Identifikasi Variabel Penelitian Lokasi Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian

24

BAB III METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif korelasional yang memiliki tujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi Suryabrata, 2002.

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel terikat : Organizational citizenship behavior 2. Variabel bebas : Kualitas kehidupan bekerja

B. Definisi Operasional Variabel penelitian

1. Organizational Citizenship Behavior

Organizational citizenship behavior adalah perilaku karyawan yang melebihi peran yang diwajibkan, yang tidak secara langsung atau eksplisit diakui oleh sistem reward formal. Organizational citizenship behavior meliputi empat dimensi yang dikemukakan oleh Organ, Podsakoff, dan MacKenzie 2006 yaitu helping behavior, conscientiousness, sportsmanship, dan civic virtue yang nantinya akan diungkap melalui skala organizational citizenship behavior. Semakin tinggi skor skala OCB, maka semakin tinggi OCB yang dimiliki seorang individu. Sebaliknya, semakin rendah skor skala OCB, maka semakin rendah OCB individu. Universitas Sumatera Utara

2. Kualitas Kehidupan Bekerja

Kualitas kehidupan bekerja ialah persepsi karyawan terhadap usaha perusahaan yang bersifat multidimensional untuk memberikan kesejahteraan terhadap dirinya, baik itu berupa gaji yang layak, komunikasi yang baik, keamanan kerja dan jaminan kesehatan, pengembangan karir yang menjanjikan serta adanya lingkungan kerja yang aman. Menurut Walton dalam Kossen, 1986 kualitas kehidupan bekerja memiliki dimensi-dimensi yang meliputi: kompensasi yang mencukupi dan adil, kondisi-kondisi kerja yang aman dan sehat, kesempatan untuk mengembangkan dan menggunakan kapasitas manusia, peluang untuk pertumbuhan dan mendapatkan jaminan, integrasi sosial dalam organisasi pekerjaan, hak-hak karyawan, pekerja dan ruanghidup secara keseluruhan, dan tanggung jawab sosial organisasi yang akan diungkap dengan menggunakan skala kualitas kehidupan kerja. Tingkat kualitas kehidupan bekerja dapat dilihat berdasarkan skor total yang diperoleh individu dari skala ini. Jika semakin tinggi nilai skala kualitas kehidupan bekerja maka semakin positif kualitas kehidupan bekerja karyawan . Demikian sebaliknya, jika semakin rendah nilai skala kualitas kehidupan bekerja yang diperoleh maka semakin negatif persepsi terhadap kualitas kehidupan bekerja karyawan tersebut.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan untuk melakukan penelitian adalah bertempat di PT. Pelabuhan Indonesia Persero Cabang Medan Belawan yang berada di Jalan Sumatera No. 1 Belawan, Sumatera Utara, Indonesia , 20411 Universitas Sumatera Utara

D. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel

1. Populasi Penelitian

Menurut Santoso dan Tjiptono 2002 populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus . Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di PT. Pelabuhan Indonesia Persero. Karakteristik populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan tetap yang menyandang status karyawan negeri BUMN, bukan karyawan honorer. Dalam hal ini, jumlah populasi yang sesuai dengan karakteristik sebanyak 600 orang.

2. Sampel Penelitian

Menurut Santoso dan Tjiptono 2002 sampel merupakan bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang diambil dari suatu populasi dan diteliti secara rinci. Menurut Azwar 2000, secara tradisional statistika menganggap bahwa jumlah sampel yang lebih dari 60 subjek sudah cukup banyak. Hadi 2000 menyatakan bahwa menetapkan jumlah sampel yang banyak lebih baik daripada menetapkan jumlah sampel yang sedikit. Mengingat keterbatasan peneliti untuk menjangkau keseluruhan populasi, maka peneliti hanya meneliti sebagian dari keseluruhan populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Tidak ada batasan mengenai berapa jumlah sampel ideal yang harus digunakan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini subjek yang digunakan sebanyak 125 orang. Universitas Sumatera Utara

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu dalam jumlah yang sesuai dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili populasi Hadi, 2000. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik incidental sampling.

E. Metode Pengumpulan Data

Diperlukan suatu metode dalam usaha mengumpulkan data penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengambilan data dengan skala atau disebut dengan metode skala. Menurut Hadi 2000, metode skala adalah suatu metode pengumpulan data yang merupakan suatu daftar pernyataan yang harus dijawab oleh subjek secara tertulis. Menurut Hadi 2000, metode skala mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut: a. Subjek adalah orang yang paling tahu mengenai dirinya b. Apa yang dinyatakan subjek pada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya c. Interpretasi subjek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti Universitas Sumatera Utara

1. Skala Organizational Citizenship Behavior

Metode skala yang digunakan adalah metode Likert Azwar, 2012. Setiap aitem meliputi lima pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju SS, Setuju S, Netral N, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Nilai skala setiap pernyataan diperoleh dari jawaban subjek yang menyatakan mendukung Favorable atau tidak mendukung Unfavorable. Tabel 1. Skor alternatif jawaban skala Favorable Unfavorable Alternatif jawaban Skor Alternatif jawaban Skor Sangat setuju 5 Sangat setuju 1 Setuju 4 Setuju 2 Netral 3 Netral 3 Tidak setuju 2 Tidak setuju 4 Sangat tidak setuju 1 Sangat tidak setuju 5 Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala organizational citizenship behavior yang dibuat berdasarkan konsep Organ, Podsakoff, dan MacKenzie 2006 yaitu helping behavior, conscientiousness, sportsmanship, dan civic virt Tabel 2. Blue print skala organizational citizenship behavior Sebelum Uji Coba Variabel Indikator perilaku Aitem Jlh Unfavorable FavorAble Organizational citizenship behavior Helping behavior 4 3 7 30,4 Conscientiousness 3 1 4 17,4 Sportsmanship 3 3 6 26,1 Civic virtue 4 2 6 26,1 Total 23 100 Universitas Sumatera Utara

