Analisis Motivasi Kerja Guru Kelas Dalam Penyusunan Perencanaan Pembelajaran di SDN Pondok Pucung 02 dan MI Soebono Mantofani Kota Tangerang Selatan

(1)

KOTA TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun oleh

SITI NURRACHMAWATI 1110018300056

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2014


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

i

Kata Kunci: Motivasi Kerja, Guru Kelas, Perencanaan Pembelajaran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana motivasi guru kelas dalam penyusunan perencanaan pembelajaran dan penerapannya dalam kelas di Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret-September 2014 di SDN Pondok Pucung 02 dan MI Soebono Mantofani. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Adapun yang berperan dalam penelitian ini, meliputi: peneliti sendiri, Kepala Sekolah dan guru kelas dari SDN Pondok Pucung 02 dan MI Soebono Mantofani.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, penyebaran angket, dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan trianggulasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui Motivasi guru kelas dalam penyusunan perencanaan pembelajaran bermotivasi tinggi. Begitu juga dengan motivasi guru kelas untuk penerapan perencanaan pembelajaran dalam kelas. Hal ini dikuatkan dengan sangat setujunya guru pada pernyataan guru bertanggung jawab menerapkan RPP dalam kelas dan hal ini juga dapat dibuktikan dengan 72% guru menyusun dan menerapkan RPP dalam kelas, kemudian 28% guru melaksanakan pembelajaran tanpa RPP dan dapat diketahui kualitas pembelajaran tanpa RPP kurang.

Dengan demikian, penyusunan perencanaan pembelajaran dan menerapkannya menghasilkan pembelajaran yang lebih berkualitas berdasarkan observasi.


(8)

ii

Keywords: Work Motivation, Master Class, Lesson Planning

This study aims to determine how motivational classroom teacher in preparing lesson plans and classroom implementation in South Tangerang City. This study was conducted in March-September 2014 at SDN Pondok Pucung 02 and MI Soebono Mantofani. The method used is descriptive qualitative. As for the role in this study, including: researchers themselves, Principal and class teacher of SDN Pondok Pucung 02 and MI Soebono Mantofani.Teknik data collection in this study using observation, interviews, questionnaires, and documentation. Data validity checking techniques using triangulation.

Based on the results of this research is Motivation classroom teachers in preparing lesson plans is dominated by intrinsic motivation. So is the motivation for the application of classroom teachers in classroom learning plan that is intrinsic motivation. This is confirmed by the very statement of disapproval of teachers in the teacher responsible for implementing the lesson plans in the classroom and it can also be evidenced by the 72% of teachers develop and implement lesson plans in the classroom, then 28% of teachers implementing learning can be known without the RPP and the quality of learning without RPP less.

Thus, the preparation of lesson plans and apply it produces a higher quality of learning by observation.


(9)

iii

diungkapkan selain rasa syukur yang sedalamnya-dalamnya kepada Allah SWT, atas segala nikmat dan hidayah-Nya dalam setiap hembusan nafas penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Allahumma Shalli ‘ala Muhammad, shalawat beserta salam selalu tercurah kepada habibina wa syafi’ina wa maulana Muhammad saw.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis sangat terbatas. Begitu juga dengan rintangan dan hambatan yang penulis temui saat penulisan skripsi ini. Namun, semua bisa penulis lalui berkat keinginan yang kuat untuk segera menyelesaikan skripsi ini dan sudah pasti semua juga tidak terlepas dari support serta bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah berjasa dalam penulisan skripsi ini, terima kasih untuk:

1. Dr. Hj. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Fauzan, MA, Kepala Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Asep Ediana Latip, M.Pd, Dosen Pembimbing sekaligus Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, yang selalu meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan arahan, serta mengajarkan penulis dengan sabar.

4. Muhammad Amin, S.Sos, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Soebono Mantofani serta Dewan Guru.

5. Ibu Een Sukaenah, S.Pd, Kepala SDN Pondok Pucung 02 serta Dewan Guru. 6. Yang tercinta dan selalu mencintai penulis ayahanda Radin dan ibunda Warti

yang selalu memberikan perhatian, dukungan, serta doa kepada penulis dalam setiap langkah kehidupan penulis. May Allah Bless U and Love U.

7. Nenekku pahlawanku Ibu Hj. Lati dan keluarga besar penulis yang senantiasa mendoakan, membimbing dan memberikan support kepada penulis.


(10)

iv

namun penulis yakin ia selalu memeluk penulis dengan doa dan support, terlebih lagi disaat menjelang sidang skripsi.

10. Kakak, sahabat, sekaligus partner kerja yang baik, Imran Satria Muchtar, S.Pd.I yang selalu ada di samping penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 11. Kakak, sahabat, sekaligus partner kerja yang baik, Hickmah, Pramono Hadi,

S.Pd.I yang selalu memberi support, bantuan dan hiburan di kala stress melanda.

12. Mungkin penulis belum memiliki seseorang yang sepenuhnya berada disisi penulis tapi penulis merasa bahagia memiliki kalian, sahabat-sahabatku Siti Esha Aisyah, Resa Sri Astuti, Anis, Bibeh, Deva, Ka Echa, Dinda, Anis Suryani, Rini, yang selalu memberi support, memberi hiburan, dan mendengarkan keluh-kesah penulis. Yang senantiasa membuat penulis tertawa dalam keadaan apapun.

13. Teman baru yang memberi warna baru dalam hidup penulis, Reza Nur

Fahlevi, S.Kep “Nice to know u”

14. Serta teman-teman PGMI Kelas B Angkatan 2010 dan semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripri ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Tapi penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, 23 September 2014


(11)

v

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Motivasi Kerja Guru 1. Pengertian Motivasi Kerja Guru a. Pengertian Motivasi ... 8

b. Pengertian Motivasi Kerja Guru ... 10

2. Dasar-Dasar Motivasi Kerja Guru ... 11

3. Bentuk-Bentuk Motivasi Kerja Guru ... 13

4. Peranan Guru Kelas... 15

B. Perencanaan Pembelajaran 1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran a. Pengertian Perencanaan ... 18

b. Pengertian Pembelajaran ... 19

c. Pengertian Perencanaan Pembelajaran ... 20

2. Macam-Macam Perencanaan Pembelajaran ... 21


(12)

vi

C. Hasil Penelitian yang Relevan ... 32

D. Kerangka Berfikir ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

B. Latar Penelitian ... 35

C. Metode Penelitian... 35

D. Prosedur Pengumpulan Data dan Pengolahan Data ... 36

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ... 42

F. Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 46

B. Pembahasan ... 64

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78 DAFTAR PUSTAKA


(13)

vii

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara

Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tabel 3.4 Pedoman Telaah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tabel 3.5 Alternatif Jawaban Responden atau Jawaban Angket Tabel 3.6 Kisi-Kisi Angket Motivasi Menyusun Perencanaan

Pembelajaran

Tabel 3.7 Klasifikasi Skor Observasi

Tabel 3.8 Klasifikasi Skor Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tabel 3.9 Klasifikasi Skor Angket

Tabel 4.0 Hasil Observasi Proses Kegiatan Belajar Mengajar di SDN Pondok Pucung 02 dan MI Soebono Mantofani

Tabel 4.1 Saya Merasa Senang Menyusun RPP Tabel 4.2 RPP Merupakan Bagian dari Mengajar

Tabel 4.3 Saya Merasa Senang Menerapkan RPP dalam Pembelajaran Tabel 4.4 Saya Menyiapkan Perencanaan Pembelajaran Setiap Kali

Akan Mengajar

Tabel 4.5 Saya Akan Meluangkan Waktu untuk Menyusun RPP Tabel 4.6 Saya Akan Mengerahkan Segenap Kemampuan Saya untuk

Menyusun RPP


(14)

viii

Tabel 4.9 Saya Belajar dari Berbagai Sumber Agar Mampu Menyusun RPP Sesuai Kurikulum yang Berlaku

Tabel 4.10 Saya Mengikuti Workshop atau Pelatihan Perencanaan Pembelajaran yang Sesuai Kurikulum yang Berlaku Tabel 4.11 Saya Menyusun RPP Berdasarkan Kemampuan Sendiri Tabel 4.12 Sebagai Guru Saya Memiliki Kemampuan Menyusun

Perencanaan Pembelajaran

Tabel 4.13 Saya Menyusun RPP Jika Mendapat Isentif Tabel 4.14 Saya Menyusun RPP Jika Mendapat Tunjangan Tabel 4.15 Saya Menyusun RPP Jika Mendapat Kompensasi Tabel 4.16 Saya Menyusun RPP Jika Ada Peluang Terhadap Karir Tabel 4.17 Saya Menyusun RPP untuk Memenuhi Beban Sertifikasi Tabel 4.25 Saya Menyusun RPP Hanya untuk Kenaikan Golongan Tabel 4.26 Saya Menyusun RPP Jika Diminta Kepala Sekolah Tabel 4.20 Saya Menyusun RPP Karena Takut Dapat Teguran dari

