c. Faktor Pendekatan Belajar
Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa sebagaimana yang telah dipaparkan dimuka, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh
terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan deep misalnya, mungkin sekali berpeluang
untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang mengaplikasikan pendekatan belajar suevace atau reproduktif.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT adalah sebagai berikut: Penelitian yang dilakukan oleh
Jumrah, bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan keterampilan proses
belajar siswa yang berdampak pada peningkatan ketuntasan hasil belajar.
62
Hendrik Arung Lamba dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat perbedaan perolehan hasil belajar fisika yang signifikan antara
pembelajaran kooperatif model STAD dan pembelajaran klasikal terhadap hasil belajar fisika siswa kelas satu SMA GKTS Imanuel Palu. Metode
pembelajaran kooperatif lebih unggul dari pada metode pembelajaran klasikal dalam mempengaruhi hasil belajar fisika.
63
Heri Midiastutik dalam penelitiannya menyatakan bahwa hasil belajar siswa yang diajar pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses
dalam seting pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dari pada siswa yang diajar tidak menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
64
Leonard dalam penelitiannya menyatakan bahwa rata-rata peningkatan prestasi belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran
62
Jumrah, “Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa SMAN 5 Palu Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Model Kooperatif Tipe STAD Pada Pembelajaran Asam-Basa
”, Jurnal Media Ekstra, vol. 2, no. 2, 2006, h.114.
63
Hendrik Lamba Arung, ”Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model STAD dan Gaya
Kognitif Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMA ”, Jurnal Ilmu Pendidikan, vol. 2, no. 13,
2006, h. 127.
64
Heri Midiastutik, “Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Persamaan Eksponen dan Logaritma Melalui Metode STAD siswa SMA Negeri 1 Krian
Kabupaten Siduarjo ”, Jurnal Vidya, vol. 1, no. 14, 2006, h. 46.
kooperatif tipe TGT lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Rata-rata peningkatan
prestasi belajar siswa untuk kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah 43 berada pada kriteria sedang, sedangkan
untuk kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional adalah 29 berada pada kriteria rendah.
65
Menurut Fitri Handayani, dalam penelitiannya menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar
siswa baik secara kognitif maupun afektif, selain itu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
dan sangat disenangi siswa.
66
Darsono sigit dan Fauziatul Fajaroh dalam penelitiannya bahwa hasil belajar biologi kelompok TGT lebih tinggi dibanding kelompok STAD dan
kontrol. Hasil belajar kelompok STAD lebih tinggi dibanding kelompok kontrol. Baik model pembelajaran kooperatif STAD maupun TGT dapat
diterapkan dalam pembelajaran koloid, dan ketertarikan siswa terhadap TGT tampaknya lebih besar dibanding terhadap STAD.
67
Andi Makkasau dalam penelitiannya bahwa penerapan model kooperatif teknik TGT dalam pembelajaran strategi belajar sains untuk
meningkatkan prestasi belajar mahasiswa, meningkatkan kemampuan kognitif dan afektif belajar mahasiswa baik secara perorangan maupun kelompok.
Hasil belajar mahasiswa setelah pelaksanaan TGT ternyata cukup signifikan.
68
65
Leonard, ”Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Peningkatan
Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Pencernaan Manusia ”, Jurnal Ilmu Exacta, vol. 2, no.
1, 2009, h. 97.
66
Fitri Handayani, “Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament TGT Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri I Purwodadi Kabupaten
Pasuruan Pada Materi Keragaman Bentuk Bumi ”, Jurnal Kependidikan, vol. 2, no. 2, 2010, h.
175.
67
Darsono Singgit, Fauziatul Fajaroh, ”Implikasi Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif STAD dan TGT terhadap Kualitas Proses Hasil Belajar Kimia Siswa SMA ”, Jurnal
Pendidikan Pembelajaran, vol. 1, no. 13, 2006, h. 103.
68
Andi Makkasau, ”Penerapan Model Kooperatif Teknik TGT dalam Pembelajaran Siswa
”, Jurnal Pendidikan Pembelajaran, vol. 1, no. 15, 2008, h. 69.
