Pada pembentukan Kabinet Pembangunan II, Depnaker diperluas menjadi Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi,
sehingga ruang lingkup tugas dan fungsinya tidak hanya mencakup permasalahan ketenagakerjaan tetapi juga mencakup permasalahan
ketransmigrasian dan pengkoperasian. Susunan organisasi dan tata kerja Departemen Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi diatur melalui
Kepmen Nakertranskop Nomor Kep 1000Men1975 yang mengacu kepada KEPPRES No 44 Tahun 1974.
Pada Kabinet Pembangunan III, unsur koperasi dipisahkan dari Departemen Tenaga kerja, Transmigrasi dan Koperasi, sehingga menjadi
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Depnakertrans. Dalam masa bakti Kabinet Pembangunan IV dibentuk Departemen
Transmigrasi, sehingga unsur transmigrasi dipisah dari Depnaker. Susunan organisasi dan tata kerja Depnaker ditetapkan dengan
Kepmennaker No. Kep 199Men1984 sedangkan susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Transmigrasi Nomor : Kep-55AMen1983.
Pada masa reformasi Departemen Tenaga Kerja dan Departemen Transmigrasi kemudian bergabung kembali pada tanggal 22 Februari
2001. Usaha penataan organisasi Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi terus dilakukan dengan mengacu kepada Keputusan
Presiden RI Nomor 47 Tahun 2002 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja. Selanjutnya, pada
pemerintahan Kabinet Bersatu jilid II, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi berganti nama menjadi Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi yang dipimpin oleh seorang Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
4.1.2 Visi dan Misi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Visi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah Terwujudnya Tenaga Kerja dan Masyarakat Transmigrasi yang
Produktif, Kompetitif dan Sejahtera. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai Misi, yaitu :
1. Perluasan kesempatan kerja dan peningkatan pelayanan penempatan tenaga kerja serta penguatan informasi pasar kerja dan bursa kerja.
2. Peningkatan kompetensi ketrampilan dan produktivitas tenaga kerja dan masyarakat transmigrasi.
3. Peningkatan pembinaan hubungan industrial serta perlindungan sosial tenaga kerja dan masyarakat transmigrasi.
4. Peningkatan pengawasan ketenagakerjaan. 5. Percepatan dan pemerataan pembangunan wilayah dan,
6. Penerapan organisasi yang efisien, tatalaksana yang efektif dan terpadu dengan prinsip kepemerintahan yang baik good
governance, yang didukung oleh penelitian, pengembangan dan pengelolaan informasi yang efektif.
4.1.3 Struktur Organisasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dipimpin oleh seorang Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagai pimpinan
tertinggi, dibantu oleh Sekretariat Jenderal yang menangani hal-hal yang bersifat administratif kepada seluruh unit organisasi di lingkungan
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Inspektorat Jenderal yang mempunyai tugas pengawasan intern. Para staf ahli berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri dan secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal. Staf ahli mempunyai tugas
memberikan tugas memberikan telaahan kepada Menteri mengenai masalah tertentu.
Susunan organisasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi terdiri atas Lampiran 2:
1. Sekretariat Jenderal a. Biro Perencanaan
b. Biro Keuangan c. Biro Organisasi dan Kepegawaian
d. Biro Hukum e. Biro Umum
2. Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas a. Sekretariat Direktorat Jenderal
b. Direktorat Standardisasi Kompetensi dan Program Pelatihan c. Direktorat Bina Lembaga dan Sarana Pelatihan Kerja
d. Direktorat Bina Instruktur dan Tenaga Pelatihan e. Direktorat Bina Pemagangan
f. Direktorat Produktivitas dan Kewirausahaan 3. Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja
a. Sekretariat Direktorat Jenderal b. Direktorat Pengembangan Pasar Kerja
c. Direktorat Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri d. Direktorat Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri
e. Direktorat Perluasan Kesempatan Kerja dan dan Pengembangan Tenaga Kerja Sektor Informal
f. Direktorat Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing 4. Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan
Sosial Tenaga Kerja a. Sekretariat Direktorat Jenderal
b. Direktorat Persyaratan Kerja, Kesejahteraan dan Analisis Diskriminasi
c. Direktorat Kelembagaan dan Pemasyarakatan Hubungan Industrial
d. Direktorat Pengupahan dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja e. Direktorat Pencegahan dan Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial 5. Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
a. Sekretariat Direktorat Jenderal b. Direktorat Pengawasan Norma Kerja dan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja c. Direktorat Pengawasan Norma Kerja Perempuan dan Anak
d. Direktorat Pengawasan Norma dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
e. Direktorat Bina Penegakan Hukum 6. Direktorat Jenderal Pembinaan Pembangunan Kawasan
Transmigrasi a. Sekretariat Direktorat Jenderal
b. Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Kawasan Transmigrasi
c. Direktorat Penyediaan Tanah Transmigrasi d. Direktorat Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Kawasan Transmigrasi e. Direktorat Fasilitas Penempatan Transmigrasi
f. Direktorat Partisipasi Masyarakat 7. Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan
Kawasan Transmigrasi a. Sekretariat Direktorat Jenderal
b. Direktorat Perencanaan Teknis Pengembangan Masyarakat dan Kawasan
c. Direktorat Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Masyarakat
d. Direktorat Pengembangan Usaha e. Direktorat Pengembangan Sarana dan Prasarana Kawasan
f. Direktorat Penyerasian Lingkungan 8. Inspektorat Jenderal
9. Badan Penelitian, Pengembangan, dan Informasi 10. Staf Ahli
a. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Manusia b. Staf Ahli Bidang Kependudukan dan Otonomi Daerah
c. Staf Ahli Bidang Pengembangan Wilayah d. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga
e. Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional
4.2. Analisis Deskriptif