Kepala Sekolah

Tabel 4.21 Saya Menerapkan RPP dalam Pembelajaran Jika Kepala Sekolah Mengontrol Pembelajaran

Tabel 4.22 Saya Menerapkan RPPdalam Pembelajaran Karena Takut Dapat Teguran dari Kepala Sekolah

Tabel 4.23 Saya Semangat Menyusun RPP Jika Diberi Pujian Tabel 4.24 Saya Semangat Menerapkan RPP Jika Diberi Pujian


(15)

ix

Tabel 4.27 Hasil Penilaian Telaah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Tabel 4.28 Hasil Penilaian Telaah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


(16)

x

Lampiran 3. Instrumen Observasi Lampiran 4. Instrumen Wawancara Lampiran 5. Instrumen Angket

Lampiran 6. Instrumen Dokumentasi (Telaah RPP) Lampiran 7. Hasil Observasi

Lampiran 8. Hasil Wawancara Lampiran 9. Hasil Angket Lampiran 10. Hasil Telaah RPP Lampiran 11. Dokumentasi RPP


(17)

1

Salah satu elemen penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional adalah guru. Sebagus-bagusnya kurikulum pendidikan dan selengkap-lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikannya, maka semuanya akan kurang bermakna dalam mencapai peningkatan mutu pendidikan nasional. Hal ini memang wajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan peserta didik.

Oleh sebab itu, seorang guru harus memiliki beberapa kompetensi yang dapat meningkatkan mutu pendidikan nasional sebagaimana disebutkan dalam PP RI No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru Pasal 3 ayat 2 menyebutkan empat kompetensi yang harus dimiliki guru yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan, maupun sikap professional dalam menjalankan fungsi sebagai guru dalam pembelajaran.

Kompetensi guru terkait dengan proses pembelajaran adalah kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa salah satu kompetensi seorang guru harus mampu menyusun perencanaan pembelajaran sebelum pembelajaran tersebut dilaksanakan.

Keharusan seorang guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran ditegaskan dalam PP RI No. 74 Tahun 2008 Pasal 52 Tentang Beban Kerja, beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan


(18)

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru. Dengan demikian, jelas bahwa merencanakan pembelajaran merupakan hal penting sebagai bagian dari beban kerja guru.

Pembelajaran yang baik akan tercapai apabila disertai dengan perencanaan pembelajaran. Perencanaan Pembelajaran mempunyai peranan penting dalam memandu guru melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki rencana pembelajaran karena perencanaan tersebut adalah ciri kompetensi pedagogik yang penting untuk meningkatkan kualitas praktik pembelajaran.

Adapun fungsi dari perencanaan pembelajaran seperti yang dijelaskan Abdul Majid dalam bukunya Perencanaan Pembelajaran Mengambangkan

Standar Kompetensi Guru.

Perencanaan pembelajaran digunakan oleh guru sebagai petunjuk dan arah kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan pembelajaran mempunyai manfaat baik bagi guru maupun peserta didik. Bagi guru perencanaan pengajaran merupakan suatu pedoman kerja untuk melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan untuk peserta didik perencanaan pembelajaran merupakan pedoman belajar yang bisa digunakan sebagai pemandu mereka dalam belajar.1 Seorang guru harus mempelajari kurikulum dan memahami semua program pembelajaran. Perencanaan pembelajaran terdiri dari kalender akademis, program tahunan (prota), program semester (prosem), silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Kalender akademis berisi alokasi waktu minggu efektif dan hari efektif dalam setiap semester dalam satu tahun ajaran. Program tahunan (prota) berisi rencana penetapan alokasi waktu satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang telah ditetapkan. Program semester (prosem) merupakan

1

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 22


(19)

penjabaran dari program tahunan yang diarahkan untuk menentukan minggu pelaksanaan pembelajaran.

Sedangkan silabus merupakan hasil penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi, kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok–pokok serta uraian materi pembelajaran yang perlu dipelajari siswa. Dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berisi lebih spesifik lagi karena didalamnya terdapat kegiatan pembelajaran untuk setiap kali pembelajaran berlangsung.

Seorang guru yang menyadari kewajiban tugasnya, sudah pasti menyusun perencanaan pembelajaran untuk setiap pembelajaran. Penyusunan perencanaan pembeljaran secara berkala untuk setiap pembelajaran akan dapat menjamin kesinambungan tujuan, materi pelajaran, proses belajar mengajar dan penilaian. Dalam proses pembelajaran, guru dituntut dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran seperti yang telah direncanakan. Salah satu penyebab proses pembelajaran tidak berjalan dengan efektif karena kurangnya persiapan guru dalam pembuatan perencanaan pembelajaran.

Namun, realita yang peneliti temukan saat peneliti mengikuti kegiatan PPKT, peneliti menemukan beberapa orang guru di sekolah tempat peneliti PPKT yang tidak menyusun RPP. Kemudian peneliti pun melakukan wawancara dan melakukan penelitian di sekolah tersebut untuk laporan penelitian PPKT. Menurut beberapa guru yang di tanyakan, mereka beranggapan penyusunan perencanaan pembelajaran untuk setiap pembelajaran itu tidak perlu karena menurut mereka tanpa perencanaan pembelajaran, pembelajaran dapat dilaksanakan.

Tetapi, penyusunan perencanaan pembelajaran perlu dilaksanakan saat akan dilaksanakan penilaian akreditasi sekolah. Mereka juga mengalami kesulitan dalam penyusunan perencanaan pembelajaran saat mendeskripsikan kegiataan pembelajaran dalam RPP. Hal ini menjadi salah satu faktor rendahnya motivasi guru dalam menyusun dan menerapkan RPP di dalam kelas. Di samping itu pula peneliti menemukan saat observasi pertama


(20)

terdapat beberapa guru yang berasumsi bahwa tanpa perencanaan pembelajaran aktifitas belajar mengajar masih bisa dilakukan.

Fakta yang ditemukan oleh peneliti lainnya adalah masih terdapat kegiatan belajar mengajar di dalam kelas yang menggunakan metode ceramah tanpa ada metode lainnya sehingga aktifitas pembelajaran menjadi tidak kondusif.

Dengan demikian, bukan karena tidak perlu penyusunan perencanaan pembelajaran tersebut untuk setiap pembelajaran, tetapi rendahnya motivasi guru untuk melaksanakan pembelajaran yang berkualitas. Padahal dalam melakukan segala sesuatu sudah pasti memerlukan motivasi agar memiliki semangat yang tinggi dan menghasilkan hasil yang maksimal. Motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang menunjuk kepada seluruh proses gerakan itu, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan.2

Guru yang memiliki motivasi akan bekerja keras menyumbangkan segenap kemampuan, keterampilan, dan pikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional melalui pembelajaran yang telah direncanakan. Kemampuan guru yang dilandasi motivasi akan mewujudkan semangat yang tinggi dan guru akan melaksanakan prosedur pencapaian mutu pendidikan nasional diantaranya dengan melakukan penyusunan perencanaan pembelajaran untuk setiap pembelajaran.

Untuk menumbuhkan motivasi guru dalam penyusunan perencanaan pembelajaran dibutuhkan peran serta kepala sekolah seperti hasil penelitian Dzulfadhli tahun 2010 yang berjudul Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja Guru Di SMA Hasanuddin Lagoa Jakarta

Utara menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah juga ikut

berkontribusi dalam memotivasi kerja guru.

2

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi,(Jakarta: Bulan Bintang,2000), Cet.8, h.57


(21)

Adanya permasalahan klasik dalam dunia pendidikan mengenai guru yang tidak memiliki waktu untuk menyusun perencanaan pembelajaran untuk setiap pembelajaran. Tetapi disaat akan ada penilaian akreditasi sekolah, guru-guru bersedia meluangkan waktunya untuk menyusun perencanaan pembelajaran. Hal ini jelas menggambarkan rendahnya motivasi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang berkualitas dan penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Motivasi Guru Kelas Dalam Penyusunan Perencanaan Pembelajaran di SDN Pondok Pucung 02 dan MI Soebono Mantofani”.

B.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang masalah, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi, diantaranya :

1. Rendahnya motivasi guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran untuk setiap pembelajaran.

2. Rendahnya motivasi guru untuk menerapkan perencanaan pembelajaran dalam kelas.

3. Motivasi guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran hanya saat akan dilaksanakan akreditasi sekolah.

4. Guru masih beranggapan bahwa kegiatan mengajar adalah suatu pekerjaan rutin yang tidak membutuhkan perencanaan pembelajaran.

5. Guru-guru berasumsi bahwa tanpa perencanaan pembelajaran, pembelajaran dapat dilaksanakan.

6. Guru mengalami kesulitan dalam penyusunan perencanaan pembelajaran saat mendeskripsikan kegiataan pembelajaran dalam RPP.

C.

Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, maka penulis merasa perlu untuk membatasi permasalahan tersebut agar lebih fokus. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah:


(22)

1. Rendahnya motivasi guru kelas dalam menyusun perencanaan pembelajaran untuk setiap pembelajaran.

2. Rendahnya motivasi guru kelas untuk menerapkan perencanaan pembelajaran dalam kelas.

3. Perencanaan pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

4.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana motivasi guru kelas dalam penyusunan perencanaan pembelajaran ?

2. Bagaimana motivasi guru kelas untuk menerapkan perencanaan pembelajaran dalam kelas ?

5.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka kegiatan penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menjelaskan motivasi guru kelas dalam penyusunan perencanaan pembelajaran.

2. Menjelaskan motivasi guru kelas untuk menerapkan perencanaan pembelajaran dalam kelas.

6.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Secara teoritis, memberi tambahan pengalaman dan memperluas wawasan akademik terkait motivasi guru dalam penyusunan perencanaan pembelajaran.

b. Secara praktis, memberikan pengetahuan kepada para guru, kepala sekolah, serta pengamat pendidikan bahwa dalam penyusunan


(23)

perencanaan pembelajaran merupakan suatu hal yang penting untuk kemajuan pendidikan.

c. Sebagai wahana dalam menambah khazanah keilmuan juga memberikan informasi kepada pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut tentang motivasi guru kelas dalam penyusunan perencanaan pembelajaran.


(24)

8

1.

Pengertian Motivasi Kerja Guru

a. Pengertian Motivasi

Kata dasar motivasi adalah “motif”, berasal dari bahasa Inggris

“motive” yang berarti alasan atau sebab.1Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “motif” diartikan sebagai alasan (sebab) seseorang melakukan sesuatu.2Sedangkan dalam kamus Psikologi, motif adalah sebab atau alasan bagi sesuatu aktivitas.3

Menurut Ngalim Purwanto, yang dimaksud motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu.4Sedangkan menurut Sarlito Wirawan Sarwono, motif berarti rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah laku.5Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa motif adalah alasan, sebad, dorongan yang membuat seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.

Sedangkan untuk istilah motivasi (motivation) itu sendiri dapat dilihat daribahasa latin yakni “movere” yang berarti menggerakkan (to move)6. Motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang menunjuk kepada seluruh proses gerakan itu, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan.7

1

A.L.N. Kramer Sr, Kamus Kantong Inggris, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2001), h. 175

2

Departemen Pendidikan Nasional,Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2008), Cet. Ke-4, h. 930

3

Jalaludin dan Ali Ahmad Zen,Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan,(Surabaya: Putra Al-Ma’arif, 1977), h. 120

4

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung:CV.Remaja Rosdakarya,2007), Cet. 5. h.60

5

Sarlito Wirawan Sarwono,Op. cit., h.57

6

Winardi, Motivasi & Pemotivasian dalam Manajemen,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), cet.1, h. 1

7


(25)

Menurut Mc Donald seperti yang dikutip Oemar Hamalik dalam buku

Kurikulum dan Pembelajaran merumuskan bahwa,

“Motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction”, yang diartikan motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai oleh timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam rumusan tersebut ada tiga unsur yang saling berkaitan, sebagai berikut :

a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energy dalam pribadi. Perubahan tersebut terjadi disebabkan oleh perubahan tertentu pada system neurofisiologisdalam organisme manusia

b. Motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan (affective arousal). Mula-mula berupa ketegangan psikologis, lalu berupa suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan tingkah laku yang bermotif. Perubahan ini dapat diamati pada perbuatannya. c. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.

Pribadi yang bermotivasi memberikan respon-respon kea rah suatu tujuan tertentu. Respon-respon itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energy dalam dirinya. Tiap respon merupakan suatu langkah ke arah mencapai tujuan.8

Menurut M. Utsman Najati, motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu. motivasi memiliki tiga komponen pokok, yaitu :

a. Menggerakkan. Dalam hal ini motivasi menimbulkan kekuatan pada individu, membawa seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu.

b. Mengarahkan. Berarti motivasi mengarahkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu.

c. Menopang. Artinya, motivasi digunakan untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.9

8

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,(Jakarta : Bumi Aksara, 2012), Cet 12, h. 106

9

Abdul Rahman Shaleh dan Yunita Faela Nisa,Psikologi & Industri,(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet 1, h. 80-81


(26)

Dari beberapa pemaparan pengertian motivasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi berkaitan dengan perubahan energi dalam diri pribadi, timbulnya perasaan bermotif tingkah laku, dan munculnya reaksi-reaksi yang menggerakkan, mengarahkan dan menopang seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan.

b. Pengertian Motivasi Kerja Guru

Seorang guru memiliki tugas merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi hasil pembelajaran, dan mampu mengelola kelas.Tugas tersebut tidak mudah dilakukan, apabila guru tidak memiliki motivasi kerja yang baik.Tidak jarang ditemukan guru yang kurang bersemangat dalam melakukan tugasnya, yang berakibat kurang berhasilnya tujuan yang diharapkan.Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kurangnya motivasi kerja guru.10Oleh karena itu, motivasi kerja guru memiliki andil besar dalam menentukan kinerja guru.

Yang dimaksud dengan motivasi kerja adalah dorongan dari dalam diri dan dari luar diri seseorang, untuk melakukan sesuatu yang terlihat dari dimensi internal dan dimensi eksternal.11Menurut W. Jack Duncan motivasi kerja berkaitan dengan dorongan yang muncul dari diri seseorang untuk melakukan untuk melakukan tugas secara keseluruhan berdasarkan tanggung jawab masing-masing.12

Berdasarkan Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan terbitan Juli 2009 yang ditulis oleh Nirva Diana,

Motivasi kerja adalah dorongan dari diri sendiri (internal) yang mempengaruhi perilaku individu dalam melakukan aktifitas untuk mencapai hasil yang jauh lebih baik, yang dapat diketahui dari tujuh indikator yaitu berusaha memenuhi kritreria pekerjaan, berupaya mengetahui cara melaksanakan pekerjaan, berupaya bekerja keras, berupaya menyelasaikan pekerjaan, berusaha

10

Hamzah B. Uno,Teori Motivasi dan Pengukurannya,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), cet 9, h. 63

11

Hamzah B. Uno,Teori Motivasi dan Pengukurannya,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), cet 9, h. 72

12


(27)

memenangkan kompetisi, berupaya memenuhi kebutuhan, dan berupaya mencapai jenjang karier.13

Dapat disimpulkan motivasi kerja adalah dorongan dalam diri dan luar diri seorang individu untuk melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.Dorongan dalam diri dan luar diri seorang individu berkaitan dengan perubahan energi, timbulnya perasaan bermotif tingkah laku, dan munculnya reaksi-reaksi yang menggerakkan, mengarahkan dan menopang seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan.

2.

Dasar - Dasar Motivasi Kerja Guru

Tingkah laku manusia selalu timbul oleh adanya kebutuhan yang mendorong kearah suatu tujuan tertentu.Kebutuhan yang mendorong perbuatan kearah tujuan tertentu adalah motivasi.Manusia merupakan makhluk sosial yang memiliki kebutuhan, perasaan, pikiran, dan motivasi. Setiap manusia dalam melaksanakan suatu kegiatan pada dasarnya didorong oleh motivasi. Adanya berbagai kebutuhan akan menimbulkan motivasi seseorang untuk berusaha memenuhi kebutuhannya. Orang mau bekerja dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari hasil pekerjaannya.

a. Dasar Hedonisme

Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan mengungkapkan tentang teori hedonisme sebagai teori motivasi.

