f. Mengomunikasikan
Kemampuan ini adalah kemampuan menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan baik secara lisan maupun tulisan. Dalam hal ini, siswa harus
mampu menulis dan berbicara secara komunikatif dan efektif.
B. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013
Kompetensi dasar dalam Kurikulum 2013 adalah kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti. Kompetensi
dasar adalah kompetensi yang harus dikuasai peserta didik dalam suatu mata pelajaran di kelas tertentu. Acuan yang digunkan untuk mengembangkan
kompetensi dasar setiap mata pelajaran pada setiap kelas adalah SKL dan
kompetensi inti.
Ruang lingkup kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Indonesia dipilah menjadi tiga ranah, yaitu ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan.
1. Karakteristik Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Domain Sikap
Kompetensi Dasar KD ranah sikap dipilah menjadi dua aspek, yaitu aspek spiritual dan aspek sosial. KD sikap aspek spiritual untuk mata pelajaran bahasa
Indonesia jenjang SMPMTs dan SMASMKMA difokuskan pada perwujudan rasa syukur terhadap keberadaan bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa
Indonesia di tengah beragam bahasa dan budaya, rasa syukur karena bahasa Indonesia berfungsi sebagai sarana untuk memahami dan sekaligus menyajikan
informasi secara lisan dan tulis. Wujud rasa syukur ini, dalam praktik pembelajaran Bahasa Indonesia ditunjukkan dengan penggunaan bahasa Indonesia
secara baik dan benar dalam memahami, menelaah, menilai, dan menyajikan informasi baik secara lisan maupun tulis. Oleh karena itu, KD ranah aspek
spiritual ini tidak diajarkan melainkan diintegrasikan dalam KD ranah kognitif dan psikomotor Priyatni, 2014: 35.
Priyatni 2014: 35 melanjutkan, ranah aspek sosial mata pelajaran bahasa Indonesia untuk setiap kelas memiliki rumusan berbeda karena dipilah
sesuai dengan jenis teks yang hendak dikompetenkan kepada peserta didik. Karakter sosial yang dibangun di antaranya: jujur, peduli, tanggungjawab,
disiplin, cinta tanah air, santun, kreatif, demokratif, percaya diri ketika mengungkapkan aktivitas berbahasa baik secara lisan maupun tulis. KD ranah
sikap sosial tidak diajarkan dalam materi tersendiri, tetapi diintegrasikan dalam pembelajaran pada domain pengetahuan dan keterampilan.
2 Karakteristik Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Domain Pengetahuan dan Keterampilan
a. Pembelajaran Berbasis Teks
Dalam Kurikulum 2013, bahasa Indonesia tidak hanya difungsikan sebagai alat komunikasi, tetapi juga untuk sarana berpikir. Bahasa adalah sarana untuk
mengekspresikan gagasan dan sebuah gagasan yang utuh biasanya direalisasikan dalam bentuk teks. Teks bukan sekadar bahasa yang lepas konteks, melainkan
bahasa yang sedang digunakan untuk mencapai tujuan suatu proses sosial di dalam suatu konteks budaya. Santoso 2013 mendefinisikan teks sebagai
proses dan produk. Teks dipahami sebagai proses negosiasi antara aspek register, pelibat, dan sarana yang menghasilkan bahasa untuk mencapai tujuan
sosial. Sementara itu, teks sebagai produk dipahami sebagai hasil dari
konfigurasi kontekstual antara medan, pelibat, dan sarana sehingga menghasilkan teks yang dapat direkam dan didekonstruk.
Dalam konteks pelajaran Bahasa Indonesia, guru Bahasa Indonesia
memegang peran penting dalam pelaksanaan pembelajaran teks. Penguasaan guru
terhadap teks berbahasa Indonesia dapat dilakukan melalui dua kegiatan, yaitu
membaca dan menulis. Mereka harus memiliki pengetahuan mengenai ragam-
ragam teks, mulai dari teks deskriptif, teks faktual, cerita ulang recount, hingga karya sastra. Selain itu, para guru Bahasa Indonesia harus pula memiliki
kesenangan dalam menulis, baik teks fiksi maupun nonfiksi. Melalui teks puisi, misalnya, para guru Bahasa Indonesia dapat mengajarkan
peserta didiknya di kelas untuk menjadi sosok apresiator yang baik, selain juga
menjadi sosok kreator yang baik pula. Bahkan, melalui teks puisi pula, para guru
Bahasa Indonesia dapat membentuk sikap positif dan nilai-nilai luhur pada diri peserta didik
nya. Misalnya, melalui puisi “Kupu-kupu dalam Buku” 1996 karya Taufiq Ismail, peserta didik diharapkan memiliki kegemaran membaca di tempat
mana pun. Kedua, faktor peserta didik. Selain guru yang dituntut untuk gemar membaca dan menulis, peserta didik juga dituntut hal serupa. Kegemaran
membaca dan menulis peserta didik akan tumbuh tatkala di sekolah dan rumahnya tersedia bahan bacaan yang lengkap. Tanpa itu, kegemaran membaca dan menulis
peserta didik tidak akan bisa terwujud.
b. Kompetensi Dasar Disusun dengan Memperhatikan TaksonomiHierarki
Berpikir
Hierarki adalah urutan tingkatan. Sementara berpikir merupkan aktivitas sentral yang memungkinkan peserta didik dapat memahami dan memproduksi
gagasan dengan baik. Dalam hal ini, peserta didik dibelajarkan berpikir dari hal yang tingkatnya mudah dan sederhana menuju pada hal yang tingkatnya lebih
sulit dan komplek. Untuk jenjang SMASMKMA, hierarki berpikir pada ranah pengetahuan itu dimulai dari memahami, membandingkan, menganalisis, dan
mengevaluasi tiap jenis teks. Sedangkan pada ranah keterampilan dimulai dari menginterpretasi, memproduksi, menyunting, mengabstraksi, dan mengonversi
tiap jenis teks. c.
Pengembangan Kompetensi Literasi Kemampuan menyelesaikan masalah atau mencapai tujuan dalam dunia
nyata dengan menggunakan teks sebagai alat utamanya disebut kompetensi literasi, Puskur melalui Priyatni, 2014: 40. Kemampuan bernalar secara kritis,
untuk memahami dan menginterpretasikan teks, baik lisan maupun tulis, dan digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan adalah hakikat dari
kemampuan literasi. Seseorang yang memiliki kompetensi literasi berarti ia dapat memberdayakan informasi secara efektif sebagai seorang pembaca, penulis,
pendengar, pembicara dalam skala yang luas ddan untuk berbagai tujuan, yang tercermin pada pilihan jenis teks esensial. Priyatni 2014: 41 menyebutkan aspek-
aspek yang harus ditingkatkan pada peserta didik berkenaan dengan kemampuan literasi, di antaranya: 1 berkomunikasi secara efektif, 2 melakukan inkuiri, 3
berbagi informasi, 4 mengekspresikan ide, dan 5 memecahkan berbagai persoalan kehidupan secara lebih bermakna.
d. Penguasaan Beragam Jenis Teks