Teori Motivasi Human Relations Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Penelitian Terdahulu

Alderfer mengemukakan bahwa ada tiga kelompok kebutuhan yang utama, yaitu : 1. Kebutuhan akan keberadaan existance needs Existance needs , berhubungan dengan kebutuhan dasar termasuk didalamnya physiological needs dan safety needs dari Maslow. 2. Kebutuhan akan afiliasi relatedness needs Relatedness needs , menekankan akan pentingnya hubungan antar individu interpersonal relationships dan bermasyarakat social relationships. Kebutuhan ini berkaitan juga dengan love needs dan esteem needs dari Maslow. 3. Kebutuhan akan kemajuan growth needs Growth needs , adalah keinginan intrinsik dalam diri seseorang untuk maju atau meningkatkan kemampuan pribadinya.

f. Teori Motivasi Human Relations

Teori ini mengutamakan hubungan seseorang dengan lingkungannya. Menurut teori ini seseorang akan berprestasi baik jika ia diterima dan diakui dalam pekerjaan serta lingkungannya. Teori ini menekankan peranan aktif pimpinan organisasi dalam memelihara hubungan dan kontak-kontak pribadi dengan bawahannya yang dapat membangkitkan gairah kerja. Teori ini menganjurkan apabila dalam motivasi bawahan memerlukan kata-kata, hendaknya kata-kata itu mengandung kebijakan, sehingga dapat menimbulkan rasa dihargai dan sikap optimis.

g. Teori Motivasi Claude S. George

Teori ini menyatakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan ia bekerja, yaitu : 1. Upah yang layak. 2. Kesempatan untuk maju. 3. Pengakuan sebagai individu. 4. Keamanan bekerja. 5. Tempat kerja yang baik. 6. Penerimaan oleh kelompok. 7. Perlakuan yang wajar. 8. Pengakuan atas prestasi.

2. Teori Proses

Teori proses ini pada dasarnya berusaha untuk menjawab pertanyaan, bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara dan menghentikan perilaku individu, agar setiap individu bekerja giat sesuai dengan keinginan manajer. Apabila diperhatikan secara mendalam, teori ini merupakan proses sebab dan akibat bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa yang akan diperolehnya. Jika bekerja baik saat ini maka hasilnya akan diperoleh baik untuk hari esok. Jadi, hasil yang dicapai tercermin dalam berbagai proses kegiatan yang dilakukan seseorang. Hasil hari ini merupakan kegiatan hari kemarin. Universitas Sumatera Utara Teori proses ini, dikenal atas : a. Teori Harapan Expectancy Theory Teori Harapan ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom yang menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang ia inginkan dan butuhkan dari hasil pekerjaan itu. Teori harapan ini didasarkan atas : 1. Harapan Expectancy Harapan Expectancy, adalah suatu kesempatan yang diberikan akan terjadi karena perilaku. 2. Nilai Valence Nilai Valence, adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilaimartabat tertentu daya atau nilai motivasi bagi setiap individu bersangkutan 3. Pertautan Instrumentality Pertautan Instrumentality, adalah persepsi dari individu bahwa hasil tingkat pertama akam dihubungkan dengan hasil tingkat kedua. b. Teori Keadilan Equity Theory Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang, jadi atasan harus bertindak adil terhadap semua bawahannya. Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku bawahan harus dilakukan secara objektif baik atau salah, bukan atas suka atau tidak suka like or dislike . Pemberian kompensasi atau hukuman harus berdasarkan atas penilaian yang objektif dan adil. Jika prinsip keadilan ini diterapkan dengan baik oleh pimpinan maka semangat kerja bawahan cenderung akan meningkat. c. Teori Pengukuhan Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan pemberian kompensasi. Teori pengukuhan ini terdiri dari dua jenis, yaitu : 1. Pengukuhan Positif Positive reinforcement, yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuhan positif diterapkan secara bersyarat. 2. Pengukuhan Negatif Negative reinforcement, yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, jika terjadi pengukuhan negatif secara bersyarat. Hukuman ada dua jenis, yaitu : 1. Hukuman dengan penghilangan removed terjadi, apabila suatu pengukuhan positif dihilangkan secara bersyarat. Misalnya, kelambatan seseorang menyebabkan kehilangan sejumlah uang dari upahnya. 2. Hukuman dengan penerapan application terjadi, apabila suatu pengukuhan negatif diterapkan secara bersyarat. Misalnya, ditegur oleh atasan karena menjalankan tugas dengan buruk. Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Tipe dan Jenis Motivasi

