5.1.2.1 Tahapan Pengupasan
Pengupasan ubi kayu merupakan tahap pertama pengolahan tape ubi. Pengupasan ini dimaksudkan untuk menghilangkan kulit ubi kayu sehingga diperoleh daging
ubi kayu. Kagiatan ini biasanya membutuhkan waktu sekitar 1 sampai 1 setengah jam tergantung pada banyaknya jumlah ubi kayu yang digunakan.
Gambar 5.2 Tahapan Pengupasan 5.1.2.2 Tahapan Pengerokkan, Pemotongan, dan Pencucian
Ubi kayu yang sudah dikupas kemudian dikerok, hal ini dilakukan untuk menghilangkan lendir yang menempel pada permukaan daging ubi kayu, setelah
lendir yang menempel pada ubi kayu hilang. Ubi kayu di potong kecil-kecil, kemudian ubi kayu yang telah dipotong kecil-kecil dicuci menggunakan air
supaya daging ubi kayu bersih. Kagiatan ini biasanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam tergantung pada banyaknya jumlah ubi kayu yang digunakan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.3 Tahapan Pengerokkan, Pemotongan, dan Pencucian 5.1.2.3 Tahapan Perebusan dan Penyaringan
Ubi kayu yang telah dicuci kemudian direbus dengan menggunakan air secukupnya sampai ubi kayu terendam di dalam air, kegiatan perebusan ini
merupakan salah satu kegiatan yang membutuhkan ketelitian. Dimana ubi kayu yang direbus tersebut tidak boleh terlalu matang karena ubi kayu yang terlalu
matang akan mudah hancur. Perebusan ubi kayu biasanya membutuhkan waktu sekitar 1 sampai 1 setengah jam. Setelah ubi kayu selesai direbus, ubi kayu
tersebut disaring menggunakan wadah saringan.
Gambar 5.4 Tahapan Perebusan dan Penyaringan
Universitas Sumatera Utara
5.1.2.4 Tahapan Pendinginan
Tahapan pendinginan merupakan tahapan dimana ubi kayu yang telah disaring diletakkan secara merata di atas lantai yang telah dialaskan dengan plastik terlebih
dahulu, hal ini dilakukan agar ubi kayu tersebut dingin secara merata. Pendinginan ubi kayu yang telah direbus tersebut biasanya membutuhkan waktu 1
jam. Selama menunggu dingin biasanya responden melakukan kegiatan lain seperti membentuk daun pisang sesuai ukuran yang akan digunakan untuk
membungkus tape, dan juga memotong lidi menjadi ukuran kecil.
Gambar 5.5 Tahapan Pendinginan 5.1.2.5 Tahapan Peragian
Setelah ubi kayu dingin di masukkan ke dalam wadah dan di taburkan ragi secara merata. Banyaknya ragi tergantung banyaknya penggunaan ubi kayu, pemberian
ragi disini berfungsi dalam proses fermentasi, serta memberi aroma alkohol. Pemberian ragi memerlukan ketelitian dimana perbandingan antara banyaknya
ragi yang diberikan seimbang dengan banyaknya ubi kayu yang akan diolah menjadi tape ubi, kebutuhan ragi dalam kegiatan ini biasanya memiliki
perbandingan 5 bungkus ragi untuk 10 kg ubi kayu. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata penggunaan ragi dalam satu kali produksi adalah 15,54 Bungkus.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.6 Tahapan Peragian 5.1.2.6 Tahapan Pembungkusan
Kegiatan pembungkusan ini dilakukan sebelum tahapan akhir yaitu tahapan pemeraman. Hal ini dikarenakan, ubi kayu masik keras dan tidak mudah rusak
pada saat pembungkusan dilakukan. Bila pembungkusan dilakukan setelah diperam, ubi kayu tersebut sudah lunak dan mudah hancur sehingga susah buat di
bungkus. Pada tahapan pembungkusan biasanya memerlukan waktu 1 sampai 3 setengah
jam tergantung banyaknya ubi kayu yang digunakan. Banyaknya isi setiap bungkus tape ubi tergantung pada jumlah harga per bungkus yang akan dijual.
Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil produksi tape ubi di daerah penelitian selama satu kali produksi sebesar 228,57 bungkus, dengan rata-rata
harga jual sebesar Rp.1.071,43.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.7 Tahapan Pembungkusan 5.1.2.7 Tahapan Pemeraman
Pemeraman merupakan kegiatan akhir dari seluruh tahapan yang ada. Pemeraman merupakan kegiatan dimana ubi kayu yang telah dibungkus di letakkan kedalam
wadah. Sebelum diletakkan ke dalam wadah, seluruh permukaan dalam wadah dilapisi daun pisang terlebih dahulu.
Setelah ubi kayu yang telah dibungkus diletakkan kedalam wadah, wadah di tutup
menggunakan daun pisang dan kain diatasnya. Hal ini dilakukan agar proses fermentasi berjalan dengan baik. Dalam tahapan pemeraman ubi kayu biasanya
dilakukan selama 2 malam, tidak boleh terlalu lama karena jika proses fermentasi terlalu lama alkohol akan menghasilkan asam asetat sehingga dapat menghasilkan
tape ubi yang terasa masam. Setelah 2 malam diperam maka ubi kayu telah menjadi tape ubi yang siap untuk dipasarkan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.8 Tahapan Pemeraman 5.2
Nilai Tambah Yang Diperoleh Dari Pengolahan Ubi Kayu Menjadi Tape Ubi
Pembuatan tape ubi dilokasi penelitian berlangsung sudah cukup lama, kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan tenaga kerja dalam keluarga. Proses pembuatan
tape ubi dapat dikatakan cukup sederhana. Karena, saat ini proses pembuatan tape ubi masih menggunakan teknologi yang sederhana. Hal ini dapat dilihat dari
proses pembuatannya yang masih mengandalkan tenaga kerja manusia. Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui nilai tambah yang diperoleh
dari pengolahan ubi kayu menjadi tape ubi dalam penelitian ini adalah metode perhitungan nilai tambah netto yaitu nilai produk dikurang dengan nilai bahan
baku dan nilai bahan penunjang lainnya serta biaya penyusutan peralatan. Perhitungan nilai tambah yang dilakukan pada proses pengolahan ubi kayu
menjadi tape ubi dengan tujuan untuk mengukur besarnya nilai tambah yang
Universitas Sumatera Utara
terjadi akibat adanya proses pengolahan ubi kayu menjadi tape ubi yang siap dipasarkan.
Nilai tambah diperoleh dari proses pengolahan ubi kayu sampai menjadi produk
olahan. Output produk olahan yang dihasilkan pada proses ini adalah tape ubi. Hasil yang didapat di daerah penelitian berupa tape ubi yang dibungkus dengan
menggunakan daun pisang dan ada juga yang sebagian menggunakan plastik.
5.2.1 Input dan Output