaan banyak orang saat ini.
11. Adanya komitmen bersama dan terpadu antara pemerintah sebagai fasilitator
dengan masyarakat dan swasta untuk memajukan pembangunan kepariwisataan 12.
Kebijakan pemerintah daerah untuk mengembangkan pariwisata yakni membangun Kabupaten Samosir terdepan dalam bidang industri pariwisata
berbasis seni, budaya dan sejarah. 13.
Pertumbuhan ekonomi dan deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten Samosir memberikan peluang dalam bidang pariwisata
14. Pencanangan program dan pemasaran wisata budaya Kabupaten Samosir
4.2.4.2 Ancaman Threat
Ancaman merupakan faktor-faktor eksternal negatif yang dapat merintangi kemampuan Hot Spring untuk mencapai tujuannya. Faktor-faktor tersebut antara
lain: 1.
Cuaca yang tidak menentu dapat menjadi penghalang bagi sebagian wisatawan untuk berkunjung
2. Kelestarian lingkungan akan terancam oleh kepentingan lain yang
menghasilkan pendapatan lebih besar 3.
Keterbatasan informasi menyebabkan kurangya pemahaman masyarakat terhadap pelestarian lingkungan sehingga apresiasi dan kecintaan masyarakat
terhadap produk lokal masih rendah 4.
Pembangunan destinasi yang kurang memperhatikan aspek kepentingan dan manfaat bagi masyarakat local
Universitas Sumatera Utara
5. Adanya kesamaan potensi pariwisata dengan daerah lain
6. Masuknya pengaruh budaya asing yang berkembang di masyarakat
7. Meningkatnya minat masyarakat sendiri untuk melakukan perjalanan wisata ke
daerah lain Berdasarkan uraian hasil identifikasi situasi terhadapaspek internal dan
eksternal hot spring, maka secara garis besar dapatdisimpulkan bahwa terdapat sejumlah indikator yang selanjutnya disebut isustrategis yang dihadapi dan
berpengaruh terhadap pengembangan kawasanpariwisata di Kabupaten Samosir tepatnya hot spring.
4.2.5 Identifikasi isu strategis
Kegiatan identifikasi isu-isu strategis terkait faktor-faktor
lingkunganorganisasi yang terkait dengan isu aktual yang dihadapi oleh DinasPariwisata, Seni dan Budaya ini bertujuan untuk memenuhi faktor-
faktorstrategis yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi dan solusinya.Untuk pencapaian tujuan dengan pencapaian tingkat kinerja yang
diinginkan,maka hambatan-hambatan tersebut perlu menjadi pertimbangan, baik yangsifatnya internal maupun eksternal organisasi.Berdasarkan hasil observasi
terhadap pengelolaan kawasanpariwisata di Kabupaten Samosir dalam upaya mencapai tujuan yang telahditetapkan, terdapat sejumlah isu dalam pelaksanaan
tugas pokok danfungsi Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir. Hal ini perludiidentifikasi, dianalisis, dan ditentukan apa dampak yang mungkin
timbulserta kemudahan yang ada dalam rangka membangun sistem perencanaanpembangunan daerah yang profesional. Isu-isu strategis tersebut
meliputi:
Universitas Sumatera Utara
1.Belum efektifnya regulasi dalam rangka efektifitas pengembangan danpengendalian pembangunan pariwisata
Berkenaan dengan itu otonomisasi daerah dalam pelaksanaanpembangunan dituntut adanya peraturan terhadap fungsi pelaksanaansecara optimal pada
pengembangan kebudayaan dan pariwisata daerahKabupaten Samosir 2.Kurangnya sarana dan prasarana pariwisata
Adanya sarana dan prasarana yang repfesentatif pada kawasan sitewisata merupakan daya tarik tertentu untuk dikunjungi wisatawan.Namun, kondisi sarana
dan prasarana kurang memadai. 3.Tidak adanya koordinasi dan keterpaduan program antar stakeholdermaupun
sektor terkait Peran serta keterlibatan stakeholders dalam pengembangankebudayaan dan
pariwisata masih sangat kurang, terutama dalampengembangan suatu kawasan. 4.
Kurangnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia pariwisata yangprofessional dan berkemampuan tinggi
Kurangnya kualitas human resources yang belum sesuai dengan apayang diharapkan yakni the right man and the right place. Pelakupariwisata sangat
kurang jumlahnya dan kualitasnya tidak sesuaidengan sumber daya yang ada di dinas maupun di lapangan.
5.Belum optimalnya program promosi dan pemasaran yang memberikankonstribusi positif terhadap Pendapatan Asli Daerah PAD
Pelaksanaan promosi wisata daerah belum optimal digarap, unsurpromosi pariwisata diharapkan menjadi alat utama untuk melakukandestinasi ke
Kabupaten Samosir.
Universitas Sumatera Utara
6.Belum optimalnya pengembangan pengelolaan dan pelestarian obyekdan daya tarik wisata
Perlunya pengembangan dan pelestarian kawasan destinasi, sepertiuntuk kawasan obyek wisata budaya sebagai obyek pariwisata unggulan.
7.Belum optimalnya jaringan hubungan kemitraan yang berbasiskerakyatan Diperlukan penanganan yang professional dari stakeholders
keterlibatanstakeholders dalam usaha pengembangan pariwisata yang diarahkankepada adanya kebersamaan mutuality pola pikir bersinergi
dalammembangun pariwisata daerah
4.2.6 Perumusan strategi Untuk mengelola isu-isu
Perumusan strategis merupakan salah satu jenis perencanaan yangperlu dibuat oleh pemerintah daerah dalam rangka menentukan strategistrategiyang
efektif untuk digunakan dalam mengembangkan sektor ini karena lebih bersifat komprehensif dalam arti lebih memfokuskan padaanalisis lingkungan secara
keseluruhan, baik lingkungan eksternal maupunlingkungan internal. Keputusan- keputusan tersebut perlu dilihat dari sudutpandang misi, tujuan, strategi dan
kebijakan organisasi, untuk mengetahuicara-cara perumusan strategi yang paling cocok.
Strategi umum grand strategy sering dinamai strategi indukmaster, memberikan arah bagi tindakan-tindakan strategik yangmerupakan penyatu arah
untuk mencapai sasaran jangka panjang. Makasebelum merumuskan strategi induk diperlukan analisis untuk level tersebutdi atas. Demikian juga untuk
identifikasi strategi perlu dilakukan analisisuntuk mengetahui berbagai alternatif strategi fungsional terlebih dahulu,maka teknik analisis yang digunakan sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan yang diterapkan padaDinas Pariwisata, Seni dan Budaya dengan melakukan teknik analisapembuatan strategi dengan analisis matriks SWOT untuk
level fungsi strategigenerik yang merupakan suatu pendekatan dalam rangka menganalisa isuisustrategis untuk selanjutnya diimplementasi dalam strategi
utama sesuaivisi misi organisasi.
4.3 Analisis Data
Berdasarkan hasil dari penyajian data diatas untuk mengolah data tersebut melalui Analisis SWOT, maka dilakukan terlebih dahulu tahap-tahap seperti
menyusun tabel Internal Factor Analysis Summary IFAS dan Eksternal Factor Analysis Summary EFAS dengan menentukan faktro-faktor yang menjadi
strength dan weakness Hot Spring, selanjutnya memberikan bobot masing-masing faktor dari skala mulai dari 0,00 tidak penting sampai dengan 1,00 sangat
penting dimana semua bobot tersebut jumlahnya tidak lebih dari skor total 1,00. Menghitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala
mulai dari 1 dibawah rata-rata sampai dengan 4 sangat baik. Nilai
ratingstrengthdanweaknessselalubertolakbelakang, begitu juga dengan opportuni ty d
an
threat.