Motivasi merupakan fenomena hidup yang banyak corak dan ragamnya. Secara umum motivasi dapt diklasifikasikan kedalam empat jenis, yang satu dengan yang lainnya memberi warna terhadap efektivitas manusia. Motivasi yang dimaksudkan disini tidak terlepas dari konteks manusia organisasional. Motivasi yang mempengaruhi manusia organisasional dalam bekerja atau mungkin pekerjaan adalah Danim, 2004: 17 : 1. Motivasi Positif Motivasi positif didasari atas keinginan manusia untuk mencari keuntungan-keuntungan tertentu. Manusia bekerja didalam organisasi jika dia merasakan bahwa setiap upaya yang dilakukannya akan memberikan keuntungan tertentu. Dengan demikian, motivasi positif merupakan pemberian motivasi atau usaha membangkitkan motif, dimana hal itu diarahkan pada usaha untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja secara baik dan antusias dengan cara memberikan keuntungan tertentu kepadanya. 2. Motivasi Negatif Motivasi negatif sering dikatakan sebagai motivasi yang bersumber dari rasa takut, misalnya jika dia tidak bekerja akan muncul rasa takut dikeluarkan, takut tidak diberi gaji, dan takut dijauhi oleh rekan sekerja. Motivasi negatif yang berlebihan akan membuat organisasi tidak mampu mencapai tujuan. Personalia organisasi menjadi tidak kreatif, serba takut dan serba terbatas geraknya. 3. Motivasi dari Dalam Motivasi dari dalam timbul pada diri pegawaipekerja waktu dia menjalankan tugas-tugas atau pekerjaan yang bersumber dari dalam pekerja itu sendiri. Dengan demikian berarti juga bahwa kesenangan pekerja muncul pada waktu dia bekerja dan dia sendiri yang menyenangi pekerjaan tersebut. 4. Motivasi dari Luar Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai akibat adanya pengaruh yang ada diluar pekerjaan dan dari luar pekerja itu sendiri. Motivasi dari luar biasanya dikaitkan dengan imbalan. Kesehatan, kesempatan cuti, program rekreasi perusahaan dan lain-lainnya. Pada konteks ini manusia organisasional ditempatkan pada subjek yang dapat didorong oleh faktor luar. Manusia bekerja, karena semata-mata didorong oleh adanya sesuatu yang ingin dicapai dan dapat pula bersumber dari faktor-faktor diluar subjek. Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Tujuan Motivasi Kerja

Menurut Hasibuan 2009: 221, tujuan pemberian motivasi kepada karyawan adalah sebagai berikut : 1 Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan. 2 Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan. 3 Meningkatkan produktivitas kerja karyawan. 4 Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan. 5 Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan. 6 Mengefektifkan pengadaan karyawan. 7 Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik. 8 Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan. 9 Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan. 10 Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas- tugasnya. 11 Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

2.1.5 Metode dan Prinsip Motivasi Kerja

Dalam memotivasi pegawai agar dapat bekerja dengan giat menurut Hasibuan 1996: 100, ada dua metode yang digunakan untuk memotivasi pegawai, yaitu : 1 Metode langsung adalah motivasi material dan non-material yang diberikan secara langsung kepada setiap individu pegawai untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasannya. Jadi sifatnya khusus seperti memberikan pujian, penghargaan, bonus, piagam dan lainnya. 2 Metode tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja atau kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya kursi yang empuk, mesin-mesin yang baik, ruangan kerja yang terang dan nyaman, suasana dan lingkungan pekerjaan yang baik, serta penempatan karyawan yang tepat dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara Menurut Mangkunegara 2009: 61, terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja karyawan, yaitu : 1 Prinsip Partisipasi Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin. 2 Prinsip Komunikasi Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya. 3 Prinsip Mengakui Andil Bawahan Pemimpin mengakui bahwa bawahan pegawai mempunyai andil didalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya. 4 Prinsip Pendelegasian Wewenang Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin. 5 Prinsip Memberi Perhatian Pemimpin memberikan perhatian kepada apa yang diinginkan oleh pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai bekerja apa yang diharapkan oleh pemimpin.

