Analisis kesalahan siswa dalam mengerjakan soal-soal limit fungsi aljabar kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur St. Vincentius Giriwoyo tahun ajaran 2014/2015.
ABSTRAK
Danang Teleswara. 2015. Analisis Kesalahan Siswa dalam Mengerjakan
Soal-soal Limit Fungsi Aljabar Kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur St. Vincentius Giriwoyo Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan
Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Matematika bersifat abstrak, hal ini menyebabkan sebagian siswa kesulitan mempelajarinya terutama dalam penelitian ini adalah limit fungsi aljabar, sehingga berpengaruh terhadap nilai evaluasi pembelajaran. Kesalahan dalam menyelesaikan soal perlu diperbaiki dengan mengadakan analisis kesalahan. Penelitian dalam skripsi ini, bertujuan untuk mengetahui jenis kesalahan apa saja yang dihadapi siswa dalam pokok bahasan limit fungsi aljabar dan faktor-faktor penyebab kesalahan tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui dua tahap, tahap pertama dengan memberikan tes diagnostik yang terdiri dari 5 butir soal dan tahap kedua dengan wawancara terhadap subyek yang terpilih. Jenis data yang dianalisis adalah data kualitatif berupa angka, kata atau kalimat hasil tes diagnostik dan hasil wawancara. Analisis data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kesalahan, yaitu dengan mengidentifikasi kesalahan yang pertama kali muncul dan tampak dalam langkah-langkah penyelesaian pada jawaban tertulis siswa. Kesalahan tersebut kemudian digolongkan berdasarkan rumusan kategori kesalahan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa antara lain: kesalahan data, kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan, kesalahan menggunakan definisi atau teorema, penyelesaian yang tidak diperiksa kembali, dan kesalahan teknis. (2) faktor penyebabnya adalah siswa belum menguasai materi-materi prasyarat, siswa belum memahami konsep-konsep pada topik limit fungsi aljabar, siswa tidak tahu langkah yang harus digunakan dalam menyelesaikan soal matematika, siswa terburu-buru dalam mengerjakan soal, siswa merasa takut kalau jawabannya salah, siswa bingung dengan materi limit fungsi aljabar dan siswa tidak yakin.
Kata kunci: Analisis Kesalahan, Limit Fungsi Aljabar, Jenis Kesalahan, Faktor
(2)
ABSTRACT
Danang Teleswara. 2015. The error analysis of students in doing
assignment on the limit of algebra function class XI Science in Pangudi Luhur St. Vincentius Giriwoyo Senior High School on School Year 2014/2015. Thesis.
Yogyakarta: Mathematics Education, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
Mathematic is abstract and causes difficulties for a lot of students to work on it. One of the difficulties, as what is studied in this research, is the limit of algebra
function, so it affects the grade of student’s learning evaluation. Error in resolving the problem needs to be fixed with the error analysis.In this thesis, the research aims to find out what type of error encountered by students in the subject matter of the limit of algebra function and factors causes the error.
This research uses the qualitative descriptive method. The data are collected by two steps. The first step is by giving 5 numbers of diagnostics tests and the second step is by interviewing the students. The result of diagnostics test and the interview which are in the form of numbers and sentences are analysed using errors method by identifying the errors which appear in the first time they answer the questions in written form. Those errors are grouped based on the category of kinds of errors.
The results showed that (1) the mistakes committed by the students include: data error, error in using logic to draw conclusions, error in using definition or theorem, not checking back, and technical errors. (2) Contributing factors are students have not mastered the material prerequisites, students have not yet understand the concepts on the topic of the limit of algebra function, students do not know the steps that should be used in solving math problems, students rush in working on the problem, students feel afraid that the answer is wrong, the students are confused with the material limit of algebra function, and students are not sure.
Keywords: Error Analysis, Limit of Algebra Function, The Type of Error, The
(3)
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL-SOAL LIMIT FUNGSI ALJABAR KELAS XI IPA SMA PANGUDI LUHUR ST.
