yang dipakai oleh para perempuan muslim digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu, menunjukkan identitas diri, dan sebagai media ekspresi diri.
Pesan utama yang ingin dinyatakan oleh para perempuan berhijab ini adalah bahwa selain melaksanakan perintah agama, mereka juga bisa tampil modis dan
fashionable, serta tetap aktif dengan berbagai macam kegiatan tanpa terganggu hijab yang mereka pakai.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Cangara 2006:119-122 meyatakan bahwa media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian
pesan dari sumber kepada khalayak penerima dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis, seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. Demikian juga
dengan pendapat Bungin 2008:73 dan 258 yang mengungkapkan bahwa media massa sebagai institusi yang menebarkan informasi berupa pesan berita, peristiwa
atau produk budaya yang mempengaruhi dan merefleksikan suatu masyarakat. Media massa juga merupakan media komunikasi dan informasi yang melakukan
penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal.
5.2. Pengaruh Imitasi Budaya Populer Berhijab terhadap Gaya Hidup
Imitasi budaya populer berhijab dalam Majalah Hijabela terkait dengan motif dan mode. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Gabriel Tarde dalam Ahmadi
2007:52 bahwa perilaku imitasi dalam interaksi sosial itu tidak kecil karena dipengaruhi oleh faktor motif dan mode. Berdasarkan hasil penelitian sebagian
besar responden merespon motif dan mode dengan alasan; setelah membaca majalah tersebut menjadi termotivasi meniru tren fashion hijab modern dalam
kehidupan sehari-hari, mempengaruhi untuk mengimitasi tren mode hijab yang 102
Universitas Sumatera Utara
ditampilkan, dan tertarik untuk mengetahui informasi tren fashion hijab yang terbaru. Namun menurut sebagian responden menyatakan sangat tidak setuju
setelah membaca Majalah Hijabella, membuat percaya diri untuk mengimitasi tren fashion hijab modern dan penggunaan hijab modern karena adanya perintah
agama. Pengaruh imitasi budaya populer berhijab ini didukung pendapat
responden melalui wawancara tentang harapannya atas penggunaan hijab modern, yaitu
sebanyak 116 orang 38,2 menyatakan “Hindari fashion hijab masa kini yang bertentangan dengan syariat, karena kerudung juga hijab wanita muslim
yang bersifat sederhana ”, dan ada juga yang menyatakan bahwa “Niat perempuan
yang menggunakan busana hijab tidak sekedar mengikuti tren, namun melaksanakan kewajiban muslimah dan semuanya kembali kepada penggunanya.
Powell 2003 menjelaskan bahwa hijab bukan lagi sebagai lambang ibadah, tetapi lambang orang yang bermode saja. Maksudnya, kalau berhijab, menjadi
orang yang berpakaian sesuai dengan mode terakhir. Hijab tidak punya hubungan dengan ketaatan beragama lagi, karena siapa saja bisa berhijab dan sebagian besar
lebih khawatir bagaimana penampilannya jika berhijab daripada nilai ketaatan agamanya. Artikel tersebut mencerminkan pendapat yang biasa terhadap adanya
imitasi kebudayaan populer, yaitu : bahwa jika ada sesuatu dalam hal ini hijab modern yang populer, arti agama atau sejarah sudah hilang Raleigh, 2004:11-
12. Menurut Rakhmat 2005:216 teori peniruanlah yang dapat menjelaskan
mengapa media massa begitu berperan dalam menyebarkan mode berpakaian, fashion, gaya berbicara, atau berperilaku tertentu lainnya. Menurut Gerungan
103
Universitas Sumatera Utara
2004:64 dengan cara imitasi, pandangan dan tingkah laku seseorang mewujudkan sikap-sikap, ide-ide, dan adat istiadat dari suatu keseluruhan
kelompok masyarakat. Dengan demikian, seseorang itu dapat lebih melebarkan dan meluaskan hubungan-hubungannya dengan orang lain. Selanjutnya menurut
Gabriel Tarde dalam Ahmadi 2007:52, perilaku imitasi adalah seluruh kehidupan sosial yang sebenarnya berdasarkan pada faktor imitasi saja, namun
peranan imitasi dalam interaksi sosial itu tidak kecil. Berdasarkan hasil uji secara statistik bivariat atau analisis tabel silang
variabel imitasi budaya populer berhijab berhubungan positif dan signifikan dengan gaya hidup p0,05. Kemudian dilanjutkan dengan uji statistik secara
multivariat variabel imitasi budaya populer berhijab berpengaruh positif dan signifikan terhadap gaya hidup p0,05. Hal ini memberikan makna jika variabel
imitasi budaya populer berhijab meliputi motif, dan mode meningkat maka hal ini akan menyebabkan perubahan gaya hidup.
Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian Suryanah 2010 menyimpulkan bahwa media dalam hal ini memang sangat memiliki pengaruh
yang kuat dalam mempengaruhi khalayaknya, sehingga khalayak penikmat media mengimitasi sesuatu yang dianggapnya menarik dan menjadi suatu kebudayaan
populer atau kebudayaan yang sedang tren saat ini . Menurut Chaney 2003:167-183 praktik gaya hidup bisa dilihat dari
bagaimana penampakan luar seseorang. Bisa dilihat dari fashion dan cita rasa yang berhubungan dengan apa yang disediakan oleh industri-industri budaya,
seperti : mobil, pakaian, makanan, bahkan nasehat. Selain itu, juga dapat dilihat dari perabotan, tata krama, perkembangan teknologi representasi, seperti:
104
Universitas Sumatera Utara
komputer, HP hand phone, televisi, dan semua barang-barang atau jasa yang menjadi ikon pada era modern sekarang ini.
5.3. Pengaruh Majalah Hijabella terhadap Gaya Hidup dengan Variabel