2.2 Produktivitas Kerja

Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling penting dalam suatu organisasi, terutama sebuah perusahaan. Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan oleh manusia. Karena itu, memberikan perhatian kepada unsur manusia merupakan salah satu tuntutan dalam keseluruhan upaya peningkatan produktivitas kerja. Manusia diharapkan mau memanfaatkan tenaga sepenuhnya untuk meningkatkan produktivitas, yang diikuti oleh terciptanya hubungan kerja yang bermutu dengan konotasi menyenangkan, penuh tenggang rasa dan saling membangun. Universitas Sumatera Utara

2.2.1 Pengertian Produktivitas Kerja

Tohardi 2002 dalam buku Sutrisno 2009: 100 mengemukakan bahwa produktivitas kerja merupakan sikap mental. Sikap mental yang selalu mencari perbaikan terhadap apa yang telah ada. Suatu keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan pekerjaan lebih baik hari ini daripada hari kemarin dan esok lebih baik dari hari ini. Pendapat tersebut didukung oleh Ravianto 1991 dalam buku Sutrisno 2009: 100 yang menyatakan produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hasri esok harus lebih baik dari hari ini. Sikap yang demikian akan mendorong seseorang untuk tidak cepat puas, akan tetapi harus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja dengan cara selalu mencari perbaikan-perbaikan dan peningkatan Sutrisno, 2009: 100. Simanjuntak 1998: 26 menyatakan bahwa produktivitas kerja karyawan mengandung pengertian adanya kemampuan pegawai untuk dapat menghasilkan barang dan jasa yang dilandasi sikap mental bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini. Pengertian yang sama juga ditunjukkan oleh Komaruddin 1992: 121 yang menyatakan bahwa produktivitas pada hakekatnya meliputi sikap yang senantiasa mempunyai pandangan bahwa metode kerja hari ini harus lebih baik dari metode kerja kemarin dan hasil yang dapat diraih esok harus lebih banyak atau lebih bermutu daripada hasil yang diraih hari ini. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa produktivitas merupakan sikap mental seorang karyawan yang dapat mendorong karyawan Universitas Sumatera Utara tersebut untuk terus mengembangkan diri dengan cara selalu melakukan perbaikan-perbaikan atau mencari perbaikan-perbaikan terhadap apa yang telah ada.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Banyaknya faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, baik yang berhubungan tenaga kerja maupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijaksanaan pemerintah secara keseluruhan. Menurut Anoraga 2007: 240 faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan adalah sebagai berikut: 1 Motivator Pimpinan organisasi perlu mengetahui motivasi kerja dari anggota organisasi karyawan. Dengan mengetahui motivasi itu maka pimpinan dapat mendorong karyawan itu bekerja lebih baik. 2 Pendidikan Umumnya seseorang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi akan mempunyai produktivitas kerja yang lebih baik, dengan demikian ternyata merupakan syarat yang penting dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Tanpa bekal pendidikan mustahil orang akan mudah dalam mempelajari hal-hal yang bersifat baru di dalam cara atau suatu sistem kerja. 3 Disiplin Kerja Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala peraturan yang telah ditentukan. Disiplin kerja mempunyai hubungan yang sangat erat dengan motivasi, kediisiplinan dengan suatu latihan antara lain engan bekerja menghargai waktu dan biaya akan memberikan pengaruh yang positif terhadap produktivitas kerja karyawan 4 Keterampilan Keterampilan banyak pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan, keterampilan karyawan dalam perusahaan dapat ditingkatkan melalui training, kursus-kursus dan lain-lain. 5 Sikap Etika Kerja Sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina hubungan yang serasi, selaras dan seimbang di dalam kelompok ini sendiri dengan kelompok lain. Etika dalam gubungan kerja sangat penting karena dengan tercapainya hubungan yang selaras dan serasi serta seimbang Universitas Sumatera Utara antara perilaku dalam proses produksi akan meningkatkan produktivitas kerja. 6 Gizi dan Kesehatan Daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi oleh gizi dan makanan yang didapat, dengan itu akan mempengaruhi kesehatan karyawan, dan semua itu akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. 7 Tingkat Penghasilan Penghasilan yang cukup berdasarkan prestasi kerja karyawan karena semakin tinggi prestasi karyawan akan semakin besar upah yang diterimanya. Dan itu akan memberikan semangat kerja tiap karyawan untuk memacu prestasi sehingga produktivitas kerja karyawan akan tercapai. 8 Lingkungan Kerja dan Iklim Kerja Lingkungan kerja dari karyawan disini termasuk hubungan kerja antar- karyawan, hubungan dengan pimpinan, suhu serta lingkungan kerja, penerangan dan sebagainya. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan perhatian dari perusahaan karena sering karyawan enggan bekerja karena tidak ada kekompakan dalam kelompok kerja atau ruang kerja yang tidak menyenangkan, hal ini akan mengganggu kerja karyawan. 9 Teknologi Dengan adanya kemajuan teknologi meliputi peralatan yang semakin otomatis dan canggih, akan dapat mendukung tingkat produksi dan mempermudah manusia dalam melaksanakan pekerjaan. 10 Sarana Produksi Faktor-faktor produksi harus memadai dan saling mendukung dalam proses produksi. 11 Jaminan Sosial Perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap karyawan, menunjang kesehatan dan keselamatan. Dengan harapan agar karyawan semakin bergairah dan mempunyai semangat untuk bekerja. 12 Manajemen Dengan adanya manajemen yang baik, maka karyawan akan berorganisasi dengan baik, dengan demikian produktivitas kerja karyawan akan tercapai. 13 Kesempatan Berprestasi Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, dengan diberikan kesempatan berprestasi, maka karyawan akan meningkatkan produktivitas. Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Faktor Peningkatan Produktivitas Kerja

