Program Menghafal Al-Qur’an Sarana dan prasarana

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Implementasi Komunikasi Verbal dan Non Verbal dalam Menghafal Juz

Amma di PAUD Bait Qur’any Komunikasi bentuk verbal adalah bentuk komunikasi yang menggunakan kata-kata yang diucapkan secara lisan dan tulisan yang sangat umum digunakan oleh banyak orang. Komunikasi lisan dapat diidentifikasikan sebagai suatu proses dimana seorang pembicara berinteraksi secara lisan dengan pendengar untuk mempengaruhi tingkah laku penerima. Dalam rangka melatih anak untuk berkomunikasi secara verbal dan menambah perbendaharaan kata serta menstimuli perkembangan bahasa anak, Peneliti menemukan bahwa PAUD Bait Qur’any menggunakan teori operant conditioning yang menekankan unsur stimulus respon dimana guru berperan sebagai komunikator yang menyampaikan pesan dan siswa sebagai komunikan yang menerima pesan dan merespon pesan dari komunikator, pesan yang disampaikan berupa pengucapan ayat Juz Amma, tanya jawab ayat Juz Amma, pengulangan ayat yang sudah diberikan. Adapun Komunikasi non verbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh, vokal yang bukan kata-kata, kontak mata ekspresi muka kedekatan jarak dan sentuhan. 1 Dalam menghafal Juz Amma di PAUD Bait Q ura’ny selain menggunakan komunikasi verbal juga menggunakan komunikasi nonverbal yang digunakan untuk mempertegas, menggambarkan kandungan ayat, atau dijadikan alat bantu untuk mempermudah dalam pengajaran tajwid, juga untuk melatih daya ingat anak. untuk lebih jelas dalam melihat komunikasi verbal dan non verbal pada kegiatan belajar mengajar Bait Q ur’any dapat dilihat dari program kegiatan belajar pembelajaran diantaranya sebagai berikut: 1. Program Jarimatika Al-Qur’an Jaritmatika Qur’an adalah menghafal alQur’an sambil menghitung ayat alQur’an dengan menggunakan buku-buku jari. Setiap jari memiliki tiga buku jari kecuali ibu jari yang hanya memiliki dua buku. Setiap buku jari menunjukan ayat, pada buku jari kelingking bagian bawah menunjukan ayat pertama dimana ibu jari menunjuk pada buku jari kelingking tersebut. Ujung ke empat jari yang berkelipatan tiga 3,6,9,12 diberinama pos. sedangkan ujung ibu jari adalah terminal, dimana terminal ini merupakan tempat pemberhentian, jumlah seluruh buku-buku jari adalah 14. Sehingga setelah melewati ujung ibu jari maka perhitungan akan mulai kembali dari awal yaitu dari kelingking buku jari bagian bawah. Pola ini digunakan agar anak-anak dan guru tidak hanya terpaku menggunakan satu mushaf untuk hafalan. Melatih otak kiri dan kanan. Murid sangat cepat menebak 1 Agus M Hudjana, Komunikasi Intrapersonal dan Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta: Kanisius, 2003 Cet. Ke-1 hal.26 ayat dan mengetahui ayat berapa yang dibacakan meskipun tidak secara berurutan dan menghafal jumlah surat. Dalam penerapannya metode ini digabungkan dengan matematika sehingga akan melatih anak berhitung dengan menggunakan ayat alQur’an. Pada aktifitas ini dapat dikatakan bahwa komunikasi non verbal berbentuk gestural yaitu menggerakan sebagian badan seperti jari-jari tangan, menandakanmenunjukan jumlah ayat yang dihafal. Adapun di TK Bait Qur’any dalam pemebelajaran jaritmatika Qur’an tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan proksemik, olfaksi, artifaktual, paralinguistic dan pesan sentuhan. Sedangkan komunikasi verbalnya berupa lisan ketika guru dan siswa melafalkan ayat-ayat Juz Amma yang hendak dihafal. Pada pembelajaran ini peneliti tidak menemukan komunikasi verbal secara tulisan. 2. Terjemah Kata Perkata dengan metode kinestetik Hafalan Juz Amma menggunakan gerak kinestetik yang dikategorikan sebagai komunikasi non verbal ini sangat membantu anak-anak dalam menghafal. Sebab sifat anak-anak pada usia berkisar 5-6 tahun senang sekali menirukan tingkah laku atau sikap, gerakan guru. Selain itu juga dalam alQur’an terdapat beberapa kata yang sama seperti dalam surat an-Nas, al-Ikhlas, al-Falaq, kata qul ْلق disebutkan tiga kali jika gerakan dari kata qul ْلق ini sama, maka ini akan mempercepat hafalan anak karena anak cukup mengingat sekali saja dan gerakannya akan merangsang ingatan