Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia Persero Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Adapun multikolinearity ditandai dengan: a.
Standard error tidak terhingga. b.
Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada
1 ,
10 ,
5 =
= =
α α
α .
c. Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori.
d. R
2
sangat tinggi. Catur Sugiyanto, 1994: 82 Pengujian yang lain, yang dapat digunakan untuk melihat multikolinieritas
antar variabel adalah dengan menggunakan uji parsial. Wahyu Ario Pratomo dan Paidi Hidayat, 2007: 90
3.8.2. Heterokedastisitas
Heterokedastisitas merupakan salah satu asumsi OLS Ordinary Least Square jika varian residualnya tidak sama. Untuk mendeteksi ada tidaknya
heterokedastisitas dilakukan dengan white test yaitu dengan cara meregres logaritma residual kuadrat terhadap semua variabel penjelas. Pada white test terdapat beberapa
tahap, antara lain: -
Membuat regresi persamaan dan mendapatkan residualnya -
Uji dengan Chi-Square table X
2
X
2
= n R
2
Dimana:
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia Persero Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan, 2009.
USU Repository © 2009
n = jumlah observasi R
2
= koefisien determinasi Keputusan ada tidaknya heterokedastisitas ditentukan jika:
- X
2
hitung X
2
tabel, maka ada heterokedastisitas -
X
2
hitung X
2
tabel, maka ada homokedastisitas
3.8.3 Uji Normalitas
Asumsi dalam Ordinasry Least Square OLS adalah nilai rata-rata dari faktor pengganggu µ
1
adalah nol. Untuk menguji apakah normal atau tidaknya faktor pengganggu, maka perlu dilakukan uji Normalitas dengan menggunakan uji Jarque-
Bera Test J-B. Untuk melihat apakah data telah berdistribusi normal dengan cara JB-Test ini adalah dengan membandingkan Jarcue Bera normality test statistics
dengan
2
χ tabel, jika Jarcue Bera normality test statistics lebih kecil dari
2
χ tabel maka
t
µ adalah berdistribusi normal. Sebaliknya jika Jarcue Bera normality test statistics lebih besar dari
2
χ tabel maka
t
µ adalah tidak berdistribusi normal. Cara lain untuk melihat apakah data berdistribusi normal dengan
menggunakan JB-Test adalah dengan melihat angka probability. Apabila angka probability 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya apabila angka
probability 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Wahyu Ario Pratomo dan Paidi Hidayat, 2007: 92
3.8.4. Uji Linearitas
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia Persero Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Dengan menggunakan uji ini dapat mengetahui
bentuk model empiris dan menguji variabel yang relevan untuk dimasukkan ke dalam model empiris. Dengan kata lain, dengan menggunakan uji linearitas, specification
error atau mis-specification error term. Salah satu uji yang digunakan untuk menguji linearitas adalah Uji Ramsey
Ramsey RESET Test. Uji ini dikembangkan oleh Ramsey pada tahun 1969. Ramsey mengembangkan suatu uji yang disebut dengan general test of specification error.
Untuk melihat apakah bentuk fungsi linier adalah benar atau tidak maka bandingkan hasil perhitungan nilai F-hitung dengan nilai F-tabel, apabila nilai F-
hitung F-tabel maka hipotesis nol yang mengatakan bahwa spesifikasi model yang digunakan dalam bentuk fungsi linier adalah benar ditolak, dan sebaliknya apabila
nilai F-hitung F-tabel maka hipotesis nol yang mengatakan bahwa spesifikasi model yang digunakan dalam bentuk fungsi linier adalah benar tidak dapat ditolak.
Wahyu Ario Pratomo dan Paidi Hidayat, 2007: 93
3.9. Definisi Operasional
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia Persero Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan, 2009.
USU Repository © 2009
1. Permintaan jasa pengiriman paket pos adalah jumlah berat paket pos yang akan
dikirimkan oleh masyarakat pada tingkat tarif tertentu dalam kg. 2.
Pendapatan adalah seluruh uang yang diterima dan dimaksudkan akan dipergunakan untuk konsumsi dalam memenuhi biaya hidup dalam rupiah.
3. Tingkat pelayanan adalah suatu bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh
PT. Pos Indonesia Persero Medan dalam bentuk barang maupun jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku diukur dengan menggunakan skala likerts. 4.
Tarif pengiriman paket pos adalah biaya yang dikenakan terhadap pengiriman paket pos yang telah ditetapkan oleh PT. Pos Indonesia Persero Medan dalam
rupiah.
Aisyah Nasution : Analisis Determinan Permintaan Masyarakat Kota Medan Terhadap Jasa Pengiriman Paket Pos Pada PT. Pos Indonesia Persero Studi Kasus : Kantor Pos Besar Medan, 2009.
USU Repository © 2009
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Pos Indonesia Persero adalah salah satu dari Badan Usaha Milik Negara BUMN yang ada di Indonesia seperti halnya PT. PLN, PT. Kereta Api, PT. Kereta
Api, PT. Telkom dan lain sebagainya. Pentingnya komunikasi secara tertulis menjadi ide pertama timbulnya gagasan untuk mendirikan perusahaan ini. Selain itu, pendirian
perusahaan juga bertujuan untuk menjamin keamanan surat-menyurat antar penduduk di seluruh daerah di Indonesia.
Kantor Pos Indonesia pertama kali didirikan di Jakarta pada masa kolonial Belanda, pada tanggal 26 Agustus 1746 oleh Gubernur Jenderal G.W. Barron Van
Inhoff. Sedangkan Kantor Pos Indonesia yang berkedudukan di Medan dan saat ini bernama Kantor Pos Medan 20000 pada tahun 1911.
Seiring dengan perkembangan peranan Kantor Pos, terlebih setelah ditemukannya teknologi telegraf dan telepon, pada tahun 1907 dibentuklah Jawatan
Pos, Telegraf dan Telefon Jawatan PTT. Jawatan ini merupakan bagian dari departemen perusahaan-perusahaan pemerintah kolonial Belanda yang didasarkan
pada Undang-Undang Perusahaan Negara Hindia Belanda. Pada tahun 1922, Kantor Jawatan Pos, Telegraf dan Telepon Jawatan PTT yang semula berkedudukan di