Ada beberapa pendapat yang menjelaskan bagaimana cara meningkatkan produktivitas kerja karyawan Anoraga, 2007: 242, antara lain : 1 Gaji yang cukup memadai. 2 Harga diri yang mendapat perhatian. 3 Menempatkan pegawai pada posisi yang tepat. 4 Memberi kesempatan untuk mau kepada karyawan. 5 Perasaan aman menghadapi masa depan. Menurut Dale dalam Yuli, 2005: 205, meninjau ratusan penemuan studi dan wawasan dari ribuan manajer yang telah berpartisipasi dalam seminar tentang produktivitas, mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang sekaligus sebagai faktor kunci untuk mencapai produktivitas dan kreativitas yang tinggi, yaitu : 1 Keahlian dan Manajemen yang Bertanggung Jawab Manajemen adalah faktor utama dalam setiap produktivitas perusahaan dan merupakan faktor yang harus diperhatikan oleh semua perusahaan dalam mencapai puncak produktivitas. Untuk mencapai produktivitas tinggi, setiap anggota manajemen harus diberi motivasi tinggi, positif dan secara penuh ikut melaksanakan pekerjaan bertanggung jawab sesuai dengan keahlian yang dimiliki. 2 Kepemimpinan yang Luar Biasa Dari semua faktor, kepemimpinan manajerial memiliki pengaruh terbesar dalam produktivitas. Pemimpin sejati menghasilkan orang- orang dan organisasi-organisasi karena pemimpin mengeluarkan reaksi- reaksi emosional positif yang kuat, dan orang cenderung memenuhi kebutuhan mereka dan tumbuh dibawah kepemimpinan yang efektif. Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu, penting sekali bahwa manajemen bertindak sebagai katalis dalam meningkatkan potensi kepemimpinan yang sudah ada dalam organisasi. 3 Kesederhanaan Organisasi dan Operasional Susunan organisasi harus diusahakan agar sederhana, luwes dan dapat disesuaikan dengan perubahan, selalu berusaha mengadakan jumlah tingkat minimum yang konsisten dengan operasi yang efektif. Semua kendala operasional harus dikurangi hanya pada yang benar-benar diperlukan. Peraturan, prosedur dan birokrasi dibuat seminimal mungkin, sehingga memberikan kebebasan bekerja secara maksimal kepada karyawan. 4 Kepegawaian yang Efektif Menambah lebih banyak karyawan belum tentu berarti meningkatkan produktivitas. Dan belum mempekerjakan orang baru, seharusnya diperhatikan dahulu bahwa karyawan yang ada sekarang sudah berkinerja menuruut kemampuan. 5 Tugas yang Menantang Tugas merupakan kunci untuk proses yang kreatif dan produktif. Setiap individu mempunyai suatu suasana khususkegiatan kreatif dan produktif yang tinggi. Yang dipahami disini adalah jangan sekali-sekali memberikan suatu tugas kepada orang yang mempunyai keterampilan yang dipersyaratkan; berikan tugas itu kepada orang yang menginginkannyadan senang melakukannya; dan jangan sekali-sekali memberikan tugas, yang dalam keadaan lain, Anda sendiri tidak mau menerima. Universitas Sumatera Utara 6 Perencanaan dan Pengendalian Tujuan Perencanaan yang tidak efektif menyebabkan kebocoran besar dalam produktivitas, misalkan orang yang tahu apa yang diharapkan dari mereka, tugas yang tidak satu fasa bertalian dengan tugas lain, pelaksanaan diatas atau dibawah kinerja,, dan operasi yang sebentar- sebentar berhenti dan mulai lagi. Sebaiknya, perencanaan yang efektif dapat meningkatkan produktivitas operasional, yaitu membantu memastikan penggunaan sumber daya dengan sebaik-baiknya, memadukan semua aspek program ke dalam sesuatu yang efisien. 7 Pelatihan Manajerial Khusus Karena manajemen jelas menjadi faktor utama bagi produktivitas organisasi mana pun, menjadi sangat penting bahwa organisasi berusaha mengembangkan suatu komitmen terhadap produktivitas dalam seluruh tim manajemennya, dan memberikan kepada anggota tim tersebut sarana yang berguna untuk menerapkan usaha peningkatan produktivitas yang efektif dalam seluruh organisasi.

