Peran dan Fungsi Perawat Puskesmas

16 pelayanan keperawatan menggunakan suatu pendekatan yaitu standar asuhan keperawatan. Asuhan Keperawatan adalah tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien mulai dari pengkajian masalah, penyusunan rencana keperawatan, melaksanakan tindakan dan prosedur keperawatan secara menyeluruh baik fisik, mental, sosial, spiritual dan mengevaluasi hasil tindakan keperawatan Potter Perry, 2010.

2.2.2 Peran dan Fungsi Perawat Puskesmas

Peran perawat adalah cara untuk menyatakan aktivitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara profesianal sesuai dengan kode etik profesi, dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan. Mubarak Chayatin, 2009. Peran perawat terintegrasi dan melekat pada tanggung jawabnya dalam memberikan layanan asuhan keperawatan baik di tatanan pelayanan rumah sakit maupun di puskesmas. Secara prinsip peran perawat sama dalam memberikan layanan asuhan keperawatan walaupun dalam pelaksanaan teknisnya harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, termasuk di puskesmas. Peran perawat puskesmas disusun secara spesifik untuk memberikan asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat maupun sakit atau yang mempunyai masalah kesehatankeperawatan apakah itu dirumah, sekolah, panti dan sebagainya sesuai kebutuhannya Depkes, 2014 Universitas Sumatera Utara 17 Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa perawat puskesmas profesional yang ideal adalah perawat komunitas yang memiliki latar belakang pendidikan serta kompetensi di bidang keperawatan komunitas sehingga dapat menerapkan 12 peran dan fungsinya Kepmenkes, 2006. Peran dan fungsi perawat melekat secara bersamaan dalam tugas perawat antara lain peran sebagai pemberi pelayanan kesehatanasuhan keperawatan, penemu kasus, peran sebagai pendidikpenyuluh kesehatan, kordinator pelayanan kesehatan, konselor keperawatan, panutan role model, pemodifikasi lingkungan, konsultan, advokat, peneliti, dan pembaharu inovator. Namun karena masih rendahnya tingkat pendidikan yaitu mayoritas pendidikan SPK dan Diploma, dari seluruh peran dan fungsi yang harus dilakukan oleh perawat, hanya 6 saja yang menjadi prioritas Kepmenkes, 2006. Ke enam peran tersebut adalah: a. Pemberi Asuhan Keperawatan Perawat berperan untuk memberikan pelayanan berupa asuhan keperawatan secara langsung kepada klien individu, keluarga, komunitas sesuai dengan kewenangannya. Asuhan keperawatan diberikan kepada klien di semua tatanan layanan kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan mulai dari pengkajian, penegakan diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Hal ini merupakan peran utama bagi perawat diman perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang profesional menerapkan ilmu, teori, prinsip, konsep dan mengiji kebenarannya dalam situasi nyata, apakah kriteria profesi dapat ditampilkan sesuai dengan harapan penerima jasa keperawatan. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan menuntut perawat untuk memberi kenyamanan dan Universitas Sumatera Utara 18 rasa aman bagi klien, melindungi hak dan kewajiban klien agar tetap terlaksana dengan seimbang antara lain, memfasilitasi klien dengan anggota tim kesehatan lainnya, dan berusaha mengembalikan kesehatan klien. Peran perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat berupa asuhan keperawatan yang utuh holistic serta berkesinambungan komprehensif. Asuhan keperawatan yang diberikan kepada klienkeluarga bisadiberikan secara langsung direct care maupun secara tidak langsung indirect care pada berbagai tatanan kesehatan yaitu meliputi puskesmas, ruang rawat inap puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, sekolah, panti, posyandu, keluarga rumah pasienklien Depkes, 2014. b. Penemu Kasus Perawat puskesmas berperan dalam mendeteksi serta dalam menemukan kasus serta melakukan penelusuran terjadinya penyakit.Penemuan kasus dapat dilakukan dengan jalan mencari langsung ke masyarakat active case finding dan dapat pula didapat secara tidak langsung yaitu pada kunjungan pasien ke puskesmas pasif case finding. Perawat kesehatan masyarakat harus peka dan sadar pada area yang memiliki kelompok resiko tinggi dalam masyarakat. Sangat penting bagi perawat kesehatan masyarakat untuk mengikuti kontak individu atau keluarga dengan pelayanan kesehatan untuk menemukan dan mengklarifikasi jawaban dari pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh klien atau masyarakat. Universitas Sumatera Utara 19 c. Pendidik Kesehatan Peran sebagai pendidik kesehatan educator menuntut perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik setting di rumah, di puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Proses pengajaran mempunyai empat komponen, yaitu: pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan, yaitu dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi klien dan kesiapan untuk belajar. Selama proses perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Perawat bertindak sebagai pendidik kesehatan harus mampu mengkaji kebutuhan klien yaitu kepada individu, keluarga, kelompok, masyarakat, pemulihan kesehatan dari suatu penyakit, menyusun program penyuluhanpendidikan kesehatan baik sehat maupun sakit, seperti nutrisi, latihan olahraga, manajemen stress, penyakit dan pengelolaan penyakit; memberikan informasi yang