VINCENTIUS GIRIWOYO TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh: Danang Teleswara
NIM. 111414073
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
i
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL-SOAL LIMIT FUNGSI ALJABAR KELAS XI IPA SMA PANGUDI LUHUR ST.
VINCENTIUS GIRIWOYO TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh: Danang Teleswara
NIM. 111414073
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(5)
ii SKRIPSI
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENGERJAKAN
SOAL-SOAL LIMIT FUNGSI ALJABAR KELAS XI IPA SMA
PANGUDI LUHUR ST. VINCENTIUS GIRIWOYO
TAHUN AJARAN 2014/2015
Oleh:
Danang Teleswara
NIM: 111414073
Telah disetujui oleh:
Pembimbing
(6)
iii SKRIPSI
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENGERJAKAN
SOAL-SOAL LIMIT FUNGSI ALJABAR KELAS XI IPA SMA
PANGUDI LUHUR ST. VINCENTIUS GIRIWOYO
TAHUN AJARAN 2014/2015
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Danang Teleswara NIM: 111414073
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 20 Januari 2016
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda tangan Ketua Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. ... Sekretaris Dr. Hongki Julie, M.Si. ... Anggota Dr. Yansen Marpaung ... Anggota Beni Utomo, M.Sc. ... Anggota Febi Sanjaya, M.Sc. ... Yogyakarta, 20 Januari 2016
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
(7)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh syukur kupersembahkan skripsiku ini untuk: Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberkati Bapak dan Ibuku Keluarga Besar dan Teman-temanku Margareta Aprilia Husadani yang selalu memberi semangat Sahabat-sahabatku P.Mat 2011 dan Cantus Firmus 2011 Terimakasih atas segala doa, dukungan, dan cinta untukku
(8)
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang disebutkan dalam kutipan
dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,
Penulis,
(9)
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Danang Teleswara Nomor Induk Mahasiswa : 111414073
Demi Pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
“ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL-SOAL LIMIT FUNGSI ALJABAR KELAS XI IPA SMA PANGUDI LUHUR ST. VINCENTIUS GIRIWOYO TAHUN AJARAN 2014/2015”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk median lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis, tanpa perlu minta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama say sebagai penulis.
Demikian ini pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal:
Yang menyatakan
(10)
vii ABSTRAK
Danang Teleswara. 2015. Analisis Kesalahan Siswa dalam Mengerjakan
Soal-soal Limit Fungsi Aljabar Kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur St. Vincentius Giriwoyo Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan
Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Matematika bersifat abstrak, hal ini menyebabkan sebagian siswa kesulitan mempelajarinya terutama dalam penelitian ini adalah limit fungsi aljabar, sehingga berpengaruh terhadap nilai evaluasi pembelajaran. Kesalahan dalam menyelesaikan soal perlu diperbaiki dengan mengadakan analisis kesalahan. Penelitian dalam skripsi ini, bertujuan untuk mengetahui jenis kesalahan apa saja yang dihadapi siswa dalam pokok bahasan limit fungsi aljabar dan faktor-faktor penyebab kesalahan tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui dua tahap, tahap pertama dengan memberikan tes diagnostik yang terdiri dari 5 butir soal dan tahap kedua dengan wawancara terhadap subyek yang terpilih. Jenis data yang dianalisis adalah data kualitatif berupa angka, kata atau kalimat hasil tes diagnostik dan hasil wawancara. Analisis data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kesalahan, yaitu dengan mengidentifikasi kesalahan yang pertama kali muncul dan tampak dalam langkah-langkah penyelesaian pada jawaban tertulis siswa. Kesalahan tersebut kemudian digolongkan berdasarkan rumusan kategori kesalahan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa antara lain: kesalahan data, kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan, kesalahan menggunakan definisi atau teorema, penyelesaian yang tidak diperiksa kembali, dan kesalahan teknis. (2) faktor penyebabnya adalah siswa belum menguasai materi-materi prasyarat, siswa belum memahami konsep-konsep pada topik limit fungsi aljabar, siswa tidak tahu langkah yang harus digunakan dalam menyelesaikan soal matematika, siswa terburu-buru dalam mengerjakan soal, siswa merasa takut kalau jawabannya salah, siswa bingung dengan materi limit fungsi aljabar dan siswa tidak yakin.
