Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Cooperative Learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. 9 Istilah cooperative Learning dalam pengertian bahasa Indonesia dikenal dengan nama pembelajaran kooperatif. Menurut Nurhadi dan Senduk dalam Made Wena, pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa. 10 Jadi pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Anita Lie yang dikutip oleh Isjoni menyebut cooperative learning dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. 11 Dari pernyataan tersebut dapat penulis simpulankan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model 9 Isjoni, cooperative learning, Bandung: alfabeta, 2007, h. 15 10 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h. 189 11 Isjoni, Cooperative Learning, … h. 16 pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut Slavin dalam Isjoni, menjelaskan cooperative learning merupakan model pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, dimana pada saat itu guru mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya peer teaching. 12 Jadi pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Dari beberapa definisi yang telah diuraikan di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara bersama-sama atau berkelompok, antara siswa dengan siswa lainnya saling membantu dalam memecahkan suatu permasalahan atas materi yang telah diberikan oleh guru agar mencapai ketuntasan dalam memahami pelajaran. Cooperative learning dilandasi oleh falsafah homo homini socius, yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial dan kerja sama merupakan kebutuhan penting bagi kelangsungan hidup manusia. 13 Sementara itu, Bruner dalam Silberman menjelaskan bahwa belajar secara bersama merupakan kebutuhan manusia yang mendasar untuk merespon manusia lain dalam mencapai suatu tujuan. Dalam pembelajaran kooperatif itu dikembangkan tujuan kelompok, yang menuntut kesamaan harapan, kesamaan strategi dan kebersamaan dalam pencapaian target penguasaan dalam kerangka mastery learning. 14 Dan dalam belajar kooperatif bukan kompetensi yang dikedepankan tapi kebersamaan dan kerja sama serta saling membantu satu sama lain untuk mencapai keberhasilan masing-masing siswa dalam mencapai kompetensi ideal, yang pada akhirnya akan 12 Isjoni, Cooperative Learning , … h. 17 13 Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktekan Cooperative Learning Di Ruang- Ruang Kelas, Jakarta: Grasindo, 2002, h. 27 14 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: Prenada Media, 2004 h. 169 membentuk image kompetensi kelas. Itulah tujuan yang harus disepakati dalam kelompok dengan strategi cooperative learning. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Slavin 1995 yang dikutip oleh Wina Sanjaya, mengemukakan dua alasan: pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa pengunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan deangan keterampilan. Dari dua alasan tersebut maka pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan. 15 Pembelajaran kooperatif mempunyai efek yang berarti terhadap penerimaan yang luas terhadap keragamaan ras, budaya, dan agama, sastra sosial, kemampuan, dan ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain. Satu aspek penting dalam pembelajaran kooperatif ialah bahwa di samping mengembangkan tingkah laku kerja sama dan hubungan yang lebih baik diantara para siswa, pembelajaran kooperatif juga secara bersamaan membantu siswa dalam pembelajaran akademis mereka. Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap kemampuan akademik siswa, teori tersebut diantaranya: 15 Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008 Cet. I, h. 309 a. Menurut Teori Motivasi Robert E. Slavin mengungkapkan bahwa motivasi siswa pada pembelajaran kooperatif terutama terletak pada bentuk hadiah atau struktur pencapaian tujuan saat siswa melaksanakan kegiatan. Pada pembelajaran kooperatif siswa yakin tujuan mereka tercapai jika siswa lainnya juga mencapai tujuan tersebut. b. Teori Perkembangan Damon dan Murray mengasumsikan bahwa interaksi antar siswa dalam melaksanakan tugas yang sesuai, dapat meningkatkan penguasan mereka terhadap konsep-konsep yang sulit. c. Teori Elaborasi Kognitif Wittrock 1978 dalam Slavin 1995 menjelaskan bahwa agar informasi dapat tersimpan dan terkait dengan informasi sebelumnya yang sudah ada dalam memory, maka siswa harus terlibat dalam beberapa macam kegiatan intreaksielaborasi kognitif atas suatu materi. Devin-Sheehan dkk. 1976 dalam Slavin 1995 menemukan salah satu cara elaborasi kognitif yang paling efektif, yaitu dengan menjelaskan materi kepada orang lain. 16 Unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative learning adalah sebagai berikut: 17 a. Siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”. b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya seperti mereka sendiri. c. Siswa harus melihat bahwa semua anggota dalam kelompok memiliki tujuan yang sama. d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya. e. Siswa akan dikenakan evaluasi dan juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompoknya. f. Siswa dapat berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. g. Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individu materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Sementara itu menurut Roger dan David Johnson sebagaimana dikutip oleh Anita lie, pembelajaran kooperatif memiliki beberapa unsur yang 16 Muhammad Nur, Pembelajaran Kooperatif, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Dasar Dan Menengah Lembaga Penjamin Mutu Jawa Timur, 2005, h. 17 17 Muslimin Ibrahim, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: UNESA Press, 2001, h. 3 harus diterapkan untuk mencapai hasil yang maksimal, unsur-unsur tersebut diantaranya: Saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok. 18 Jadi dapat penulis simpulkan bahwa unsur-unsur yang terdapat di dalam pembelajaran kooperatif adalah: mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama, saling ketergantungan positif antar individu, tanggung jawab secara individu, tatap muka dalam proses pembelajaran, komunikasi antar anggota kelompok, dan evaluasi proses pembelajaran kelompok. Dan tujuan dibentuknya kelompok kooperatif yaitu: a. Untuk lebih meningkatkan motivasi belajar siswa dibandingkan dengan suasana belajar individual b. Untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar c. Agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya. d. Membentuk kemampuan kognitif dan sosialisasi yang baik, menciptakan aktivitas intelektual yang akan meningkatkan hasil belajar e. Dapat meningkatkan kepercayaan terhadap teman, mengurangi perasaan asing terhadap orang lain dan sikap individual, serta membagun hubungan yang baik antar siswa f. Meningkatkan kerjasama 18 Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktekan Cooperative Learning Di Ruang- Ruang Kelas, … h. 30 Sementara itu menurut Depdiknas model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu: 19 pertama, meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi narasumber bagi siswa yang kurang mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Kedua, pembelajaran kooperatif memberi peluang agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial. Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya. Belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok. Di dalam belajar kooperatif setiap anggota kelompok saling membagi ide, belajar bersama, bertanggung jawab terhadap keberhasilan anggota lain pada kelompoknya sebagaimana terhadap dirinya sendiri. Pembelajaran kooperatif merupakan pondasi yang baik untuk meningkatkan dorongan prestasi siswa. Dengan memiliki dorongan atau motivasi yang positif seorang siswa akan menunjukan minatnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ludgren dalam Tonih Feronika, pembelajaran kooperatif memiliki manfaat antara lain: 20 a. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas b. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi c. Memperbaiki kehadiran d. Angka putus sekolah menjadi rendah e. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar f. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil g. Konflik antar pribadi berkurang h. Sikap apatis berkurang 19 Http:Ipotes.Wordpress.Com20080510Metode-Pembelajaran-Kooperatif diakses pada Senin, 01 November 2010 20 Tonih Feronika, Buku Ajar Strategi Pembelajaran Kimia, Jakarta: FITK UIN SYAHID, 2008, h. 62-63 Sedangkan menurut Anita Lie yang dikutip oleh Tonih Feronika, ada beberapa manfaat proses pembelajaran kooperatif, yaitu: 21 a. Siswa dapat meningkatkan kemampuannya untuk bekerja sama dengan siswa yang lain b. Siswa mempunyai lebih banyak kesempatan untuk menghargai perbedaan c. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran meningkat d. Mengurangi kecemasan siswa kurang percaya diri e. Meningkatkan motivasi, harga diri dan sikap positif f. Meningkatkan prestasi belajar siswa Esensi pembelajaran kooperatif adalah tanggung jawab individu sekaligus tangung jawab kelompok, sehingga dalam diri siswa terbentuk sikap ketergantungan positif yang menjadikan kerja kelompok berjalan optimal. Keadaan ini mendorong siswa dalam kelompok belajar, bekerja dan bertanggung jawab dengan sungguh-sungguh sampai selesainya tugas-tugas individu dan kelompok. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran yang penting, yakni prestasi akademik, penerimaan akan penghargaan, dan pengembangan keterampilan sosial.

2. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif