Analisis Dan Evaluasi MVA Pada PT.Perusahaan Gas Negara Tbk

Sahala Ian Patra Napitupulu : Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added EVA..., 2006 USU Repository © 2009 penurunan menjadi hanya sebesar Rp813.161.000.000, hal ini disebabkan penurunan nilai pasar dari ekuitas yang mencapai Rp381.600.000.000 dan penurunan ini diakibatkan harga saham yang turun dari Rp1925 untuk tahun 2003 menjadi Rp1725 harga saham ANTM yang terendah selama periode penelitian di tahun 2004. Nilai pasar sendiri meningkat hanya sedikit dikarenakan naiknya nilai utang dan bunga minoritas. Hal yang cukup menarik ditahun 2004 adalah bahwa nilai utang menjadi komponen utama yang memberikan andil terbesar dalam membentuk nilai MVA yang berarti bahwa perusahaan masih lebih bergantung pada utang daripada nilai ekuitasnya. Modal yang diinvestasikan ANTM sendiri untuk tahun 2004 meningkat hampir 50 dibandingkan tahun 2003 yang mengakibatkan penurunan nilai MVA. Tahun 2005 nilai MVA meningkat hingga 400 diakibatkan oleh naiknya harga saham dari Rp1725 menjadi Rp3575 atau naik tiga kali lipat yang membuat nilai ekuitas naik sampai lebih dari 200. Modal yang diinvestasikan sendiri hanya meningkat sedikit yakni Rp360.145.000.000 sehingga hanya sedikit mengurangi nilai MVA. Selama periode penelitian 2003-2006 pencapaian nilai MVA terbesar ANTM terjadi di tahun 2006 dimana nilai MVA mencapai Rp10.982.401.000.000 dan kembali kenaikan harga saham menjadi penyebab utama kenaikan tersebut. Harga saham ANTM di tahun 2006 menembus level Rp8000 per saham membuat kenaikan nilai ekuitas menjadi sangat tinggi. Nilai utang dan bunga minoritas memang kurang memberikan andil namun hal ini sama dengan andil modal yang diinvestasikan yang tidak banyak mengurangi nilai MVA ANTM.

