Pengujian Heterokedastisitas Pengujian Multikolinieritas

2. Pengujian Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Heterokedastisitas terjadi jika residual tidak memiliki varians yang konstan. Pemeriksaan terhadap gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar yaitu grafik yang merupakan diagram pencar residual. 1. Model grafik Hipotesis: a. Jika diagram pencar yang ada membentuk pola- pola tertentu yang teratur maka regrasi mengalami gangguan heterokedastisitas b. Jika diagram pencar yang ada tidak membentuk pola- pola tertentu yang teratur maka regrasi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas Sumber : Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS versi 17.00, 2010 Gambar 4. 3 Scatterplot Gambar 4.3 menunjukkan bahwa diagram pencar tidak membentuk pola tertentu karena itu tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. Universitas Sumatera Utara 2. Model Glejser Menentukan kriteria keputusan: a. Jika nilai signifikan 0,05, maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas b. Jika nilai signifikan 0,05, maka mengalami gangguan heterokedastisitas Tabel 4.4 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 2.092 .657 3.184 .002 Bukti Fisik .007 .047 .018 .151 .880 Jaminan .126 .083 .271 1.521 .132 Daya Tanggap .042 .061 .110 .688 .494 Keandalan -.218 .071 -.488 -3.083 .003 Empati -.069 .055 -.182 -1.261 .211 a. Dependent Variable: absut Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS versi 17.00, 2010 Tabel 4.4 tampak bahwa signifikasi variabel bebas lebih besar dari 0,05, maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

3. Pengujian Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan multikol, yaitu adanya masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Hasil pengolahan dapat dilihat pada Tabel 4.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Coefficientsa Model Unstandardiz ed Coefficients Standardiz ed Coefficient s t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleran ce VIF 1 Constant -.532 1.195 -.445 .657 Bukti Fisik .178 .086 .171 2.061 .043 .718 1.393 Jaminan -.100 .150 -.084 -.666 .507 .312 3.205 Daya Tanggap .410 .112 .415 3.663 .000 .386 2.593 Keandalan .465 .129 .405 3.621 .001 .395 2.531 Empati .052 .100 .053 .523 .603 .474 2.108 a. Dependent Variable: Perilaku Konsumen Sumber : Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS versi 17.00, 2010 Hasil pengujian: Pedoman suatu model regresi yaitu bebas multikol adalah dengan melihat Variance Inflation Factor VIF 5 maka variabel ada masalah multikol, dan jika VIF 5 maka tidak terdapat masalah multikol. Jika Tolerance 0,1 maka variabel ada masalah multikol, dan jika Tolerance 0,1 maka variabel tidak terdapat masalah multikol. Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai VIF 5 dan Tolerance 0,1 maka tidak ditemukan masalah multikol dalam penelitian ini.

C. Analisis Linier Regresi Berganda