Teknik Pengujian Instrumen METODE PENELITIAN

38 3. Lembar Observasi Peneliti juga telah menyusun format observasi yang akan digunakan oleh peneliti pada saat pelaksanaan penelitian. Adapun format tersebut adalah: Tabel 3.7 Pedoman Observasi No Aspek yang diamati Deskripsi Hasil Pengamatan 1. Siswa memperhatikan guru saat melakukan pembelajaran. 2. Siswa tidak ramai sendiri pada saat proses pembelajaran berlangsung. 3. Siswa menjalankan aturan yang berlaku di kelas. 4. Aktivitas belajar siswa

F. Teknik Pengujian Instrumen

1. Validitas Validitas adalah derajat derajat yang menunjukkan di mana suatu instrument penelitian mengukur apa yang hendak diukur Sukardi, 2007:122. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: validitas rupa face validity, validitas isi content validity, dan validitas konstruk construct validity. 39 a. Validitas Rupa Face Validity Validitas rupa merupakan validitas yang menunjukkan suatu alat ukurinstrumen penelitian dari segi rupanya nampak mengukur apa yang ingin diukur Siregar, 2012:46. Validitas ini biasanya mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen penelitian. Validitas rupa di dalam penelitian ini dibagi menjadi 2, yaitu validitas rupa untuk siswa dan validitas rupa untuk guru. 1 Validitas Rupa Face Validity untuk Siswa Validitas rupa untuk siswa ini diujikan kepada siswa kelas III untuk mengetahui seberapa paham mereka atas pernyataan-pernyataan yang disusun oleh peneliti. Peneliti memilih siswa kelas bawah dikarenakan instrumen yang digunakan pada saat penilitian ditujukan kepada siswa kelas IV yang telah menerima materi yang diajarkan. 6 Validitas Rupa Face Validity untuk Guru Validitas rupa untuk guru diujikan kepada guru kelas atas, yaitu guru kelas 4. Pemilihan guru kelas 4 karena validasi dilakukan di kelas 4, sehingga guru menilai pernyataan- pernyataan yang disajikan mudah dipahami siswa atau sulit dipahami serta layak diujikan atau memerlukan perbaikan lagi. c Validitas Isi Content Validity Validitas isi content validity merupakan pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui tingkatan seberapa besar item-item 40 instrumen mewakili konsep yang diukur. Jogiyanto, 2008: 56. Mengukur validitas isi dilakukan dengan expert judgement atau dilakukan oleh yang ahli dan mengetahui tentang konsep yang akan diukur. Ahli yang dipilih oleh peneliti untuk mengukur instrumen penelitian ini adalah 2 dosen dan 1 guru guru kelas III B. Para ahli ini memberikan penilaian dan komentar terhadap instrumen penelitian yang telah disusun oleh peneliti. Terdapat 10 komponen penilaian yang diisi berdasarkan skor yang disediakan. Pedoman penskoran untuk komponen penilaian yaitu 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang. Skor dari komponen penilaian yang diberikan pada para ahli lalu dihitung totalnya. Peneliti juga menyediakan kualifikasi dari skor total yang diperoleh dari penilaian komponen tersebut. Kualifikasi dari skor total tersebut yang menentukan instrumen penelitian yang layak digunakan atau tidak layak digunakan, sehingga peneliti dapat melakukan perbaikan sebelum instrumen digunakan sebagai alat uji penelitian. d Validitas Konstruk Construct Validity Validitas Konstruk Construct Validity merupakan penilaian pada alat ukur yang dipakai mengandung suatu definisi operasional dari suatu konsep teoritis Margono, 2003:187. Pengujian validitas konstruk dapat dilakukan dengan uji empiris. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 Uji empiris langsung dilaksanakan kepada siswa dengan pembagian kuesioner sikap kedisiplinan. Peneliti melakukan uji empiris kepada siswa kelas IV di SD Negeri Nanggulan. Jumlah responden uji empiris di SD Negeri Nanggulan berjumlah 31 siswa. Jumlah tersebut memenuhi kriteria minimal untuk uji empiris yaitu paling sedikit 30 responden. Teknik penghitungan yang dilakukan oleh peneliti menggunakan teknik korelasi product-moment Pearson. Korelasi ini digunakan untuk menganalisis korelasi dua variabel X=variabel bebas, Y=variabel terikat Mundir, 2013:114. Rumus korelasi product- moment tersebut yaitu: 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n r xy            Gambar 3.2 Rumus Product Moment Keterangan: r xy = koefisien validitas X= skor butir soal Y = skor total n= jumlah responden Data yang diperoleh dari uji empiris tersebut lalu diolah untuk mengetahui pernyataan yang valid dan tidak valid. Penghitungan yang dilakukan peneliti adalah menggunakan progam SPSS 16.1. Output hasil uji empiris yang dihitung 42 menggunakan SPSS 16.1. Aitem dikatakan valid apabila nilai Pearson Correlation r hitung lebih besar dari nilai koefisensi korelasi r tabel Product Moment. Berdasarkan jumlah responden uji skala sikap kedisiplinan peneliti telah menentukan nilai koefisiensi