2. Skala Kualitas Kehidupan Bekerja

Metode skala yang digunakan adalah metode Likert Azwar, 2012. Setiap aitem meliputi lima pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju SS, Setuju S, Netral N, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Nilai skala setiap pernyataan diperoleh dari jawaban subjek yang menyatakan mendukung Favorable atau tidak mendukung Unfavorable. Tabel 3. Skor alternatif jawaban skala Favorable Unfavorable Alternatif jawaban Skor Alternatif jawaban Skor Sangat setuju 5 Sangat setuju 1 Setuju 4 Setuju 2 Netral 3 Netral 3 Tidak setuju 2 Tidak setuju 4 Sangat tidak setuju 1 Sangat tidak setuju 5 Skala persepsi terhadap kualitas kehidupan bekerja disusun mengacu pada dimensi kualitas kehidupan bekerja yang dikemukakan oleh Walton dalam Kossen, 1986 yaitu: kompensasi yang mencukupi dan adil, kondisi-kondisi kerja yang aman dan sehat, kesempatan untuk mengembangkan dan menggunakan kapasitas manusia, peluang untuk pertumbuhan dan mendapatkan jaminan, integrasi sosial dalam organisasi pekerjaan, hak-hak karyawan, pekerja dan ruang hidup secara keseluruhan, dan tanggung jawab sosial organisasi. Universitas Sumatera Utara Tabel 4. Blue print Skala Kualitas Kehidupan Bekerja Sebelum Uji Coba Indikator Perilaku Aitem Jlh Favorable Unfavor- able Kompensasi yang mencukupi dan adil 3 1 4 11,4 Kondisi-kondisi kerja yang aman dan sehat 3 1 4 11,4 Kesempatan untuk mengembangkan dan menggunakan kapasitas manusia 3 2 5 14,3 Peluang untuk pertumbuhan dan mendapatkan jaminan 3 2 5 14,3 Integrasi sosial dalam organisasi pekerjaan 2 2 4 11,4 Hak-hak karyawan 3 2 5 14,3 Pekerja dan ruang hidup secara keseluruhan 2 2 4 11,4 Tanggung jawab sosial organisasi 2 2 4 11,4 Total = 35 100

F. Uji Coba Alat Ukur

1. Validitas Alat Ukur

Validitas adalah sejauh mana keajegan dan ketelitian suatu alat ukur dalam menjalankan fungsi ukur artinya alat ukur memang mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur Hadi, 2000. Menurut Field 2009 validitas dapat diartikan sebagai apakah suatu alat ukur memang mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi atau content validity, yaitu sejauh mana alat tes yang digunakan dilihat dari segi isi adalah benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur Hadi, 2000. Teknik Universitas Sumatera Utara yang digunakan untuk melihat validitas isi dalam penelitian ini adalah professional judgement Azwar, 2012, pendapat profesional diperoleh dari dosen pembimbing dan satu dosen lain yang dianggap menguasai konsep validitas aitem.

2. Daya Beda Aitem

Uji daya beda aitem dipergunakan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu yang memiliki atribut dengan yang tidak memiliki atribut yang hendak diukur Azwar, 2012. Pengujian daya beda aitem ini dapat dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dapat dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment Azwar, 2012. Menurut Azwar 2012 semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan.

3. Reliabilitas Alat Ukur

Menurut Azwar 2012 reliabilitas adalah mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Reliabilitas merupakan alat ukur yang menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada subjek yang sama di kesempatan yang berbeda Hadi, 2000. Reliabilitas alat ukur dapat dilihat dari koefisien reliabilitas yang merupakan indikator konsistensi aitem-aitem tes dalam menjalankan fungsi ukurnya secara bersama-sama Azwar, 2012. Uji reliabilitas alat ukur dalam Universitas Sumatera Utara penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal dengan prosedur hanya memerlukan satu kali penyajian tes kepada sekelompok individu sebagai subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi. Metode yang digunakan adalah reliabilitas Alpha Cronbach melalui bantuan SPSS for Windows 17.0 version. Menurut Azwar 2012 koefisien reliabilitas yang mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien reliabilitas yang mendekati angka 0,00 berarti semakin rendah reliabilitasnya.

4. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Uji coba skala organizational citizenship behavior dan kualitas kehidupan bekerja ini dilakukan terhadap 78 orang karyawan. Untuk melihat daya beda aitem dilakukan analisis uji coba dengan menggunakan aplikasi SPSS. Peneliti memakai kriteria pemilihan aitem berdasarkan nilai reliabilitas sebesar 0.3 karena menurut Azwar 2012 semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.3, daya pembedanya dianggap memuaskan. a Skala Organizational Citizenship Behavior Hasil uji coba skala organizational citizenship behavior menunjukkan bahwa dari 23 aitem terdapat 13 aitem yang memiliki daya beda tinggi. Aitem- aitem yang inilah yang nantinya akan digunakan di dalam penelitian. Hasil uji daya beda aitem ini menggunakan batasan r ix ≥ 0,30. Skor aitem yang bergerak dari 0.301-0.598, dengan nilai koefisien masing-masing aspek OCB yaitu aspek helping behavior α = 0.670, aspek conscientiousness α =0.650, aspek Universitas Sumatera Utara sportsmanship α =0.558 dan aspek civic virtue α =0.584 . Blue print setelah uji coba dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 5. Blue print skala organizational citizenship behavior Setelah Uji Coba Variabel Indikator perilaku Aitem Jlh Unfavora ble Favor- Able Organizational citizenship behavior Helping behavior 4 - 4 30,8 Conscientiousness 3 1 4 30,8 Sportsmanship - 2 2 15,3 Civic virtue 2 1 3 23,1 Total 13 100 b Skala Kualitas Kehidupan Bekerja Aitem yang diujicobakan di dalam skala kualitas kehidupan bekerja sebanyak 35 aitem dan diperoleh 33 aitem dan 2 aitem yang gugur. Aitem- aitem inilah yang nantinya akan digunakan di dalam penelitian.Skor aitembergerak dari 0.314-0.839. Setelah dilakukan pengujian daya beda aitem, kemudian dilakukan perhitungan reliabilitas pada aitem-aitem. Hasil perhitungan reliabilitas skala persepsi terhadap kualitas kehidupan bekerja diperoleh nilai koefisien dari masing-masing aspek kualitas kehidupan bekerja yaitu aspek kompensasi yang mencukupi dan adil α = 0.645, aspek kondisi-kondisi kerja yang aman dan sehat α = 0.743, aspek kesempatan untuk mengembangkan dan menggunakan kapasitas manusia α Universitas Sumatera Utara = 0.734, aspek peluang untuk pertumbuhan dan mendapatkan jaminan α = 0.723, aspek integrasi sosial dalam organisasi pekerjaan α =0.570, aspek hak-hak karyawan α =0.758, aspek pekerja dan ruang hidup secara keseluruhan α =0.780, aspek tanggung jawab sosial organisasi α = 0.582. Blue print setelah uji coba dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6. Blue print Skala Kualitas Kehidupan Bekerja Setelah Uji Coba Indikator Perilaku Aitem Jlh Favorable Unfavor- able Kompensasi yang mencukupi dan adil 3 1 4 12,1 Kondisi-kondisi kerja yang aman dan sehat 3 1 4 12,1 Kesempatan untuk mengembangkan dan menggunakan kapasitas manusia 3 2 5 15,2 Peluang untuk pertumbuhan dan mendapatkan jaminan 3 2 5 15,2 Integrasi sosial dalam organisasi pekerjaan 2 1 3 9,1 Hak-hak karyawan 2 2 4 12,1 Pekerja dan ruang hidup secara keseluruhan 2 2 4 12,1 Tanggung jawab sosial organisasi 2 2 4 12,1 Total = 33 100

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 tahap. Ketiga tahap tersebut adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan data. Universitas Sumatera Utara

1. Tahap Persiapan Penelitian

Pada tahap ini terdapat beberapa langkah yang dilakukan oleh peneliti, yaitu: a Pembuatan dan uji coba alat ukur Pada tahap ini peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1 Membuat alat ukur yang terdiri dari skala persepsi terhadap kualitas kehidupan bekerja dan skala organizational citizenship behavior yang dibuat berdasarkan teori yang telah diuraikan. 2 Peneliti membuat 30 aitem untuk skala persepsi terhadap kualitas kehidupan bekerja dan 40 aitem untuk skala organizational citizenship behavior. 3 Setelah kedua skala tersebut selesai dibuat, maka aitem-aitem yang telah dibuat akan ditelaah dengan analisis rasional dari professional judgement yang dilakukan oleh dosen pembimbing dan satu dosen lain yang dianggap menguasai konsep validitas aitem. 4 Peneliti kemudian melakukan uji coba try out terhadap karyawan PT Pelabuhan Indonesia I cabang Belawan yang berjumlah 78 orang . Uji coba ini bertujuan untuk menyeleksi aitem yang benar-benar sesuai dengan variabel yang hendak diukur. b Mencari informasi Pada tahap ini peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1 Mengurus surat izin penelitian dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. 2 Mencari informasi tentang perusahaan atau instansi yang akan dijadikan tempat pengambilan data saat peneliti mengadakan penelitian. 3 Peneliti mendatangi perusahaan tersebut dan meminta izin dengan membawa surat keterangan dari Fakultas Psikologi USU untuk mengadakan penelitian di perusahaan tersebut.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah peneliti melakukan uji coba, merevisi alat ukur, dan telah menyusun kembali aitem-aitem yang diterima pada saat uji coba, maka peneliti mengambil data penelitian dengan menyebarkan skala kualitas kehidupan bekerja dan skala organizational citizenship behavior yang telah direvisi kepada sampel penelitian yaitu karyawan yang berjumlah 125 orang di PT Pelabuhan Indonesia I cabang Belawan.

3. Tahap Pengolahan Data

Setelah diperoleh data dari masing-masing subjek penelitian, maka untuk pengolahan data menggunakan teknik analisa regresi selanjutnya diolah dengan menggunakan SPSS versi 17.0 for windows.

H. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kualitas kehidupan bekerja terhadap organizational citizenship behavior yaitu untuk uji hipotesa mayor menggunakan regresi Universitas Sumatera Utara sederhana dengan uji asumsi penelitian berupa uji asumsi dan uji linieritas. Untuk uji hipotesa minor menggunakan regresi berganda dengan uji asumsi penelitian yaitu multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan program SPSS versi 17.0 for windows.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah data yang dianalisis sudah terdistribusi sesuai dengan prinsip-prinsip distribusi normal agar dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa data semua variabel yang berupa skor-skor yang diperoleh dari hasil penelitian tersebar sesuai dengan kaidah normal. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov dengan bantuan program komputer SPSS versi 17.0 for windows. Kolmogorov-Smirnov adalah suatu uji yang memperhatikan tingkat kesesuaian antara distribusi serangkaian harga sampel skor yang diobservasi dengan suatu distribusi teoritis tertentu. Kaidah normal yang digunakan adalah jika p ≥ 0,05 maka sebarannya dinyatakan normal dan sebaliknya jika p 0,05 maka sebarannya dinyatakan tidak normal Hadi, 2000.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas hubungan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung serta untuk mengetahui signifikansi penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. Apabila penyimpangan tersebut Universitas Sumatera Utara tidak signifikan maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan linier. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan analisis statistik uji F dengan bantuan program komputer SPSS versi 17.0 for windows. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung adalah jika p 0,05 maka hubungannya antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan linier, sebaliknya jika p 0,05 berarti hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan tidak linier Hadi, 2000.

3. Uji Multikolinearitas

Uji asumsi ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi antar semua variabel bebas. Model regresi yang baik, sebaiknya tidak ditemukan adanya multikolinieritas antar variabel bebas. Uji multikolinieritas untuk melihat tidak adanya korelasi yang tinggi antar semua aspek dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis statistik uji regresi dengan bantuan program komputer SPSS for windows 17.0 version. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui tidak adanya multikolinieritas adalah jika nilai VIF Variance Inflation Factor10 dan mempunya angka tolerance0.1.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik harus bebas dari heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Universitas Sumatera Utara analisis statistik uji glejser dengan bantuan program komputer SPSS for windows 17.0 version. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui tidak adanya heteroskedastisitas adalah jika nilai signifikansi antara variabel bebas dan nilai absolut residual lebih dari 0.05.

5. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antar residual. Model regresi yang baik adalah tidak adanya masalah autokorelasi. Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis statistik run test dengan bantuan program komputer SPSS for windows 17.0 version. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui tidak adanya autokorelasi adalah jika nilai signifikansi p0.05. Universitas Sumatera Utara 40 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai analisis data dan pembahasan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian dan hasil penelitian.

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Pelabuhan Indonesia I Persero . Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu diuraikan gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, dan masa kerja.

1. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian, maka dapat digambarkan penyebaran subjek seperti terdapat pada tabel di bawah ini. Tabel 7. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah N Persentase Laki-laki 78 62,4 Perempuan 47 37,6 Total 125 100 Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat bahwa subjek yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 62,4 , sedangkan yang berjenis kelamin perempuan Universitas Sumatera Utara sebanyak 37,6. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa subjek yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada yang berjenis kelamin perempuan.

2. Gambaran Subjek Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia subjek penelitian, maka dapat digambarkan penyebaran subjek seperti terdapat pada tabel di bawah ini. Tabel 8. Gambaran Subjek Berdasarkan Usia Usia Jumlah N Persentase 20 – 40 tahun 78 62,4 40 – 60 tahun 45 37,6 Total 78 100 Kategori diatas berdasarkan teori perkembangan yang dikemukakan oleh Havighurst Papalia, Olds, Feldman, 2008 yaitu rentang usia 20 – 40 tahun dinamakan periode masa dewasa muda, sedangkan rentang usia 40 – 60 tahun dinamakan periode masa dewasa madya. Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa subjek yang berada pada periode dewasa madya 40 – 60 tahun lebih sedikit yaitu sebanyak 45 orang 37,6 daripada subjek yang berada pada periode dewasa muda 20 – 40 tahun yaitu sebanyak 78 orang 62,4.

3. Gambaran Subjek Berdasarkan Masa Kerja

Berdasarkan masa kerja subjek penelitian, maka dapat digambarkan penyebaran subjek seperti terdapat pada tabel di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 9. Gambaran Subjek Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja Jumlah N Persentase 10 tahun 69 55,2 10 – 19 tahun 33 26,4 20 – 29 tahun 19 15,2 30 tahun 4 3,2 Total 125 100 Kategori diatas berdasarkan pemberian penghargaan Satya Lencana Karya Satya pada karyawan BUMN, maka karyawan BUMN yang telah bekerja kurang dari 10 tahun belum berhak menerima penghargaan Satya Lencana Karya Satya. Sedangkan karyawan BUMN yang telah bekerja selama 10 – 19 tahun akan diberi penghargaan Satya Lencana Karya Satya 10 tahun perunggu. Kemudian bagi karyawan BUMN yang telah bekerja selama 20 – 29 tahun diberi penghargaan Satya Lencana Karya Satya 20 tahun perak. Sedangkan karyawan BUMN yang sudah bekerja selama lebih dari 30 tahun akan diberi penghargaan Satya Lencana Karya Satya 30 tahun emas. Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa subjek yang memiliki masa kerja yang paling banyak adalah yang telah bekerja selama kurang dari 10 tahun yaitu sebesar 55,2 , sedangkan yang memiliki masa kerja paling sedikit adalah yang telah bekerja selama lebih dari 30 tahun yaitu sebesar 3,2. Universitas Sumatera Utara

B. Hasil Penelitian

Berikut ini akan dipaparkan hasil penelitian yang meliputi uji asumsi yaitu uji normalitas, linearitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi hasil utama dan hasil tambahan yang telah diolah menggunakan aplikasi SPSS.

