terjadi akibat adanya proses pengolahan ubi kayu menjadi tape ubi yang siap dipasarkan.
Nilai tambah diperoleh dari proses pengolahan ubi kayu sampai menjadi produk
olahan. Output produk olahan yang dihasilkan pada proses ini adalah tape ubi. Hasil yang didapat di daerah penelitian berupa tape ubi yang dibungkus dengan
menggunakan daun pisang dan ada juga yang sebagian menggunakan plastik.
5.2.1 Input dan Output
Input adalah bahan baku ubi kayu yang digunakan selama satu kali produksi untuk diproses sampai menjadi tape ubi dan diukur dengan satuan kg. Output adalah
produk dan penerimaan yang dihasilkan selama satu kali produksi yang diukur dalam satuan bungkus dan Rp. penggunaan bahan baku ubi kayu input dan
output tape ubi yang dihasilkan di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut ini.
Tabel 5.4 Penggunaan Input Dan Output Yang Dihasilkan Dalam Usaha Pengolahan Tape Ubi di Kelurahan Baru Ladang Bambu,
Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan 1 Kali Produksi
Uraian Penggunaan Bahan
Baku Inputkg Output
Produk Bungkus Penerimaan Rp
Per satu kali produksi
27,32 228,57
224.464
Sumber: Data Olahan Primer, Lampiran 10
Dari Tabel 5.4 di atas menunjukkan bahwa output produk yang dihasilkan selama
satu kali produksi per hari adalah sebesar 228,57 bungkus tape ubi, dengan mengelolah ubi kayu sebanyak 27,32 kg. Sehingga faktor konversi yang didapat
adalah sebesar 8,37. Nilai konversi ini menunjukan bahwa setiap 1 kg ubi kayu akan menghasilkan 8,37 bungkus tape ubi.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan output penerimaan yang dihasilkan adalah sebesar Rp.224.464, dengan mengelolah ubi kayu sebanyak 27,23 kg. sehingga faktor konversi yang didapat
adalah sebesar 8.216. Nilai konversi ini menunjukan bahwa setiap 1 kg ubi kayu akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp.8.216. Faktor konversi merupakan
perbandingan penggunaan bahan baku dengan output yang dihasilkan konversi antara input dan output.
5.2.2 Biaya Bahan Penunjang Sumbangan Input Lain
Dalam proses pembuatan tape ubi bahan bakunya adalah ubi kayu. Selain bahan baku, proses pembuatan tape ubi juga membutuhkan bahan-bahan penunjang
input lain seperti ragi, daun pisang, lidi, plastik, karet, kayu bakar, dan gas. Dalam hal ini biaya air tidak di hitung karena para pengelolah tape di daerah
penelitian menggunakan air sumur sehingga biayanya masuk ke biaya kehidupan sehari-hari. Secara rinci biaya bahan penunjang sumbangan input lain pada
pembuatan tape ubi dapat dilihat pada Tabel 5.5 berikut ini.
Tabel 5.5 Biaya Bahan Penunjang dan Pemasaran Yang Digunakan Dalam Usaha Pengolahan Tape Ubi di Kelurahan Baru Ladang Bambu,
Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan 1 kali produksi
No Uraian
Biaya Rp Persentase
1 Ragi
7.767,86 21,15
2 Daun pisang
13.214,29 36,00
3 Lidi
2.247,46 6,12
4 Plastik
2.160,71 5,90
5 Karet
660,71 1,80
6 Kayu bakar
4.049,75 11,03
7 Gas
6.607,14 18,00
Total Biaya Bahan Penunjang Rp 36.707,92
100 Penggunaan Bahan Baku Kg
27,32 Biaya Bahan Penunjang dan Pemasaran RpKg
1.343,63
Sumber: Data Olahan Primer, Lampiran 5,6
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 5.5 menunjukkan bahwa biaya bahan penunjang dan pemasaran dalam pengolahan ubi kayu menjadi tape ubi yaitu sebesar Rp. 1.343,63kg. Biaya yang
paling tinggi adalah biaya daun pisang sebesar 36,00, sedangkan biaya yang paling rendah adalah biaya karet sebesar 1,80.
5.2.3 Nilai Penyusutan Peralatan Biaya Penyusutan