Wilayah Nada Jumlah nada-nada Bentuk

74 Melihat susunan dari data yang tertulis di atas maka yang menjadi tonalitas berdasarkan dari ketujuh cara yang ditawarkan oleh Bruno Nettl adalah sebagai berikut: 1. Nada yang paling sering dipakai adalah nada F. 2. Nada yang memiliki nilai rtimis yang paling besar adalah nada F. 3. Nada yang banyak digunakan sebagai nada awal adalah nada F, sedangkan nada yang digunakan di akhir adalah nada Bes. 4. Nada yang memiliki posisi paling rendah adalah F. 5. Nada yang dipakai juga memiliki nada oktafnya adalah nada F. 6. Tekanan ritmis yang paling besar adalah nada F. Dilihat dari kriteria yang ditawarkan oleh Nettl maka penulis mengambil kesimpulan bahwa nada dasar yang digunakan pada lagu parenjak-enjak ni huda sitajur ini adalah nada F.

4.2.3 Wilayah Nada

Wilayah nada adalah daerah ambitus antara nada yang frekuensinya paling rendah dengan nada yang frekuensinya paling tinggi dalam satu lagu. Berdasarkan dari nada-nada yang telah disusun tersebut, maka penulis dapat menentukan wilayah nada dari lagu parenjak-enjak ni huda sitajur ini, yaitu dari nada F ke F’ yang jaraknya 6 laras atau 1200 cent. Universitas Sumatera Utara 75 Jarak dari nada F ke nada F’ sama dengan satu oktaf atau 1200 cent, jarak di setiap satu laras adalah 200 cent.

4.2.4 Jumlah nada-nada

Untuk dapat melihat jumlah pemakaian nada-nada pada lagu parenjak- enjak ni huda sitajur maka penulis melakukan pencacahan terhadap nada-nada yang digunakan berdasarkan hasil transkripsi yang dilakukan. Dari hasil ini, maka dapat dilihat nada-nada yang digunakan serta frekuensi pemakaian nada pada lagu parenjak-enjak ni huda sitajur di bawah ini. Dengan melihat tabel ritmis dan jumlah nada sebelumnya maka dapat dilihat pencacahan nadanya yaitu nada F sebanyak 47 kali, nada Bes sebanyak 64 kali, nada C sebanyak 134 kali, nada E aebanyak 92 kali, dan nada F’ sebanyak 106 kali.

