Upah Buruh Tani

4. Upah Buruh Tani

Dalam kegiatan mencari nafkah setiap kegiatan yang dikerjakan pasti akan mendapatkan sesuatu yang dinamakan upah. Upah antara buruh tani laki-laki dan burut tani perempuan tidaklah sama, hal ini sesuai dengan kesepakatan ayang ada di wilayah desa setempat. Di Desa Klaseman, upah buruh tani sudah ditentukan besarnya, upah antara buruh tani laki-laki dan perempuan tidak sama yaitu Rp 15.000 sampai dengan pukul 12.00 WIB dan Rp 13.000 untuk buruh tani perempuan. Upah ini tidak semata-mata hanya berupa uang saja namun juga sipemilik lahan memberikan makanan berupa nasi,

lauk dan muniman untuk bekal sarapan pada waktu pagi hari. 8 Upah yang dibayarkan kepada buruh tani diatas adalah upah yang diterima dengansistem harian, berbeda dengan sistem borongan upah yang diterima lebih besar Rp 60.000 per sekali tanam. Upah ini hanya berlaku untuk buruh tani perempuan yang melakukan tanam tanaman padi dan pekerjaan ini dilakukan decara berkelompok, dalam satu kelompok terdapat 4-5 orang buruh tani perempuan sehingga upah yang didapat akan jauh lebih besar yaitu Rp 12.000-Rp 15.000 per sekali melakukan tanam setiap anggotanya. Namun hal ini sangat berbeda apabila saat melakukan tanam, benih yang ditanam adalah tanaman palawija karena upah yang diberikan adalah sistem harian. Rincian yang diterima buruh tani di Desa Klaseman dapat dilihat pada tabel berikut:

8 ) seperti yang diungkapkan Ibu Sunarni (42) sebagai buruh tani harian di Dukuh Dimoro “sak niki niku ten mriki termasuk iseh mirah, nek mriki tesih 6500 sak jam

10 nek teko jam 12 niku sek 12000 sok 13000. Niku mengkeh angsal maem kaleh ngombe” (sekarang itu disini termasuk masih murah, disini 6500 sampai jam 10 kalau sampai jam 12 itu kadang 12000 kadang 13000. Itu nanti dapat makan dan minum) (wawancara tanggal 31 Mei 2010).

Klaseman

No Buruh Tani

Waktu

Sistem Upah Harian (Rp) Borongan (Rp)

07.00s/d10.00WIB 07.00s/d12.00 WIB 14.00s/d16.15 WIB Saat panen 07.00s/d10.00WIB 07.00s/d12.00 WIB 14.00s/d16.15 WIB Saat musim tanam Saat panen

Sumber: Analisis data Primer, 2010

Perbedaan jumlah upah yang diberikan kepada buruh tani laki- laki dan perempuan tidak ada penentuan yang jelas,namun di Desa Kalseman sendiri perbedaan tersebut lebih didasarkan atas kemamuan

yang berbeda yang dimiliki oleh masing-masing buruh tani. 9 Selisih upah yang berjumlah Rp 1000 antara buruh tani laki- laki dan perempuan tidak menimbulkan kesenjangan ataupun sifat iri antara keduannya karena mereka menyadari bahwa disamping tenaga laki-laki yang lebih besar dari pada perempuan dan jumlah kegiatanyang lebih berat dari perempuan, mereka juga pasrah menerima apa adanya memang sudah segitu upah yang harus mereka dapatkan. Tidak ada alasan untuk meminta upah yang sama dengan buruh tani laki-laki, yang terpenting adalah upah tersebut dapat

mencukupi kebutuhan keluarga mereka. 10

9 ) seperti ungkapan Bapak Suyitno (55) “ngeten mas, nek buruh tani sing kakung niku nek puas ndaud kan saget angsal khatah soale nggo tangan loro. Nek sing

wedok entuke sithik soale ndaudte nanggo tangan siji, dadine upah sing lanang karo sing wedok bedo. Mesti okeh sing lanang soale roso wong lanang”, Bapak Suyitno (55) selaku perangkat desa di desa Kalseman. (begini mas, kalau buruh tani laki-laki itu pada waktu mencabut bibit bisa dapat banyak karena memakai dua tangan. Kalau yang perempuan dapatnya sedikit karena menggunakan satu tangan, makanya upah antara yang laki-laki berbeda dengan yang perempuan. Pasti lebih banyak laki-laki karena kuat laki-laki) (wawancara tanggal 5 Mei 2010)

10 ) seperti ungkapan Ibu Sunarni (42) saat diwawancarai tanggal 31 Mei 2010 mengenai upah yang diterima sebagai buruh tani tanaman palawija, bahwa yang

terpenting adalah cukup untuk memberi uang saku sekolah anak mereka.

perempuan ini merupakan salah satu bentuk dari bias gender yaitu diskriminasi. Terlihat bahwa buruh tani laki-laki dan perempuan sama- sama melakukan kegiatan disawah namun jumlah upah yang didapat lebih besar buruh tani laki-laki daripada buruh tani perempuan. Hal ini dikarenakan jumlah tenaga yang dikeluarkan lebih besar buruh tani laki-laki dalam mengerjakan setiap kegiatan pertanian daripada buruh tani perempuan yang hanya mengerjakan sebagian dari kegiatan pertanian yang ada serta segi kegiatan yang dikerjakan lebih berat buruh tani laki-laki. Berbeda pada saat panen, upah yang diterima antara buruh tani laki-laki dan perempuan tidak ada pembedaan karena memang dalam kegiatannya dikhususkan untuk buruh tani perempuan sehingga apabila ada buruh tani laki-laki yang ingin membantu maka akan memperoleh upah yang sama dengan buruh tani perempuan. Dan juga dalam kegiatan ini peran buruh tani laki-laki hanya bersifat membantu pada saat pengangkutan hasil panen saja.

Upah yang mereka dapatkan ini nantinya akan mereka gunakan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya. Untuk dijadikan sumbangan bila ada kegiatan dalam masyarakat seperti hajatan atau jagongan dan juga untuk mencukupi kebutuhan sekolah anak-anak mereka. Karena upah yang diterima tidak begitu banyak maka dalam setiap penggunaan diperlukan penghematan agar semua kebutuhan yang dipenuhi dapat tercukupi. Tidak jarang sebagian buruh tani melakukan kegiatan lain yang bisa menambah pendapatan mereka seperti mencari keong untuk dijual atau bahkan berhutang kepada tetangga untuk mencukupi kebutuhan yang belum tercukupi.