Laporan Kinerja Bappeda - 2015
98
No. 268 Jakarta Selatan, pada Selasa 1811, Sumatera Barat meraih National Procurement Award 2014 kategori “Peran LPSE Provinsi”. Kategori ini diberikan
kepada Provinsi yang berperan dalam membangun, mengembangkan dan melakukan pembinaan serta menjalin kebersamaan kepada kabupatenkota dalam memajukan
e-Procurement di daerah.
3. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan Target Jangka Menengah Yang Terdapat Pada Dokumen Renstra Bappeda 2010-2015
Sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan pada Revisi Renstra Bappeda Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010-2015, maka perbandingan antara
target yang telah ditetapkan dengan realisasi yang telah dicapai dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 3.36. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan
Target Pada Renstra Bappeda
No Indikator Kinerja 2011
2012 2013
2014 2015
Renstra Realisasi Renstra Realisasi Renstra Realisasi Renstra Realisasi Renstra Realisasi
1 Persentase PBJ melalui lelang
elektronik 30
73,59 50
81,92 70
100 90
100 100
100 2 Indeks Kepuasan
Masyarakat -
- -
- -
- 80
82,82 81
83,79
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa setiap tahunnya dari tahun 2011 sampai tahun 2012 realisasi jauh melampaui target yang telah ditetapkan atau dari
sudut pandang lain target yang ditetapkan lebih rendah dari yang seharusnya. Hal ini disebabkan karena pelelangan secara elektronik masih baru diterapkan, namun
ternyata pencapaiannya diluar perkiraan. Karena itu secara bertahap target pelelangan secara elektronik ditingkatkan hingga mencapai 100 di tahun 2015. Hal ini tentu
sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan peraturan dan dukungan dari ketersediaan sumber daya manusia yang mampu menjalankan sistem yang dibangun
secara elektronik.
Pengukuran terhadap pencapaian kinerja dengan indikator kinerja “Indeks Kepuasan Masyarakat IKM” baru mulai dilakukan untuk tahun anggaran 2014,
yaitu setelah dilakukan revisi terhadap Renstra Bappeda. Indikator ini dimunculkan karena dianggap untuk mengukur kualitas pelayanan yang telah diberikan adalah
lebih tepat dengan meminta tanggapan dari pengguna layanan. Metode yang
Laporan Kinerja Bappeda - 2015
99 dilakukan adalah melalui survey terhadap rekanan dan melakukan analisis terhadap
kuisioner yang diberikan.
Dari hasil survey yang telah dilakukan dalam 2 tahun ini diketahui tingkat kepuasaan masyarakat terus mengalami peningkatan dari 82,82 di tahun 2014
menjadi 83,79 di tahun 2015 dan diharapkan ditahun-tahun yang akan datang dapat terus ditingkatkan.
4. Program Standardisasi LPSE Provinsi Sumatera Barat
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi Elektronik pada pasal 20 ayat 1
mengamanatkan bahwa Penyelenggara Transaksi Elektronik wajib menjamin tersedianya perjanjian tingkat layanan; tersedianya perjanjian keamanan informasi
terhadap jasa layanan teknologi informasi yang digunakan dan keamanan informasi dan sarana komunikasi internal yang diselenggarakan.
LPSE sebagai salah satu penyelenggara sistem informasi yang memfasilitasi pengadaan barangjasa secara elektronik, wajib memenuhi ketentuan di atas. Terkait
hal tersebut, LKPP melaksanakan program standardisasi bagi seluruh LPSE di Indonesia dimana pada tahun 2013 LKPP melaksanakan Pilot Project bagi 60 LPSE
terpilih untuk dijadikan Pilot Project dan LPSE Provinsi Sumatera Barat termasuk salah satu LPSE Percontohan dari 60 LPSE tersebut. Pelaksanaan
standardisasi dititikberatkan pada tiga aspek dalam peningkatan kualitas LPSE, seperti Keamanan
Informasi, Pengelolaan Layanan dan Pengelolaan Kapasitas. Dimana didalam penyelenggaraannya terdapat 17 standar yang harus diterapkan oleh LPSE.
Lembaga Kebijakaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah LKPP mengeluarkan Peraturan Kepala LKPP Nomor 9 Tahun 2015 tentang Peningkatan
Layanan Pengadaan Secara Elektronik, maka UPTB. Balai LPSE telah memenuhi Standardisasi LPSE Tahun 2014 dengan memenuhi Komitmen 17 tujuh belas
standar dengan perolehan ‘sertifikat’ dari LKPP dan disertai perolehan National Procurement Award Kategori “Komitmen Penerapan Standar LPSE : 2014”.
Sertifikat Standardisasi LPSE yang telah diperoleh adalah: 1. Standar Kebijakan Layanan;
2. Standar Pengorganisasian Layanan; 3. Standar Pengelolaan Aset Layanan;
Laporan Kinerja Bappeda - 2015
100 4. Standar Pengelolaan Resiko Layanan;
5. Standar Pengelolaan, Gangguan, Masalah dan Permintaan Layanan; 6. Standar Perubahan;
7. Standar Pengelolaan Kapasitas; 8. Pengelolaan SDM;
9. Standar Pengelolaan Keamanan Perangkat; 10. Standar Pengelolaan Operasional Keamanan Layanan;
11. Standar Pengelolaan Server dan Jaringan; 12. Standar Pengelolaan Kelangsungan Layanan;
13. Standar Pengelolaan Anggaran Layanan, 14. Standar Pengelolaan Pendukung Layanan;
15. Standar Pengelolaan Hubungan Bisnis; 16. Standar Pengelolaan Kepatuhan; dan
17. Standar Penilaian.
5. Analisis PeningkatanPenurunan Kinerja dan Solusi
Keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan disebabkan oleh: 1. Dukungan dana;
2. SDM yang tersedia; 3. Infrastruktur yang ada;
4. Perencanaan yang tersusun; 5. Komitmen melaksanakan program dan kegiatan dengan baik;
6. Kerjasama dengan pihak lainnya dalam menunjang pelaksanaan program dan kegiatan LKPP, KabKota, dan Stakeholders lainnya.
Kendala dalam pelaksanaan program dan kegiatan: 1. Keterbatasan SDM di bidang teknis;
2. Keterbatasan anggaran dalam mencetak SDM karena perlu bimtek tentang aplikasi SPSE secara kontinu.
Tindak lanjut dalam menangani permasalahan yang ada: 1. Keterbatasan dana, dengan kegiatan yang terkait dengan pelayanan;
2. Keterbatasan SDM di bidang teknis dengan mengikutkan staf bimtek bidang teknis dan aplikasi SPSE;
3. Mengevaluasi setiap kegiatan yang telah dilaksnakan dengan baik; 4. Meningkatkan kerjasama dengan pihak lainnya.
6. Analisis Pencapaian Kinerja
Rencana Strategis Bappeda Tahun 2010 - 2015, ada 4 tujuan yang ingin dicapai dengan 6 sasaran strategis, dimana sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara
nyata dan dapat diukur dengan indikator kinerja, yang dapat menggambarkan tingkat pencapaian tujuan.