Masriani dalam penelitiannya bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep
sistem eksresi manusia dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran di kelas cukup antusias.
69
Budi Suseno dalam penelitiannya bahwa model TGT dapat meningkatkan motivasi, hasil belajar siswa materi reproduksi invertebrate dan
semakin besar rasa ingin tahu siswa akan materi dari suatu konsep biologi yang diajarkan oleh guru.
70
Ircham Junaidi dalam penelitiannya menyatakan bahwa penerapan strategi pembelajaran TGT dapat meningkatkan hasil belajar dan dapat
menimbulkan respon positif dan sangat membantu siswa dalam penguasaan konsep klasifikasi invertebrata.
71
C. Kerangka Pikir
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang tersusun atas beberapa komponen yang saling mempengaruhi antara guru, siswa, materi
pembelajaran, alat dan metode. Pendidikan biologi merupakan bagian dari pendidikan sains dan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang
diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional yang ada. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam dan makhluk hidup
secara sistematis sehingga pembelajaran biologi bukan hanya penguasaan kumpulan-kumpulan fakta tetapi juga proses belajar mengajar IPA tidak
hanya berlandaskan pada teori saja, tetapi lebih menekankan pada prinsip- prinsip suatu proses belajar mengajar.
Pembelajaran biologi yang diberikan di SMA bersumber dari guru dan buku teks saja. Proses pembelajaran bukanlah sekedar menyampaikan
69
Masriani, “Pengaruh Penereapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP Negeri 21 Palu”, Jurnal Biodidaktis, vol. 1, no. 5, 2011, h. 33.
70
Budi Su seno, “Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Materi Sistem Reproduksi
Invertebrata Melalui Optimalisasi Media Charta dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Model TGT Kelas X.1 SMA Negeri 1 Weru Sukoharjo”, Jurnal Widyatama, vol. 2, no. 5, 2008, h. 68-69.
71
Ircham Junaidi, Penerapan Strategi Pembelajaran TGT untuk Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Klasifikasi Invertebrata Bagi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kesesi Tahun
Pelajaran 20062007, Jurnal Widyatama, vol. 3, no. 6, 2009, h. 66.
informasi pada siswa, tetapi membutuhkan keterlibatan siswa secara mental maupun fisik. Karena itu suatu pengetahuan tidak akan bertahan lama jika
proses pembelajaran pada siswa hanya sekedar menerima informasi dari gurumenghafal dari buku. Keberhasilan ini tidak terlepas dari kompetensi
guru dalam menentukan model yang dapat memperbaiki proses pembelajaran. Untuk itu diperlukan adanya perbaikan dalam pelaksanaan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru di sekolah, dengan mengganti model pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan belajar aktif,
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa sekaligus membuat pembelajaran biologi menjadi menyenangkan sehingga menumbuhkan
semangat dan motivasi belajar siswa. Model pembelajaran yang saat ini dikembangkan antara lain adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD
dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan alternatif
pengajaran yang memberikan suasana baru dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan belajar dirancang dalam bentuk pembelajaran yang memungkinkan
siswa untuk saling bekerjasama, saling membantu dalam memahami materi pelajaran dan mengerjakan LKS serta siswa berkompetisi dalam meja-meja
turnamen dengan siswa yang berkemampuan hampir sama untuk mewakili masing-masing kelompoknya. Turnamen dilakukan melalui permainan-
permainan menarik sehingga pembelajaran dapat lebih menyenangkan bagi siswa, sehingga siswa merasa lebih rileks, berbeda dengan model pembelajar
kooperatif tipe STAD karena tidak adanya persaingan individu antar tim sehingga kurang menimbulkan motivasi belajar siswa.
Dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT tersebut, siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya, terutama penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang memiliki banyak keunggulan dari pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Jadi, diduga terdapat
perbedaan hasil belajar biologi siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi dari pada siswa yang diajar menggunakan
model STAD.