mingguan, cuti tahunan dan istirahat panjang. Pada Pasal 79 ayat 2 Undang- Undang Nomor 13 tahun 2003 mengatur tentang waktu istirahat, yang berbunyi :
a. istirahat antara jam kerja sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja
selama 4 empat jam terus-menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja;
b. istirahat mingguan 1 satu minggu atau 2 dua hari untuk 5 lima hari kerja
dalam 1 satu minggu; c.
cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 dua belas hari kerja setelah pekerjaburuh yang bersangkutan bekerja selama 12 dua belas bulan secara terus menerus;
dan
d. istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 dua bulan dan dilaksanakan pada tahun
ketujuh dan kedelapan masing-masing 1 satu bulan bagi pekerjaburuh yang telah bekerja selama 6 enam tahun secara terus menerus pada perusahaan yang
sama dengan ketentuan pekerjaburuh tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 dua tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap
kelipatan masa kerja 6 enam tahun.
36
B. Isi SKB 5 Menteri
Pemerintah melalui 5 kementrian terkait telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama SKB yang berisi tentang Pengoptimalan Beban Listrik Melalui Pengalihan
Waktu Kerja Pada Sektor Industri di Jawa-Bali. Bila anda belum pernah membaca isi dari SKB tersebut selengkapnya, bisa anda baca seperti yang tercantum dibawah ini :
Pasal 1 Pengoptimalan beban listrik melalui pengalihan waktu kerja pada sektor industri di
Jawa-Bali bertujuan:
1. Mengatasi ketidakseimbangan pasokan listrik PT PLN dengan kebutuhan listrik
sektor industri. 2.
Menghindari pemadaman listrik sehingga sektor industri dapat melakukan operasi dengan baik.
Pasal 2
1. Perusahaan industri setiap bulannya wajib mengalihkan satu sampai dua hari
waktu kerja pada hari Senin sampai dengan Jumat ke hari Sabtu dan Minggu.
36
__________Undang-Undang ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003,
2. Penentuan perusahaan industri dan waktu kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 ditetapkan untuk setiap klasterdaerah industri oleh Bupatiwalikota berdasarkan usulan PT PLN setempat.
3. Jumlah pemakaian listrik dari perusahaan industri yang mengalihkan waktu
kerjanya sebagaimana pada ayat 1 dan ayat 2 harus mencapai 10 persen dari beban puncak pada klasterdaerah industri tersebut.
4. Bupatiwalikota wajib mengeluarkan penetapan sebagaimana dimaksud pada
ayat 2 selambat-lambatnya tanggal 21 Juli 2008.
Pasal 3
1. Bupatiwalikota melakukan monitoring terhadap pelaksanaan pengalihan waktu
kerja sebagaimana dimaksud pasal 2. 2.
Bupatiwalikota setiap tiga bulan melaporkan pelaksanaan pengalihan waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 kepada Menteri Perindustrian, Menteri
ESDM, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Negara BUMN.
Pasal 4
Kewajiban pengalihan waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 tidak berlaku bagi perusahaan industri yang beroperasi: a. 24 jam sehari selama 7 hari dalam
1 minggu atau b. 7 hari dalam 1 minggu
Pasal 5
PT PLN wajib menjaga stabilitas dan ketersedian pasokan listrik untuk sektor industri.
Pasal 6 1.
Menteri Perindustrian bertugas :
•
Mengkoordinasikan melalui kerjasama antar lain dengan KADIN mengenai penanganan dan pembinaan program penghematan energi pada sektor industri
dan,
•
Monitoring pelaksanaan pengalihan waktu kerja di sektor industri. 2.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral bertugas : 1.
Mengkoordinasikan pelaksanaan perhitungan pasokan dan kebutuhan listrik di setiap daerah; dan,
2. Mengawasi pelaksanaan kewajiban PT PLN dalam menjamin stabilitas dan
kepastian pasokan listrik.
3. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi bertugas memfasilitasi pelaksanaan pengaturan pengalihan waktu kerja kepada pengusahaorganisasi pengusaha dan
pekerja, serikat pekerjaserikat buruh.
4. Menteri Dalam Negeri bertugas mengkoordinasikan Bupatiwalikota dalam melaksanakan dan monitoring pengalihan waktu kerja disektor industri.
5. Menteri Negara BUMN bertugas :
1. Mengawasi PT PLN dalam rangka melaksanakan kewajiban pengalihan
waktu kerja; dan, 2.
Mendorong perusahaan industri di lingkungan Kementerian Negara BUMN untuk melaksanakan pengalihan waktu kerja.
Pasal 7
PT PLN diberikan kewenangan untuk mengenakan sanksi berupa pemutusan aliran listrik sementara bagi perusahaan industri yang tidak melaksanakan ketentuan
pasal 2 peraturan bersama.
Pasal 8
Peraturan bersama ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan di Jakarta tanggal 14 Juli 2008.
Surat Keputusan Bersama SKB 5 menteri terkait himbauan pemerintah melaksanakan penghematan energi listrik berefek pada sektor industri. SKB yang
ditandatangani 5 menteri itu adalah Menteri Negara BUMN, Menteri Negara Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM, Menteri Dalam Negeri, Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan menyepakati untuk penghematan energi sektor industri agar dapat mengalihkan pola jam kerja pada hari
Sabtu dan Minggu atau perusahaan yang menggunakan listrik PLN untuk industri yang menggunakan daya minimal 200kVA.
37
C. Pandangan Pakar terhadap SKB 5 Menteri