Kata kunci: Analisis Kesalahan, Limit Fungsi Aljabar, Jenis Kesalahan, Faktor
(11)
viii ABSTRACT
Danang Teleswara. 2015. The error analysis of students in doing
assignment on the limit of algebra function class XI Science in Pangudi Luhur St. Vincentius Giriwoyo Senior High School on School Year 2014/2015. Thesis.
Yogyakarta: Mathematics Education, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
Mathematic is abstract and causes difficulties for a lot of students to work on it. One of the difficulties, as what is studied in this research, is the limit of algebra function, so it affects the grade of student’s learning evaluation. Error in resolving the problem needs to be fixed with the error analysis.In this thesis, the research aims to find out what type of error encountered by students in the subject matter of the limit of algebra function and factors causes the error.
This research uses the qualitative descriptive method. The data are collected by two steps. The first step is by giving 5 numbers of diagnostics tests and the second step is by interviewing the students. The result of diagnostics test and the interview which are in the form of numbers and sentences are analysed using errors method by identifying the errors which appear in the first time they answer the questions in written form. Those errors are grouped based on the category of kinds of errors.
The results showed that (1) the mistakes committed by the students include: data error, error in using logic to draw conclusions, error in using definition or theorem, not checking back, and technical errors. (2) Contributing factors are students have not mastered the material prerequisites, students have not yet understand the concepts on the topic of the limit of algebra function, students do not know the steps that should be used in solving math problems, students rush in working on the problem, students feel afraid that the answer is wrong, the students are confused with the material limit of algebra function, and students are not sure.
Keywords: Error Analysis, Limit of Algebra Function, The Type of Error, The
(12)
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat, kasih, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana pendidikan program studi pendidikan matematika.
Selama pembuatan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu dan
membimbing penulis. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
3. Ibu Elisabet Ayunika Permata Sari, M.Sc., selaku dosen pembimbing
akademik semester 1-5 dan Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo,
M.Si., selaku dosen pembimbing akademik semester 6-9 yang telah
memberikan bimbingan dan dukungan.
4. Bapak Dr. Yansen Marpaung selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan
bimbingan kepada penulis. Terima kasih atas segala motivasi, saran, dan
(13)
x
5. Segenap dosen dan seluruh staff sekretariat Jurusan Pendidikan
Matematika dan IPA yang telah membantu dalam proses administrasi.
6. Bapak Drs. Br. Arnoldus Masdiharjo, M.Si., FIC selaku Kepala SMA
Pangudi Luhur St. Vincentius Giriwoyo yang telah memberikan izin
pelaksanaan penelitian.
7. Ibu Th. Ari Dwi Utami, M.Pd., selaku guru matematika kelas XI IPA
SMA Pangudi Luhur St. Vincentius Giriwoyo yang telah membantu
dalam pelaksanaan penelitian.
8. Bapak Priyo Tri Mursito, Ibu Nuri Prasetyowati, Kakak Nikolaus
Novendra dan Adik Anggun Krismonika selaku keluarga penulis yang
telah memberikan doa, dukungan, dan semangat.
9. Teman-teman Pendidikan Matematika 2011 yang telah memberikan
dukungan dan semangat.
10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam pembuatan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemajuan pendidikan dan pembaca.
