Hakikat Model Tinjauan Pustaka

commit to user 14 umumnya. Padahal tidak mustahil kegagalan siswa itu disebabkan oleh lemahnya proses belajar-mengajar dimana guru berperan sebagai penanggungjawabnya. Di lain pihak, pembelajaran dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan pada siswa sebagai akibat dari proses yang ditempuhnya melalui program dan kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam proses mengajarnya. Dalam kurikulum MA Negeri Ngrambe, terdapat mata pelajaran akuntansi. Pokok bahasan khusus yang diberikan kepada kelas XII semester ganjil membahas tentang Penyusunan Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang. Dalam pembelajaran tahun-tahun sebelumnya, untuk mata pelajaran ini masih menghasilkan capaian yang timpang diantara siswa. Kurangnya interaksi antar siswa, pemahaman terhadap materi yang kurang, pengelolaan waktu yang kurang menguntungkan baik bagi guru maupun siswa menjadikan proses belajar menjadi kurang maksimal. Oleh karena itu, dalam penerapan model Problem Based Learning yang akan dilakukan oleh guru bersama peneliti diharapkan pembelajaran akan memberikan kontribusi yang lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. Dampak dari penerapan tersebut dapat kita lihat tidak hanya dari hasil akhir pembelajaran saja tetapi juga terhadap proses pelaksanaannnya. Penilaianevaluasi pembelajaran akuntansi dengan model yang baru akan dilakukan dengan menilai kualitas pembelajaran dilihat dari proses belajar mengajar dan hasil dari pembelajaran yang dilaksanakan. Melalui penerapan model Problem Based Learning diharapkan kualitas pembelajaran untuk mata pelajaran akuntansi menjadi lebih baik.

2. Model

Problem Based Learning

a. Hakikat Model

Problem Based Learning Pembelajaran berbasis masalah dikenal dengan istilah problem based learning PBL, pada awalnya dirancang untuk program graduate bidang kesehatan oleh Barrows 1988 yang kemudian diadaptasi untuk program akademik kependidikan oleh Stepein Gallager 1993. Menurut Arends dalam Trianto 2007: 68 Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu commit to user 15 pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan kemampuan berfikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri. Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang ciri utamanya pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan autentik, kerjasama dan menghasilkan karya atau hasil peraga Ibrahim,2000:5. Lebih lanjut menurut Claire Major 2001 dalam Halizah Awang, dan Ishak Ramly 2001:12, mengemukan bahwa: “PBL is a total pedagogical approach to education that focuses on helping students develop self-directed learning skills. It derives from the theory that learning is a process in which the learner actively constructs new knowledge on the basis of current knowledge. PBL provides students with the opportunity to gain theory and content knowledge and comprehension. PBL helps students develop advanced cognitive abilities such as creative thinking, problem solving and communication skills ”. PBL adalah pendekatan pedagogis yang berfokus untuk membantu siswa mengembangkan diri yang diarahkan pada belajar keterampilan. Ini berasal dari teori belajar bahwa sebuah proses di mana pelajar secara aktif membangun pengetahuan baru atas dasar pengetahuan saat ini. PBL memberikan siswa kesempatan untuk mendapatkan teori dan pengetahuan serta pemahaman. PBL membantu siswa mengembangkan kemampuan kognitif seperti berpikir kreatif, pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi. Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan menyelesaikan masalah, serta mendapat pengetahuan konsep-konsep penting. Pendekatan pembelajaran ini mengutamakan proses belajar dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai ketrampilan mengarahkan diri. Guru dalam pembelajaran berdasarkan masalah berperan sebagai penyaji masalah, penanya, mengadakan dialog membantu menyelesaikan masalah, dan memberi fasilitas penelitian. Selain itu guru menyiapkan dukungan dan dorongan yang commit to user 16 dapat meningkatkan pertumbuhan intelektual siswa. Pembelajaran berdasarkan masalah hanya dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan membimbing pertukaran gagasan. Menurut Arends dalam Trianto 2007:69. Para pengembang Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah telah mengemukakan karakteristik model pembelajaran berbasis masalah yaitu : 1 Pengajuan pertanyaan atau masalah. Bukannya mengkoordinasikan sekitar prinsip- prinsip atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan masalah mengkoordinasikan pengajaran disekitar pertanyaan dan masalah yang dua- duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata autentik, menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu. 2 Berfokus pada keterkaitan antar disiplin. Meskipun PBL mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu. Masalah yang dipilih benar- benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran. 3 Penyelidikan autentik. Model pembelajaran berbasis masalah menghendaki siswa untuk melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen jika diperlukan , membuat referensi, dan merumuskan kesimpulan. 4 Menghasilkan produk memamerkannya. PBL menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Bentuk tersebut dapat berupa laporan, model fisik, video maupun program komputer. Karya nyata itu kemudian didemonstrasikan atau dipresentasikan kepada teman- commit to user 17 temannya yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari dan menyediakan suatu alternatif terhadap laporan atau makalah. 5 Model pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa yang bekerjasama satu sama lain, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerjasama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir. Pembelajaran Berbasis Masalah biasanya terdiri dari lima tahapan utama yang dimulai dari guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Secara singkat kelima tahapan pembelajaran PBL adalah seperti berikut : Tabel 1. Pembelajaran Berdasarkan Masalah Tahap Tingkah Laku Guru Tahap 1 Orientasi siswa pada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih Tahap 2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Tahap 3 Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Tahap 4 Mengembangkan dan Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti commit to user 18 menyajikan hasil karya laporan, video, dan model dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Tahap 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Sumber : Ibrahim Nur,2000:13

b. Kelebihan dan Kelemahan Model Problem Based Learning

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS IVA SD NEGERI SEKARAN 01 SEMARANG

0 7 326

Peningkatan prestasi belajar akuntansi melalui penerapan model pembelajaran problem based learning pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2009 2010

0 4 248

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI DENGAN PENERAPAN METODE RESITASI BAGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 BATURETNO TAHUN AJARAN 2009 2010

0 5 84

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XII IPS DI SMA SWASTA HKBP 2 TARUTUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017.

0 2 27

PENINGKATAN PRESTASI MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING Peningkatan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo Tah

0 2 11

PENINGKATAN PRESTASI MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING Peningkatan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo Tah

0 4 19

PENDAHULUAN Peningkatan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016.

0 2 5

UPAYA PENGUASAAN UNGGAH UNGGUH BASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS VA SDN I PRACIMANTORO SEMESTER II TAHUN AJARAN 2010 2011

0 7 77

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROJEK (PROJECT BASED LEARNING) PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 17

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROJEK (PROJECT BASED LEARNING).

0 0 12