1. Hasil Uji Asumsi

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana. Sebelum melakukan analisis tersebut maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang digunakan untuk mengetahui pengolahan data yang akan dipakai. Uji asumsi dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji linieritas, uji multikolinieritas, uji heteroskeastisitas, dan uji autokorelasi. a Uji Normalitas Hasil uji normalitas untuk mengetahui apakah data tersebar secara normal dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 10. Normalitas Sebaran Variabel Organizational Citizenship Behavior dan Kualitas Kehidupan Bekerja Variabel Z p Keterangan OCB 0,901 0,391 Normal Kualitas Kehidupan Bekerja 1,136 0,151 Normal Data diuji menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui apakah data telah terdistribusi secara normal. Kaidah normal yang Universitas Sumatera Utara digunakan adalah jika p 0,05 maka sebarannya dinyatakan normal dan sebaliknya jika p 0,05 maka sebarannya dinyatakan tidak normal Field, 2009. Hasil uji normalitas terhadap variabel organizational citizenship behavior diperoleh nilai Z = 0,901dan p = 0,391. Hasil menunjukkan bahwa nilai p 0,391 0,05 maka data dari variabel organizational citizenship behavior terdistribusi secara normal. Hasil uji normalitas terhadap variabel kualitas kehidupan bekerja diperoleh nilai Z = 1,136 dan p = 0,151. Hasil menunjukkan bahwa nilai p 0,151 0,05 maka data dari variabel kualitas kehidupan bekerja terdistribusi secara normal. Selain dengan uji statistik, uji normalitas dapat juga diketahui dengan analisis grafik yaitu P-P plot. Hasil analisis grafik dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 1. Grafik Normalitas Kualitas Kehidupan Bekerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa data terdistribusi secara normal, karena kebanyakan titik-titik tersebut berada sangat dekat dengan garis bahkan ada yang menempel pada garis. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini mengikuti distribusi normal. b Uji Linieritas Hasil uji linieritas untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antar kedua varibel dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 11. Hasil Pengujian Linieritas Variabel F p Keterangan OCBbudaya organisasi 12,238 0,001 Linier Uji linieritas dapat diketahui dengan hasil analisis statistik yaitu dengan metode statistik uji F. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung adalah jika p 0,05 maka hubungannya antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan linier, sebaliknya jika p 0,05 berarti hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan tidak linier Hadi, 2000. Hasil uji linieritas pada kedua variabel penelitian diperoleh nilai F = 12,238 dan nilai p = 0,001. Hasil menunjukkan bahwa nilai p 0,001 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang linier.

c. Uji Multikolinieritas

Hasil uji multikolinieritas untuk mengetahui ada tidaknya korelasi yang tinggi antar semua aspek dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel. 12 Hasil Uji Multikolinearitas Aspek VIP Tolerance Keterangan Kompensasi yang mencukupi dan adil 2.200 .455 Tidak ada multikolinieritas Kondisi-kondisi kerja yang aman dan sehat 2.026 .494 Tidak ada multikolinieritas Kesempatan untuk mengembangkan dan 1.387 .721 Tidak ada multikolinieritas Universitas Sumatera Utara menggunakan kapasitas manusia Peluang untuk pertumbuhan dan mendapatkan jaminan 1.460 .685 Tidak ada multikolinieritas Integrasi sosial dalam organisasi pekerjaan 1.736 .576 Tidak ada multikolinieritas Hak-hak karyawan 1.942 .515 Tidak ada multikolinieritas Pekerja dan ruanghidup secara keseluruhan 1.513 .661 Tidak ada multikolinieritas Tanggung jawab sosial organisasi 1.139 .878 Tidak ada multikolinieritas Hasil uji multikolinearitas pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance 0.1 untuk semua aspek. Hal ini berarti tidak ada multikolinearitas pada semua aspek kualitas kehidupan bekerja.

d. Uji Heteroskedastisitas

Hasil uji heteroskedastisitas untuk mengetahui tidak adanya kesamaan varian residual pada data, salah satu caranya adalah dengan metode statistik uji glejser. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 13. Hasil Uji Heteroskedastisitas Aspek p Keterangan Kompensasi yang mencukupi dan adil .575 Tidak ada Heteroskedastisitas Kondisi-kondisi kerja yang aman dan sehat .568 Tidak ada Heteroskedastisitas Universitas Sumatera Utara Kesempatan untuk mengembangkan dan menggunakan kapasitas manusia .658 Tidak ada Heteroskedastisitas Peluang untuk pertumbuhan dan mendapatkan jaminan .649 Tidak ada Heteroskedastisitas Integrasi sosial dalam organisasi pekerjaan .461 Tidak ada Heteroskedastisitas Hak-hak karyawan .331 Tidak ada Heteroskedastisitas Pekerja dan ruanghidup secara keseluruhan .383 Tidak ada Heteroskedastisitas Tanggung jawab sosial organisasi .734 Tidak ada Heteroskedastisitas Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi berada di atas 0.01 p0.01 yang berarti bahwa data memiliki sebaran varian yang samahomogen.

e. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam suatu model linear terdapat korelasi antar residual. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan run test didapat bahwa nilai p0.05 p= 0.653 yang berarti tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.

