80 Hasil uji multikolinearitas yang dilakukan dengan bantuan program
SPSS Statistics 20.0 for Windows diketahui bahwa hasil r
x1x2
= 0,510 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas
karena interkorelasi antar variabel bebas kurang dari 0,600. Dengan demikian analisis regresi ganda dapat dilanjutkan. Hasil uji
multikolinearitas secara ringkas dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 25. Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas Variabel
X
1
X
2
Kesimpulan
X
1
1 0,510
Tidak terjadi multikolinearitas
X
2
0,510 1
Sumber: Data Primer yang diolah
D. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis
dalam penelitian
ini dilakukan
dengan menggunakan teknik analisis regresi sederhana dengan satu prediktor untuk
menguji hipotesis pertama dan kedua. Sedangkan untuk menguji hipotesis ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda dengan dua prediktor. Kedua
teknik analisis ini menggunakan bantuan program SPSS Statistics 20.0 for Windows. Hasil yang diperoleh dari kedua analisis tersebut menguraikan
pengaruh masing-masing variabel bebas yaitu kondisi siswa X
1
dan lingkungan belajar X
2
terhadap motivasi belajar Y yang disajikan pada tabel berikut:
1. Uji Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan kondisi siswa terhadap motivasi belajar siswa kelas X
81 Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Pengasih.
Pengujian hipotesis pertama menggunakan analisis regresi sederhana yang diperoleh dengan perhitungan program SPSS Statistics 20.0 for
Windows. Hasil uji hipotesis pertama dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 26. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana X
1
– Y
Variabel Harga r
Harga t Koef.
Konst. Keterangan
r
hitung
r
tabel
t
hitung
t
tabel
X
1
– Y 0,710
0,2461 0,504
7,935 1,999
1,240 21,959
Positif dan signifikan
Sumber: Data Primer yang diolah a. Koefisien Korelasi r
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS Statistics 20.0 for Windows, menunjukkan bahwa
koefisien korelasi antara X
1
terhadap Y r
x1y
sebesar 0,710, karena koefisien korelasi r
x1y
tersebut bernilai positif, maka kondisi siswa berpengaruh positif terhadap motivasi belajar. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kondisi siswa maka motivasi belajar juga semakin tinggi.
b. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi
x1y
sebesar 0,504 berarti kondisi siswa mampu mempengaruhi 50,4 perubahan motivasi belajar. Hal
ini menunjukkan masih ada 49,6 faktor atau variabel lain yang mempengaruhi motivasi belajar selain kondisi siswa.
82 c. Pengujian Signifikansi dengan Uji t
Pengujian signifikansi bertujuan untuk mengetahui signifikansi kondisi siswa X
1
terhadap motivasi belajar Y, berdasarkan uji t diperoleh t
hitung
sebesar 7,935, jika dibandingkan dengan t
tabel
sebesar 1,999 pada taraf signifikansi 5 maka t
hitung
lebih besar dari t
tabel
yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kondisi siswa terhadap motivasi belajar.
d. Persamaan Garis Regresi Besarnya harga koefisien motivasi berprestasi X
1
sebesar 1,240 dan bilangan konstanta sebesar 21,959. Berdasarkan angka-
angka tersebut, maka dapat disusun persamaan garis regresi satu prediktor sebagai berikut:
Y = 1,240 X
1
+ 21,959
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien X
1
sebesar 1,240 artinya apabila kondisi siswa X
1
meningkat 1 poin maka motivasi belajar Y akan meningkat sebesar 1,240.
Berdasarkan perhitungan diketahui r
hitung
sebesar 0,710 lebih besar dari r
tabel
0,2461sehingga hipotesis pertama diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif dan
signifikan kondisi siswa terhadap motivasi belajar siswa kelas X Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1
Pengasih.
83
2. Uji Hipotesis Kedua