Berdasarakan delapan tipe belajar dan 4 fase pebelajaran yang diungkapkan oleh Gagne maka untuk belajar pemahaman konsep dalam suatu
kelas hendaknya: 1
Agar respon siswa terhadap pembelajaran menjadi baik maka suasana pembelajaran harus diatur dengan kegiatan yang menyenangkan dan
melibatkan siswa secara aktif. 2
Pada pembelajaran penemuan hendaknya disajikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep yang dipelajari.
3 Dalam penyajian contoh dan bukan contoh hendaknya dihubungkan dengan
konsep sebelumnya yang terkait. 4
Kemudian untuk dapat mengklasifikasikan konsep dari suatu hal yang sama melalui contoh dan bukan contoh siswa dibimbing untuk memahami sifat-
sifat suatu konsep.
2.2.2.4. Teori Ausubel
Menurut Ausubel sebagaimana dikutip oleh Dahar 1989, belajar bermakna merupakan suatu proses mengkaitkan informasi baru dengan konsep-
konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Ausubel mengklasifikasikan belajar kedalam dua demensi sebagai berikut:
1 Demensi-1, tentang cara penyajian informasi atau materi kepada siswa.
Demensi ini meliputi belajar penerimaan yang menyajikan informasi itu dalam bentuk final dan belajar penemuan yang mengharuskan siswa untuk
menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang diajarkan.
2 Demensi-2, tentang cara siswa mengkaitkan materi yang diberikan dengan
struktur kognitif yang telah dimilikinya. Jika siswa dapat menghubungkan atau mengkaitkan informasi itu pada pengetahuan yang telah dimilikinya
maka dikatakan terjadi belajar bermakna. Tetapi jika siswa menghafalkan informasi baru tanpa menghubungkan pada konsep yang telah ada dalam
struktur kognitifnya maka dikatakan terjadi belajar hafalan. Jadi dalam suatu pembelajaran harus diperhatikan dua dimensi tersebut
yaitu cara penyajian dan cara siswa mengkaitkan materi yang diberikan dengan struktur kognitif yang telah dimilikinya. Suatu pembelajaran yang ideal adalah
pembelajarn yang disajikan secara penemuan melalui pembelajaran bermakna. Untuk menerapkan teori Ausubel dalam mengajar guru perlu
memperhatikan adanya pengaturan awal pada awal pelajaran dalam mengaitkan konsep-konsep, adanya proses diferensiasi progresif, rekonsiliasi integratif,
belajar superordinat, yang dikenal dengan 4 prinsip belajar Ausubel. 1
Pengaturan Awal Advance Organizer Pengatur awal atau bahan pengait dapat digunakan guru dalam membantu
mengaitkan konsep lama dengan konsep baru yang lebih tinggi maknanya. Penggunaan pengatur awal tepat dapat meningkatkan pemahaman berbagai
macam materi, terutama materi pelajaran yang telah mempunyai struktur yang teratur.
2 Diferensiasi Progresif
Selama belajar bermakna berlangsung perlu terjadi pengembangan konsep dari umum ke khusus. Dengan strategi ini guru mengajarkan konsep mulai dari
konsep yang paling inklusif, kemudian kurang inklusif dan selanjutnya hal-hal yang khusus seperti contoh contoh setiap konsep.
3 Belajar Superordinat
Belajar superordinat dapat terjadi apabila konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya dikenal sebagai unsur-unsur dari suatu konsep yang lebih luas.
4 Penyesuaian Integratif
Pada suatu saat siswa kemungkinan akan menghadapi kenyataan bahwa dua atau lebih nama konsep digunakan untuk menyatakan konsep yang sama atau
bila nama yang sama diterapkan pada lebih satu konsep. Untuk mengatasi pertentangan kognitif itu, Ausuble mengajukan konsep pembelajaran
penyesuaian integratif caranya materi pelajaran disusun sedemikian rupa, sehingga guru dapat menggunakan hiierarkhi-hierarkhi konseptual ke atas dan
ke bawah selama informasi disajikan.
2.2.2. Model Guided Discovery Learning