Hedone adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan,

kesenangan, atau kenikmatan.Hedonisme adalah suatu alairan di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi.Menurut pandangan hedonism, manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan kenikmatan.Oleh karena itu, setiap menghadapi persoalan yang perlu pemecahan masalah, manusia cenderung memilih alternative pemecahan yang dapat

13

Nirva Diana,Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan;Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja,(Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas, Juli 2009), h. 694


(28)

mendatangkan kesenangan daripada yang mengakibatkan kesukaran, kesulitan, penderitaan, dan sebagainya.14

Teori di atas kaitannya dengan motivasi kerja guru adalah seorang guru harus memiliki perasaan senang terhadap tugasnya karena perasaan senang ini akan menghilangkan kesulitan dalam melaksanakan tugas sehingga tugas itu juga tidak menjadi beban.

b. Dasar Kebutuhan (Need Thery)

Teori lain tentang motivasi juga diungkapkan oleh Henry Murray, yaitu teori kebutuhan (Need Theory). Menurut teori kebutuhan, maka seseorang akan termotivasi, apabila ia belum mencapai tingkat-tingkat tertentu kepuasan dengan kehidupannya.15

Kaitan teori ini dengan motivasi kerja guru adalah seorang guru akan terus bersemangat untuk memperbaiki kekurangannya dalam proses pembelajaran jika yang ia kerjakan belum dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

c. Dasar Hierarki Kebutuhan

Teori motivasi yang sering kali kita dengar yaitu teori Maslow tentang hierarki kebutuhan.Hierarki itu didasarkan pada anggapan bahwa pada waktu orang telah memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, mereka ingin bergeser ke tingkat yang lebih tinggi.16Adapun kelima tingkat kebutuhan yang mendorong manusia untuk bekerja menurut teori hierarki kebutuhan Maslow adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan perlindungan, kebutuhan sosial (social needs), kebutuhan akan penghargaan (esteem needs), dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization).17

Dari beberapa teori motivasi di atas, jelas dapat tergambarkan bahwa manusia memiliki dorongan untuk melakukan sesuatu karena ada maksud dan tujuan tertentu. Motivasi bekerja sudah pasti memiliki tujuan untuk mencari materi demi memenuhi kebutuhan hidup dan masa depan. Akan tetapi,

14

M. Ngalim Purwanto,Op. cit., h.74

15

Winardi, Op. cit., h. 73

16

Hamzah B. Uno, Op. cit., h. 40

17


(29)

motivasi bekerja itu tidak hanya berwujud kebutuhan ekonomi saja (bentuk uang), tetapi bisa juga dalam bentuk kebutuhan psikis untuk aktif berbuat.Sebab ganjaran yang paling “manis” dari bekerja ialah nilai sosial dalam bentuk pengakuan, penghargaan, respek, dan kekaguman kawan-kawan terhadap pribadinya.18

3.

Bentuk

Bentuk Motivasi Kerja Guru

Menurut para ahli motivasi dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu motivasi intrinstik dan ekstrinsik, berikut ini adalah pemaparan dari dua bentuk motivasi :

a. Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.19Sedangkan menurut Oemar Hamalik dalam bukunya Proses Belajar

Mengajar, mengatakan bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang

tercakup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan.20 Faktor – faktor yang menimbulkan motivasi intrinsik adalah :21

1) Keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu 2) Memperoleh informasi dan pengertian

3) Mengembangkan sikap untuk berhasil 4) Menyenangi kehidupan

5) Menyadari sumbangan terhadap usaha kelompok 6) Keinginan diterima oleh orang lain

Dapat disimpulkan motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari diri individu itu sendiri karena adanya motif atau tujuan tertentu. Seorang guru yang ingin kegiatan mengajarnya terencana agar berjalan dengan lancar,

18

Kartini Kartono,Psikologi Sosial Untuk Manajemen Perusahaan & Industri,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), cet 4, h. 147

19

Sardiman,Interaksi & Motivasi Belajar-Mengajar,(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), cet 19, h. 89

20

Oemar Hamalik,Proses Belajar Mengajar,(Jakarta: Bumi Aksara, 2001), cet 1, h. 162

21


(30)

sistematis, berkualitas, dan tentunya dapat tercapai tujuan pembelajarannya maka ia akan menyusun perencanaan pembelajaran setiap kali akan mengajar.

b. Motivasi Ekstrinsik

Di bawah ini definisi dari motivasi menurut beberapa para ahli sebagai berikut :

1) Dalam Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan, Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang timbul karena pengaruh yang berada di luar diri.22 2) Motivasi ekstrensik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya

karena adanya perangsang dari luar.23

Ada beberapa cara yang dapat menumbuhkan motivasi ekstrinsik diantaranya sebagai berikut :

a) Ganjaran

Ganjaran merupakan suatu yang diterima seseorang sebagai balasan yang telah seseorang lakukan.Ada beberapa bentuk ganjaran, yaitu :

(1) Pujian

Sesorang akan merasa senang dan bangga ketika hasil kerjanya memuaskan bahkan membuahkan pujian dari orang lain. Apalagi dalam dunia pekerjaan seorang bawahan akan merasa senang sekali disaat atasannya memberikan pujian atas hasil kerjanya.

(2) Kompensasi

Kompensasi merupakan imbalan berupa uang atau bukan uang kepada karyawan atas pekerjaan (fisik atau pikiran) yang telah dilakukan untuk organisasi atau perusahaan.

(3) Teguran

Teguran juga dapat menjadi sebuah motivasi karena setiap individu pastii tidak ingin mendapat teguran atas kelalaiannya saat bekerja maupun hasil kerjanya yang kurang optimal.

22

Jalaludin dan Ali Ahmad Zen, Op. cit., h. 120

23


(31)

(4) Hukuman

Hukuman merupakan buah hasil dari teguran yang diabaikan. Jika seseorang telah ditegur akan tetapi masih lalai maka hukumanlah yang akan ia terima.

b) Saingan atau kompetensi

Persaingan yang ketat dalam dunia pekerjaan maupun pendidikan dapat memicu motivasi seseorang untuk menjadi yang terbaik dan akan memperoleh pujian atau hadiah pada akhirnya nanti. Yang terpenting dalam persaingan ini adalah dilakukan secara sportif. Dari beberapa definisi diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa motivasi ekstrinsik antonim dari motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang timbul karena ada faktor dari luar bukan dari dalam diri seorang.Kuat lemahnya sebuah motivasi turut mempengaruhi keberhasilannya.

4.

Peranan Guru Kelas

Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1

ayat 1 menyatakan “Pengertian guru adalah pendidik professional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”24

Dalam kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan, guru kelas didefinisikan sebagai guru yang dikuasakan mempertanggungjawabkan sekelas murid; memberikan hampir seluruh mata pelajaran di kelas tersebut secara tetap (yang biasanya) selama satu tahun ajaran (di SD).25

Menurut Udin Syaefudin Saud dalam bukunya Pengembangan Profesi

Guru, ada beberapa peran dan tugas pokok guru diantaranya:26

24

UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Departemen Pendidikan Nasional RI Jakarta, 2005 Pasal 1 ayat 1 h. 3

25

Jalaludin dan Ali Ahmad Zen, Op. cit., h. 66

26

Udin Syaefudin saud,Pengembangan Profesi Guru,(Bandung: CV. Alfabeta, 2009), h. 36-37


(32)

1) Guru sebagai pengajar

Seorang guru harus menampilkan pribadi sebagai cendikiawan

(scholar) serta sebagai pengajar (teacher), dengan demikian

guru harus menguasai bidang disiplin ilmu (scientific discipline) dan cara mengajarkan atau menyampaikan materinya ke peserta didik.

2) Guru sebagai pengajar dan juga pendidik

Pribadi seorang guru juga harus mencerminkan seorang pendidik dengan menguasai ilmu yang akan diajarkan, menguasai cara mengajarkan dan mengadministrasikannya, serta memiliki wawasan dan pemahaman tentang kependidikan

3) Guru sebagai pengajar, pendidik, dan juga agen pembaharuan dan pembangunan masyarakat

Seorang guru mampu mengajar dan mendidik dalam situasi apapun (individu dan kelompok, baik dalam kelas, di luar kelas, formal maupun non-formal, serta informal) sesuai dengan keragaman karakteristik dan kondisi objektif peserta didik dengan lingkungan dan kontekstualnya lebih luas lagi sebagai penggerak dan pelopor pembaharuan dan perubahan masyarakat dimana ia berada

Sardiman A.M menyatakan peran guru dalam kegiatan belajar- mengajar adalah guru sebagai informator, organisator, motivator, pegarah/director, inisiator, transmitter, fasilitator, mediator, dan evaluator.27 Pendapat lain dalam buku Model-Model Pembelajaran mengenai peran guru berkaitan dengan kompetensi guru diantaranya, guru melakukan diagnosis terhadap perilaku awal siswa, guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), guru melaksanakan proses pembelajaran, guru sebagai pelaksana administrasi sekolah, guru sebagai komunikator, guru mampu mengembangkan ketermpilan diri, guru dapat mengembangkan potensi anak, dan guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah.28

Dari beberapa pernyataan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa peran seorang guru itu tidak hanya mengajar dan dibawah ini akan diuraikan beberapa peran guru :

a) Guru sebagai pengajar (informator)

27

Sardiman, Op. cit., h. 144-146

28

Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), cet. 2, h. 59-65


(33)

Dikatakan dalam buku Asas-asas Kurikulum, “guru adalah seseorang yang menyebabkan orang lain mengetahui atau mampu melaksanakan sesuatu atau yang memberi pengetahuan kepada

orang lain”. Sesuai dengan definisi tersebut sudah jelas bahwa

seorang guru memiliki peran sebagai pengajar atau penyampai informasi berupa ilmu pengetahuan untuk para peserta didik. b) Guru sebagai organisator

Seorang guru harus mampu mengelola kegiatan akademik, semua komponen yang berkaitan dengan kegiatan belajar-mengajar haus dapat diorganisasikan dengan baik sehingga mencapai efektifitas dan efesiensi dalam belajar pada diri siswa.

c) Guru sebagai pembimbing

Seorang guru tidak hanya berperan sebagai pendidik, akan tetapi guru juga berperan sebagai pembimbing agar peserta didik dapat menemukan dan memecahkan masalahnya sendir, mengenal diri sendiri, dan beradaptasi dengan lingkungannya.

d) Guru sebagai penghubung

Maksud penghubung disini adalah guru sebagai mediator dan fasilitator. Seorang guru harus mampu menjadi media untuk menampung aspirasi, masalah, kebutuhan, minat dan tuntutan masyarakat dan mampu menjadi fasilitas agar peserta didik mengalami kemudahan dalam proses belajar-mengajar.

e) Guru sebagai motivator

Peran guru sebagai motivator sangatlah penting, guru harus pandai merangsang dan memberikan dorongan kepada peserta didik untuk meningkatkan semangat belajar mereka, sehingga hasil belajar peserta didik meningkat dan tujuan pembelajaran tercapai.