2. Hasil Utama Penelitian a Hasil Analisis Data

Berikut ini akan dijelaskan tentang hasil pengolahan data mengenai pengaruh kualitas kehidupan bekerja terhadap organizational citizenship behavior yang diperoleh dengan teknik analisis regresi sederhana dengan Universitas Sumatera Utara menggunakan program SPSS versi 17.0 for windows. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 14. Hasil Ringkasan Uji Hipotesis Mayor Variabel R R 2 F p B konstanta B koef. regresi OCBkualitas kehidupan bekerja 0,267 0,071 9,435 0,003 36,539 0,267 Hipotesis mayor dalam penelitian ini yaitu: H : Tidak ada pengaruh positif kualitas kehidupan bekerja terhadap organizational citizenship behavior. H 1 : Ada pengaruh positif kualitas kehidupan bekerja terhadap organizational citizenship behavior. Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai F = 9,435dan p = 0,003. Jika nilai p 0,05 maka H ditolak Field, 2009. Pada penelitian ini nilai p 0,003 0,05 maka H ditolak sedangkan H 1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif kualitas kehidupan bekerja terhadap organizational citizenship behavior. Hasil analisis regresi pada tabel di atas diketahui bahwa nilai koefisien korelasi R sebesar 0,267 dan nilai koefisien determinan R 2 sebesar 0,071 atau 7,1 . Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh kualitas kehidupan bekerja Universitas Sumatera Utara terhadap organizational citizenship behavior sebesar 7,1 . Artinya kualitas kehidupan bekerja memberikan sumbangan efektif sebesar 7,1 dalam meningkatkan organizational citizenship behavior pada karyawan. Persamaan garis regresi pada penelitian ini adalah Y = 36,539+ 0,267X. Organizational citizenship behavior dilambangkan dengan Y dan kualitas kehidupan bekerja dilambangkan dengan X. Berdasarkan persamaan garis regresi dapat dijelaskan bahwa konstanta sebesar 36,539, artinya jika kualitas kehidupan bekerja X nilainya 0 maka organizational citizenship behavior Y nilainya positif sebesar 36,539. Koefisien regresi variabel kualitas kehidupan bekerja X sebesar 0,267, artinya jika kualitas kehidupan bekerja mengalami kenaikan sebesar satu satuan maka organizational citizenship behavior akan mengalami peningkatan sebesar 0,267. Koefisien bernilai positif artinya ada pengaruh positif kualitas kehidupan bekerja terhadap organizational citizenship behavior, semakin positif nilai kualitas kehidupan bekerja maka akan semakin tinggi tingkat organizational citizenship behavior. 2. Uji Hipotesis Minor Berikut ini akan dijelaskan tentang hasil uji hipotesis minor dengan menggunakan analisis regresi berganda metode elimination backward. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 15. Hasil Ringkasan Uji Hipotesis Minor Aspek p Keterangan Kompensasi yang mencukupi dan adilOCB - Removed Kondisi-kondisi kerja yang aman dan sehatOCB - Removed Kesempatan untuk mengembangkan dan menggunakan kapasitas manusiaOCB 0,000 H ditolak Peluang untuk pertumbuhan dan mendapatkan jaminanOCB 0,065 H diterima Integrasi sosial dalam organisasi pekerjaanOCB  Removed Hak-hak karyawanOCB - Removed Pekerja dan ruanghidup secara keseluruhanOCB  Removed Tanggung jawab sosial organisasiOCB - Removed

a. Kompensasi yang mencukupi dan adil. Berdasarkan hasil analisis

dengan menggunakan metode elimination backward diketahui bahwa asas kes kompensasi yang mencukupi dan adil telah dihilangkan sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh positif kompensasi yang mencukupi dan adil terhadap organizational citizenship behavior.

b. Kondisi-kondisi kerja yang aman dan sehat. Berdasarkan hasil analisis

dengan menggunakan metode elimination backward diketahui bahwa kondisi-kondisi kerja yang aman dan sehat telah dihilangkan sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh positif kondisi-kondisi kerja yang aman dan sehat terhadap organizational citizenship behavior.. Universitas Sumatera Utara

c. Kesempatan untuk mengembangkan dan menggunakan kapasitas manusia

. Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai p = 0,000. Jika nilai p 0,05 maka H ditolak Field, 2009. Pada penelitian ini nilai p 0,000 0,05 maka H ditolak sedangkan H 1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif kesempatan untuk mengembangkan dan menggunakan kapasitas manusia terhadap organizational citizenship behavior.

d. Peluang untuk pertumbuhan dan mendapatkan jaminan. Berdasarkan

hasil perhitungan didapat nilai p = 0,065. Jika nilai p 0,05 maka H ditolak Field, 2009. Pada penelitian ini nilai p 0,065 0,05 maka H diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh positif peluang untuk pertumbuhan dan mendapatkan jaminan terhadap organizational citizenship behavior.

e. Integrasi sosial dalam organisasi pekerjaan. Berdasarkan hasil analisis

dengan menggunakan metode elimination backward diketahui bahwa integrasi sosial dalam organisasi pekerjaan telah dihilangkan sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh positif integrasi sosial dalam organisasi pekerjaan terhadap organizational citizenship behavior.

f. Hak-hak karyawan. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan

metode elimination backward diketahui bahwa hak-hak karyawan telah dihilangkan sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh positif hak-hak karyawan terhadap organizational citizenship behavior. Universitas Sumatera Utara

g. Pekerja dan ruanghidup secara keseluruhan. Berdasarkan hasil analisis

dengan menggunakan metode elimination backward diketahui bahwa pekerja dan ruanghidup secara keseluruhan telah dihilangkan sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh positif pekerja dan ruanghidup secara keseluruhan terhadap organizational citizenship behavior.

