43
kepuasan konsumen Carrefour di kota Medan, dan c kepuasan memiliki hubungan positif dengan loyalitas konsumen Carrefour di kota Medan.
Aryotedjo 2005 meneliti dengan judul ”Pengaruh Kualitas Jasa, Kepuasan dan Komitmen Pelanggan Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Bisnis Retail di Alfa
Pabelan Surakarta”. Populasi dalam penelitian adalah konsumen Alfa Pabelan yang sedang berbelanja. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik non-probability
sampling, maka ditetapkan jumlah sampel yang diambil adalah 150 responden. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah
structural equation modeling SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : a kualitas jasa memiliki pengaruh positip dan signifikan terhadap kepuasan dan
loyalitas pelanggan pada Alfa Pabelan di Surakarta, b kepuasan pelanggan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen dan loyalitas pelanggan pada Alfa
Pabelan di Surakarta, dan c komitmen pelanggan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan pada Alfa Pabelan di Surakarta.
II.2. Pengertian Pemasaran Ritel dan Strategi Bauran Pemasaran Ritel
Pemasaran secara sederhana dapat diartikan sebagai kegiatan memasarkan barang atau jasa umumnya kepada masyarakat, dan khususnya kepada pembeli
potensial. Pemasaran dikembangkan sebagai suatu pola yang tertata dalam suatu sistem yang sering kali disebut sebagai ilmu dan juga dikembangkan dengan cara
masing-masing pelaku sehingga disebut improvisasi dan karenanya disebut seni.
43
44
Pemasaran ritel sebagai kegiatan pemasaran dalam perdagangan eceran juga dijalankan dengan kedua cara itu.
Utami 2006 menyatakan bahwa ”pemasaran ritel adalah semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan produk atau jasa secara langsung kepada
konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis”. Para peritel berupaya memuaskan kebutuhan konsumen dengan mencari
kesesuaian antara produk-produk yang dimilikinya dengan harga, tempat, dan waktu yang diinginkan pelanggan. Ritel juga menyediakan pasar bagi para
produsen untuk menjual produk-produk mereka. Dengan demikian ritel adalah kegiatan akhir dalam jalur distribusi yang menghubungkan produsen dengan
konsumen. Untuk menjangkau pasar sasaran yang telah ditetapkan, maka setiap
perusahaan perlu mengelola kegiatan pemasarannya dengan baik. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat merancang strategi bauran pemasarannya dengan baik.
Strategi bauran pemasaran yang telah ditetapkan perusahaan sebaiknya selalu disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang dihadapi perusahaan, dengan kata lain
strategi bauran pemasaran tersebut harus bersifat dinamis. Kotler 2000 menyatakan bahwa: ”Marketing mix is the set of marketing
tools that firm uses to pursue its marketing objective in the target market”. Bauran pemasaran adalah sekumpulan alat pemasaran marketing mix yang
dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran.
Menurut Tjiptono 2006 bahwa “Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk
karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan merancang
program taktik jangka pendek”.
44
45
Selanjutnya Lupiyoadi 2001 menyatakan bahwa “Bauran pemasaran merupakan tool atau alat bagi marketer yang terdiri dari berbagai elemen
suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses”.
Bauran pemasaran pada produk berbeda dengan bauran pemasaran retail. Lamb, Hair, dan Mc Daniel 2001 menyatakan bahwa “Bauran
pemasaran ritel retail mix marketing adalah kombinasi elemen-elemen produk, harga, lokasi, promosi, desain gerai, dan pelayanan eceran untuk
menjual barang dan jasa pada konsumen akhir yang menjadi pasar sasaran”. Gambar II.1 menunjukkan gambaran mengenai elemen-elemen dalam
bauran pemasaran ritel.
Pelayanan Eceran
Desain Gerai
Lokasi Promosi
Produk
Pasar Sasaran
Harga Sumber : Lamb, Hair, dan Mc Daniel 2001
Gambar II.1. Bauran Pemasaran Ritel
45
46
1. Produk
Citra sebuah ritel dapat dibangun berdasarkan karakteristik produk yang dipajang atau ditawarkan untuk dibeli pelanggan. Ritel harus memutuskan
karakteristik produk yang dipilih untuk ditawarkan pada pelanggan. Terkait dengan keputusan tersebut ritel dihadapkan pada berbagai pertanyaan : Apakah
ritel akan menawarkan barang lunak soft good atau barang keras hard good? Pada tingkat harga dan kualitas yang bagaimanakah produk tersebut akan
ditawarkan? Apakah produk tersebut masuk dalam kategori kebutuhan dasar atau barang fesyen?
Menurut Hurriyati 2005, untuk merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami tingkatan produk, yaitu :
a. Produk utamainti core benefit adalah manfaat yang sebenarnya
dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk. b.
Produk generik generic product adalah produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar rancangan produk minimal agar
dapat berfungsi. c.
Produk harapan expected product adalah produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara formal layak diharapkan
dan disepakati untuk dibeli. d.
Produk pelengkap augmented product adalah berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat
46