Tabel 4.4 Matriks Internal Factor Analysis Summary Hot Spring Faktor-faktor Eksternal
Bobot Rating
Skor Bobot x
Rating KEKUATAN
1. Mengandung belerang yang baik untuk
menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit dan therapy tubuh
0,04 4
0,16
Universitas Sumatera Utara
2. Perhatian Pemerintah Daerah dalam bidang
pariwisata dinyalakan pariwisata sebagai salah satu visi
0,04 3
0,12
3. Memiliki potensi alamwisata dengan
panorama yang sangat indah karena dekat dengan Danau Toba
0,04 4
0,16
4. Potensi ekonomi pariwisata relatif besar dan
menjanjikan untuk meningkatkan lapangan usaha dan lapangan kerja
0,04 4
0,16
5. Dengan Otonomi Daerah, Pemerintah
Daerah akan mampu meningkatkan pembangunan destinasi baru khususnya
pengembangan obyek dan daya tarik wisata, usaha jasa dan sarana wisata
0,04 3
0,12
6. Tersedia sarana informasi kepariwisataan
bagi masyarakat 0,04
3 0,12
7. Adanya jalinan kerja sama antara
Pemerintah Daerah, pelaku pariwisata dan komponen pariwisata untuk menyamakan
presepsi dalam meningkatkan pembangunan pariwisata
0,04 3
0,12
8. Tersedianya teknologi informasi dan
telekomunikasi untuk melakukan promosi 0,04
3 0,12
9. Tersedianya teknologi informasi dan
telekomunikasi untuk melakukan promosi 0,04
3 0,12
10. Tersedia fasilitas pendukung yang
memadai seperti hotel, restoran, perbankan, dll
0,04 3
0,12
11. Arus lalu lintas dari ibu kota kabupaten
dengan kawasan wisata relatif dekat 0,04
4 0,16
12. Keramahtamahan penduduk atau
masyarakat setempat 0,04
4 0,16
Universitas Sumatera Utara
13. Keamanan dan stabilitas yang sangat baik
0,04 4
0,16
14. Pelayanan umum polisi, kantor pos, bank
yang baik Total Skor Kekuatan
0,03 4
0,12
1,92
KELEMAHAN
1. Beberapa ruas jalan menuju ODTW kurang
memadai jalan sempit dan berlubang 0,02
2 0,04
2. Tidak tersedia transportasi umum ke hot
spring 0,02
2 0,04
3. Promosi pariwisata hot spring masih kurang
gencar 0,04
1 0,04
4. Lemahnya investasi swasta sektor
pariwisata, berakibat kepada kurang berkembangnya usaha pariwisata
0,04 1
0,04
5. Masih rendahnya apresiasi dan kecintaan
terhadap budaya dan produk local 0,03
2 0,06
6. Belum optimalnya peran masyarakat dan
insan pariwisata dalam pembangunan pariwisata
0,03 1
0,03
7. Belum optimalnya pola kemitraan
masyarakat di bidang pariwisata 0,03
1 0,03
8. Terbatasnya sumber daya manusia
professional dan memadai yang dapat meningkatkan industri pariwisata di hot
spring 0,04
1 0,04
9. Rendahnya pengelolaan destinasi pariwisata
khususnya dalam pengemasan daya tarik wisata ke dalam produk pariwisata dan
paket-paket wisata 0,04
1 0,04
Universitas Sumatera Utara
10. Belum adanya produk usaha jasa dan
sarana yang berdaya saing tinggi 0,02
2 0,04
11. Tidak menjual cinderamata
0,01 2
0,02 12.
Biro perjalanan atau paket wisata yang melayani wisatawan baik secara kuantitatif
maupun kualitatif belum memadai dan masih sangat terbatas
0,03 2
0,06
Total Skor Kelemahan 0,48
Selisih Skor Kekuatan dengan Skor Kelemahan
1,44
Dari Matriks Internal Factor Analysis Summary diatas diperoleh total nilai sebesar 1,44 yang menunjukkan bahwa posisi internal perusahaan tergolong
kategori kuat.
Tabel 4.5 Matriks External Factor Analysis Summary Hot Spring Faktor-Faktor Kunci Eksternal
Bobot Rating Skor
Bobot X Rating
PELUANG
1. Trend wisata lingkungan cukup baik
bagi wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara
0,06 4
0,24
2. Liburan sudah menjadi gaya hidup
masyarakat modern 0,06
4 0,24
3. Perkembangan penduduk, pendapatan
masyarakat, serta keterbatasan lahan rekreasi di Kota Medan
0,06 3
0,18
4. Potensi seni budaya yang unik dapat
membentuk produk wisata alternative 0,06
4 0,24
5. Monaco of Asia akan menjadi pasar 0,06
4 0,24
Universitas Sumatera Utara
potensial bagi perkembangan kunjungan wisatawan ke hot spring
6. Jarak jangkauan ODTW satu dengan
yang lain yang cukup dekat, memungkinkan untuk terbentuknya
program tour yang berkesinambungan. Misalnya dari Sigale-gale ke Tuk-tuk ke
Ambarita ke Huta Bolon ke Pasir Putih ke Pangururan dst
0,06 4
0,24
7. Matangnya kehidupan berdemokrasi
membuka kesempatan yang besar bagi seniman dan budayawan dalam
menciptakan karya seni budaya 0,03
3 0,09
8. Semakin tersegmentasinya wisatawan
yang memiliki motivasi khusus, menuntut destinasi yang mampu
menawarkan keanekaragaman produk pariwisata.