(34)

B.

Perencanaan Pembelajaran

1.

Pengertian Perencanaan Pembelajaran

a. Pengertian Perencanaan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, perencanaan berasal dari kata rencana yang artinya konsep, rancangan, program. Sedangkan perancanaan berarti proses, perbuatan, cara merencanakan.29 Rencana juga dapat diartikan sebagai pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.30 Dengan demikian, proses suatu perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.

Perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.31

Sebagai landasan penguraian apa yang dimaksud dengan perencanaan, di bawah ini akan dipaparkan beberapa pendapat para ahli :

a. Wina Sanjaya mengatakan dalam bukunya bahwa perencanaan merupakan

“hasil proses berpikir yang mendalam, hasil dari atau proses pengkajian

dan mungkin penyeleksian dari berbagai alternatif yang dianggap lebih memiliki nilai efektifitas dan efesiensi. Perencanaan adalah awal dari semua proses suatu pelaksanaan kegiatan yang bersifat rasional.32

b. Jusuf Enoch mendefinisikan perencanaan adalah, “Sebagai suatu proses

mempersiapkan hal-hal yang akan dikerjakan pada waktu yang akan

29

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), Cet. 4 h. 1162 - 1163

30

Wina Sanjaya,Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,(Jakarta: Kencana,2011), cet. 4, h. 22

31

Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran,(Jakarta: PT Bumi Aksara,2006), cet. 1, h. 2

32

Wina Sanjaya,Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,(Jakarta: Kencana,2010), cet.3, h. 25


(35)

datang untung mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih

dahulu.”33

c. Arthur W. Stellermengatakan, “Perencanaan adalah hubungan antara apa

yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan kebutuhan, penentu tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber.”34

Dari definisi diatas memiliki kandungan makna yang sama, yaitu perencanaan adalah sebuah kegiatan yang didalamnya terdapat unsur tujuan yang harus dicapai, strategi untuk mencapai tujuan, sumber daya yang mendukung strategi dan implementasi. Maka jika dikaitkan dalam pembelajaran, perencanaan berarti sebagai proses berpikir mendalam untuk merencanakan dan memersiapkan pembelajaran yang akan berlangsung agar mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan.

b. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah terjemahan dari “instruction”, yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat.Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran Psikologi kognitif-holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan.35 Di bawah ini akan dipaparkan beberapa definisi dari pembelajaran.

1. Undang-undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik, sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.36

2. Menurut Oemar Hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

33

Jusu Enoch,Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan,(Jakarta : Bumi Aksara,1995), cet 2, h. 1

34

Hamzah B. Uno, Op. cit., h. 1

35

Wina Sanjaya, Op. cit.., h. 27

36

UU Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, Ketentuan Umum Pasal 1,(Jakarta: Depdiknas,2003), h.4


(36)

perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.37

3. Menurut Wina Sanjaya, pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tersebut.38

4. Menurut Tohirin dalam bukunya yang berjudul Psikologi

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, pembelajaran adalah suatu

upaya membelajarkan atau suatu upaya mengarahkan aktifitas siswa kearah aktifitas belajar.39

Dari beberapa definisi pembelajaran yang telah dipaparkan di atas maka penulis menarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan interaksi, yang didalamnya terdiri dari guru, peserta didik, dan perangkat pembelajaran yang saling mendukung agar tercapainya tujuan pembelajaran.Agar kegiatan pembelajaran berjalan baik dan berkualitas, maka diperlukanlah sebuah perencanaan yang matang.Selain itu, perencanaan juga harus efektif agar dalam pengaplikasiannya terciptalah kondisi belajar yang kreatif dan inovatif.

C. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan di atas, maka penulis menarik kesimpulan yang dimaksud perencanaan pembelajaran adalah proses berpikir yang mendalam untuk merencanakan dan memersiapkan pembelajaran agar terjadi interaksi yang baik, yang didalamnya terdiri dari

37

Oemar Hamalik,Kurikulum dan Pembelajaran,(Jakarta: Bumi Aksara,1995), cet 1, h. 57

38

Wina Sanjaya, Op. cit., h. 26

39

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), cet 2, h.8


(37)

guru, peserta didik, dan perangkat pembelajaran yang saling mendukung agar tercapainya tujuan pembelajaran.

2.

Macam

Macam Perencanaan Pembelajaran

a. Kalender Akademis (Kalender Pendidikan)

Kalender akademis atau biasa dikenal dengan istilah kalender pendidikan, berarti menentukan alokasi waktu minggu efektif dan hari efektif dalam setiap semester dalam satu tahun ajaran. Hal ini berfungsi untuk mengetahui berapa jam efektif yang tersedia dalam satu tahun ajaran demi keperluan menyesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai.

Berikut ini langkah–langkah yang ditempuh dalam menentukan kalender akademis :40

1) Menentukan bulan dimulai kegiatan belajar dan bulan berakhir belajar untuk setiap satu tahun ajaran

2) Menentukan jumlah minggu efektif setiap bulan diambil waktu ujian dan hari libur

3) Menentukan hari belajar efektif dalam setiap minggu b. Program Tahunan ( Prota )

Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang telah ditetapkan.41 Prota ini dimaksudkan agar jumlah materi yang harus disampaikan sesuai dengan jumlah waktu pembelajaran yang tersedia.

Jika jumlahnya tidak sesuai maka akan berakibat kepada peserta didik. Saat jumlah materi lebih banyak daripada waktu yang disediakan, maka guru akan kalang kabut ketika pelajaran akan memasuki ujian semester. Guru akan sekedar menerangkan tanpa peduli peserta didik mengerti atau tidak materi yang disampaikan karena bagi guru, ia telah mencapai target dengan

40

Wina Sanjaya, Op.cit., h. 50

41

Wina Sanjaya,Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), cet 1, h. 165


(38)

menyampaikan semua materi. Oleh sebab itu, penetapan jumlah waktu yang tersedia untuk setiap kompetensi dasar itu penting.

c. Program Semester ( Prosem )

Dikutip dari buku Wina Sanjaya yang berjudul Perencanaan dan

Desain Sistem Pembelajaran, Program Semester (Prosem) merupakan

penjabaran dari program tahunan yang diarahkan untuk menjawab minggu keberapa atau kapan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar itu dilakukan.42 Pengalokasian waktu pada Prosem diberikan secara lebih rinci dibandingkan Prota. Pada Prosem setiap topik satuan bahasan dikembangkan menjadi sub topik dan ditentukan alokasi waktunya. Selanjutnya dibuat distribusi waktu disetiap minggu minggu efektif pada setiap bulan selama satu semester, dimulai dari semester ganjil kemudian semester genap.

d. Silabus

Silabus merupakan hasil penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi, kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok–pokok serta uraian materi pembelajaran yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.43Silabus mencakup hal-hal penting didalamnya seperti yang telah diuraikan di atas.Dengan demikian, silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam menyusun Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yaitu panduan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan.44 Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, bahwa pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dijabarkan

42

Wina Sanjaya, Op. cit., h. 166

43

Lukmanul Hakim,Perencanaan Pembelajaran,(Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h. 173

44

Trianti, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 214


(39)

dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran dalam upaya mencapai kompetensi dasar.

Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.45

Dapat disimpulkan RPP merupakan rencana yang menggambarkan kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat satu kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam satu kali pertemuan atau lebih.

3.

Komponen Perencanaan Pembelajaran

Komponen-komponen perencanaan pembelajaran berdasarkan Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang standar proses, sebagai berikut:

a. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan b. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema c. Kelas/ semester

d. Materi pokok

e. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untukpencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkanjumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai.

f. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dandiukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Briggs mendefinisikan tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan tentang apa yang harus dilakukan siswa atau tingkah

45

Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), cet. 2, h. 5


(40)

laku yang bagaimana yang diharapkan dari siswa setelah ia menyelesaikan suatu program pembelajaran tertentu.46

g. Kompetensi dasar dan indicator pencapaian kompetensi

Kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti.Konten kompetensi dasar terdiri atas sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.