korelasi r tabel Product Moment sebesar 0,355 untuk signifikansi 5 dan 0,456 untuk signifikansi 1. Pernyataan dapat dikatakan valid dan memiliki signifikansi 5 dan kepercayaan sebesar 95 apabila 0,355 ≤ r hitung ≤ 0,456, sedangkan untuk signifikansi 1 dan kepercayaan 99 apabila r hitung 0,456. Maka, peneliti menuliskan hasil dari SPSS 16.1 seperti dibawah ini: Tabel 3.8 Validasi Skala Sikap Kedisiplinan Kelas 3 Aspek yang Diamati Pernyataan Pearson Correlation r hitung Keterangan Kognitif Saya memahami bahwa aturan disiplin dapat membuat hidup lebih teratur .247 Tidak Valid Saya yakin bahwa aturan disiplin dapat membantu saya menjadi rajin .531 Valid, Saya menyadari pentingnya aturan yang berlaku di lingkungan yang membuat hidup lebih tertib dan aman .318 Tidak Valid PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 Saya meyakini membuat jadwal kegiatan sehari- hari dapat menjadikan hidup teratur .437 Valid, Saya mengatahui sikap disiplin penting diterapkan dalam kehidupan sehari-hari .161 Tidak Valid Saya masuk kelas tepat waktu agar tidak mengganggu pelajaran .309 Tidak Valid Saya tahu jika melaksanakan piket itu dapat menjaga kebersihan .566 Valid, Saya melupakan aturan kedisiplinan di lingkungan sekolah .038 Tidak Valid Saya tidak bersungguh- sungguh dalam melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakat .387 Valid Aturan yang dibuat membuat saya tertekan dalam melakukan berbagai macam kegiatan .220 Tidak Valid Saya memahami pentingnya menaati peraturan hanya di rumah .401 Valid PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 saja. Saya menyadari bersikap mematuhi aturan membuat hidup semakin ruwet .180 Tidak Valid Saya sadar masuk kelas tepat waktu itu membuat saya tergesa-gesa .005 Tidak Valid Saya tahu piket dapat membuat saya lelah .459 Valid Afektif Saya merasa senang ketika melaksanakan aturan di lingkungan sekitar .273 Tidak Valid Ketika diajak untuk membolos oleh teman saya menolak .338 Tidak Valid Aturan di sekolah membuat saya lebih rajin .091 Tidak Valid Apabila melanggar peraturan saya siap menerima sanksi .346 Tidak Valid Saya merasa ketekunan dalam belajar, membuat saya pandai .275 Tidak Valid Saya menghargai teman yang sedang piket dengan tidak berada di dalam kelas .459 Valid Saya senang melakukan .260 Tidak Valid PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 piket sesuai jadwal Saya bangga memakai seragam sesuai peraturan sekolah .487 Valid Saya tidak ingin melaksanakan aturan disiplin di kelas karena saya merasa bosan .379 Valid Saya tidak tertarik untuk menaati peraturan yang sudah dibuat -.142 Tidak Valid Aturan di sekolah tidak terlalu penting bagi saya .380 Valid Saya tidak mau menerima sanksi bila saya melangggar aturan .189 Tidak Valid Mencoret-coret tembok merupakan tindakan yang layak dilakukan di masyarakat karena menyalurkan rasa seni .055 Tidak Valid Saya tertarik ajakan teman untuk membolos saat pelajaran yang tidak saya sukai .320 Tidak Valid Saya senang membuang sampah di laci kelas .079 Tidak Valid Saya senang memakai seragam bebas ke sekolah .365 Valid PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 Konatif Saya sudah melaksanakan piket di kelas sesuai dengan jadwal .589 Valid Saya datang ke sekolah tepat waktu .729 Valid Saya mengumpulkan tugas tepat waktu .538 Valid Saya melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakat dengan sungguh-sungguh. .455 Valid Saya berniat memperhatikan penjelasan guru saat pelajaran di kelas .808 Valid Saya mematikan televisi ketika sedang belajar .173 Tidak Valid Saya membuat jadwal kegiatan sehari-hari agar hidup lebih teratur .384 Valid Saya setiap hari masuk kelas tepat waktu agar tidak ketinggalan pelajaran .330 Tidak Valid Saya memakai seragam sesuai peraturan sekolah agar tidak mendapat sanksi .570 Valid Saya mengerjakan tugas .054 Tidak Valid PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 jika saya diingatkan Saya membiarkan teman yang melanggar peraturan .236 Tidak Valid Saya datang terlambat ke sekolah .113 Tidak Valid Saya tidak bersungguh- sungguh dalam melaksanakan aturan yang dituliskan -.118 Tidak Valid Saya mencontek ketika ulangan, demi memperoleh nilai baik .448 Valid Saya malas untuk bangun pagi .620 Valid Saya terpaksa melakukan piket kelas .