h. Tanggung jawab sosial organisasi. Berdasarkan hasil analisis dengan

menggunakan metode elimination backward diketahui bahwa tanggung jawab sosial organisasi telah dihilangkan sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh positif tanggung jawab sosial organisasi terhadap organizational citizenship behavior. b Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Data Penelitian 1. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Kualitas Kehidupan Bekerja Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap variabel kualitas kehidupan bekerja adalah sebanyak 33 aitem yang diformat dengan skala Likert dalam lima alternatif pilihan jawaban. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 16. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Kualitas Kehidupan Bekerja Variabel Nilai Empirik Nilai Hipotetik Min Max Mean SD Min Max Mean SD Kualitas Kehidupan Bekerja 83 138 119.22 10,748 30 165 99 22 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh mean empirik X sebesar 119.22 dengan SD empirik s sebesar 10,748, sedangkan mean hipotetik µ sebesar 99 dengan SD hipotetik  sebesar 22. Perbandingan mean empirik X dan mean hipotetik µ dari variabel kualitas kehidupan bekerja menunjukkan X 119.22 µ 99, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata kualitas kehidupan bekerja pada subjek penelitian lebih tinggi daripada rata-rata kualitas kehidupan bekerja pada populasi umumnya. 2. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Organizational Citizenship Behavior Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap variabel organizational citizenship behavior sebanyak 13 aitem yang diformat dengan skala Likert dalam lima alternatif pilihan jawaban. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 17. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Organizational Citizenship Behavior Variabel Nilai Empirik Nilai Hipotetik Min Max Mean SD Min Max Mean SD OCB 33 62 50,67 4,774 13 65 39 8,67 Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh mean empirik X sebesar 50,67dengan SD empirik s sebesar 4,774, sedangkan mean hipotetik µ sebesar 39 dengan SD hipotetik  sebesar 8,67. Universitas Sumatera Utara Perbandingan mean empirik X dan mean hipotetik µ dari variabel organizational citizenship behavior menunjukkan X 50,67 µ 39, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat organizational citizenship behavior pada subjek penelitian lebih tinggi daripada rata-rata tingkat organizational citizenship behavior pada populasi umumnya. c Kategorisasi Data Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria pengkategorisasian yang didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi secara normal Azwar, 2012. Kriterianya terbagi atas tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. 1. Kategorisasi Data Kualitas Kehidupan Bekerja Norma kategorisasi kualitas kehidupan bekerja yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 18. Norma Kategorisasi Kualitas Kehidupan Bekerja Rentang nilai Kategori X µ -1.0 SD Negatif µ - 1.0SD ≤ X ≤ µ +1.0 SD Tidak tergolongkan X ≥ µ +1.0 SDµ Positif Besar mean hipotetik kualitas kehidupan bekerja adalah 99 dengan standar deviasi 22 sehingga katagorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 19. Kategorisasi Data Hipotetik Persepsi Kehidupan Bekerja Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase Kualitas Kehidupan Bekerja X 77 Negatif - - 77  X 121 Tidak tergolongkan 65 52 X  121 Positif 60 48 Total 125 100 Berdasarkan kategorisasi pada tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan termasuk ke dalam kategori tidak tergolongkan atau netral 52 untuk penerimaannya terhadap kualitas kehidupan bekerja, sedangkan 48 tergolong ke dalam kelompok positif dan tidak ada karyawan yang tergolong ke dalam kelompok negatif dalam mempersepsikan kualitas kehidupan bekerja. 2. Kategorisasi Data Organizational Citizenship Behavior Norma kategorisasi organizational citizenship behavior yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 20. Norma Kategorisasi Organizational Citizenship Behavior Rentang nilai Kategori X µ -1.0 SD Rendah µ - 1.0SD ≤ X ≤ µ +1.0 SD Sedang X ≥ µ +1.0 SDµ Tinggi Besar mean hipotetik organizational citizenship behavior adalah 39 dengan standar deviasi 8,67 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 21. Kategorisasi Data Hipotetik Organizational Citizenship Behavior Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase OCB X 30,33 Rendah - - 30,33  X 47,67 Sedang 28 22,4 X  47,67 Tinggi 97 77,6 Total 125 100 Berdasarkan kategorisasi pada tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan termasuk ke dalam kategori tinggi 77,6 untuk tingkat organizational citizenship behavior, sedangkan 22,4 tergolong ke dalam kelompok sedang dan tidak ada karyawan yang tergolong ke dalam kelompok rendah. Dengan kata lain bahwa tingkat organizational citizenship behavior pada karyawan tergolong tinggi.