Dijelaskan oleh Evi Fatimatur Rusydiyah dkk dalam buku

Perencanaan Pembelajaran Edisi Pertama (2009), indikator

memiliki ciri-ciri : 47

ciri perilaku (bukti terukur) yang menggambarkan peserta didik telah mencapai KD; pencapaian KD ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur; dikembangkan sesuia karakteristik peserta didik, satuan pendidikan dan daerah; menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan diobservasi; serta digunakan sebagai dasar menyusun alat evaluasi.

h. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan proseduryang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai denganrumusan indikator ketercapaian kompetensi.

Ada tiga prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan materi pembelajaran seperti yang dijelaskan M. Rohman dan Sofan Amri dalam buku Strategi & Desain Pengembangan Sistem

Pembelajaran (2013), prinsip-prinsip yang dimaksud adalah 1)

prinsip relevansi, artinya materi pembelajaran hendaknya memiliki keterkaitan dengan kompetensi inti, kompetensi dasar, dan standar isi, 2) prinsip konsistensi, artinya jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik satu macam, maka materi pembelajaran yang diajarkan juga harus satu macam, dan 3)

46

Muhammad Rahman dan Sofan Samri,Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran,(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013) cet. 1, h. 61

47

EviFatimatur rusydya, Dkk, Perencanaan Pembelajaran Edisi Pertama, (Jakarta: Lapis PGMI, 2009) , h.15


(41)

prinsip kecukupan, artinya materi yang diajarkan tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh juga terlalu banyak.

i. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didikmencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai.

j. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran.

Beraneka ragam media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, oleh sebab itu seorang guru harus mengetahui prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran. Prinsip-prinsip pemilihan media sebagai berikut :48

1) Media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran, metode mengajar yang digunakan serta karakteristik siswa yang belajar (tingkat pengetahuan siswa, bahasa siswa, dan jumlah siswa yang belajar).

2) Untuk dapat memilih media yang tepat, guru harus mengenal ciri-ciri dan tiap-tiap media pembelajaran. 3) Pemilihan media pembelajaran harus berorientasi pada

siswa yang belajar, artinya pemilihan media untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa.

4) Pemilihan media harus mempertimbangkan biaya pengadaan, ketersediaan bahan media, mutu media, dan lingkungan fisik tempat siswa belajar.

k. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan. l. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan

pendahuluan, inti, dan penutup. m. Penilaian hasil pembelajaran.

Setiap kegiatan sudah pasti memiliki sebuah tujuan, begitu juga dengan penilaian hasil pembelajaran. Adapun tujuan penilaian

48

Muhammad Rahman dan Sofan Samri,Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran,(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013) cet. 1, h. 173


(42)

hasil pembelajaran yang dijelaskan Zainal Arifin dalam buku

Evalusi Pebelajaran (2011), sebagai berikut :49

1) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diberikan;

2) Untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat, dan sikap peserta didik terhadap program pembelajaran;

3) Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan;

4) Untuk mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran;

4.

Fungsi Perencanaan Pembelajaran

Setiap tindakan sudah pasti perlu pemikiran–pemikiran yang matang untuk memuluskan apa yang akan kita kerjakan. Oleh karena itu, pasti kita membuat perencanaan sebelum bertindak untuk mengerjakan sesuatu.Dalam menjalani kehidupan juga sudah pasti kita memiliki perencanaan agar perjalanan hidup kita bisa berjalan terarah dan mencapai segala impian dan tujuan yang diharapkan.

Begitu juga dalam dunia pembelajaran, kita perlu merancang jalannya pembelajaran agar pembelajaran berjalan sistematis dan berkualitas,seperti yang dikutip dari Ali Mahsun yang mengutip Muhaimin yang mengutip berdasarkan penelitian Chair yang menunjukkanbahwa kegiatan pembelajaran yang diawali dengan melakukan kegiatan penyusunan perencanaan pembelajaran akan meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan perolehan hasil belajar.

Dalam buku Perencanaan Pembelajaran dan Desain Sistem

Pembelajaran, dituliskan delapan fungsi dari perencanaan pembelajaran,

yaitu :50

49

Zainal Arifin,Evaluasi Pembelajaran,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2011) cet. 3, h. 15


(43)

a. Fungsi Kreatif

Pembelajaran yang telah terencana akan memberikan umpan balik yang memberikan gambaran jalannya pembelajaran yang telah terlaksana. Dengan begitu, guru akan kreatif merevisi kelemahan yang terjadi agar embelajaran selanjutnya jauh lebih baik.

b. Fungsi Inovatif

Tidak akan terjadi sebuah inovasi, jika tidak ada perencanaan. Inovasi akan muncul disaat kita memperbaiki kekurangan atau kelemahan dari sebuah perencanaan.

c. Fungsi Selektif

Sebagai guru kita harus selektif dalam memilih strategi, strategi mana yang efektif dan efesien untuk dikembangkan dan dipergunakan dalam materi yang sesuai sehinggga tujuan pembelajaran dapat tercapai. d. Fungsi Komunikatif

Dokumen perencanaan harus dapat mengkomunikasikan kepada setiap orang tentang tujuan dan hasil yang ingin dicapai, serta strategi atau rangkaian kegiatan yang dapat dilakukan.

e. Fungsi Prediktif

Fungsi prediktif disini berarti perencanaan dapat menggambarkan berbagai kesulitan yang akana terjadi dan menggambarkan hasil yang akan diperoleh.

f. Fungsi Akurasi

Perencanaan juga berfungsi untuk menakar setiap waktu yang diperlukan untuk menyampaikan materi.Jangan sampai materi yang disampaikan tidak seimbang dengan waktu yang tersedia. Jika hal itu terjadi maka guru akan sekedar menyampaikan materi tanpa memperdulikan peserta didik memahami materi atau tidak.

g. Fungsi Pencapaian Tujuan

Pembelajaran memiliki dua sisi yang sama penting, yakni sisi hasil belajar dan sisi proses belajar. Mengajar tidak sekedar membuat

50


(44)

mereka berkembang dalam intelektual saja, akan tetapi juga dalam sikap dan keterampilan.

h. Fungsi Kontrol

Dengan perencanaan sudah pasti kita dapat mengontrol tigkat keberhasilan peserta didik, mana materi yang sudah dipahami dan mana materi yang masih perlu diulangi kembali.

Selain fungsi perencanaan pembelajaran juga memiliki manfaat seperti yang diterangkan Abdul Majid sebagai berikut :51

1) Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan 2) Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan

3) Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid

4) Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kerja

5) Untuk bahan penyusun data agar terjadi keseimbangan kerja

6) Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya

Dengan demikian dapat disimpulkan fungsi dan manfaat perencanaan pembelajaran adalah untuk merencanakan dan menggambarkan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan sehingga pembelajaran tersebut berjalan dengan persiapan yang baik; efisien dalam waktu, tenaga dan biaya; dan mejadi alata ukur atau kontrol tingkat keberhasilan belajar peserta didik ataupun keberhasilan guru atas pengajarannya sebagai seorang pendidik.

5.

Langkah-langkah

Penyusunan

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP)

Kemampuan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan langkah awal yang harus dimiliki setiap guru ataupun calon guru. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah gambaran kegiatan

51

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 22


(45)

pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru dan peserta didik. Dalam RPP harus jelas kompetensi dan tujuan dari pembeljaran tersebut, apa yang harus dilakukan, apa yang arus dipelajari, bagaimana cara mempelajarinya,serta bagaimana cara mengetahui bahwa peserta didik telah menguasai materi yang disampaikan.

Langkah-langkah penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai berikut :

a. Mengisi kolom identitas yang mencakup nama sekolah, mata pelajaran, kelas, semester, dan alokasi waktu.

b. Menuliskan SDKD dan indikator yang dikutip dari silabus

c. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SKKD dan indikator.

d. Menuliskan materi pokok kemudian dibuat materi ajar.

e. Merumuskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran terdiri atas :

1) Kegiatan pendahuluan

Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses proses pembelajaran.

2) Kegiatan inti

Kegiatan inti ini merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenagkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Di dalam kegiatan inti terdapat tiga tahap kegiatan, yaitu :


(46)

Dalam kegiatan eksplorasi ini, guru menggali pengetahuan peserta didik, sejauh mana mereka mengetahui pengetahuan tentang materi yang akan dipelajari.

b) Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi ini, guru memfasilitasi peserta didik untuk berpikir kritis dan berdiskusi dengan cara pemberian tugas secara berkelompok. Selain itu, guru juga memfasilitasi peserta didik untuk mendemontrasikan hasil diskusinya.

c) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi ini, guru melalukan umpan balik secara lisan maupun tertulis dan memberikan konfirmasi hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik. 3) Kegiatan penutup

Dalam kegiatan penutup guru membantu peserta didik untuk menyimpulkan materi pelajaran, guru memberikan evaluasi hasil belajar serta memberikan peserta didik tindak lanjut dengan memberikan pekerjaan rumah.Dalam kegiatan penutup ini juga guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

f. Menyusun kriterian penilaian (evaluasi) g. Menetukan sumber belajar

Perencanaan pembelajaran disusun bukan hanya sekedar sebagai pelengkap administrasi, namun disusun sebagai bagian integral dari proses pekerjaan professional, sehingga berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan suatu keharusan karena didorong oleh kebutuhan agar pelaksanaan pembelajaran terarah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.