2.2.4 Manfaat Pengukuran Produktivitas

Menurut Sinungan 2005: 126 manfaat dari pengukuran produktivitas kerja adalah sebagai berikut : 1. Umpan balik pelaksanaan kerja untuk memperbaiki produktivitas kerja karyawan. 2. Evaluasi produktivitas kerja digunakan untuk penyelesaian misalnya, pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya. 3. Untuk keputusan-keputusan penetapan, misalnya promosi, transfer dan demosi. 4. Untuk kebutuhan latihan dan pengembangan. 5. Untuk perencanaan dan pengembangan karier. 6. Untuk mengetahui penyimpangan proses staffing. Universitas Sumatera Utara 7. Untuk mengetahui ketidak-akuratan informasi. 8. Untuk memberikan keterampilan yang adil

2.3 Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

Motivasi kerja diterapkan oleh organisasi, baik organisasi bisnis maupun pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan kedisiplinan kerja karyawan. Dengan semakin tingginya kedisiplinan karyawan, maka akan semakin tinggi pula produktivitas kerja karyawan tersebut. Menurut Gitosudarmo 2011 dalam buku Sutrisno 2009: 111, motivasi kerja ini sangat penting bagi tinggi rendahnya produktivitas kerja karyawan. Tanpa adanya motivasi dari para karyawan untuk bekerja sama bagi kepentingan perusahaan, maka tujuan yang telah ditetapkan tidak akan tercapai. Sebaliknya, apabila terdapat motivasi yang tinggi dari para karyawan, maka hal ini merupakan suatu jaminan atas keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. produktivitas adalah sikap mental seorang karyawan yang dapat mendorong karyawan tersebut untuk terus mengembangkan diri dengan cara selalu melakukan perbaikan-perbaikan atau mencari perbaikan-perbaikan terhadap apa yang telah ada. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat diasumsikan bahwa pemberian motivasi kerja akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti untuk memulai proses penelitian. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu motivasi hanya berpengaruh sangat kecil terhadap produktivitas sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Ada pula hasil penelitian yang menyatakan bahwa Universitas Sumatera Utara motivasi sangat kuat pengaruhnya terhadap produktivitas dan ada hasil yang berbeda yaitu sistem motivasi yang diterapkan tidak dapat sepenuhnya memberikan pengaruh yang signifikan karena adanya hambatan yang dihadapi. Menurut Evi Melda 2009 dalam skripsinya yang berjudul “Peranan Motivasi dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Pegawai pada Kantor Camat Raya Kabupaten Simalungun” didapat hasil bahwa terdapat peran yang tinggi antara motivasi dalam meningkatkan produktivitas berdasarkan koefisien korelasi product momentnya yaitu sebesar 0,636. Tanda positif pada angka 0,636 menyatakan bahwa hubungan antara peranan motivasi searah dengan peningkatan produktivitas kerja pegawainya. Hal ini menunjukkan bahwa peran motivasi pada Kantor Camat Raya Kabupaten Simalungun sudah diterapkan dengan baik. Namun, harus tetap dipertahankan dan harus ditingkatkan lagi agar produktivitas kerja pegawainya juga lebih baik lagi. Menurut Ibriati Kartika 2012 dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Telkom Indonesia, Tbk Cabang Makassar” didapat hasil bahwa motivasi internal dan motivasi eksternal memiliki pengaruh yang simultan terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan sebesar 47 yang dibuktikan dengan uji dterminasi. Hal ini menyatakan bahwa peningkatan produktivitas kerja sebagian besar dipengaruhi oleh faktor motivasi. Oleh karena itu, pada PT. Telkom Indonesia, TBk Cabang Makassar harus dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi agar produktivitas kerja karyawannya juga lebuih meningkat dari sebelumnya. Hasil yang sama juga ditunjukkan pada penelitian Yusdiari 2010 dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Pegawai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Langkat” yang menyatakan bahwa peningkatan Universitas Sumatera Utara produktivitas kerja pegawai dipengaruhi oleh motivasi sebesar 47,61 berdasarkan uji determinasi. Pada koefisien korelasi product moment, hasilnya menunjukkan angka yang positif yang artinya hubungan antara motivasi kerja terhadap produktivitas kerja karyawan adalah searah. Pada penelitian Rosmala 2006 dalam skripsinya yang berjudul “Peranan Motivasi Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Asam Jawa, Kota Pinang” didapat hasil bahwa indikator biaya tenaga kerja yang berkorelasi positif dan memiliki peran yang sangat besar dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan, yaitu 84,8 yang dibuktikan dengan uji determinasi. Hal ini menyatakan bahwa biaya tenaga kerja yang merupakan bagian dari motivasi kerja sudah dijalankan dengan sangat baik dan sudah diterapkan pada karyawan dengan optimal. Berbeda dengan penelitian Sumiarti 2010 dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Kantor Camat Sinembah Tanjung Muda Hilir, Kabupaten Deli Serdang” didapat hasil bahwa motivasi sangat sedikit pengaruhnya terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan, yaitu sebesar 16,16 yang dibuktikan dengan uji determinasi. Hal ini menyatakan bahwa pada Kantor Camat Sinembah Tanjung Muda Hilir, Kabupaten Deli Serdang penerapan motivasi masih sangat kurang, sehingga hal ini harus lebih diperhatikan lagi oleh manajemen kantor camat tersebut. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Theoretical Mapping Penelitian Terdahulu NamaJudul PublikasiTahun Masalah Penelitian Hipotesis Metode Analisis Temuan yang dihasilkan Evi Melda Saragih Peranan Motivasi dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Pegawai studi pada Kantor Camat Raya Kabupaten Simalungun2009 1. Apakah ada peranan motivasi dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Raya Kabupaten Simalungun? Ha: Ada pengaruh peranan motivasi dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Raya Kabupaten Simalungun. H0: tidak ada pengaruh peranan motivasi dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Raya Kabupaten Simalungun. Metode analisis yang digunakan adalah analisis data kuantitatif mengguna kan rumus korelasi product moment dan koefisien determinan . Dari hasil penelitian yang diperoleh r xy = 0,636. Hal ini berarti menunjukkan ada pengaruh antara motivasi terhadap produktivitas kerja pegawai. Sedangkan seberapa besar pengaruh variabel X terhadap Y adalah 40,44, dengan demikian dapat diketahui bahwa mempunyai pengaruh yang sedang antara variabel X terhadap variabel Y. Ibriati Kartika AlimuddinPengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Studi Pada PT. Telkom Indonesia, Tbk Cabang Makassar2012 1. Apakah motivasi karyawan eksternal dan internal mempengaruhi produktivitas kerja karyawan pada PT. Telkom ? 2. Faktor yang manakah diantara motivasi eksternal dan internal yang dominan mempengaruhi produktivitas kerja di PT. 1. Diduga motivasi eksternal dan internal berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. 