Yogyakarta,
Penulis,
(14)
xi DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Pembatasan istilah ... 6
1. Analisis ... 6
2. Kesalahan ... 6
3. Limit Fungsi Aljabar ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 7
1. Bagi Guru ... 7
2. Bagi Peneliti ... 7
(15)
xii
A. Limit Fungsi Aljabar ... 8
B. Faktor Penyebab Kesalahan ... 16
1. Faktor Kognitif ... 16
2. Faktor Non Kognitif ... 16
C. Metode Penyelesaian Menurut George Polya (1957) ... 17
D. Jenis Kesalahan ... 20
1. Jenis Kesalahan Menurut Hadar ... 20
2. Kesalahan-Kesalahan yang Sering dilakukan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-Soal Aljabar ... 23
3. Kesalahan-Kesalahan yang Sering dilakukan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-Soal Limit Fungsi Aljabar... 34
E. Keabsahan Data ... 41
BAB IIIMETODE PENELITIAN... 43
A. Waktu dan Tempat Pengambilan Data ... 43
B. Jenis Penelitian ... 43
C. Subyek dan Objek Penelitian ... 43
D. Variabel Penelitian ... 45
E. Metode Pengumpulan Data ... 45
F. Instrumen Penelitian... 46
1. Tes Diagnostik ... 46
2. Wawancara ... 47
G. Rencana Analisis Data ... 47
H. Teknik Analisis Data ... 51
1. Tes Diagnostik ... 51
2. Wawancara ... 51
I. Validitas dan Reliabilitas ... 52
1. Validitas ... 52
2. Reliabilitas ... 53
J. Keabsahan Data ... 54
K. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 54
(16)
xiii
A. Pelaksanaan Penelitian ... 56
B. Analisis Uji Coba Instrumen ... 56
1. Validitas ... 57
2. Reliabilitas ... 58
3. Kesalahan Data ... 59
4. Kesalahan Menggunakan Logika dalam Menarik Kesimpulan... 59
5. Kesalahan Menggunakan Definisi atau Teorema ... 60
6. Kesalahan Penyelesaian Tidak Diperiksa Kembali. ... 61
7. Kesalahan Teknis ... 62
C. Deskripsi Data Penelitian ... 65
D. Analisis Data Penelitian ... 67
1. Kesalahan Data ... 67
2. Kesalahan Menggunakan Logika dalam Menarik Kesimpulan... 69
3. Kesalahan Menggunakan Definisi atau Teorema ... 71
4. Kesalahan Penyelesaian Tidak Diperiksa Kembali ... 76
5. Kesalahan Teknis ... 77
E. Faktor Penyebab Kesalahan ... 119
BAB V PENUTUP ... 122
A. Kesimpulan ... 122
B. Saran ... 124
DAFTAR PUSTAKA ... 125
(17)
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Contoh kategori jenis kesalahan dalam mengerjakan soal-soal Limit
Fungsi Aljabar. ... 38
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Berdasarkan Indikator ... 46
Tabel 3.2. Pedoman Wawancara ... 47
Tabel 3.3. Tabel Kategori Jenis Kesalahan ... 48
Tabel 3.4. Tabel Koefisien Reliabilitas ... 54
Tabel 4.1 Pelaksanaan Penelitian ... 56
Tabel 4.2 Validitas soal Uji Coba instrumen ... 57
Tabel 4.3 Kesalahan data dalam Uji Coba ... 59
Tabel 4.4 Kesalahan menggunakan logika dalam menarik kesimpulan dalam Uji Coba ... 60
Tabel 4.5 Kesalahan menggunakan definisi atau teorema dalam Uji Coba ... 61
Tabel 4.6. Kesalahan penyelesaian tidak diperiksa kembali dalam Uji Coba ... 62
Tabel 4.7 Kesalahan tipe 5.c dalam Uji Coba ... 63
Tabel 4.8 Kesalahan tipe 5.d dalam Uji Coba ... 63
Tabel 4.9 Kesalahan tipe 5.h dalam Uji Coba ... 64
Tabel 4.10 Kesalahan tipe 5.j dalam Uji Coba... 64
Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Coba dan Kontribusi bagi penelitian ... 65
Tabel 4.12 Rekapitulasi kesalahan siswa pada Tes Diagnostik ... 114
