9
di air tawar. Ikan cucut juga dapat hidup di perairan dengan tingkat salinitas yang bervariasi eurohalin, baik di laut dekat pantai inshore dan laut lepas offshore,
dan terdiri dari berbagai ukuran dan jenis. Distribusi geografis ikan cucut sangatlah luas. Ikan cucut dapat ditemukan di
lautan tropis maupun subtropis bahkan perairan dingin, dan dapat ditemukan pada kolom air permukaan sampai dengan perairan dengan kedalaman 3000 meter Priede
et al. 2006 dalam Camhi et al. 2008. Teridentifikasi lebih dari 30 jenis ikan cucut dan pari yang terdapat di Samudera Hindia Sainsbury et al. 1985 dalam Rahardjo
2007.
2.6. Nisbah Kelamin
Nisbah kelamin atau rasio kelamin sex ratio memberi gambaran proporsi perbandingan jantan dan betina dari satu populasi Effendi 1979. Secara alamiah
perbandingannya adalah satu berbanding satu. Namun di lapangan sering terjadi perbandingan nisbah kelamin yang tidak seimbang. Hal ini umumnya disebabkan
karena adanya tingkah laku ikan menurut jenis kelamin, kondisi lingkungan, penangkapan ikan dll.
Camhi et al. 2008 menyatakan nisbah kelamin dari beberapa jenis cucut yaitu Carcharodon carcharias, Carcharinus falciformis, dan Carcharinus
longimanus hampir mendekati ideal 1:1 dengan betina yang seringkali jumlahnya sedikit lebih banyak. Namun Goldman Musick 2008 dalam Camhi et al. 2008
mengatakan bahwa terjadi perbedaan proporsi kelamin pada cucut Lamna ditropis yang melakukan migrasi di Samudera Pasifik Utara. Cucut Lamna ditropis jantan
jauh lebih dominan dari cucut betina di Samudera Pasifik bagian barat Western North Pacific, sedangkan sebaliknya ikan cucut betina jauh lebih dominan dari
cucut jantan di Samudera Pasifik bagian timur Eastern North Pacific.
2.7. Pendugaan Parameter Pertumbuhan
Studi tentang pertumbuhan pada dasarnya menyangkut penentuan ukuran badan sebagai suatu fungsi dari umur. Di perairan beriklim sedang, data komposisi
umur diperoleh melalui perhitungan lingkaran-lingkaran pada sisik keras otolit.
10
Lingkaran ini terbentuk karena adanya perbedaan yang sangat kontras pada lingkungan dari musim dingin ke musim panas dan sebaliknya. Namun pada daerah
beriklim tropis seperti Indonesia, pendugaan umur dengan metode perhitungan lingkaran otolit sangat sulit dilakukan karena lingkungan di Indonesia relatif stabil
sepanjang tahun Suanda 2003. Beberapa metode numerik telah dikembangkan yang memungkinkan
dilakukan konversi atas data frekuensi panjang ke dalam komposisi umur. Data frekuensi panjang yang disampling dan dianalisa dengan benar dapat
memperkirakan parameter pertumbuhan yang digunakan dalam pendugaan stok spesies tunggal Pauly 1988 dalam Suanda 2003.
Parameter pertumbuhan dapat diduga menggunakan metode Plot Ford Walford yang merupakan penurunan dari model Von Bertalanffy. Analisis
menggunakan metode Plot Ford Walford membutuhkan data panjang rata-rata dari beberapa kelompok ukuran, yang kemudian akan dipisahkan menggunakan metode
NORMSEP. Parameter-parameter yang dikaji dalam menduga pertumbuhan adalah panjang asimtotik L
∞
yang merupakan panjang maksimum yang tidak dapat dicapai ikan secara teoritis, koefisien pertumbuhan K, dan t
yang merupakan umur teoritis pada saat panjang ikan sama dengan nol Sparre dan Venema 1999. Namun
untuk ikan cucut, sedikitnya jumlah contoh, serta contoh yang di dominasi oleh satu ukuran kelompok saja, dapat menyebabkan hasil pendugaan parameter pertumbuhan
menjadi kurang akurat jika menggunakan persamaan Von Bertalanffy Cailliet dan Tanaka 1990 dalam Goldman 2005. Selain itu pendugaan t
dinilai kurang memberikan informasi yang berguna, sehingga beberapa peneliti lebih sering
melakukan pendugaan pada ukuran ikan saat dilahirkan L dibanding t
Cortes dan Bethea 2003 dalam Goldman 2005.
2.8. Eksploitasi Cucut