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian pada subjek karyawan di PT. Pelabuhan Indonesia I cabang Belawan Medan menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara kualitas kehidupan bekerja terhadap organizational citizenship behavior sebesar 7,1. Artinya variabel kualitas kehidupan bekerja mempengaruhi variabel organizational citizenship behavior sebesar 7,1 , bahwa semakin positif skor kualitas kehidupan bekerja semakin tinggi pula tingkat organizational citizenship behavior. Universitas Sumatera Utara Hasil pengujian hipotesis mayor ini terbukti dikarenakan pertama, keberhasilan penciptaan kualitas kehidupan bekerja dalam suatu perusahaan memberi pengaruh terhadap beberapa hal yang spesifik dalam diri karyawan, yaitu kepuasan kerja, motivasi, dan keterlibatan karyawan WetherDavis, 1996. Hal ini diperkuat oleh sejumlah riset menyatakan ada beberapa bentuk kehidupan kerja yang dapat menciptakan organization citizenship behavior , seperti merasakan keterlibatan mereka terhadap karyawan, mereka berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, perasaan aman terhadap lingkungan kerja, komunikasi yang baik antar karyawan maupun atasan, dan memiliki karir yang berkembang Cascio, 2006; Dessler, 2003; Nawawi, 2008; Husnawati, 2006; Walton dalam Kossen,1986. Hal-hal tersebut merupakan aspek aspek dari kualitas kehidupan bekerja Hackman Oldham, 2010. Kedua, kehadiran aspek-aspek kualitas kehidupan bekerja akan mengarah kepada keadaan yang membuat karyawan puas dalam bekerja Robbins Judge, 2009. Kualitas kehidupan bekerja merupakan sebuah konsep yang merangkup level-level kepuasan dimana level kepuasan menengah adalah level kepuasan kerja. Ketika karyawan merasa puas dengan pekerjaannya maka mereka akan membalasnya dengan melakukan OCB Organ, Padsakoff, MacKenzie;2006 karyawan menjadi lebih baik. Berdasarkan pengujian hipotesis minor diketahui bahwa dari kedelapan aspek kualitas kehidupan bekerja ternyata hanya satu aspek yang memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan organizational citizenship behavior yakni kesempatan untuk mengembangkan dan menggunakan kapasitas manusia. Universitas Sumatera Utara Sedangkan aspek lainnya tidak berpengaruh positif dengan OCB yaitu kompensasi yang mencukupi dan adil, kondisi-kondisi kerja yang aman dan sehat, peluang untuk pertumbuhan dan mendapatkan jaminan, integrasi sosial dalam organisasi pekerjaan, hak-hak karyawan, pekerja dan ruang hidup secara keseluruhan, dan tanggung jawab sosial organisasi . Dengan demikian dapat dikatakan bahwa subjek penelitian menganggap kualitas kehidupan bekerja mereka hanya memiliki kesempatan untuk mengembangkan dan menggunakan kapasitas manusia. Hasil yang didapatkan oleh peneliti ini tergambar dari hasil wawancara dengan salah satu karyawan mengenai kualitas kehidupan bekerja yang ada di PT. PELINDO I Medan yaitu ketika seorang karyawan memiliki kemampuan maka dia akan diberi pelatihan untuk dapat menambah ilmunya atau untuk meningkatkan kemampuannya tersebut. Jadi ketika seorang karyawan memiliki kemampuan maka dia akan diberi kesempatan untuk bersekolah ke luar negeri seperti Hongkong. Jadi itu bisa dikatakan adalah reward bagi mereka yang memiliki kemampuan, sehingga hal ini akan menjadi motivasi bagi karyawan yang lain agar menunjukkan kemampuan terbaiknya serta salah satunya dapat memunculkan perilaku organizational citizenship. Adapun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Hadi Asgari, Mohammad Taleghani, dan Samereh Abadikhah 2012 yang menemukan bahwa aspek kualitas kehidupan bekerja yang meningkatkan organizational citizenship behavior adalah kompensasi yang mencukupi dan adil, kondisi-kondisi kerja yang aman dan sehat, hak-hak Universitas Sumatera Utara karyawan, dan ketergantungan sosial, namum tidak ada hubungan antara ruang kerja keseluruhan, integrasi sosial dalam organisasi pekerjaan, peluang untuk pertumbuhan dan mendapatkan jaminan, kesempatan untuk mengembangkan dan menggunakan kapasitas manusia. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh sumbangan efektif kualitas kehidupan bekerja terhadap organizational citizenship behavior adalah sebesar 7,1 sedangkan sisanya yang sebesar 92,9 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diukur dalam penelitian, misalnya seperti budaya organisasi, iklim organisasi, suasana hati mood, persepsi terhadap dukungan organisasional, persepsi terhadap kualitas interaksi atasan bawahan, masa kerja, jenis kelamin, dan sebagainya. Pada perbandingan mean empirik dengan mean hipotetik variabel kualitas kehidupan bekerja menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar dibandingkan dengan mean hipotetik 119,2299, maka dapat dikatakan bahwa kualitas kehidupan bekerja subjek penelitian lebih tinggi dari rata-rata karyawan perusahaan pelabuhan. Hasil yang diperoleh dari kategorisasi kualitas kehidupan bekerja menunjukkan sebagian besar dari subjek penelitian memiliki kualitas kehidupan bekerja yang tinggi. Sebanyak 65 orang 52 dari subjek penelitian memiliki kualitas kehidupan bekerja yang tidak tergolongkan dan sisanya sebanyak 60 orang 48 memiliki kualitas kehidupan bekerja yang positif. Universitas Sumatera Utara Perbandingan mean empirik dengan mean hipotetik variabel organizational citizenship behavior menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar dibandingkan dengan mean hipotetik 50,6739, maka dapat disimpulkan bahwa organizational citizenship behavior subjek penelitian lebih tinggi dari rata-rata karyawan perusahaan pelabuhan. organizational citizenship behavior pada subjek tergolong ke dalam organizational citizenship behavior yang tinggi karena sebanyak 97 orang 77,6 dari subjek penelitian memiliki tingkat organizational citizenship behavior yang tinggi. Sisanya sebanyak 28 orang 22,4 tergolong memiliki tingkat organizational citizenship behavior yang sedang. Dengan memperhatikan skor subjek yang positif pada kualitas kehidupan bekerja, maka tidaklah mengherankan jika skor organizational citizenship behavior juga tinggi, sehingga data ini turut mendukung hipotesis penelitian. Universitas Sumatera Utara 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan menjelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan pada akhir bab akan dikemukakan saran-saran bagi penelitian di masa yang akan datang dengan tema yang hampir sama serta saran-saran bagi organisasi agar dapat meningkatkan sumber daya manusianya.

A. Kesimpulan