Panas sangat penting untuk meningkatkan temperatur bahan yang masuk ke dalam biodigester dan untuk mengganti kehilangan panas dari permukaan
biodigester. Kehilangan panas pada biodigester dapat diatasi dengan meminimalkan kehilangan panas dari bahan. Misalnya, kotoran sapi segar
memiliki temperatur 35 C Apabila jarak waktu antara tubuh ternak dan
biodigester dapat diminimalkan, kehilangan panas dari kotoran dapat dikurangi dan panas yang dibutuhkan untuk mencapai 35
C lebih sedikit.
2.7.2 Ketersediaan Unsur Hara
Bakteri Anaerobik membutuhkan nutrisi sebagai sumber energi yang mengandung nitrogen, fosfor, magnesium, sodium, mangan, kalsium dan kobalt
. Level nutrisi harus sekurangnya lebih dari konsentrasi optimum yang dibutuhkan
oleh bakteri metanogenik, karena apabila terjadi kekurangan nutrisi akan menjadi penghambat bagi pertumbuhan bakteri. Penambahan nutrisi dengan bahan yang
sederhana seperti glukosa, buangan industri, dan sisa sisa tanaman terkadang diberikan dengan tujuan menambah pertumbuhan di dalam digester. Walaupun
demikian kekurangan nutrisi bukan merupakan masalah bagi mayoritas bahan, karena biasanya bahan memberikan jumlah nutrisi yang mencukupi Gunerson
and Stuckey, 1986. Nutrisi yang penting bagi pertumbuhan bakteri, dapat bersifat toksik
apabila konsentrasi di dalam bahan terlalu banyak. Pada kasus nitrogen berlebihan, sangat penting untuk mempertahankan pada level yang optimal untuk
mencapai digester yang baik tanpa adanya efek toksik Gunerson and Stuckey, 1986.
2.7.4 Derajat Keasaman pH
Derajat keasaman memiliki efek terhadap aktivasi biologi dan mempertahankan pH agar stabil penting untuk semua kehidupan. Kebanyakan dari
proses kehidupan memiliki kisaran pH antara 5-9. Nilai pH yang dibutuhkan untuk digester antara 7-8,5. Bila proses tidak dimulai dengan membibitkan bakteri
methan, seperti memasukkan kotoran hewan ke dalam kolam, kondisi buffer tidak akan tercipta dan perubahan yang terjadi adalah: selama tahap awal dari proses
sekitar 2 minggu, pH akan turun hingga 6, atau lebih rendah, ketika sejumlah CO
2
diberikan. Hal ini akan terjadi selama 3 bulan dengan penurunan keasaman yang lambat 6 bulan pada cuaca yang dingin selama waktu itu ikatan asam volatile
dan nitrogen terbentuk . Seperti pada pencernaan, karbondioksida dan metana diproduksi dan pH
perlahan meningkat hingga 7. Ketika campuran menjadi berkurang keasamannya maka fermentasi metanalah yang mengambil alih proses pencernaan. Sehingga
nilai pH meningkat diatas netral hingga 7,5 – 8,5. Setelah itu campuran menjadi buffer yang mantap well buffered, dimana bila dimasukkan asambasa dalam
jumlah yang banyak, campuran akan stabil dengan sendirinya pada pH 7,5 – 8,5 Buyukkamaci dan Filibeli, 2004.
Apabila campuran sudah mantap, ini memungkinkan untuk menambah sejumlah kecil bahan secara berkala dan dapat mempertahankan secara konstan
produksi gas dan sludge pada digester aliran kontinyu. Bila bahan dimasukkan tidak teratur digester tipe batch, enzim akan terakumulasi sehingga padatan
organik menjadi jelek dan produksi metana terhenti. Pertumbuhan bakteri penghasil gas metana akan baik bila pH bahannya pada keadaan alkali basa. Bila
proses fermentasi berlangsung dalam keadaan normal dan anaerobik, maka pH akan secara otomatis berkisar antara 7-8,5. Bila derajat keasaman lebih kecil atau
lebih besar dari batas, maka bahan tersebut akan mempunyai sifat toksik terhadap bakteri metanogenik Buyukkamaci dan Filibeli, 2004.
Derajat keasaman dari bahan didalam digester merupakan salah satu indikator bagaimana kerja digester. Derajat keasaman dapat diukur dengan pH
meter atau kertas pH. Untuk bangunan digester yang kecil, pengukuran pH dapat diambil dari keluaraneffluent digester atau pengambilan sampel dapat diambil di
permukaan digester apabila telah terpasang tempat khusus pengambilan sampel.
2.7.5 Penghambat Nitrogen dan Ratio Carbon Nitrogen