Faktor yang melatarbelakangi penyimpangan akhlak remaja

berfikir berkurang, rasa tertekan timbul, bahkan kadang-kadang sampai mudah terpengarauh oleh hal-hal yang negatif. b. Masalah hubungan dengan orang tua, sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-anaknya yang telah remaja atau dewasa, biasanya yang disebabkan karena ramaja tersebut mengikuti arus dan mode. c. Masalah moral dan agama, kemerosotan moral biasanya disertai oleh sikap manjauh dari agama. Nilai-nilai moral yang didasarkan kepada agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan, waktu dan tempat. 73 Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa para remaja walaupun berasal dari kebudayaan yang berbeda dan suasana lingkungan yang berbeda pula, namun mereka tetap menghadapi berbagai macam problema, hanya perbedaannya terletak pada problema yang dihadapi dan cara mereka memandang problema tersebut.

c. Faktor yang melatarbelakangi penyimpangan akhlak remaja

Remaja memang memiliki karakteristik yang unik dan memerlukan perhatian yang intendif dari semua pihak, terutama keluarga. Sebab, jika keadaan remaja dengan segala macam prilakunya tidak diperhatikan tidak mustahil mereka akan melakukan hal- hal yang kurang baik yang menyimpang dari nilai-nilai Agama. Untuk itu, penulis akan mengemukakan beberapa faktor yang melatarbelakangi penyimpangan prilaku seorang remaja. • Perhatian dan kasih sayang dan komunikasi timbal balik yang tidak memadai. Perhatian dan kasih sayang memang sangat dibutuhkan oleh para remaja, terlebih pada masa-masa di mana mereka telah bergaul bebas bersama teman-teman sejawatnya. Para guru dan orang tua serta semua pihak yang bertanggung jawab terhadap kestabilan dan keselamatan masyarakat, hendaklah memberikan perhatian yang besar dan memberikan pengarahan yang memuaskan kepada mereka. Perlakuan yang buruk dan kasar dari keluarga akan berdampak kurang baik pada perkembangan dan pertumbuhan seorang ramaja. Keadaan yang demikian akan berpengaruh pada gangguan jiwa mereka. Misalkan sulit mengeluarkan pendapat, tidak kreatif, tidak percaya diri dan lain sebagainya. 74 73 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1996, Cet 15 h.115 74 A. Tafsir, dkk, Cakrawala Pemikiran Pendidkan Islam h.320-321 Oleh karena itu, dalam rangka pembinaan akhlak anak di lingkungan keluarga, agama Islam memberikan tuntunan tentang pentingnya perlakuan yang ramah dan penuh kasih sayang dari kedua orang tua terhadap anaknya. Allah berfirman sebagai berikut: t `3 U tJ E q 5 Ym‰35 L YM35 , Rd. ŠN3 e‹ er 34 5 L M heO=ŒC 5YM J L  3 YmiŒ Y O ? , YmIJK Ym:TY , e , n D •YŽ L 3v •3 • Y . M ?3 n  q … {l 4 ‘ d’ D Z. M ?t 5 h W X 9 5 - Artinya: “Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu keras dan berhati kasar, tentulah meraka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan ini. Kemudian apabila telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya”. Ali Imron:159 • Tidak ada panutan dalam keluarga Secara psikologi, remaja memang sangat membutuhkan panutan atau contoh dalam keluarga. Sehingga dengan contoh tersebut remaja dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebaiknya jika remaja tidak memperoleh model atau prilaku yang mencerminkan prilaku yang baik, tentu merekapun akan melakukan hal-hal yang kurang baik. Demikian, sang anak akan tumbuh dalam kebaikan dan terdidik dalam keutamaan akhlak jika ia melihat kedua orang tuanya memberikan teladan yang baik. Dan, sang anak akan tumbuh dalam penyelewengan dan berjalan di jalan kufur, fusuq dan maksiat, jika melihat kedua orang tuanya memberi teladan yang buruk. 75 • Lingkungan bermain dan bergaul yang buruk 75 A. Tafsir, dkk, Cakrawala Pemikiran Pendidkan Islam h.322-323 Yang dimaksud lingkungan ialah sesuatu yang berada di luar diri anak dan mempengaruhi perkembangannya. Anak akan untung apabila mendapat pengaruh yang baik, sebaliknya anak akan rugi apabila kebetulan mendapat pengaruh yang kurang baik. 76 Lingkungan sekitar benar-benar amat besar pengaruhnya kepada perkembangan pribadi seseorang. Kawan sekerja, kawan sepermainan, kawan sekolah, masyarakat yang mengelilinginya, semua itu besar pengaruhinya terhadap seseorang. Karena pengaruh, dorongan dan ajakan orang lain, seseorang bisa menjadi pencopet, pencuri, pemabuk, pecandu, menjadi anak yang nakal dan sebagainya. Menurut Nashih Ulwah yang dikutip oleh A Tafsir dkk mengungkapkan bahwa yang mengakibatkan anak menyimpang adalah pergaulan negatif dan rusak. Terutama jika anak itu bodoh, lemah aqidahnya dan mudah terombang- ambing akhlaknya. Mereka akan cepat terpengaruh oleh teman-teman yang nakal dan jahat, di samping cepat mengikuti kebiasaan dan akhlak yang rendah. Sehingga, perbuatan jahat dan menyimpang menjadi bagian dari tabiat dan kebiSasaan mereka. Ini Mengaisyaratkan betapa kuat dan besar pengaruh pergaulan dengan orang-orang yang kurang baik. Andaikata pembinaan akhlak di lingkungan keluarga relatif kurang baik, kondisi ini akan semakin parah dan mendorong remaja jatuh pada perbuatan-perbuatan yang penuh dengan noda dan dosa. 77 • Lemahnya mental remaja Salah satu faktor yang menyebabkan prilaku yang menyimpang akhlak pada remaja adalah lemahnya mentalagama yang mereka miliki. Hal ini terjadi karena kurangnya pembinaan yang dilakukan pihak keluarga. Demikian juga pelaksanaan pendidikan agama di lingkungan sekolah lebih ditekankan pada matra kognitif, sementara matra afektif nyaris diabaikan. Keadaan inilah yang kemudian mendorong para sebagian remaja untuk 76 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, h.209 77 A. Tafsir, dkk, Cakrawala Pemikiran Pendidkan Islam h.324 melakuakn berbagai kegiatan yang jauh dari norma dan nilai agama. Oleh sebab itu, peran keluarga dalam penanaman nilai agama menjadi penting dilaksanakan. Menurut Zakiah Daradjat yang dikutip A Tafsir dkk berpendapat ”Yang dimaksud dengan pendidikan agama bukanlah pelajaran agama yang diberikan secara sengaja dan teratur oleh guru sekolah saja. Akan tetapi yang terpenting adalah penanaman jiwa agama yang dimulai dari rumah tangga, sejak si anak masih kecil, dengan jalan membiasakan si anak kepada sifat-sifat dan kebiasaan yang baik, misalnya, dibiasakan menghargai hak milik orang lain, dibiasakan berterus terang, benar dan jujur, diajarkan mengatasi kesukaran-kesukaran yang ringan dengan tenang, diperlakukan dengan adil dan baik, diajar suka menolong, mau memaafkan kesalahan seseorang, ditanamkan rasa kasih sayang sesama saudara dan sebagainya”. 78

C. Kerangka Berfikir