Waktu Untuk Melakukan Kegiatan Dalam 1hari

2. Waktu Untuk Melakukan Kegiatan Dalam 1hari

Alokasi waktu kegiatan dalam kegiatan rumah tangga adalah waktu yang digunakan seseorang untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Pekerjaan ini bisa dikerjakan oleh laki-laki dan perempuan, namun ada anggapan bahwa pekerjaan rumah tangga ini lebih pantas dikerjakan oleh perempuan saja sedangkan laki-laki lebih pantas mengerjakan kegiatan mencari nafkah. Hal ini agak berbeda dengan yang ada di Desa Klaseman, selain bekerja sebagai buruh tani untuk mencari nafkah, buruh tani laki-laki juga ada yang ikut membantu pekerjaan istri dirumah. Pekerjaan yang bisa dibantu adalah memasak, meskipun derasa agak sulit bagi laki-laki namun pengetahuan memasak juga bisa dimiliki oleh laki-laki. Egiatan memasak ini biasanya dilakukan satu kali dalam satu hari. Berikut uraian waktu kegiatan dalam rumah tangga buruh tani yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.9 Alokasi Waktu Kegiatan Dlam Rumah Tangga Buruh Tani Laki-Laki Dan Perempuan Di Desa Klaseman

No Buruh Tani

Laki-laki Perempuan

Memasak Memasak Menyapu Mencuci piring Mencuci baju Mengasuh anak/cucu menyetrika

04.00s/d05.30 WIB 04.00s/d05.30 WIB 05.30s/d06.00 WIB 16.00s/d16.30 WIB 07.00s/d08.00 WIB 08.00s/d12.00 WIB

08.00s/d09.00 WIB

Sumber:Analisis Data Primer, 2010

Berdasarkan tabel 5.9 diatas, dapat dilihat bahwa waktu yang dihabiskan oleh buruh tani perempuan lebih banyak dibandingkan dengan buruh tani laki-laki. Buruh tani perempuan dalam satu hari Berdasarkan tabel 5.9 diatas, dapat dilihat bahwa waktu yang dihabiskan oleh buruh tani perempuan lebih banyak dibandingkan dengan buruh tani laki-laki. Buruh tani perempuan dalam satu hari

Perbedaan jumlah waktu yang cukup besar antara buruh tani laki-laki dan perempuan dalam kegiatan dalam rumah ini sering dikaitkan dengan anggapan bahwa pekerjaan dalam rumah tangga lebih pantas dikerjakan oleh ibu rumah tangga dan bukan kepala rumah tangga. Anggapan posisi ibu didalam rumah tangga tersebut sepertinya kurang begitu pantas apabila sepenuhnya kegiatan dibebankan kepada

ibu rumah tangga. 12 Pernyataan tersebut juga dibenarkan oleh beberapa buruh tani di Desa Kalseman, terbukti bahwa sebgian pekerjaan rumah tangga juga dikerjakan oleh laki-laki.

Dalam keluarga buruh tani kegiatan memasak dilakukan satu kali dalam satu hari yaitu waktu pagi hari sebelum semua anggota keluarga melakukan aktiviatasnya, hal ini dilakukan agar waktunya tidak bersamaan dengan kegiatan yang lain seperti mencuci atau menyapu halaman. Sebagian pendapat mengatakan bahwa kegiatan

memasak itu dibantu oleh suaminya. 13

12 ) seperti ungkapan Bapak Sarwoto (50)”...nek jane kulo mboten setuju ngih, ngopo koq gawean ngomah mesti kudu ibu sing nandangi. Padahal bapak-bapak kan isoh

ora isoh kudu ibu” (sebenarnya saya tidak setuju kenapa pekerjaan rumah mesti harus ibu yang mengerjakan. Padahal bapak-bapak kan bisa juga bisa tidak harus ibu) (wawancara tanggal 30 Mei 2010)

13 )”nek kulo tangi mengkeh bapake ngih melu tangi mas. Yo negwaki masak, tunggu geni po ngodok wedang. Sok-sok niku sing tangi bapak kulo riyin” . Ibu sunarni (42)

(kalau saya bangun nanti baknya juga ikut bangun bapak duluan (wawancara tanggal

31 Mei 2010) 31 Mei 2010)

sangat terlihat jelas antara laki-laki dan perempuan. 15

Terkait dengan perbedaan peran, fungsi dan kedudukan buruh tani laki-laki dan perempuan dalam sebuah keluarga lantas tidak menjadikan sebuah pembedaan peran pada masing-masing kegiatan. Meskipun sebagai kepala keluarga tidak ada salahnya membantu kegiatan istri dalam mengurus rumah tangga, karena kegiatan dalam rumah tangga tersebut merupakan tanggung jawab bersama. Namun ada juga anggapan bahwa pekerjaan rumah tangga adalah kegiatan pokok seorang ibu rumah tangga karena pemahaman tersebut sudah diperoleh dari nenek moyang dahulu yang mengatakan bahwa perempuan tugasnya mengurus rumah tangga, melayani suami dan mendidik anak. Fungsi utama perempuan sebagai ibu dan pengatur rumah tangga akan membawa konsekuensi, bahwa perempuan akan menghadapi berbagai persoalan yang tidak mungkin akan dihadapi seorang laki-laki, seperti mengandung, melahirkan, menyusui dan mengasuh. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas yang paling mendasar bagi seorang wanita adalah sebagai ibu dan pengatur rumah tangga, serta pemelihara anak-anaknya (anonim, 2009).

Berdasarkan pada tabel 5.9 diatas dapat dilihat bahwa alokasi waktu untuk mengurus kegiatan dalam rumah tangga mayoritas dilakukan oleh perempuan sedangkan laki-laki hanya menyisihkan

14 ) Seperti ungkapan ibu suprihati (53), ”diewaki nopo mas niku pun gawean kulo. Kulo dewe wae pun saget. Sok kadang nek kulo tangi bapake nggih dereng

tangi” (dibantu apa mas itu sudah pekerjaan saya. Saya sendiri juga bisa. Kadang kalau saya bangun bapaknya belum bangun)(wawancara tanggal 31 mei 2010).

15 ) Senada dengan bapak harso ginah (60), ”mboten mas, wong niku mung masak nggo tiang kaleh dadose kulo mboten ngrewangi. Bateh kulo pun saget.” (tidak mas,

itu Cuma masak buat dua orang makanya saya tidak membantu. Istri saya sudah bisa) (wawancara pada 30 mei 2010).

dilihat adanya ketidakadilan gender yang terlihat dalam sebuah keluarga buruh tani yaitu adanya pembagian kegiatan yang tidak merata antara kepala keluarga dan ibu rumah tangga. Ini dikarenakan posisi wanita yang dirasa lebih tepat untuk mengerjakan kegiatan tersebut, tidak adanya pembagian yang terlalu jelas mengenai kegiatan tersebut serta masih rendahnya tingkat kesadaran kepala keluarga atau anggota keluarga yang lain untuk membantu pekerjaan ibu rumah tangga.