0,06 4
0,24
9. Adanya peluang dengan manfaat
teknologi informasi dan komunikasi dalam upaya mempromosikan potensi
pariwisata hot spring 0,04
3 0,12
10. Terbukanya kesempatan untuk
mengembangkan peningkatan obyek dan daya tarik wisata mengingat
bahwa Kabupaten Samosir menjadi daerah tujuan wisata dambaan banyak
orang saat ini. 0,04
3 0,12
11. Adanya komitmen bersama dan
terpadu antara pemerintah sebagai fasilitator dengan masyarakat dan
swasta untuk memajukan 0,06
4 0,24
Universitas Sumatera Utara
pembangunan kepariwisataan 12.
Kebijakan pemerintah daerah untuk mengembangkan pariwisata yakni
membangun Kabupaten Samosir terdepan dalam bidang industri
pariwisata berbasis seni, budaya dan sejarah.
0,04 3
0,12
13. Pertumbuhan ekonomi dan deregulasi
yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Samosir memberikan
peluang dalam bidang pariwisata 0,04
3 0,12
14. Pencanangan program dan pemasaran
wisata budaya Kabupaten Samosir 0,06
4 0,24
Total Skor Peluang 0,73
2,67
ANCAMAN
1. Cuaca yang tidak menentu dapat
menjadi penghalang bagi sebagian wisatawan untuk berkunjung
0,01 2
0,02
2.Kelestarian lingkungan akan terancam oleh kepentingan lain yang
menghasilkan pendapatan lebih besar 0,06
1 0,06
3. Keterbatasan informasi menyebabkan
kurangya pemahaman masyarakat terhadap pelestarian lingkungan
sehingga apresiasi dan kecintaan masyarakat terhadap produk lokal
masih rendah 0,04
2 0,08
4.Pembangunan destinasi yang kurang memperhatikan aspek kepentingan dan
manfaat bagi masyarakat local 0,06
1 0,06
Universitas Sumatera Utara
5. Adanya kesamaan potensi pariwisata
dengan daerah lain 0,01
2 0,02
6. Masuknya pengaruh budaya asing yang
berkembang di masyarakat 0,03
2 0,06
Meningkatnya minat masyarakat sendiri untuk melakukan perjalanan
wisata ke daerah lain 0,04
2 0,08
Total Skor Ancaman 0,38
Selisih Skor Peluang dengan Skor Ancaman
2,29
Tabel di atas menunjukkan bahwa peluang yang dimiliki oleh hot spring lebih besar daripada ancamannya. Artinya, hot springmempunyai peluang yang
cukup besar yang dapat digunakan untuk mengembangkan hot spring.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Matriks SWOT IFAS
STRENGHTS S WEAKNESSES W
- Mengandung belerang yang baik
untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit dan therapy
tubuh -
Beberapa ruas jalan menuju ODTW kurang memadai jalan sempit dan
berlubang
- Perhatian Pemerintah Daerah dalam
bidang pariwisata dinyalakan pariwisata sebagai salah satu visi
- Tidak tersedia transportasi umum ke
hot spring
- Memiliki potensi alamwisata dengan
panorama yang sangat indah karena dekat dengan Danau Toba
- Promosi pariwisata hot spring masih
kurang gencar
EFAS -
Potensi ekonomi pariwisata relatif besar dan menjanjikan untuk
meningkatkan lapangan usaha dan lapangan kerja
- Belum efektifnya kegiatan
pemasaran produk dan paket wisata terpadu
- Dengan Otonomi Daerah, -
Lemahnya investasi swasta sektor
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah Daerah akan mampu meningkatkan pembangunan
destinasi baru khususnya pengembangan obyek dan daya tarik
wisata, usaha jasa dan sarana wisata pariwisata, berakibat kepada kurang
berkembangnya usaha pariwisata
- Tersedia sarana informasi
kepariwisataan bagi masyarakat -
Masih rendahnya apresiasi dan kecintaan terhadap budaya dan
produk local
IFAS
EFAS -
Adanya jalinan kerja sama antara Pemerintah Daerah, pelaku
pariwisata dan komponen pariwisata untuk menyamakan presepsi dalam