tepat untuk kesehatan dan gaya hidup antara lain informasi yangtepat tentang penyakit, pengobatan, serta menolong klien menyeleksi informasi kesehatan yang bersumber dari buku-buku, koran, televisi atau teman. Banyak faktor yang memengaruhi peningkatan kebutuhan pembelajaran tentang kesehatan oleh perawat. Ada kecenderungan baru untuk peningkatan dan penjagaan kesehatan daripada pelayanan, akibatnya, masyarakat ingin dan bisa Universitas Sumatera Utara 20 memperoleh banyak pengetahuan di bidang kesehatan Mubarak Chayatin, 2009. d. Kordinator dan Kolaborator Peran kordinator perawat dapat dilaksanakan dengan cara bekerja sama dengan tim kesehatan yang lain, baik perawat dengan dokter, perawat dengan ahli gizi, perawat dengan ahli radiologi dan lain-lain dalam kaitannya mempercepat proses penyembuhan klien. Peran kolaborator, perawat dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan, dan mengorganisasikan pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesi Mubarak Chayatin, 2009. Perawat melakukan koordinasi terhadap semua pelayanan kesehatan yang diterima oleh keluarga di berbagai program, dan bekerja sama kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain atau keluarga dalam perencanaan pelayanan keperwatan serta sebagai penghubung dengan institusi pelayanan kesehatan dan sektor terkait lainnya Depkes, 2014. Peran ini salah satu bentuk kerja sama antar bidang kesehatan di puskesmas. e. Konselor Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis dan masalah sosial, untuk membangun hubungan interpersonal yang baik, dan meningkatkan perkembangan seseorang, didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual Mubarak Chayatin, 2009. Perawat sebagai konselor melakukan konseling keperawatan sebagai usaha memecahkan masalah secara efektif.Pemberian konseling dapat dilakukan pada klinik, puskesmas, puskesmas pembantu, rumah klien, posyandu dan tatanan pelayanan Universitas Sumatera Utara 21 kesehatan lainnya dengan melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan perawat puskesmas antara lain adalah menyediakan informasi, mendengar secara objektif, memberi dukungan, memberi asuhan dan meyakinkan klien, menolong klien mengidentifikasi masalah dan faktor-faktor terkait, memandu klien menggali permasalahan dan memilih pemecahan masalah yang dikerjakan Depkes, 2014. Perawat diharapkan mampu untuk mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya. Perubahan interaksi merupakan dasar dalam merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasi klien, memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu. Selanjutnya pemecahan masalah difokuskan pada masalah keperawatan agar mengubah perilaku hidup sehat atau adanya perubahan pola interaksi yang lebih baik dari individu, keluarga dan masyarakat Mubarak Chayatin, 2009. f. Panutan Role Model Perawat puskesmas harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana cara tata hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat Fetaria, 2005. Perawat puskesmas sebagai role model diharapkan berperilaku hidup yang sehat, baik dalam tingkat pencegahan yang pertama, kedua maupun yang ketiga yang dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi contoh masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain memberi contoh praktik menjaga tubuh yang sehat baik fisik maupun mental seperti makanan bergizi, olahraga secara Universitas Sumatera Utara 22 teratur, menjaga berat badan, tidak merokok, menyediakan waktu untuk istirahat setiap hari, komunikasi efektif dan lain - lain Kepmenkes, 2006. Fungsi merupakan suatu pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan lain Mubarak, 2005. Dalam menjalankan perannya perawat dibagi menjadi 3 fungsi yaitu: a. Fungsi Independent Fungsi dimana perawat melaksanakan perannya secara mandiri, tidak tergantung pada orang lain atau tim kesehatan lain. Perawat harus dapat memberikan bantuan terhadap adanya penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia baik biologis, psikologis, sosiokultural dan spiritual, mulai dari tingkat individu yang utuh, mencakup seluruh siklus kehidupan sampai pada tingkat masyarakat, yang juga mencerminkan pada tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat sistem organ fungsional sampai molekular. Kegiatan ini dilakukan dengan diprakarsai oleh perawat, dan perawat bertanggung jawab serta bertanggung gugat atas rencana keputusan dan tindakannya. b. Fungsi Dependent Individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tidak hanya mendapatkan pelayanan kesehatan dari perawat saja, juga melibatkan tim kesehatan lain. Kegiatan ini dilakukan dan dilaksanakan oleh seorang perawat atas instruksi dari tim kesehatan lainnya dokter, ahli gizi, radiologi dan lainnya. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat efektif. c. Fungsi Interdependent Fungsi ini berupa kerja tim yang sifatnya saling ketergantungan baik dalam keperawatan maupun kesehatan. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan mebutuhkan kerja sama tim dalam pemberian Universitas Sumatera Utara 23 pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan kepada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan tersebut tidak dapat diatasi hanya oleh perawat, tetapi juga membutuhkan kerjasama dengantim kesehatan lain.

2.2.3 Aspek-Aspek Kualitas Pelayanan Keperawatan di Puskesmas