Tabel 4.13 Persentase Kesalahan Siswa dalam Tes Diagnostik Berdasarkan Kategori Jenis Kesalahan ... 118
(18)
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Jawaban S2 untuk soal nomor 4 ... 68
Gambar 4.2 Jawaban S9 untuk soal nomor 4 ... 68
Gambar 4.3 Jawaban S17 untuk soal nomor 4 ... 69
Gambar 4.4 Jawaban S8 untuk soal nomor 2 ... 69
Gambar 4.5 Jawaban S16 untuk soal nomor 5 ... 70
Gambar 4.6 Jawaban S15 untuk soal nomor 3 ... 71
Gambar 4.7 Jawaban S10 untuk soal nomor 2, 4, dan 5 ... 73
Gambar 4.8 Jawaban S8 untuk soal nomor 5 ... 74
Gambar 4.9 Jawaban S13 untuk soal nomor 5 ... 75
Gambar 4.10 Jawaban S7 untuk soal nomor 3 ... 75
Gambar 4.11 Jawaban S12 untuk soal nomor 2 ... 76
Gambar 4.12 Jawaban S3 untuk soal nomor 4 ... 77
Gambar 4.13 Jawaban S22 untuk soal nomor 4 ... 78
Gambar 4.14 Jawaban S4 untuk soal nomor 2 dan nomor 3 ... 79
Gambar 4.15 Jawaban S1 untuk soal nomor 4 ... 81
Gambar 4.16 Jawaban S9 untuk soal nomor 5 ... 82
Gambar 4.17 Jawaban S8 untuk soal nomor 4 ... 83
Gambar 4.18 Jawaban S10 untuk soal nomor 3 ... 83
Gambar 4.19 Jawaban S12 untuk soal nomor 3 dan nomor 5 ... 84
Gambar 4.20 Jawaban S14 untuk soal nomor 2 dan nomor 3 ... 85
Gambar 4.21 Jawaban S15 untuk soal nomor 4 ... 87
Gambar 4.22 Jawaban S16 untuk soal nomor 2 ... 89
Gambar 4.23 Jawaban S13 untuk soal nomor 4 ... 90
Gambar 4.24 Jawaban S20 untuk soal nomor 3 ... 91
Gambar 4.25 Jawaban S3 untuk soal nomor 5 ... 91
(19)
xvi
Gambar 4.27 Jawaban S13 untuk soal nomor 2 ... 94
Gambar 4.28 Jawaban S18 untuk soal nomor 5 ... 95
Gambar 4.29 Jawaban S1 untuk soal nomor 5 ... 95
Gambar 4.30 Jawaban S7 untuk soal nomor 4 ... 97
Gambar 4.31 Jawaban S17 untuk soal nomor 3 ... 98
Gambar 4.32 Jawaban S21 untuk soal nomor 4 ... 99
Gambar 4.33 Jawaban S22 untuk soal nomor 2 ... 99
Gambar 4.34 Jawaban S3 untuk soal nomor 2 ... 101
Gambar 4.35 Jawaban S9 untuk soal nomor 2 ... 101
Gambar 4.36 Jawaban S17 untuk soal nomor 2 ... 102
Gambar 4.37 Jawaban S4 untuk soal nomor 4 ... 102
Gambar 4.38 Jawaban S5 untuk soal nomor 4 ... 104
Gambar 4.39 Jawaban S9 untuk soal nomor 4 ... 105
Gambar 4.40 Jawaban s14 untuk soal nomor 4 dan nomor 5 ... 105
Gambar 4.41 Jawaban S4 untuk soal nomor 1 ... 107
Gambar 4.42 Jawaban S9 untuk soal nomor 1 ... 108
Gambar 4.43 Jawaban S1 untuk soal nomor 1 ... 109
Gambar 4.44 Jawaban S10 untuk soal nomor 1 ... 110
Gambar 4.45 Jawaban S14 untuk soal nomor 1 ... 110
Gambar 4.46 Jawaban S16 untuk soal nomor 1 ... 112
Gambar 4.47 Jawaban S22 untuk soal nomor 1 ... 112
(20)
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
LAMPIRAN A1 SOAL TES UJI COBA ... 128
LAMPIRAN A2 KUNCI JAWABAN TES UJI COBA ... 129
LAMPIRAN A3 DAFTAR NILAI TES UJI COBA ... 131
LAMPIRAN A4 SOAL TES DIAGNOSTIK ... 132
LAMPIRAN A5 KUNCI JAWABAN TES DIAGNOSTIK ... 133
LAMPIRAN B VALIDITAS DAN REABILITAS SOAL TES UJI COBA ... 135
LAMPIRAN C LAMPIRAN C1 HASIL PEKERJAAN S1, S4, S14, S15, DAN S22 ... 137
LAMPIRAN C2 TRANSKRIP WAWANCARA ... 145
LAMPIRAN D LAMPIRAN D1 DOKUMENTASI ... 172
LAMPIRAN D2 SURAT IJIN PENELITIAN ... 173
(21)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan
di seluruh sekolah Indonesia, mempunyai posisi yang sangat penting.