meningkatkan pembangunan pariwisata
- Belum optimalnya peran masyarakat
dan insan pariwisata dalam pembangunan pariwisata
- Tersedianya teknologi informasi dan
telekomunikasi untuk melakukan promosi
- Belum optimalnya pola kemitraan
masyarakat di bidang pariwisata
Universitas Sumatera Utara
EFAS -
Tersedianya sumber daya manusia kepariwisataan
- Terbatasnya sumber daya manusia
professional dan memadai yang dapat meningkatkan industri
pariwisata di hot spring -
Tersedia fasilitas pendukung yang memadai seperti hotel, restoran,
perbankan, dll -
Rendahnya pengelolaan destinasi pariwisata khususnya dalam
pengemasan daya tarik wisata ke dalam produk pariwisata dan paket-
paket wisata -
Arus lalu lintas dari ibu kota kabupaten dengan kawasan wisata
relatif dekat -
Belum adanya produk usaha jasa dan sarana yang berdaya saing tinggi
IFAS -
Keramahtamahan penduduk atau masyarakat setempat
- Tidak menjual cinderamata
Universitas Sumatera Utara
EFAS -
Keamanan dan stabilitas yang sangat baik
IFAS -
Pelayanan umum polisi, kantor pos, bank yang baik
OPPORTUNITIES O STRATEGI SO
STRATEGI WO -
Trend wisata lingkungan cukup baik bagi wisatawan mancanegara dan
wisatawan nusantara -
Mengembangkan dan melestarikan obyek dan daya tarik wisata serta
menciptakan destinasi wisata baru -
Meningkatkan aksebilitas dan akomodasi objek wisata
- Liburan sudah menjadi gaya hidup
masyarakat modern -
Meningkatkan sarana dan prasarana pariwisata, serta akses destinasi
yang mudah -
Mengoptimalkan promosi dan pemasaran ODTW yang inovatif
- Perkembangan
penduduk, pendapatan masyarakat, serta
keterbatasan lahan rekreasi di Kota Medan
- Meningkatnya aktivitas seniman dan
budayawan dalam menunjang pariwisata
- Menempatkan pengusaha sebagai
mitra dalam pengembangan usaha pariwisata
Universitas Sumatera Utara
- Potensi seni budaya yang unik dapat
membentuk produk wisata alternatif -
Memanfaatkan alam dan lingkungannya sebagai kawasan
wisata lingkungan yang di dukung oleh potensi produk wisata
lingkungan -
Meningkatkan sosialisasi sadar wisata serta menggali potensi wisata
kepada masyarakat
- Monaco of Asia akan menjadi pasar
potensial bagi perkembangan kunjungan wisatawan ke hot spring
- Menyediakan data dan informasi
daerah Kabupaten Samosir sebagai media promosi dan event
kepariwisataan -
Menyusun paket program tour wisata antar daerah yang berbasis
wisata alam, seni budaya dan sejarah yang menarik
- Jarak jangkauan ODTW satu dengan
yang lain yang cukup dekat, memungkinkan untuk terbentuknya
program tour yang berkesinambungan. Misalnya dari
Sigale-gale ke Tuk-tuk ke Ambarita ke Huta Bolon ke Pasir Putih ke
Pangururan dst -
Mengutamakan prinsip kenyamanan dan pelayanan pada tiap destinasi
wisata -
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pariwisata yang profesional
dan berkemampuan tinggi
Universitas Sumatera Utara
- Matangnya kehidupan berdemokrasi
membuka kesempatan yang besar bagi seniman dan budayawan dalam
menciptakan karya seni budaya -
Menawarkan ODTW seperti keindahan bentang alam, produk
wisata unggulan untuk menarik wisatawan
- Menyusun kriteria dan jenis usaha
pariwisata yang berorientasi pada investasi dan regulasi dalam usaha
pariwisata -
Semakin tersegmentasinya wisatawan yang memiliki motivasi
khusus, menuntut destinasi yang mampu menawarkan
keanekaragaman produk pariwisata. -
Mengadakan kerjasama dengan para stakeholders pemerintah maupun
swasta, untuk mengelola kawasan wisata
- Pengembangan sarana-prasarana
pendukung wisata yang efektif
- Adanya peluang dengan manfaat
teknologi informasi dan komunikasi dalam upaya mempromosikan
potensi pariwisata hot spring -
Mengikutsertakan masyarakat dalam kegiatan pariwisata, seperti
mengadakan pagelaran kesenian daerah setempat
- Meningkatkan iklim investasi,
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap masyarakat
sekitar kawasan ODTW maupun pengusaha wisata
- Terbukanya kesempatan untuk
mengembangkan peningkatan obyek dan daya tarik wisata mengingat
- Melakukan promosi secara intensif
dan terus menerus, baik melalui -
Memotivasi masyarakat agar turut berperan aktif dalam pengembangan
pembuatan industri rumah tangga
Universitas Sumatera Utara
bahwa Kabupaten Samosir menjadi daerah tujuan wisata dambaan
banyak orang saat ini. mass media, televisi, maupun
internet yang memiliki ciri khas kawasan
wisata
- Adanya komitmen bersama dan
terpadu antara pemerintah sebagai fasilitator dengan masyarakat dan
swasta untuk memajukan pembangunan kepariwisataan
- Kebijakan pemerintah daerah untuk
mengembangkan pariwisata yakni membangun Kabupaten Samosir
terdepan dalam bidang industri pariwisata berbasis seni, budaya dan
sejarah.
Universitas Sumatera Utara
- Pertumbuhan ekonomi dan
deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Samosir
memberikan peluang dalam bidang pariwisata
- Pencanangan program dan
pemasaran wisata budaya Kabupaten Samosir
THREATS T STRATEGI ST
STRATEGI WT
- Cuaca yang tidak menentu dapat
menjadi penghalang bagi
sebagian wisatawan untuk berkunjung
- Mengembangkan kearifan lokal
masyarakat hot spring sebagai prinsip pengembangan pariwisata
daerah -
Mengoptimalkan pengawasan secara berkesinambungan dalam rangka
pengembangan efektivitas dan pengendalian pembangunan
pariwisata
Universitas Sumatera Utara
- Kelestarian lingkungan akan
terancam oleh kepentingan lain yang menghasilkan pendapatan
lebih besar -
Mengembangkan inovasi pariwisata berbasis seni budaya dan sejarah
- Mewujudkan keharmonisan
pengembangan tata ruang dengan unsur-unsur kebudayaan
- Keterbatasan informasi
menyebabkan kurangya pemahaman masyarakat terhadap
pelestarian lingkungan sehingga apresiasi dan kecintaan
masyarakat terhadap produk lokal masih rendah
- Meningkatkan kesadaran dan peduli
pariwisata kepada masyarakat -
Mengembangkan jaringan hubungan kemitraan yang berbasis
kerakyatan
- Pembangunan destinasi yang
kurang memperhatikan aspek kepentingan dan manfaat bagi
masyarakat local -
Mempertahankan dan mengembangkan nilai -nilai positif
dari budaya berkembang dalam masyarakat
- Menempatkan pengusaha sebagai
mitra dalam pengembangan usaha pariwisata
- Adanya kesamaan potensi
pariwisata dengan daerah lain -
Mengembangkan jejaring dan membangun keterlibatan
- Meningkatkan koordinasi dan
keterpaduan program antara
Universitas Sumatera Utara
masyarakat dalam usaha wisata secara efisien dan efektif
stakeholder maupun sektor terkait
- Masuknya pengaruh budaya
asing yang berkembang di masyarakat
- Mengembangan produk yang fokus
terhadap karakteristik spesifik potensi daya dukung wisata
- Meningkatkan akses ke daerah
wisata
- Meningkatnya minat masyarakat
sendiri untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain
- Melakukan pengawasan dan
bertindak tegas terhadap pengusaha wisata agar tidak merusak tatanan
ekosistem yang ada -
Mendorong tersedianya aksebilitas secara bertahap di dan ke kawasan
wisata
- Memotivasi masyarakat setempat