(47)

6.

Penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dalam Pembelajaran

Agar pelaksanaan pembelajaran berkualitas maka perlu disusun sebuah perencanaan pembelajaran agar pembelajaran berjalan sistematis.Penyusunan perencanaan pembelajaran juga memiliki prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan sehingga pembelajaran benar-benar berkualitas.Seperti yang tertulis dalam Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang standar proses, dibawah ini adalah prinsip-prinsip penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran :

a. Memperhatikan perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan lingkungan peserta didik. b. Mengutamakan partisipasi aktif peserta didik.

c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar,motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.

d. Memperhatikan pengembangan budaya membaca dan menulisyang dirancanguntuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan,dan remedi.

f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata

pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.


(48)

C.

Hasil Penelitian yang Relevan

Badriyah dengan judul “Motivasi Kerja Guru PAI Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Magelang”. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan motivasi guru PAI SMA Muhammadiyah kota Magelang dalam bekerja adalah adanya motivasi intrinsik yang cukup tinggi meskipun motivasi ekstrinsik ikut memotivasi guru dalam bekerja, begitu juga dengan peran Kepala Sekolah. Hal demikian cukup membuktikan bahwa motivasi ekstrnal ikutserta memotivasi guru dalam melaksanakan tugasnya.52

Yuhendrial dengan judul “Motivasi Kerja Guru Profesional Dalam

Melaksankan Tugas Mengajar Di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kecamatan

Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat”. Dari hasil penelitian tersebut

rekapitulasi data motivasi kerja guru profesional dalam merencanakan pembelajaran di SDN Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat sudah tinggi dengan skor rata-rata 3,76. Sedangkan untuk rekapitulasi data motivasi kerja guru profesional dalam melaksanakan pembelajaran di SDN Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat sudah tinggi dengan skor rata-rata 3,83.53

D.

Kerangka Berfikir

Sekolah yang berkualitas mempunyai sistem yang baik, yang terdiri dari beberapa elemen. Guru merupakan salah satu elemen yang sangat penting karena secara langsung berinteraksi dalam proses pembelajaran. Peranan guru sangat berpengaruh terhadap proses pendidikan dan hasil belajar anak. Keberhasilan yang diperoleh peserta didik, tidak terlepas dari peran guru yang memiliki rasa tanggung jawab atas tugasnya.

Guru yang memiliki rasa tanggung jawab atas tugasnya, tidak akan melupakan tugasnya untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

52

Badriyah, Motivasi Kerja Guru PAI Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Magelang, Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010

53

Yuhendrial, Jurnal Administrsi Pendidikan;Motivasi Kerja Guru Profesional Dalam Melaksankan Tugas Mengajar Di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat, 2013, h.290-291


(49)

(RPP) setiap kali akan melakukan kegiatan belajar-mengajar. RPP bukan hanya sebagai pelengkap dari administrasi. Akan tetapi, perencanaan pembelajaran ini sebagai bagian integral dari proses pekerjaan professional, sehingga berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran.

Dengan demikian, penyusunan RPP merupakan suatu keharusan karena didorong oleh kebutuhan agar pelaksanaan pembelajaran terarah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

Motivasi Guru Kelas Dalam Penyusunan Perencanaan

Motivasi Guru Kelas Dalam Penerapan Perencanaan

PEMBELAJARAN BERKUALITAS


(50)

34

Penelitian ini mengambil dua tempat (dua sekolah), yaitu di SDN Pondok Pucung 02 yang beralamat di Jl. Palem Puri No.2 Kampung Utan Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan dan MI Soebono Mantofani yang beralamatkan di Jl. Sumatera No. 75 Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Waktu penelitian sebagai proses pengumpulan data dalam penelitian sebagai berikut :

Tahapan Waktu

Proses Awal Penelitian

1. Persetujuan Judul Penelitian oleh Kajur

7 Januari 2014

2. Seminar Proposal Skipsi 25 Januari 2014 3. Bimbingan Skripsi oleh Dosen

Pembimbing yang bersangkutan

9 Maret 2014 s/d September 2014

Penyususnan Data

1. Revisi Bab I 9 Maret 2014 dan 12 Maret 2014 2. Revisi Bab II 19 Maret 2014 dan 26 Maret 2014 3. Revisi Bab III 27 April 2014 dan 3 Mei 2014 4. Revisi Bab IV 28 Agustus 2014

5. Revisi Bab V 12 Sepetember 2014 Laporan Penelitian

1. Survei Awal di SDN Pondok Pucung 02 dan MI Soebono Mantofani

7 Mei 2014 dan 9 Mei 2014

2. Penyebaran Angket 14 Mei 2014 3. Pengumpulan data dari SDN

Pondok Pucung 02 dan MI Soebono Mantofani


(51)

4. Wawancara dengan Kepala Sekolah SDN Pondok Pucung 02 dan MI Soebono Mantofani

29 Mei 2014 dan 31 Mei 2014

B.

Latar Penelitian

Latar Penelitian ini menggunakan dua sekolah yaitu SDN Pondok Pucung 02 yang berlokasi di Jl. Palem Puri No.2 Kampung Utan Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan dan MI Soebono Mantofani yang beralamatkan di Jl. Sumatera No. 75 Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Yang akan diteliti disini adalah motivasi kerja guru kelas dalam penyusunan perencanaan pembelajaran dan motivasi guru kelas untuk menerapkan perencanaan pembelajaran dalam kelas. Adapun yang berperan dalam penelitian ini, meliputi: peneliti sendiri, Kepala Sekolah dan guru kelas dari SDN Pondok Pucung 02 dan MI Soebono Mantofani.

C.

Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara-cara berpikir untuk melakukan penelitian.1 Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai suatu proses yang terdiri atas sejumlah kegiatan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.2 Jadi metode penelitian adalah suatu cara atau upaya untuk memperoleh fakta yang sistematis untuk mewujudkan kebenaran.

Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, metode ini bertujuan untuk menggambarkan, mendeskripsikan atau melukiskan secara sistematis mengenai situasi atau kejadian.Hal ini sesuai dengan pernyataan Wina Sanjaya dalam buku

Penelitian Pendidikan,

1

Maman Abdurrahman, Panduan Praktis Memahami Penelitian, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011) cet 1, h. 3

2


(52)

“Penelitian deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara utuh dan mendalam tentang realitas sosial dan berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat yang menjadi subjek penelitian sehingga tergambarkan ciri, karakter, sifat dan model dari fenomena tersebut”.3

Penelitian deskripsi biasanya tidak diarahkan untuk menguji hipotesa, melainkan untuk mencari informasi untuk mengambil kesimpulan. Berdasarkan proses sifat dan analisis datanya, penelitian ini bersifat eksploratif yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena. Karena penelitian ini mendeskripsikan suatu gejala nyata yang ada dilapangan.

D.

Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pengumpulan data merupakan proses pengadaan data untuk keperluan suatu penelitian yang merupakan langkah penting dalam metode ilmiah. Pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.4 Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.

1. Observasi

Banyak yang beranggapan observasi sebagai aktifitas sempit yakni mengamati sesuatu dengan penglihatan. Dalam pengertian psikologi, observasi atau yang disebut juga pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.5 Observasi ini merupakan langkah awal yang dilakukan peneliti. Tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui motivasi guru kelas untuk penerapan RPP dalam kelas.

3

Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), cet.1, h.47

4

Maman Abdurrahman, Ibid, h.85

5

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), cet. 13, h. 156


(53)

Dalam observasi, ada tiga komponen yang menjadi obyek penelitian, yaitu: Place (Tempat), Actor(Pelaku) dan Activities (Aktivitas).6 Place atau tempat disini adalah lingkungan kelas di Sekolah. Actor atau pelaku disini adalah guru mata pelajaran yang terkait penelitian dan siswa.Activities atau aktivitas disini adalah kegiatan belajar mengajar.Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi langsung ke lapangan yaitu di SDN Pondok Pucung02 dan MI Soebono Mantofani.

a) Place (Tempat)

Tempat yang menjadi obyek penelitian disini ialah SDN Pondok Pucung 02 yang berlokasi di Jl. Palem Puri No.2 Kampung Utan Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatandan MI Soebono Mantofani yang beralamatkan di Jl. Sumatera No. 75 Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan.

b) Actor (Pelaku)

Adapun actor (pelaku) yang diobservasi/diamati dalam penelitian ini adalah guru kelas di SDN Pondok Pucung 02 dan MI Soebono Mantofani.

