menghentikan pekerjaan, karena pengukuran dilakukan setelah subjek berhenti bekerja. Denyut nadi pemulihan P dihitung pada akhir 30 detik menit pertama,
kedua dan ketiga P1, P2, P3. Rerata dari ketiga nilai tersebut dihubungkan dengan total cardiac cost dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika P1 – P3
≥ 10 atau P1, P2, P3 seluruhnya 90, nadi pemulihan normal. 2.
Jika rerata P1 yang tercatat ≤ 110, dan P1 – P3 ≥ 10, maka beban kerja tidak
berlebihan not excessive. 3.
Jika P1 – P3 10 dan Jika P3 90, perlu redesaian pekerjaan. Laju pemulihan denyut nadi dipengaruhi oleh nilai absolue denyut nadi
pada ketergantungan pekerjaan the interruption of work, tingkat kebugaran individual fitness dan pemaparan lingkungan panas. Jika pemulihan nadi tidak
segera tercapai maka diperlukan redesain pekerjaan untuk mengurangi tekanan fisik. Redesain tersebut dapat berupa variabel tunggal maupun variabel
keseluruhan dari variabel bebas task tugas, organisasi kerja dan lingkungan kerja yang menyebabkan beban kerja tambahan.
3.7. Proses Metabolisme
5
Proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh manusia merupakan phase yang paling penting sebagai penghasil energi yang diperlukan untuk kerja fisik.
Proses metabolisme ini bisa dianalogikan dengan proses pembakaran yang dijumpai dalam mesin motor bakar combustion engine. Lewat proses
metabolisme akan dihasilkan panas dan energi yang diperlukan untuk kerja fisik
5
Wignjosoebroto, Sritomo. Op.Cit. Hal 272-274.
Universitas Sumatera Utara
mekanis lewat sistem otot manusia. Disini zat-zat makanan akan bersenyawa dengan O
2
oxygen yang dihirup, terbakar dan menimbulkan panas serta energi mekanik.
Dalam literatur Ergonomi, besarnya energi yang dihasilkandikonsumsikan akan dinyatakan dalam unit satuan “kilo kalori atau Kkal” atau “Kilo Joules KJ”
1 Kilokalori Kkal = 4,2 KiloJoule KJ Nilai konversi di atas akan dapat berguna bilamana nilai konsumsi energi
diberikan dalam unit satuan “watt” 1 watt = 1 jouledetik Selanjutnya dalam fisiologi kerja, energi yang dikonsumsikan seringkali
bisa diukur secara langsung yaitu melalui konsumsi O
2
oxygen yang dihisap. Dalam hal ini konversi bisa dinyatakan sebagai berikut:
1 liter O
2
= 4,8 Kkal = 20 KJ Untuk mengetahui besar kerja fisik adalah dengan membandingkan
konsumsi oksigen dengan laju detak nadijantung, dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Operator laki-laki yang melakukan aktivitas manual fisik dengan pulsa 75
denyutmenit akan ekuivalen dengan konsumsi oksigen 0,5 litermenit atau sepadan dengan pengeluaran energi 2,5 Kkalmenit. Perlu dicatat bahwa
pulsa denyut jantung wanita umumnya akan berdenyut lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki sekitar 10 denyutmenit lebih tinggi
2. Bila tidak ada kegiatan fisik dilakukan, misalnya dalam kondisi istirahat,
biasanya pulsa akan sebesar 62 denyutmenit, dimana hal ini akan
Universitas Sumatera Utara
ekuivalen dengan konsumsi oksigen sebesar 250 mlmenit atau sepadan dengan pengeluaran energi sebesar 1,25 Kkalmenit.
Pengukuran detak jantung sangat sensitif terhadap temperatur dan tekanan emosi manusia, disisi lain pengukuran konsumsi oksigen pada dasarnya tidak
banyak dipengaruhi oleh perbedaan karakteristik individu yang akan diukur. Dari banyak penelitian yang dilakukan ternyata indeks paling berpengaruh
terhadap Angka Metabolisme Basal AMB adalah berat badan dan umur. Dengan menggunakan rumus regresi linier, FAOWHOUNU1985 telah mengeluarkan
rumus untuk menaksir nilai AMB dari berat badan, dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Rumus untuk Menentukan Nilai Metabolisme Basal AMB Kelompok Umur
Tahun BMR kkalhari
Pria Wanita
0-3 60,9 B + 54
61,0 B + 51 3-10
22,7 B + 495 22,5 B + 499
10-18 17,5 B + 651
12,2 B + 746 18-30
15,3 B + 679 14,7 B + 496
30-60 11,6 B + 879
8,7 B + 829 ≥ 60
13,5 B + 487 10,5 B + 596
Keterangan : B = Berat Badan kg Sumber : FAO WHO UNU, Energi and protein Requirements 1985.
3.8. Kelelahan Kerja