Sejarah Singkat PT. Telekomunikasi Kisaran

Contoh implementasi jaringan client-server: Gambar 2.6 Contoh Implementasi Jaringan Client Server

2.10 Pengaduan Pelanggan

Pengaduan pelanggan adalah melaporkan klaim suatu hal yang dianggap tidak sesuai dengan apa yang direncanakan. Jadi pengaduan pelanggan adalah pelanggan melaporkan kepada pihak Telkom terhadap hal-hal yang dianggap tidak sesuai dengan apa yang penggan bayangkan.

2.11 Sejarah Singkat PT. Telekomunikasi Kisaran

RINGKASAN SEJARAH HARI BHAKTI POSTEL 27 SEPTEMBER 1945 PENGAMBIL ALIHAN JAWATAN PTT Tanggal 27 September yang setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Bhakti Postel oleh seluruh komunitas pos dan telekomunikasi bermula dari diambil-alihnya Jawatan Client Printer Client Server Basis Data Universitas Sumatera Utara PTT dari kekuasaan Pemerintahan Jepang oleh Putra Putri Indonesia yang tergabung dalam Angkatan Muda Pos Telegrap dan Telepon yang disingkat AMPTT pada tanggal 27 September 1945. Dengan dijiwai oleh semangat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, AMPTT yang saat itu belum mempunyai pengurus, pada tanggal 3 September 1945 mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh SOETOKO sebagai penggerak, SLAMET SOEMARI, JOESOEF, AGOES SALMAN, NAWAWI ALIF dan beberapa pemuda lainnya. Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa Kantor Pusat PTT harus sudah dikuasai paling lambat akhir bulan September 1945. Hal ini dilakukan karena Komandan Pasukan Jepang menginstruksikan bahwa penyerahan Kantor Pusat PTT harus dilakukan kepada Sekutu. Pada tanggal 23 September 1945 Soetoko berunding dengan Ismojo dan Slamet Soemari yang menghasilkan sebuah keputusan yaitu meminta kesediaan dari Mas Soeharto dan R. Dijar untuk segera menuntut pihak Jepang supaya menyerahkan kekuasaan PTT secara damai, akan tetapi jika pihak Jepang tidak mau menyerahkannya, akan ditempuh jalan kekerasan dengan kekuatan yang ada dan bantuan dari rakyat. Setelah kekuasan direbut, mereka berencana untuk mengangkat Mas Soeharto menjadi Kepala Jawatan PTT dan R. Dijar sebagai Wakilnya. Pada tanggal 24 September 1945 Soetoko meminta Mas Soeharto dan R. Dijar agar menemui pimpinan PTT Jepang, Tuan Osada, untuk berunding dan mendesak agar hari itu juga pihak Jepang mau menyerahkan pimpinan Jawatan PTT secara terhormat kepada Bangsa Indonesia. Namun perundingan tersebut gagal, dan pimpinan PTT Jepang hanya memperkenankan pengibaran Bendera Merah Putih di halaman belakang gedung di Jalan Cilaki. AMPTT segera menaikkan Sang Merah Universitas Sumatera Utara Putih secara khidmad pada sebuah tiang khusus tepat diatas lokasi berdirinya tugu peringatan AMPTT. Untuk menciptakan koordinasi yang efektif dalam perebutan kekuasaan Jawatan PTT dari tangan Jepang, maka pada tanggal 26 September 1945 Soetoko ditetapkan sebagai ketua, dengan dibantu oleh tiga wakil ketua yang terdiri dari Nawawi Alif, Hasan Zein dan Abdoel Djabar. Pada hari itu juga, segenap anggota AMPTT disebar untuk mencari dan mengumpulkan segala peralatan dan senjata untuk merebut Kantor Pusat PTT. Penduduk tua, muda dan semua organisasi perjuangan yang berkedudukan di dekat Kantor Pusat PTT dihubungi dan menyatakan kesediaan untuk memberikan bantuan kepada AMPTT. Pada tanggal 27 September 1945, untuk kesekian kalinya Mas Soeharto dan R. Dijar mengadakan perundingan dengan Pimpinan Jepang di Kantor Pusat PTT. Hasilnya tetap gagal juga. Namun, AMPTT sudah memutuskan bahwa tanggal 27 September 1945 kekuasaan atas Jawatan PTT harus direbut dengan kekerasan dari tangan Jepang, tidak perduli pengorbanan apa saja yang mungkin harus diberikan. AMPTT segera menyiapkan persenjataan. Rakyat dikerahkan dan massa berkumpul di halaman selatan. Soewarno dan pasukannya yang bertugas meruntuhkan tanggul dan mengelilingi kantor, memasuki ruangan kantor yang dikuasai Jepang dan membuat mereka tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghalangi tekad AMPTT. Akhirnya secara sukarela mereka menyerahkan pedangnya sebagai tanda penyerahan diri. Setelah itu Soetoko segera membawa Mas Soeharto dan R. Dijar ke depan massa. Kira-kira pukul 11.00, dan kemudian Soetoko membacakan teks yang isinya sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Atas nama pegawai PTT dengan ini, dengan disaksikan oleh masyarakat yang berkumpul di halaman PTT jam 11.00 tanggal 27 September 1945 kami mengangkat Bapak Mas Soeharto dan Bapak R. Dijar, masing-masing menjadi Kepala dan Wakil Kepala Jawatan PTT seluruh Indonesia Atas Nama AMPTT Tertanda : SOETOKO Kemudian beberapa pemuda di bawah pimpinan Soewondo menurunkan bendera Jepang, dan sebagai gantinya mereka mengibarkan Bendera Merah Putih pada tiang listrik. Massa kemudian segera mengumandangkan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Dengan demikian Jawatan PTT dengan seluruh jajarannya sangat berperan dalam melaksanakan amanat Proklamasi Kemerdekaan yaitu : “Hal-hal mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”. Peristiwa pengambil alihan Jawatan PTT dari tangan Jepang oleh Angkatan Muda PTT pada tanggal 27 September 1945 hingga saat ini diperingati sebagai Hari Bhakti Postel. Dikutip dari : Sejarah Pos dan Telekomunikasi di Indonesia. Universitas Sumatera Utara

2.12 Struktur Organisasi PT. Telekomunikasi Kakandatel Kisaran