dengan memberikan pengarahan dan pengawasan agar budaya asli
daerah setempat tidak tergeser atau tercemari oleh budaya asing
- Melestarikan obyek dan daya tarik
wisata
- Meningkatkan
inovasi dalam pengemasan produk wisata
- Mengembangkan kerjasama dengan
para investor untuk pembangunan kawasan wisata inovatif dan ramah
Universitas Sumatera Utara
lingkungan -
Mengadakan kegiatan pembinaan kepada masyarakat dengan
membentuk kelompok sadar wisata -
Menjalin kerjasama dengan pihak terkait Pemda, Dinas Pariwisata, dan
Pengusaha wisata untuk membangun kepariwisataan yang
aman, nyaman, berkelanjutan dan lestari
- mengoptimalkan potensi budaya,
alam dan keunikan lokal sebagai obyek wisata agar mampu bersaing
dengan obyek wisata yang ada di kabupaten lain
- Memberikan pembinaan, pengarahan
dan membangun persepsi masyarakat arti dan pentingnya keberadaan
ODTW
Universitas Sumatera Utara
6 Dari hasil analisa SWOT menghasilkan empat 4 kemungkinanprioritas
strategi alternatif, yaitu: 1.
Strategi SO Strength and Opportunities, yaitu strategi yang mengoptimalkan kekuatan strength untuk memanfaatkan peluang
opportunities, ialah: a.
Mengembangkan dan melestarikan obyek dan daya tarik wisata serta menciptakan destinasi wisata baru
b. Meningkatkan sarana dan prasarana pariwisata, serta akses destinasi
yang mudah c.
Meningkatnya aktivitas seniman dan budayawan dalam menunjang pariwisata
d. Memanfaatkan alam dan lingkungannya sebagai kawasan wisata
lingkungan yang di dukung oleh potensi produk wisata lingkungan e.
Menyediakan data dan informasi daerah Kabupaten Samosir sebagai media promosi dan event kepariwisataan
f. Mengutamakan prinsip kenyamanan dan pelayanan pada tiap destinasi
wisata g.
Menawarkan ODTW seperti keindahan bentang alam, produk wisata unggulan untuk menarik wisatawan
h. Mengadakan kerjasama dengan para stakeholders pemerintah maupun
swasta, untuk mengelola kawasan wisata i.
Mengikutsertakan masyarakat dalam kegiatan pariwisata, seperti mengadakan pagelaran kesenian daerah setempat
j. Melakukan promosi secara intensif dan terus menerus, baik melalui
mass media, televisi, maupun internet
Universitas Sumatera Utara
7 2.
Strategi WO Weaknesses and Opportunities, yaitu strategi yang meminimalkan kelemahan weaknesses untuk memanfaatkan peluang
opportunities, ialah: a.
Meningkatkan aksebilitas dan akomodasi objek wisata b.
Mengoptimalkan promosi dan pemasaran ODTW yang inovatif c.
Menempatkan pengusaha sebagai mitra dalam pengembangan usaha pariwisata
d. Meningkatkan sosialisasi sadar wisata serta menggali potensi wisata
kepada masyarakat e.
Menyusun paket program tour wisata antar daerah yang berbasis wisata alam, seni budaya dan sejarah yang menarik
f. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pariwisata yang
profesional dan berkemampuan tinggi g.
Menyusun kriteria dan jenis usaha pariwisata yang berorientasi pada investasi dan regulasi dalam usaha pariwisata
h. Pengembangan sarana-prasarana pendukung wisata yang efektif
i. Meningkatkan iklim investasi, melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap masyarakat sekitar kawasan ODTW maupun pengusaha wisata
j. Memotivasi masyarakat agar turut berperan aktif dalam pengembangan
pembuatan industri rumah tangga yang memiliki ciri khas kawasan wisata
3. Strategi ST Strength and Threats, yaitu strategi yang menggunakan
kekuatan strength untuk mengatasi ancaman threats, ialah:
Universitas Sumatera Utara
8 a.