-.007 Tidak Valid Saya malas mengerjakan pekerjaan rumah karena menyita waktu bermain saya -.148 Valid Berdasarkan tabel validasi di atas dapat disimpulkan aitem pernyataan yang valid ditandai dengan bintang satu untuk signifikansi sebesar 0,05 atau kepercayaan 95 dan bintang dua untuk signifikansi sebesar 0,01 atau kepercayaan 99, peneliti menyimpulkan ke dalam tabel di bawah ini: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 Tabel 3.9 Pernyataan Skala Sikap Kedisiplinan Yang Valid Aspek yang Diamati Pernyataan Pearson Correlation Keterangan Kognitif Saya yakin bahwa aturan disiplin dapat membantu saya menjadi rajin .531 Valid, tingkat kepercayaan 99 Saya meyakini membuat jadwal kegiatan sehari- hari dapat menjadikan hidup teratur .437 Valid, tingkat kepercayaan 95 Saya tahu jika melaksanakan piket itu dapat menjaga kebersihan .566 Valid, tingkat kepercayaan 99 Saya tidak bersungguh- sungguh dalam melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakat .387 Valid, tingkat kepercayaan 95 Saya memahami pentingnya menaati peraturan hanya di rumah saja. .401 Valid, tingkat kepercayaan 95 Saya tahu piket dapat membuat saya lelah .459 Valid, tingkat kepercayaan 99 Afektif Saya menghargai teman yang sedang piket dengan tidak berada di dalam kelas .459 Valid, tingkat kepercayaan 99 49 Saya bangga memakai seragam sesuai peraturan sekolah .487 Valid, tingkat kepercayaan 99 Saya tidak ingin melaksanakan aturan disiplin di kelas karena saya merasa bosan .379 Valid, tingkat kepercayaan 95 Aturan di sekolah tidak terlalu penting bagi saya .380 Valid, tingkat kepercayaan, 95 Saya senang memakai seragam bebas ke sekolah .365 Valid, tingkat kepercayaan 95 Konatif Saya sudah melaksanakan piket di kelas sesuai dengan jadwal .589 Valid, tingkat kepercayaan 99 Saya datang ke sekolah tepat waktu .729 Valid, tingkat kepercayaan 99 Saya mengumpulkan tugas tepat waktu .538 Valid, tingkat kepercayaan 99 Saya melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakat dengan sungguh-sungguh. .455 Valid, tingkat kepercayaan 95 Saya berniat memperhatikan penjelasan guru saat pelajaran di kelas .808 Valid, tingkat kepercayaan 99 50 Saya membuat jadwal kegiatan sehari-hari agar hidup lebih teratur .384 Valid, tingkat kepercayaan 95 Saya memakai seragam sesuai peraturan sekolah agar tidak mendapat sanksi .570 Valid, tingkat kepercayaan 99 Saya mencontek ketika ulangan, demi memperoleh nilai baik .448 Valid, tingkat kepercayaan 95 Saya malas untuk bangun pagi .620 Valid, tingkat kepercayaan 99 Berdasarkan tabel diatas, maka aitem yang memiliki tingkat kepercayaan sebesar 95 sebanyak 9 pernyataan dan aitem yang memiliki tingkat kepercayaan sebesar 99 sebanyak 11 pernyataan. Jadi, secara keseluruhan aitem yang valid terdapat 20 pernyataan skala sikap yang terdiri aspek kognitif, afektif, dan konatif. 2. Reliabilitas Reliabilitas disebut juga konsistensi atau keajegan. Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur Sukardi, 2007:127. Peneliti menggunakan rumus penghitungan Cronbach alpha. Conbrach alpha dapat digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen skala Likert atau 51 instrumen yang item-itemnya dalam bentuk esai Usman dan Akbar, 2006: 291, rumusnya adalah: α = k ∑s i 2 s i 2 keterangan: α = Cronbach’s koefficient alpha k = jumlah pecahan ∑s 2 i = jumlah varians skor total s 2 i = varians responden untuk item ke i Pengujian keputusan pada hasil uji reliabilitas peneliti menggunakan tabel kriteria koefisien reliabilitas menurut Masidjo 1995. Berikut adalah tabel kriteria koefisien reliabitas: Tabel 3.10 Kriteria Koefisien Reliabitias Interval Koefisien Reliabilitas Kualifikasi 0,91 – 1,00 Sangat tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah Negatif – 0,20 Sangat rendah Berdasarkan tabel di atas apabila penghitungan reliabitas menggunakan Cronbach alpha memperoleh hasil 0,91-1,00 maka intrumen penelitian yang digunakan memiliki koefisien sangat tinggi. Hasil penghitungan reliabitas memperoleh 0,71-0,90 maka instrumen penelitian yang digunakan memiliki koefisien tinggi. Hasil 52 penghitungan reliabilitas menunjukkan angka 0,41-0,70 maka instrumen penelitian yang digunakan memiliki koefisien cukup. Hasil penghitungan reliabilitas menunjukkan angka 0,21-0,40 maka instrumen penelitian yang digunakan memiliki koefisien rendah. Hasil penghitungan reliabilitas menunjukkan negatif-0,20 maka instrumen penelitian yang digunakan memiliki koefisien sangat rendah. Reliabilitas dari uji validasi skala sikap kedisiplinan dihitung menggunakan SPSS 16.1diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.11 Hasil Reliabiliatas Skala Sikap Kedisiplinan Kelas 3 Berdasarkan tabel di atas, reliabitas aitem skala sikap kedisiplinan diperoleh hasil sebesar 0,867, apabila dilihat pada tabel koefisien reliabilitas menurut Masidjo 1995 termasuk dalam kualifikasi tinggi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa skala sikap kedisiplinan kelas 3 memiliki reliabilitas yang tinggi, yang menandakan bahwa aitem-aitem pernyataannya memiliki taraf kepercayaan, ketepatan dan ketelitian yang tinggi untuk diujikan. Reliability Statistics Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items .856 .867 20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53

G. Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

ANALISIS IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR).

0 3 29

Pengembangan modul IPA ``Ayo Cinta Lingkungan`` untuk siswa kelas III SDN Babarsari Yogyakarta menggunakan pendekatan paradigma pedagogi reflektif.

0 0 2

Peningkatan sikap kedisiplinan dalam pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran paradigma pedagogi reflektif bagi siswa kelas III reflektif di SD Kanisius Kintelan.

7 53 249

Peningkatan sikap kedisiplinan dalam pembelajaran PKn menggunakan model paradigma pedagogi reflektif bagi siswa kelas III SDN Kledokan.

3 41 229

Peningkatan sikap kedisiplinan pada pembelajaran PKn menggunakan model paradigma pedagogi reflektif bagi siswa kelas III Di SD Kanisius Kadirojo tahun ajaran 2015/2016.

2 9 230

Peningkatan sikap nasionalisme dalam pembelajaran PKn dengan model problem based learning bagi kelas V A di SD Negeri Nanggulan.

0 4 259

Perbedaan prestasi belajar kelas V SDN Demangan Yogyakarta atas penerapan model pembelajaran berbasis paradigma pedagogi reflektif.

0 11 320

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada mata pelajaran PKN dalam meningkatkan kesadaran siswa akan nilai kedisiplinan kelas II SD Negeri Sarikarya.

0 0 2

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada mata pelajaran PKN dalam meningkatkan kesadaran siswa akan nilai kedisiplinan kelas II SD Negeri Sarikarya

0 6 261

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada mata pelajaran PKN dalam meningkatkan kesadaran siswa akan nilai kedisiplinan kelas II SDK Jetisdepok tahun 2013/2014 - USD Repository

0 0 237