3. Laba ditahan, adalah bagian dari laba yang tidak dibagikan sebagai dividen. Kebanyakan perusahaan menyatukan cadangan dan laba ditahan
dalam pos laba ditahan pada neraca. Adanya keuntungan akan memperbesar pos laba ditahan yang artinya meningkatkan jumlah ekuitas.
2.2.4 Struktur Modal Optimal
Struktur modal adalah pembelanjaan yang mencerminkan perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal tercermin
pada hutang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri, kedua unsur tersebut merupakan dana jangka panjang, dengan demikian struktur modal hanya
merupakan sebagian dari struktur keuangan. Setiap perusahaan berusaha untuk mencapai struktur modal yang optimal untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Struktur modal yang merupakan bagian dari struktur keuangan memfokuskan pada bauran pendanaan dengan menggunakan hutang dan modal sendiri ekuitas.
Tujuan dari manajemen struktur modal ini adalah untuk memadukan sumber dana permanen yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
memaksimalkan nilai perusahaan. Untuk menentukan bagaimana struktur modal yang optimal bagi suatu perusahaan, Brigham dan Houston 2001:5 menerangkan
bahwa “suatu perusahaan harus menganalisis beberapa faktor dan menetapkan struktur modal yang ditargetkan target capital structure. Namun target tersebut
sesungguhnya dapat berubah sewaktu-waktu, oleh sebab itu manajemen harus memiliki gambaran mengenai target struktur modal yang spesifik stiap saat, yang
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan.
Brigham dan Houston 2001:5 selanjutnya menerangkan bahwa “Kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan trade off antara risiko dan
tingkat pengembalian : Menggunakan lebih banyak hutang berarti memperbesar risiko yang ditanggung pemegang saham; Menggunakan lebih banyak hutang juga
memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan”. Sementara teori trade-off yang disebutkan dalam Brealey at al.
2007:32 menyebutkan bahwa “manajer keuangan seharusnya meningkatkan hutang sampai pada satu titik di mana nilai
perlindungan pajak bunga tambahan hanya terimbangi oleh tambahan biaya masalah keuangan yang mungkin timbul”. Selanjutnya dijelaskan bahwa
“perusahaan dengan aset yang berwujud dan aman serta penghasilan kena pajak yang besar seharusnya beroperasi pada tingkat hutang yang tinggi. Perusahaan
yang kurang menguntungkan, atau perusahaan dengan aset tidak berwujud dan berisiko, h
arus meminjam lebih sedikit”. Brigham dan Houston 2001:6 menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan struktur modal yaitu : 1
Risiko bisnis, yaitu tingkat risiko yang terkandung dalam operasi perusahaan apabila tidak menggunakan hutang, dimana makin besar
risiko bisnis suatu perusahaan, makin rendah rasio hutang yang optimalnya.
2 Posisi pajak perusahaan. Alasan utama menggunakan hutang adalah
karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak, sehngga menurunkan biaya hutang yang sesungguhnya.
3 Fleksibilitas keuangan, yaitu kemampuan untuk menambah modal
dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan yang buruk. 4
Konservatisme atau agresivitas manajemen. Bagi perusahaan yang memiliki kebijakan yang bersifat agresif umumnya akan
menggunakan hutang untuk meningkatkan laba. Jelaslah bahwa penentuan struktur modal yang optimal bergantung pada kondisi
dan kebutuhan perusahaan, risiko yang dihadapi dan agresivitas manajemen.
2.3 Kinerja Keuangan