Jenis dan Makna Seppuku

seppuku . Seppuku tetap muncul dan dilakukan oleh mereka yang mewarisi keagungan warisan budaya lama yang sulit untuk ditemui pada Jepang modern. Unsur kesetiaan pun masih dapat ditemukan pada praktek seppuku pada era ini. Perbedaan dengan era sebelumnya hanyalah pada ke- ilegalannya sebagai suatu bentuk hukuman, lebih bersifat spontan dan tidak melalui upacara resmi, sama seperti seppuku pada era sebelum era Tokugawa.

C. Jenis dan Makna Seppuku

Jenis seppuku biasanya bergantung pada motivasi yang melatarbelakangi dilakukannya seppuku. Ada beberapa jenis seppuku yang dilakukan samurai dalam hal ini, yaitu : a. Junshi : kadang-kadang disebut juga sebagai chugi-bara atau oibara. Dilakukan sebagai bentuk kesetiaan terhadap tuannya. Seorang samurai atau anggota klan yang ditinggal mati oleh tuannya akan melakukan pembinasaan diri melalui seppuku sebagai bentuk dari kesetiaan. Terkadang pembinasaan diri juga dilakukan tanpa melakukan seppuku melainkan dengan mencukur rambut, masuk kuil dan menjadi seorang biksu agar dapat mendoakan tuannya yang telah mati. Contoh dari pelaksanaan junshi adalah seppuku yang dikisahkan pada Hogen Monogatari kisah perang saudara Hogen pada 1156 . Naiki no Heita pengasuh dari anak-anak Minamoto no Tameyoshi melakukan seppuku karena ditinggal mati oleh tuannya. Juga kisah Minamoto no Sanetomo yang mati di kuil Hachiman, Kamakura. Pengikutnya yang berjumlah sekitar seratus orang meninggalkan kehidupan dunia dan menjadi biksu. b. Kanshi : yaitu seppuku yang dilakukan sebagai bentuk dari protes atau nasihat dan peringatan terhadap kesalahan yang dilakukan tuannya. Contoh dari seppuku kanshi adalah seppuku yang dilakukan oleh Masaharu Nonaka pada tahun 1999 yang merobek perutnya dengan pisau untuk memprotes kebijakan manajemen yang melakukan restrukturisasi di perusahaan tempatnya bekerja. 38 Meskipun disebut protes, namun seppuku kanshi sebenarnya tetap bertujuan untuk menunjukkan kesetiaan yaitu dengan cara memperingatkan kepada tuannya bahwa apa yang dilakukannya adalah tidak benar dan diharapkan jangan terulang lagi dikemudian hari. Seppuku yang dilakukan Yukio Mishima juga dapat masuk pada kategori ini. Hal ini terlihat dari Mishima‟s Gekibun manifesto Mishima yang diucapkannya sebelum melakukan seppuku. Mishima mengakhiri manifestonya dengan mengatakan : 39 ”let us restore Nippon to its true state and let us die. Will you value only life and let the spirit die?... we will show you a value wich is greater than respect 38 Masaharu Nonaka 58 dipensiunkan dari posisinya sebagai salah satu manajer di perusahaan pembuat ban Brigedstone. Media menyebutnya dengan risutora seppuku yang menggambarkan dampak dari kelesuan ekonomi Jepang. Sheryl Wudunn ”Manager Commits Hara- Kiri to Fight Corporate Restructuring”, New York Times edt. 24 Maret 1999. Dikutip dari http:query.nytimes.comgstfullpage.html?sec=healthres=9A04E3DD1F31F937A15750C0A96 F958260 tanggal akses 13 April 2008. 39 Yukio Mishima, seorang novelis terkenal Jepang bersama anak buahnya, Masakatsu Morita, melakukan seppuku setelah sebelumnya menawan Jenderal Kanetoshi Mashita di Markas Besar Militer Jepang. Momen ini digunakan Mishima untuk mendorong militer Jepang untuk bangkit kembali setelah keterlibatannya dalam pemerintahan dikurangi sejak kekalahan Jepang pada PD II. Kejadian ini terjadi pada tahun 1970 dan diliput oleh media seantero Jepang. Lihat Henry Scott Stokes, The Life and Death of Yukio Mishima, Tokyo : Charles E. Tuttle Co., 1985, p. 29-51. for life. Not liberty, not democracy. It is Nippon Nippon, the land of history and traditions. The Japan we love” ”Biarkan kami menunjukkan kepada Jepang apa itu negara yang sebenarnya dan biarkan kami mati. Akankah kalian hanya menghargai hidup dan membiarkan semangat mati?... akan kami tunjukkan kepada kalian seseuatu yang lebih bernilai dan agung dari pada hidup. Bukan kebebasan, bukan demokrasi. Ini Jepang, tanah sejarah dan tradisi. Jepang yang kami cintai” Sembari menangis Mishima meneriakkan “I salute the Emperor, Tenno Heika Banzai, Tenno Heika Banzai, Tenno Heika Banzai” “Hormat pada kaisar Panjang umur Kaisar, panjang umur Kaisar, panjang umur Kaisar” c. Sukotsu-shi : adalah jenis seppuku yang dilakukan sebagai penebusan atas kesalahan yang telah dibuat. Seppuku yang dilakukan oleh Taki Zenzaburo 1868 merupakan jenis ini. Taki Zenzaburo, seorang anak buah dari Putra Mahkota Bizen, mengakui kesalahannya karena telah menyerang pemukiman orang asing di Hiogo. Ia menebus kesalahannya dengan melakukan seppuku. Sesaat sebelum melaksanakan seppuku Taki Zenzaburo berucap : ”I, and I alone, unwarrantably gave the order to fire on the foreigners at Kôbé, and again as they tried to escape. For this crime I disembowel myself, and I beg you who are present to do me the honour of witnessing the act.” 40 40 Peristiwa ini disaksikan oleh para perwakilan negara-negara asing yang ada di Jepang sebagai saksi bahwa hukuman telah dilakukan. Lord Redesdale nama lain dari Algermon Bertram Freeman-Mitford, adalah seorang pejabat dikedutaan Inggris di Jepang saat peristiwa ini berlangsung. Ia menjadi orang asing pertama yang merekam bagaimana prosesi upacara seppuku dilakukan. Ia merekam peristiwa ini dalam bukunya A. B. Mitford, Tales of Old Japan, Tokyo : Charles E. Tuttle Co, 1978, p. 401-406. “Saya, dan saya sendirilah, yang memberi perintah yang tidak bertanggung jawab untuk menyerang orang-orang asing di Kôbé, terus menerus hingga mereka keluar dari sana. Atas kejahatan ini saya akan membelah perut saya sendiri, dan saya mohon kepada semua hadirin untuk menjadi saksi yang terhormat bagi saya untuk melakukan ini.” d. Munen-bara Dikenal juga sebagai Funshi, seppuku yang dilakukan karena kemarahan. e. Jigai : Seppuku yang dilakukan oleh wanita. Biasa dilakukan karena tidak mampu menahan aib atau untuk menunjukkan kesetiaan kepada orang yang dicintainya.

D. Pola dan Teknik Seppuku