3. Analisis Dan Evaluasi MVA Pada PT.Perusahaan Gas Negara Tbk

Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan MVA pada PT.Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS setelah terlebih dahulu mengolah data yang ada untuk periode 2003-2006. Tabel 4.15 Perhitungan MVA Pada PT.Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS Sahala Ian Patra Napitupulu : Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added EVA..., 2006 USU Repository © 2009 Juta Rp NO Komponen 2003 2004 2005 2006 1 Nilai pasar dari ekuitas 6.697.529,85 8.318.067,58 30.953.088,15 52.265.125,94 2 Nilai pasar dari utang 5.350.992 7.299.889 7.554.874 8.466.537 3 Bunga Minoritas 445.479 562.203 694.154 608.243 4 Total Nilai Pasar 1 + 2 + 3 12.494.000,85 16.180.159,58 39.202.116,15 61.339.905,94 5 Modal Yang Diinvestasikan 8.666.602 10.477.500 11.753.175 13.627.633 6 MVA 4 x 5 3.827.398,85 5.702.659,58 27.448.941,15 47.712.272,94 Sumber : Laporan Keuangan PGAS Diolah Keterangan : Nilai pasar dari ekuitas = Harga saham akhir tahun buku perusahaan x Jumlah saham yang beredar pada periode tersebut PT.Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS masuk menjadi anggota Bursa Efek jakarta BEJ sejak tanggal 15 Desember 2003, namun pihak manajemen telah mampu untuk menciptakan nilai MVA PGAS untuk tahun 2003 sebesar Rp3.827.398.000.000 dan hal ini menunjukkan bahwa ekspetasi pasar terhadap saham PGAS cukup besar. Jumlah saham PGAS yang beredar di tahun 2003 memang cukup besar yakni 4.320.987.000 lembar saham dengan harga jual masih Rp1550 per lembar saham dan dengan harga saham yang masih rendah membuat nilai pasar dari ekuitas yang terbentuk tidak terlalu besar. Nilai utang dari PGAS memberikan andil sampai sebesar 40 dari nilai pasar sehingga masih menjadi salah satu pendorong utama dari pembentukan nilai MVA. Modal yang diinvestasikan PGAS sendiri yang jumlahnya mencapai Rp8.666.602.000.000 masih cukup besar untuk mengurangi nilai tambah pasar yang dibentuk. Tahun 2004 menjadi tahun kedua PGAS dalam usaha menciptakan nilai tambah pasar MVA dimana manajemen telah mampu untuk meningkatkan nilai MVA menjadi sebesar Rp5.705.659.580.000. Kenaikan ini sendiri dipicu oleh naiknya harga saham menjadi Rp1900 atau naik Rp 350 dibandingkan tahun 2003 karena jumlah saham PGAS yang beredar tidak mengalami perubahan yang berarti, walaupun kenaikan nilai pasar tahun 2004 sangat Sahala Ian Patra Napitupulu : Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added EVA..., 2006 USU Repository © 2009 membantu meningkatkan nilai MVA karena kenaikan modal yang diinvestasikan bahkan masih lebih rendah daripada kenaikan nilai utang. Nilai MVA PGAS meningkat lagi ditahun 2005, bahkan kenaikannya mencapai Rp21.746.281.570.000 atau mencapai lima kali lipat dari tahun 2004. Harga saham PGAS yang meningkat tajam kembali menjadi pemicu kenaikan nilai MVA tersebut. Harga saham PGAS di tahun 2005 adalah senilai Rp6900 atau naik lebih dari tiga kali lipat sehingga kenaikan nilai MVA juga cukup besar, sedangkan nilai utang dan bunga minoritas sendiri tidak terlalu membantu dalam meningkatkan nilai pasar karena kedua komponen ini hanya mengalami peningkatan yang sangat kecil dan hal yang sama juga terjadi untuk modal yang diinvestasikan sehingga tidak terlalu mempengaruhi peningkatan nilai MVA. Tahun 2006, sama seperti ASII dan ANTM, merupakan periode dimana PGAS mampu membukukan nilai MVA terbesar. Nilai MVA PGAS mencapai Rp47.712.272.940.000 atau naik dua kali lipat dibandingkan tahun 2005. Harga saham juga mencapai rekor tertingginya selama periode penelitian yakni mencapai Rp11.600 dan kembali hal ini menjadi pendorong utama dari peningkatan nilai MVA yang terjadi karena jumlah saham yang beredar tetap jumlahnya. Analisis dan evaluasi nilai MVA dari Tiga Emiten Terbaik 2006 Versi Majalah Investor yakni ASII, ANTM dan PGAS memperlihatkan bahwa selama periode penelitian tahun 2003- 2006 ketiga emiten terbaik tersebut selalu mampu untuk menciptakan dan meningkatkan nilai MVA perusahaannya hanya nilai MVA ASII yang pernah mengalami penurunan di tahun 2005. Hal yang cukup mengejutkan yang terjadi selama periode penelitian tahun 2003-2006 adalah bahwa nilai terbesar MVA yang dapat diciptakan kepada shareholder justru diciptakan oleh PGAS yang notabene merupakan perusahaan yang tidak sebesar ASII. Perhitungan yang telah dilakukan untuk memperoleh nilai EVA dan MVA pada ke tiga emiten terbaik 2006 selama periode 2003-2006 akan diringkaskan pada tabel 4.16 berikut : Sahala Ian Patra Napitupulu : Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added EVA..., 2006 USU Repository © 2009 Nilai EVA dan MVA pada Tiga Emiten Terbaik 2006 versi Majalah Investor untuk periode 2003-2006. Ribu Rp Tahun ASII ANTM PGAS EVA MVA EVA MVA EVA MVA 2003 6.703.114.059 10.254.583.000 192.441.090 1.889.389.000 836.540.164 3.827.398.850 2004 5.902.813.710 25.610.161.000 1.318.459.967 813.161.000 936.336.737,4 5.702.659.580 2005 4.387.128.767 24.672.063.000 1.072.056.558 3.791.460.000 1.734.127.730 27.448.941.150 2006 1.664.758.788 45.232.914.000 1.585.864.988 10.982.401.000 2.636.310.682 47.712.272.940 Tabel 4.16 menunjukkan bahwa nilai EVA dan nilai MVA untuk ASII mengalami volatilitas yang berbeda dari tahun ke tahun selama periode penelitian, terlihat bahwa nilai EVA ASII selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun selama periode penelitian , berbanding terbalik dengan nilai MVA yang selalu meningkat kecuali ditahun 2005. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja internal ASII yang tidak terlalu baik tergambar dari nilai EVA ternyata tidak terlalu berdampak terhadap keinginan besar investor untuk menanamkan modalnya pada ASII terlihat dari nilai MVA yang selalu meningkat. Harga saham ASII sendiri tetap meningkat dan terjaga karena besarnya daya tarik saham ASII pada pemodal publik dan kemungkinan hal ini disebabkan oleh nama besar ASII. Nilai EVA sendiri mengalami penurunan disebabkan karena penurunan penjualan ASII akibat dari naiknya BBM yang menyebabkan terjadinya inflasi sehingga suku bunga juga meningkat sehingga penjualan kredit menurun tajam, padahal 70 pendapatan dari ASII adalah berasal dari penjualan melalui kredit. ANTM sendiri juga memiliki nilai EVA dan MVA yang mengalami volatilitas yang berbeda, terlihat dari nilai EVA dan MVA di tahun 2004 dan 2005. Tahun 2004 nilai EVA ANTM mengalami peningkatan namun sebaliknya dengan nilai MVA yang malah mengalami penurunan, demikian juga ditahun 2005 pada saat nilai MVA yang mengalami peningkatan, nilai EVA malah menurun. Hal ini menunjukkan kinerja internal ANTM selama periode penelitian tidak terlalu mempengaruhi pada tindakan pemodal publik untuk membeli atau menjual saham Sahala Ian Patra Napitupulu : Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added EVA..., 2006 USU Repository © 2009 yang memiliki volatile yang sangat tinggi seperti nikel dan emas. PGAS menjadi satu-satunya emiten, dari ketiga emiten terbaik 2006, yang memiliki nilai EVA dan MVA yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kenaikan nilai EVA PGAS selalu diikuti juga dengan peningkatan nilai MVA dan hal ini terjadi setiap tahun selama periode penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa pemodal publik masih sangat terpengaruh terhadap kinerja internal PGAS dalam mentransaksikan saham PGAS. Kinerja internal yang terus membaik membuat nilai MVA semakin meningkat dan hal ini mencerminkan bahwa harga saham terus meningkat. Harga saham yang mengalami peningkatan yang sangat cepat membuat PGAS menjadi pencipta nilai MVA tertinggi selama periode penelitian. Investor memang wajar sangat bergantung kepada kinerja internal PGAS dalam mentransaksikan saham PGAS karena PGAS sendiri merupakan perusahaan yang masih tergolong baru dalam bursa efek. Keadaan ini membuat Investor hanya sangat sedikit memiliki gambaran mengenai saham PGAS, berbeda dengan ASII dan ANTM, dimana investor telah memiliki banyak informasi mengenai ASII dan ANTM yang telah lama menjadi anggota bursa. Investor sendiri harus dapat menganalisa kecemerlangan kinerja internal PGAS yang sangat terbantu oleh menguatnya nilai tukar rupiah. Sahala Ian Patra Napitupulu : Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added EVA..., 2006 USU Repository © 2009

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan data, analisis dan evaluasi yang telah dikemukakan oleh penulis mengenai penerapan metode Economic Value Added EVA dan Market Value Added MVA dalam menganalisis kinerja keuangan Tiga Emiten Terbaik 2006 Versi Majalah Investor yakni ASII, ANTM dan PGAS maka pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran.

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 84 90

Pengaruh Economic Value Added ( EVA), Market Value Added (MVA) Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar Di BEI

4 65 80

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

2 79 15

Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 34 88

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Market Value Added (MVA) Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2011 - 2012

0 73 84

Pengaruh Economic Value Added, Return On Asset, Return On Equity Dan Earning Per Share Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Pada Bursa Efek Indonesia

1 41 84

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia

5 97 94

Rancangan Sistem Kanban Untuk Mengurangi Non Value Added Activities Pada Proses Produksi di PT. Central Windu Sejati

28 218 205

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) Saham Tiga Emiten Terbaik 2008

2 31 89

Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia 2012-2014

6 87 92