xlv tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka
dan selalu
mengerjakan apa
yang diperintahkan.”Q.S. At-Tahrim: 6
2 Pendekatan Psikologi
Secara psikologis anak merupakan pribadi yang unik dan khas, yang berbeda sekali dengan pribadi manusia dewasa, ia
memiliki sifat-sifat serta dinamika khas pula. Anak juga merupakan pribadi sosial yang memerlukan relasi dan komunitas
dengan orang lain untuk memanusiakan dirinya. Anak ingin dicintai, ingin diakui, dan dihargai, berkeinginan pula untuk
dihitung dan mendapatkan tempat dalam kelompoknya. Anak yang hidup dalam sosial tertentu, ia akan dideterminir secara sosial.
Karena itu anak bisa dipengaruhi orang lain, dan bisa dididik. Anak tidak mungkin berkembang dengan sendirinya tanpa bantuan dari
lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, setiap tingkah laku anak merupakan tingkah laku sosial, sebab mempunyai relasi atau
kaitan dengan orang lain. Dan hanya dalam relasi dan komunikasi dengan orang lain anak bisa tumbuh dan berkembang menuju pada
kedewasaan.
53
b. Pengertian Phobia
Phobia adalah perasaan takut yang irasional, berlebihan, dan bersifat terus menerus terhadap sesuatu atau situasi. Emosi takut
adalah sesuatu yang wajar dan pasti dialami oleh setiap orang. Emosi
53
Mustaqim dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1991, h. 48.
xlvi ini sebenarnya positif karena mempunyai makna antisipatif terhadap
sesuatu yang akan terjadi di masa depan. Dan menurut Dadang Hawari, phobia adalah ketakutan yang menetap dan tidak rasional
terhadap suatu obyek aktivitas atau situasi tertentu, yang menimbulkan suatu keinginan mendesak untuk menghindarinya, rasa ketakutan ini
disadari oleh orang yang bersangkutan sabagai suatu ketakutan yang berlebihan dan tidak masuk akal, namun ia tak mampu mengatasinya.
54
Hampir semua perasaan takut bermula dari masa kanak-kanak karena pada masa ini anak belum memiliki kemampuan berpikir yang
baik. Hal ini membuat mereka sangat reseptif dalam mengembangkan rasa takut pada hal-hal yang tidak dikenalnya.
Beberapa ketakutan, seperti takut mati atau takut bahaya, adalah wajar. Sedangkan ketakutan lain seperti takut darah atau kegelapan,
adalah ketakutan yang berkembang akibat pengalaman traumatik. Suatu ketakutan akan menjadi phobia apabila emosi takut ini terpicu
oleh satu atau beberapa faktor yang irasional dan tidak diketahui. Emosi takut ini sedemikian sering dirasakan sehingga mengganggu
kenyamanan hidup seseorang.
55
Jadi pada phobia ketakutan itu berhubungan dengan konflik. Phobia
merupakan ketakutan
terhadap obyek,
apakah itu
membahayakan atau tidak, apakah itu terlihat dalam gambar, didengar ataupun hanya dibayangkan.
54
Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan JIwa, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yoso,1997, cet. ke-3, h. 64.
55
Gunawan, Hypnotherapy: The Art of Subconcious Restructuring, h.74.
xlvii Rasa takut menghinggapi setiap orang utamanya anak-anak. Ada
banyak hal yang mesti diwaspadai berkaitan dengan rasa takut. Orang tua mesti menyikapi rasa takut anak secara tepat. Rasa takut yang tak
tertangani dengan
tepat akan
terbawa dalam
tahap-tahap perkembangan anak selanjutnya.
Rasa takut sebenarnya adalah emosi yang sangat normal. Pada saat merasa takut membuat seseorang menjadi waspada dan siap
bertindak serta lebih siaga untuk bertindak melindungi diri. Rasa takut yang mencekam, yang terus menerus dialami anak,
akan mengganggu perkembangan anak. Secara fisik anak yang selalu ketakutan akan sering mengalami tekanan darah dan detak jantung
yang meningkat sehingga bisa mengganggu kesehatan anak. Rasa takut yang berlebihan juga akan menghambat anak untuk melalukan
eksplorasi, menghambat adaptasi, dan lain-lain. Dalam kondisi seperti ini orang dewasalah yang perlu mengambil inisiatif membantu anak
menghadapi rasa takut. Karena keterbatasannya sering kali anak tidak mampu memahami sumber rasa takut yang dialami, anak juga tidak
bisa mengekspresikan dengan tepat dan tidak mampu mengatasi rasa takutnya. Sikap yag tepat dari orang tua akan membantu anak
mengenali emosinya dan kemudian mengatasinya.sebaliknya sikap yang tidak tepat justru memperburuk kondisi anak.
56
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa takut adalah umum pada anak-anak, dalam perkembangannya makin bertambahnya
56
Karen Diana, et. al., Mendampingi Anak Menghadapi Rasa Takut, Yogyakarta: Kanisisius, 2008, cet. ke-5, h. 11.
xlviii usia anak, takut dapat lebih merupakan “anxiety” gangguan panik,
sedangkan “anxiety” dengan takut yang berlebih-lebihan serta diikuti konflik intrapsikis dapat mengarah phobia.
2. Jenis-jenis Phobia pada Anak