4.2.5 Bentuk

Nettl dalam bukunya Theory and Method in Ethnomusicology, mengatakan bahwa untuk mendeskripsikan bentuk suatu komposisi, ada beberapa patokan yang dipakai untuk membagina ke dalam berbagai bagian, yaitu: 6 laras 1200 cent Universitas Sumatera Utara 76 1. Pengulangan bagian komposisi yang diulangi bisa dianggap sebagai satu unit. 2. Frasa-frasa istirahat bisa menunjukkan batas akhir suatu unit. 3. Pengulangan dengan perubahan misal, transposisi lagu atau pengulangan pola ritmis dengan nada-nada yang lain. 4. Satuan teks dalam musik vokal, seperti kata atau baris. Berdasarkan keterangan di atas, maka penulis dapat melihat bahwa bentuk form dalam lagu parenjak-enjak ni huda sitajur terdapat dalam poin ketiga yaitu pengulangan dengan perubahan. Perhatikan contoh di bawah ini. Melihat contoh di atas, melodi dapat dikategorikan pada poin pertama yaitu pengulangan bagian komposisi dianggap sebagai satu unit. Tapi secara keseluruhan dapat dilihat dari bentuk frasa yang digunakan merupakan pengulangan dengan perubahan. Karl Edmund Prier SJ 1996:38 berpendapat bahwa sebuah komposisi terdiri dari beberapa bagian yang disatukan, sehingga akan membangun sebuah bentuk yang kompleks. Bagian-bagian yang dimaksud antara lain: Universitas Sumatera Utara 77 1. Bentuk musik Adalah suatu gagasan yang nampak dalam sebuah komposisi melodi, irama, harmoni dan dinamika. Ide ini mempersatukan nada-nada musik. 2. Kalimat Periode Adalah sejumlah ruang birama biasanya 8 atau 16 birama yang merupakan satu kesatuan. Untuk kalimat lagu dibedakan dengan huruh besar A, B, C dsb. Bila sebuah kalimat diulang dengan disertai perubahan, maka huruf besar disertai dengan tanda aksen ‘. 3. Motif lagu Adalah unsur lagu yang terdiri dari sejumlah nada yang dipersatukan dengan satu gagasan ide. Karena merupakan unsur lagu, maka motif biasanya diulang ulang . Dalam bagian analisa ini terhadap melodi lagu parennjak-enjak ni huda sitajur dilakukan dengan cara memperhatikan bagian-bagian frasa yang berbeda. Untuk hal tersebut dilakukan pembagian frasa dengan membuat pembagian huruf. Adapun bentuk kalimat yang penulis gunakan dalam lagu parenjak-enjak ni huda sitajur adalah bentuk A, B, B’, A’ Universitas Sumatera Utara 78 Bentuk melodi pada kalimat A Bentuk melodi pada kalimat B Bentuk melodi pada kalimat B’ Universitas Sumatera Utara 79 Bentuk melodi pada kalimat A’ Susunan komposisi melodi ini disusun atau dibentuk dari pola-pola frase melodi secara langsung. Bentuk melodi pada kalimat A memiliki beberapa frasa yang melakukan pengulangan, dan begit juga yang terjadi pada kalimat B’ dan C’ bahwa ada beberapa frasa melodi lagu yang sama diulang. Universitas Sumatera Utara 80 Bervariasi berarti mengulang sebuah lagu induk yang biasanya disebut “tema” dengan perubahan–perubahan disebut variasi-variasi sambil mempertahankan unsur-unsur tertentu dan menambah menggantikan unsur yang lain. Ada beberapa jenis variasi yang berpangkal dari ketiga unsur musik, yaitu: 1. Variasi melodi Nada-nada pokok tetap dipakai sebagai nada kerangka, namun dihias dengan teknik maupun ornamentasi. 2. Variasi ritem Variasi ritem terjadi pada saat panjang atau pendeknya nada, birama atau tempo mengalami perubahan. 3. Variasi karakter Dalam hal ini melodi, irama dan harmoni dapat mengalami perubahan cukup banyak demi untuk mengungkapkan suatu cirisikap atau suatu pola yang khas. 4. Variasi bebas Dalam variasi ini semua tema divariasikan, akan tetapi karena bebas maka sulit untuk menemukan relasinya pada tema. Pada lagu parenjak-enjak ni huda sitajur ini dimulai dari kalimat A kemudian ke kalimat B dengan jumlah variasi melodi yang lebih banyak. Kemudian B’ sebenarnya masih merupakan bagian pengembangan dari bentuk B tetapi lebih banyak menggunakan variasi karakter yang memberikan khas melodi tersebut. Universitas Sumatera Utara 81 Dan pada bagian kalimat A’ merupakan “tema” dari kalimat A dengan memberikan variasi melodi dan juga variasi ritem tetapi masih tetap mempertahankan unsur-unsur tertentu dari melodi sebelumnya. Universitas Sumatera Utara 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil deskripsi tentang teknik permainan husapi dalam lagu parenjak- enjak ni huda sitajur, maka penulis dapat melihat bagaimana teknik permainan husapi Simalungun. Karena menurut informan penulis bahwa dengan mengetahui teknik permainan lagu ini maka dapat memainkan lagu permainan husapi yang lain. Menurut informan penulis, lagu parenjak-enjak ni huda sitajur ini dapat dijadikan ilmu dasar dalam memainkan husapi, karena sebagian besar ataupun secara keseluruhan teknik permainan pada lagu ini sudah mencakupi lagu permainan husapi yang lain. Teknik permainan yang disajikan oleh Arisden Purba dalam memainkan husapi parenjak-enjak ni huda sitajur memberikan karakter terhadap cerita yang dibawakan. Penyajian teknik permainan maupun struktur musik yang digunakan dalam menyajikan lagu ini ditampilkan dengan kesesuaian cerita dalam foklor Simalungun tersebut. Jadi unsur-unsur musik yang terdapat dalam permainan husapi maupun dalam teknik permainan husapinya menjadi makna dalam cerita tersebut yang memberikan sebuah pemahaman yang ilustratif terhadap cerita tersebut. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pengembangan Produk Olahan Kopi Bubuk Arabika (Coffea arabika) Kelompok Tani Simalungun Jaya Desa Sait Buttu Saribu Kabupaten Simalungun

30 124 98

Pengaruh Kegiatan Optimasi Lahan Terhadap Pengembangan Wilayah Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus Nagori/Desa Naga Saribu, Kecamatan Pamatang Silima Huta)

0 30 8

Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba Di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun

3 88 115

TEKNIK PERMAINAN DAN STRUKTUR MUSIK HUSAPI SIMALUNGUN PADA LAGU PARENJAK-ENJAK NI HUDA SITAJUR DI KECAMATAN PAMATANG SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN.

0 9 26

ANALISIS PENERAPAN ORNAMEN SIMALUNGUN PADA GEREJA KATOLIK SANTO PIO PURBA HINALANG KEC. PURBA KAB. SIMALUNGUN DITINJAU DARI UNSUR BENTUK, WARNA DAN MAKNA SIMBOLIK.

1 22 19

TEKNIK PERMAINAN ALAT MUSIK TRADISIONAL SIMALUNGUN TULILA. PROGRAM STUDI SENI MUSIK.

6 35 24

2. Kelapa sawit - Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pengembangan Produk Olahan Kopi Bubuk Arabika (Coffea arabika) Kelompok Tani Simalungun Jaya Desa Sait Buttu Saribu Kabupaten Simalungun

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN - Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pengembangan Produk Olahan Kopi Bubuk Arabika (Coffea arabika) Kelompok Tani Simalungun Jaya Desa Sait Buttu Saribu Kabupaten Simalungun

0 1 20

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pengembangan Produk Olahan Kopi Bubuk Arabika (Coffea arabika) Kelompok Tani Simalungun Jaya Desa Sait Buttu Saribu Kabupaten Simalungun

0 0 5

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK OLAHAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica) DI TINGKAT KELOMPOK TANI SIMALUNGUN JAYA DESA SAIT BUTTU SARIBU KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI

0 0 11