3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner dibagikan melalui tatap muka untuk pengguna di Universitas Sanata Dharma di
setiap program studi yang berbeda. Menurut Iskandar 2009, kuesioner merupakan alat pengumpulan data yang diimplementasikan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan kepada responden untuk dijawab. Penelitian ini mengadaptasi elemen dari studi empiris sebelumnya untuk
memvalidasi skala yang digunakan Luarn Lin, 2005. Selain itu, kuesioner termasuk pertanyaan demografis tentang jenis kelamin, usia dan tingkat
pengalaman menggunakan Exelsa. Item ini diukur dengan menggunakan skala perbedaan semantik 7 poin. Teknik pengukuran ini dikenalkan oleh Charles
Osgood 1957 yang menekankan pada aspek semantik sebuah kata. Teknik perbedaan semantik merupakan penyempurnaan dari skala likert yang tidak
mampu menjangkau respon yang bersifat multidimensi. Respon skala perbedaan semantik terdiri dari 3 dimensi, yaitu:
3.4.1. Dimensi evaluasi baik–buruk
Penilaian subyek terkait dengan baik-buruknya topik stimulus yang disajikan, termasuk juga di dalamnya perasaan subyek senang
–marah atau penilaian kualitas cantik
–jelek, kasar–lembut, atau moral bijak–jahat. Buruk
1 2
3 4
5 6
7 Baik
Kejam 1
2 3
4 5
6 7
Ramah Jelek
1 2
3 4
5 6
7 Indah
Sedih 1
2 3
4 5
6 7
Senang Tidak berharga
1 2
3 4
5 6
7 Berharga
3.4.2. Dimensi potensi kuat–lemah
Penilaian mengenai kekuatan yang dikandung oleh stimulus. Penilaian ini memuat tentang kapasitas stimulus tinggi-rendah, besar-kecil, dalam-
dangkal, berat-ringan. Lemah
1 2
3 4
5 6
7 Kuat
Kecil 1
2 3
4 5
6 7
Besar Lembut
1 2
3 4
5 6
7 Kasar
Dangkal 1
2 3
4 5
6 7
Dalam Sederhana
1 2
3 4
5 6
7 Kompleks
3.4.3. Dimensi aktivitas aktif-pasif
Penilaian mengenai muatan aktivitas yang dikandung stimulus, misalnya:
cepat-lambat, tenang-riuh, acak-teratur. Pasif
1 2
3 4
5 6
7 Aktif
Lambat 1
2 3
4 5
6 7
Cepat Diam
1 2
3 4
5 6
7 Berisik
Redup 1
2 3
4 5
6 7
Terang Dingin
1 2
3 4
5 6
7 Panas
Menurut Arikunto 2010 bahwa kualitas instrument akan menentukan kualitas data yang terkumpul. Instrument penelitian memiliki dua syarat utama
yang wajib dipenuhi yaitu memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas Azwar, 2012. Alat ukur yang tidak reliable atau tidak valid akan memberikan informasi
yang tidak akurat mengenai keadaan subyek penelitian.
3.4.1 Pengujian Validitas
Menurut Jogiyanto 2007, validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang inti atau arti sebenarnya yang
diukur. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Validitas dapat dilakukan dengan mengkorelasikan antar skor item instrument dengan skor total seluruh item pertanyaan. Pengujian validitas ini menggunakan
uji validitas Product Moment Pearson Correlation dengan cara menghubungkan masing-masing skor item dengan skor total yang diperoleh dalam penelitian.
Dalam uji validitas ini, dasr pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: 3.4.1.1
Jika nilai r hitung lebih besar atau sama dengan nilai r tabel, maka instrumen penelitian dinyatakan valid.
3.4.1.2 Jika nilai r hitung lebih kecil dari nilai r tabel, maka instrumen penelitian
dinyatakan tidak valid.
3.4.2 Pengujian Reliabilitas