2. Diduga motivasi eksternal yang dominan mempengaruh i produktivitas kerja karyawan Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis regresi berganda. Motivasi eksternal dan internal berpengaruh secara simultan terhadap produktivitas kerja karyawan, dibuktikan dengan uji koefisien determinasi sebesar 47 produktivitas dipengaruhi oleh kedua variabel, sisanya 53 oleh faktor Universitas Sumatera Utara Telkom ? lain. Rosmala Sari SiregarPeranan Motivasi Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Asam Jawa, Kota Pinang2006 1. Apakah motivasi mempunyai peranan dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan PT. Asam Jawa? Motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Asam Jawa. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deduktif, metode deskriptif dan metode korelasi. Terdapat korelasi yang positif antara biaya tenaga kerja dengan peningkatan produktivitas kerja karyawan dengan angka koefisien Y sebesar 0,921 atau 92,1. Sedangkan koefisien determinan D= 0,848 84,8 bahwa peningkatan biaya tenaga kerja memiliki pengaruh kuat terhadap produktivitas kerja karyawan. Sumiarti PadangPengaruh Motivasi terhadap peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Kantor Camat Sinembah Tanjung Muda Hilir Kabupaten Deli Serdang2010 Apakah ada pengaruh motivasi terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Sinembah Tanjung Muda Hilir? Ha: Ada pengaruh peranan motivasi dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Tanjung Muda Hilir. H0: tidak ada pengaruh peranan motivasi dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Tanjung Muda Hilir. Penelitian kuantitatif dengan analisis data analisa korelasi product moment dan koefisien determinan . Dari hasil penelitian diperoleh r xy = 0,402, hal ini berarti ada pengaruh antara motivasi terhadap produktivitas kerja pegawai. Sedangkan berapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y adalah 16,16. Dengan demikian dapat diketahui bahwa mempunyai pengaruh sedang antara Universitas Sumatera Utara variabel X terhadap variabel Y, selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain. Yusdiari Devi Anggraini Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Pegawai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Langkat2010 Apakah ada pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja pegawai di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabuupaten Langkat ? Ha: terdapat pengaruh positif antara motivasi dengan produktivitas kerja pegawai. H0 : tidak terdapat positif pengaruh antara motivasi dengan produktivitas kerja pegawai. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif dan uji statistik dengan mengguna kan rumus korelasi product moment yang digunakan untuk mengkaji hubungan atau pengaruh variabel x dengan variabel y. Berdasarkan hasil koefisien korelasi antara motivasi dengan produktivitas kerja pegawai adalah 0,69 artinya hubungan antara kedua variabel positif dan kuat. Dan berdasarkan hasil determinasi bahwa produktivitas dipengaruhi oleh motivasi sebesar 47,61 sedangkan sisanya 52,3 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara 30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk yang digunakan penulis dalam penelitian ini penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif yang memberi pengaruh antara variabel independen dengan dependen. Melalui metode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang diperoleh.

3.2 Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah PT. Bismaniaga Lestari Jalan SM. Raja KM 6,5 Medan.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah keseluruhan pegawai pada PT. Bismaniaga Lestari Medan sebanyak 140 orang.

3.3.2 Sampel

Dalam penelitian ini, peneliti tidak mengambil seluruh populasi dikarenakan jumlahnya yang besar yaitu 140 orang. Untuk menentukan jumlah sampel yang diketahui populasinya, maka digunakan rumus Slovin, yaitu: Universitas Sumatera Utara