bersifat menindas rakyatnya. Ini terindikasi dari berbagai pengakuan mereka, bahwa mereka mengakui memegang dan mempelajari karya The Prince Niccolo
Machiavelli. Seperti Hitler pemimpin NAZI di Jerman menyimpan The Prince disamping tempat tidurnya, Napoleon Bonaparte mengemukakan bahwa hanya
karya politik The Prince yang layak dibaca, bahkan Musolini berani secara terang- terangan di depan rakyatnya mengatakan bahwa Machiavelli sebagai godfather
spiritual dan intelektual, dan masih ada lagi para penguasa otoriter selain mereka
6
. Dan inilah yang menjadi alasan orang-orang yang menganggap Machiavelli
sebagai politikus yang jahat. Berangkat dari itu semua maka penulis berusaha menggali dan membuka
kembali literatur-literatur karya Machiavelli, khususnya The Prince dan The Discourses, juga dari buku-buku lain yang memiliki relevansi dengan masalah
etika dan kekuasaan Machiavelli, untuk berusaha memahami esensi sesungguhnya bahwa perlu adanya etika bermartabat dalam sebuah negara menurut Machiavelli.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Masalah Etika merupakan problem dunia saat ini, apalagi sesudah masuk ranah kekuasaan. Hal ini tercermin bagaimana seorang kepala negara bisa
memimpin sebuah negara, agar negara itu bisa tetap stabil. Sehingga diambilah langkah-langkah yang menurut pikiran mereka bahwa etika yang mereka pakai
adalah demi kepentingan negara. Sehingga tidak sedikit manusia yang pernah menguasai sebuah negara dari pasca perang dunia I sampai saat ini mempelajari
6
Henry J. Schmandt, Filsafat Politik Barat: Kajian Historis Dari Zaman Yunani Kuno Sampai Moderen, h. 248.
etika kekuasaan para tokoh terkemuka seperti Plato, Aristoteles, Thomas Aquines, Niccolo Machiavelli, dan yang lainnya.
Tetapi justru kabanyakan orang telah mengenal Machiavelli hanya dengan membaca The Prince. Dan hal ini menjadi kontroversi ketika mendengar atau
membaca karyanya The Discourses, bahwa jelaslah Niccolo ini sebagai seorang republikan. Sederhananya bila kita membaca The Prince, maka asumsi yang
keluar adalah Machiavelli sebagai seorang politikus yang jahat, bahkan dia disebut juga sebagai old nick atau iblis
7
. Boleh disebut The Discourses ini sebagai testamen politik Machiavelli yang terlengkap.
8
Karena di dalamnya jelaslah bahwa Machiavelli memberikan konsep yang jelas-jelas menunjukan dia adalah
seorang republikan. Namun dalam pembahasaan skripsi ini bukan bermaksud untuk membela
Machiavelli, ini dimaksudkan untuk merangsang pembaca agar mempelajari tokoh ini secara lebih mendalam dan objektif. Supaya dalam memandang Machiavelli
tidak hanya dari sisi negatif yang sudah umum. Tetapi melihat sisi-sisi positif yang di kandung olehnya.
Berdasarkan acuan tersebut, agar pembahasan skripsi ini tidak melebar dan terjebak pada kurang terfokusnya pembahasan serta kesimpulan, maka penulis
membatasi perrmasalahannya pada: konsep etika dan kekuasaan yang dikemukakan oleh Niccolo Machiavelli.
Pertanyaan yang dirumuskan dan menjadi fokus permasalahan dalam
skripsi ini adalah sebagai berikut:
7
Joseph Losco dan Leonardo Wiliams, Political Theory: Kajian Klasik dan Kontemporer, Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2005, h. 561.
8
Niccolo Machiavelli, The Discourses, Jogjakarta: Bentang Budaya, 2003, h. vi
1. Bagaimana konsep etika dan kekuasaan menurut Niccolo Machiavelli? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan mendalami konsep etika dan kekuasaan menurut
Niccolo Machiavelli 2. Untuk menyelesaikan tugas akhir perkuliahan penulis.
Adapun manfaat dari penelitian yakni : A. Manfaat Akademis
Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam meraih gelar kesarjanaan strata satu S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Jurusan Ilmu Politik pada
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. B. Manfaat Praktis
1. Menambah Wawasan mahasiswa pada umumnya, dan bagi penulis pribadi pada khususnya bahwa Etika dan Kekuasaan yang diargumentasikan oleh
Niccolo Machiavelli ini memiliki konsep yang masih eksis dan bahkan bisa di realisasikan dengan baik sesuei dengan cita-cita untuk mensejahtrakan
kehidupan bernegara, sehingga perlu pengkajian secara mendetail dan objektif tanpa memilah-milah. Meskipun dia sendiri adalah seorang tokoh politik
barat, yang berbeda agama dengan kita dan penulis khususnya. 2. Bagi Fakultas, diharapkan memberi sumbangan kepustakaan dalam
pengembangan wacana civitas akademika di Jurusan Ilmu Politik. 3. Sebagai Bahan Masukan kepada Pemegang Kebijakan Kampus Rektorat
guna memformulasikan konsep tersebut agar keberlangsungan kepemimpinan di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini sesuei dengan kode etik yang
diharapkan dapat menjadikan mahasiswa yang memiliki peradaban dengan etika yang baik, terlebih untuk pendidikan politik mahasiswa pada umumnya.
D. Metode Penelitian