bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau gangguan fisik.
Keselamatan dan kesehatan kerja menunjukan kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh
lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Kondisi fisiologis-fisikal meliputi penyakit-penyakit dan kecelakaan kerja seperti cedera, kehilangan
nyawa atau anggota badan. Kondisi-kondisi psikologis diakibatkan oleh stress pekerjaan dan kehidupan kerja yang berkualitas rendah. Hal ini
meliputi ketidakpuasan, sikap menarik diri, kurang perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan dan kecenderungan untuk mudah putus asa
terhadap hal-hal yang remeh Rivai, 2006.
2. 3. 1. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menurut Mangkunegara 2001, tujuan keselamatan dan kesehatan
kerja adalah sebagai berikut :
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan
kerja baik secara fisik, sosial dan psikologis. b.
Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik- baiknya dan seefektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
gizi pegawai. e.
Agar meningkatkan kegairahan, keserasian dan partisipasi kerja. f.
Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
Menurut Rivai 2006, tujuan dan pentingnya keselamatan kerja meliputi :
a. Meningkatnya produktivitasnya karena menurunnya jumlah hari
kerja yang hilang. b.
Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang berkomitmen. c.
Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.
d. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih
rendah karena menurunnya pengajuan klaim. e.
Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan.
f. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra
perusahaan. Perusahaan yang dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan
kerja, penyakit dan hal-hal yang berkaitan dengan stres serta mampu meningkatkan kualitas kehidupan kerja para pekerjanya, maka
perusahaan tersebut akan semakin efektif Rivai, 2006.
2. 3. 2. Program K3
Menurut Miner dalam Ilham 2002, ada dua aspek yang digunakan untuk mengatasi K3, yakni Safety Psychology menitikberatkan pada
usaha mencegah kecelakaan itu terjadi dan Industrial Clinical Psychology menitikberatkan pada kinerja karyawan yang menurun,
sebab-sebab penurunan dan bagaimana mengatasinya. Faktor-faktor dari kedua aspek tersebut dijabarkan sebagai berikut :
a. Safety Psychology terdiri dari 6 faktor, yaitu : 1. Laporan dan Statistik Kecelakaan
Laporan dan statistik mengenai jumlah kecelakaan yang terjadi ditempat kerja. Dengan adanya laporan dan statistik kecelakaan
kerja, perusahaan akan memiliki gambaran mengenai potensi terjadinya kecelakaan kerja dan cara mengantisipasinya.
2. Pendidikan dan Pelatihan K3 Pelatihan yang diadakan perusahaan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja. 3. Publikasi dan Kontes K3
Publikasi keselamatan kerja bertujuan untuk mengingatkan memotivasi karyawan agar menyadari akan pentingnya
keselamatn dan kesehatan kerja. Kontes keselamatan kerja bertujuan untuk memotivasi karyawan agar selalu menerapkan
K3 sewaktu bekerja.
4. Kontrol terhadap Lingkungan Kerja Kontrol lingkungan kerja bertujuan untuk melindungi karyawan
dari bahaya kecelakaan kerja yang mungkin terjadi dan menciptakan kondisi atau lingkungan kerja yang aman dan
nyaman. 5. Inspeksi dan Disiplin
Inspeksi dan disiplin adalah pengawasan terhadap lingkungan kerja dan perilaku karyawan.
6. Peningkatan Kesadaran K3 Peningkatan kesadaran K3 merupakan usaha perusahaan dalam
mensukseskan program K3. Adanya komitmen yang kuat dan perhatian yang besar dari manajemen perusahaan dapat
memotivasi karyawan untuk mengutamakan keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja.
b. Industrial Clinical Psychology terdiri dari dua faktor, yaitu : 1. Konseling
Pembimbingan yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kembali motivasi kerja karyawan setelah diketahui adanya
penurunan produktivitas dari karyawan tersebut. 2. Employee Assistance Program
Pembimbingan secara insentif yang dilakukan untuk menangani berbagai macam masalah yang dihadapi karyawan terutama
yang berhubungan dengan perilaku karyawan.
2. 3. 3. Sistem Manajemen K3