Jumlah guru yang mengajar di SDN Pondok Pucung 02 berjumlah 18 orangsecara keseluruhan, terdiri dari 12 orang sebagai guru kelas, 2 orang sebagai guru Agama, 1 orang sebagai guru bahasa Inggris, 1 orang sebagai guru kesenian, 1 orang sebagai guru penjaskes, dan 1 orang sebagai guru komputer.

Sedangkan jumlah guru yang mengajar di MI Soebono Mantofani sebanyak 22 orang secara keseluruhan, terdiri dari 13 orang sebagai guru kelas, 1 orang guru penjaskes, dan 8 orang guru bidang studi.

6

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2012), cet. 15, h. 228


(54)

c) Activities (aktivitas)

Aktivitas yang diamati dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran, untuk mengetahui motivasi guru dalam penerapan perencanaan pembelajaran.

Dalam panduan observasi, penulis membuat pedoman observasi sebagai berikut

Tabel 3.0

Pedoman Penilaian Observasi

Skor Keterangan

3 2 1

Baik Cukup Kurang

Tabel 3.1 Pedoman Observasi

Dimensi Indikator No. Item

Pelaksanaan Pembelajaran

Langkah – Langkah RPP A. Kegiatan Pendahuluan B. Kegiatan Inti

C. Kegiatan Penutup

a, b, c

a, b, c, d, e, f, g, h, i, j, k

a, b, c, d Sikap Guru Dalam Proses Pembelajaran a, b, c, d, e, f, g

Penggunaan Media dan Metode

Pembelajaran a, b, c, d, e

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.7 Percakapan yang dimaksud disini adalah percakapan antara pewawancara

7

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 135


(55)

dengan yang diwawancarai. Dalam wawancara ini peneliti memberikan beberapa pertanyaan yang telah disiapkan daftar pertanyaannya (instrumen) dalam bentuk pedoman wawancara kepada kepala sekolah. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai motivasi ekstrinsik dalam penyusunan perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh tiap guru kelas. Adapun pedoman wawancara sebagai berikut :

Table 3.2 Pedoman Wawancara

Dimensi Indikator No. Item

Motivasi Ekstrinsik

 Perintah dari kepala sekolah

 Pemberian kompensasi

 Pemberian pujian

 Penilaian RPP

 Pelatihan workshop

1, 2, 3 4 5 6 7, 8

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, dan agenda.8 Tujuan dari studi dokumentasi ini melampirkan RPP sebagai bukti guru kelas menyusun RPP untuk setiap kali melaksanakan kegiatan pembelajaran dan memberikan penilaian atas RPP yang terkumpul untuk mengetahui kualitas dari RPP tersebut. Adapun pedoman penilaian RPP sebagai berikut :

Tabel 3.3

Pedoman Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Skor Keterangan

5 Sangat Baik

8


(56)

4 3 2 1 Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Tabel 3.4

Pedoman Telaah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Dimensi Indikator No. Item

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

A. Identitas Mata Pelajaran B. Perumusan Indikator

C. Perumusan Tujuan Pembelajaran D. Pemilihan Materi Ajar

E. Pemilihan Sumber Belajar F. Pemilihan Media Pembelajaran G. Metode Pembelajaran

H. Penilaian Hasil Belajar

A1 B1, B2 C1, C2 D1, D2, D3

E1, E2, E3 F1, F2, F3 G1, G2, G3 H1, H2, H3

4. Angket

Angket merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya, dan harus diisi oleh responden.9 Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yang menghendaki jawaban pendek, dan tertentu yang telah disediakan oleh peneliti dengan cara memberikan tanda-tanda pada jawaban yang dipilih. Angket yang digunakan terdiri dari 25 butir soal yang disebarkan kepada seluruh guru kelas di SDN Pondok Pucung 02 dan MI Soebono Mantofani.

9


(57)

Skala ini disusun dalam bentuk pernyataan dan diikuti oleh empat respons yang menunjukkan tingkatan sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Tabel 3.5

Alternatif Jawaban Responden atau Jawaban Angket Pernyataan Intrinsik Dan Ekstrinsik

Jawaban Skor

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak setuju

4 3 2 1

Adapun kisi-kisi instrument penelitian yang peneliti gunakan dalam pembuatan angket sebagai berikut :

Tabel 3.6

Kisi – kisi angket motivasi menyusun perencanaan pembelajaran Variabel

Penelitian

Dimensi Indikator No. Item

Motivasi instrinsik

 Memiliki perasaan senang dalam menyusun RPP

 Memiliki perasaan senang menerapkan RPP dalam pembelajaran

 Tanggung jawab guru dalam menyusun RPP

 Tanggung jawab guru menerapkan RPP dalam pembelajaran

 Mengembangkan sikap untuk berhasil dalam menyusun RPP  Memiliki keyakinan dengan

1

3

2, 4, 5, 7

8

9, 10


(58)

Motivasi Kerja

pengetahuan yang dimiliki

Motivasi ekstrinsik

 Menyusun RPP jika mendapat ganjaran

 Menyusun RPP jika diminta kepala sekolah

 Menerapkan RPP dalam pembelajaran jika kepala sekolah mengontrol pembelajaran

 Senang memperoleh pujian  Adanya persaingan

 Adanya peluang terhadap karir

13, 14, 15

16, 17

18, 19

20, 21 22 23, 24, 25

E.

Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan suatu data dapat dilakukan dengan teknik pemeriksaan yangdidasarkan atas kriteria tertentu. Ada empat kriteria dalam teknik pemeriksaan data, yaitu kredibilitas, keteralihan, kebergantungan, dan kepastian.10

Untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan

kredibilitas. Kriteria ini dipergunakan untuk membuktikan bahwa data atau

informasi yang diperoleh benar-benar mengandung nilai kebenaran (truth

value). Adapun teknik yang dilakukan antara lain:

1. Pengamatan secara seksama

Pengamatan secara seksama dilakukan secara terus menerus untukmemperoleh gambaran yang nyata tentang motivasi kerja guru kelas dalam penyusunan dan penerapan RPP dalam kelas.

10


(59)

2. Trianggulasi

Trianggulasi merupakan suatu teknik pemeriksaan data dengan membandingkan data yang diperoleh dari satu sumber ke sumber lainnya pada saat yang berbeda atau membandingkan data yang memperoleh dari sumber ke sumber lainnya dengan pendekatan yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk mengecek atau membandingkan data penelitian yang dilakukan sehingga informasi yang didapatkan memperoleh kebenaran. 3. Mengadakan membercheck

Membercheck dimaksudkan untuk memeriksa keabsahan data.

Membercek dilakukan setiap akhir kegiatan wawancara. Dalam hal ini, peneliti berusaha menggulang kembali garis besar hasil wawancara berdasarkan catatan yang dilakukan peneliti agar informasi yang diperoleh dapat digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh sumber data.

F.

Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah baru kemudian dilakukan analisis model interaktif dengan tahapan:

1. Pengumpulan Data

Peneliti membuat catatan yang dikumpulkan melalui melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan angket yang merupakan catatan lapangan yang terkait dengan pertanyaan dan atau tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan adalah motivasi guru kelas dalam penyusunan perencanaan pembelajaran dan motivasi guru kelas dalam penerapan perencanaan pembelajaran di kelas.

2. Reduksi Data

Reduksi data dilakukan selama penelitian berlangsung, bahkan langkah ini dilakukan sebelum data benar-benar dikumpulkan. Peneliti sudah mengetahui data apa saja yang dibutuhkan terkait penelitiannya tentang


(60)

motivasi kerja guru kelas dalam penyusunan perencanaan pembelajaran dan motivasi guru dalam penerapan perencanaan pembelajaran di kelas.

3. Penyajian Data

Setelah melakukan reduksi data, langkah selanjutnya adalah penyajian data atau sekumpulan informasi yang terkumpul melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dan pengisian angket.

4. Skoring

Memberikan nilai pada setiap observasi, dokumentasi, dan jawaban angket. Kemudian melihat rata-rata skor jawaban responden, dengan klasifikasi sebagai berikut :

Tabel 3.7

Klasifikasi Skor Observasi

Klasifikasi Keterangan Jumlah Skor Jawaban

80– 100 Baik

60 – 79 Cukup

≤ 59 Kurang

Tabel 3.8

Klasifikasi Skor Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Klasifikasi Keterangan Jumlah Skor Jawaban

80 – 100 Baik

60 – 79 Cukup

≤ 59 Kurang

Tabel 3.9

Klasifikasi Skor Angket

Klasifikasi Keterangan Jumlah Skor Jawaban

25% – 30% Rendah

51% – 75% Sedang


(61)

Setelah pengumpulan data, tahap berikutnya data tersebut di analisa dengan analisis kuantitatif secara deskriptif analisis. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut :

P = F X 100 % N

Keterangan : P : Prosentase

F : Frekuensi jawaban responden N : Jumlah responden

5. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh dari lapangan dengan analisa kualitatif secara deskriptif dan menyajikan data hasil penelitian dalam bentuk teks yang bersifat naratif.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)