Mengembangkan kearifan lokal masyarakat hot spring sebagai prinsip pengembangan pariwisata daerah
b. Mengembangkan inovasi pariwisata berbasis seni budaya dan sejarah
c. Meningkatkan kesadaran dan peduli pariwisata kepada masyarakat
d. Mempertahankan dan mengembangkan nilai -nilai positif dari budaya
berkembang dalam masyarakat e.
Mengembangkan jejaring dan membangun keterlibatan masyarakat dalam usaha wisata secara efisien dan efektif
f. Mengembangan produk yang fokus terhadap karakteristik spesifik
potensi daya dukung wisata g.
Melakukan pengawasan dan bertindak tegas terhadap pengusaha wisata agar tidak merusak tatanan ekosistem yang ada
h. Memotivasi masyarakat setempat dengan memberikan pengarahan dan
pengawasan agar budaya asli daerah setempat tidak tergeser atau tercemari oleh budaya asing
i. Meningkatkan inovasi dalam pengemasan produk wisata
j. Mengadakan kegiatan pembinaan kepada masyarakat dengan
membentuk kelompok sadar wisata k.
mengoptimalkan potensi budaya, alam dan keunikan lokal sebagai obyek wisata agar mampu bersaing dengan obyek wisata yang ada di
kabupaten lain 4.
Strategi WT Weaknesses and Threats, yaitu strategi yang meminimalkan kelemahan weaknesses dan menghindari ancaman threats, ialah:
a. Mengoptimalkan pengawasan secara berkesinambungan dalam rangka
pengembangan efektivitas dan pengendalian pembangunan pariwisata
Universitas Sumatera Utara
9 b.
Mewujudkan keharmonisan pengembangan tata ruang dengan unsur- unsur kebudayaan
c. Mengembangkan jaringan hubungan kemitraan yang berbasis
kerakyatan d.
Menempatkan pengusaha sebagai mitra dalam pengembangan usaha pariwisata
e. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan program antara stakeholder
maupun sektor terkait f.
Meningkatkan akses ke daerah wisata g.
Mendorong tersedianya aksebilitas secara bertahap di dan ke kawasan wisata
h. Melestarikan obyek dan daya tarik wisata
i. Mengembangkan kerjasama dengan para investor untuk pembangunan
kawasan wisata inovatif dan ramah lingkungan j.
Menjalin kerjasama dengan pihak terkait Pemda, Dinas Pariwisata, dan Pengusaha wisata untuk membangun kepariwisataan yang aman,
nyaman, berkelanjutan dan lestari k.
Memberikan pembinaan, pengarahan dan membangun persepsi masyarakat arti dan pentingnya keberadaan ODTW.
Berdasarkan hasil perhitungan IFAS dan EFAS yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya, dapat dilihat bahwa:
1. Dari segi internal: Strenght Weakness 2. Dari segi eksternal: Opportunity Threats
Tabel 4.7 Strategi berdasarkan Perhitungan IFAS dan EFAS Internal
Eksternal Strategi
Universitas Sumatera Utara
10
Strength Weakness Opportunity Threats
Strategi Agressive
1,92 0,48 2,67 0,38
Sumber: Data Primer yang telah diolah, 2016
Keterangan untuk hasil strategi yang diperoleh yaitu strategi agressive adalah nilai internal untuk kekuatan adalah 1,92 sedangkan nilai untuk kelemahan
0,48, maka kekuatan hot spring memiliki skor yang lebih tinggi dibandingkan kelemahan internalnya. Nilai eksternaluntuk peluang memiliki skor 2,67
sedangkan nilai ancaman untuk hot spring yang diperoleh adalah 0,38 sehingga dapat disimpulkan bahwa hot spring berada dalam posisi strategi Agressive.
Berdasarkan strategi Agressive tersebut, strategi yang tepat untuk
mengembangkan hot spring adalah Strategi Penetrasi Pasar yang merupakan suatu strategi yang berusaha untuk meningkatkan market share suatu produk atau jasa
melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar,serta strategi pengembangan pasar yang bertujuan untuk memperbesar pangsa pasar dengan cara
memperkenalkan produk-produk yang ada saat ini ke daerah-daerah baru.
Universitas Sumatera Utara
11
4.4 Diagram Analisis SWOT Hot Spring