Seperti yang diungkapkan oleh Suherman et al. (2002), siswa memerlukan
Matematika untuk memenuhi kebutuhan praktis dan memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari.
Namun ironisnya, penguasaan Matematika di Indonesia masih
belum cukup kuat. Berdasarkan survei kemampuan anak di usia 15 tahun
dan 16 tahun dibidang matematika yang dilakukan sebuah organisasi dalam
naungan Organization Economic Cooperation and Development (OECD)
yang bernama Program for International Student Assessment (PISA) pada
tahun 2012 terhadap 65 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-64
dari 65 negara (OECD, 2012). Sedangkan hasil survei yang dilakukan oleh
Trends International Mathematics and science Study (TIMMS) di tahun
2007, Indonesia menempati urutan 36 dari 49 negara untuk rata-rata skor
prestasi matematika siswa kelas VIII.
Ada beberapa materi yang dijadikan acuan untuk mengukur tingkat
kemampuan pemecahan masalah matematika. Hasil studi PISA tahun 2012
yaitu siswa yang mampu menjawab soal dengan benar pada geometri
(22)
sebesar 53,7%. Dari hasil studi PISA tahun 2009 menunjukkan bahwa
tingkat kesulitan yang dihadapi oleh siswa yaitu pada soal aljabar. Hal ini
ditunjukkan dari hasil secara keseluruhan yaitu hanya 41,4% siswa yang
dapat menjawab benar. Sangat kecil dibandingkan dengan soal pada materi
yang lain (Aini, 2014).
Rendahnya pencapaian hasil belajar tersebut menandakan bahwa
siswa mengalami kesulitan mempelajari Matematika. Kesulitan
mempelajari Matematika disebabkan karena Matematika bukanlah obyek
yang konkret. Sumardyono (2004:30) mengemukakan beberapa
karakteristik umum matematika yaitu: (1) memiliki obyek kajian yang
abstrak, berupa fakta, operasi (atau relasi), konsep, dan prinsip, (2)
bertumpu pada kesepakatan atau konvensi, baik berupa simbol-simbol dan
istilah maupun aturan-aturan dasar (aksioma), (3) berpola deduktif, (4)
konsisten dalam sistemnya, (5) memiliki simbol yang kosong dari arti, serta
(6) memperhatikan semesta pembicaraan.
Menyelesaikan soal-soal dalam Matematika, tidak hanya
membutuhkan keterampilan berhitung, tetapi membutuhkan kemampuan
pemahaman konseptual dan prosedural serta kreativitas dalam
menyelesaikannya. Guru sering mengeluh tentang sulitnya siswa dalam
menyelesaikan soal matematika dan siswa akan menghadapi masalah dalam
belajar matematika jika kesalahan dalam menyelesaikan soal tidak
(23)
informasi tentang kesalahan dalam menyelesaikan soal dapat digunakan
untuk meningkatkan mutu kegiatan pembelajaran Matematika.
Limit Fungsi Aljabar merupakan pokok bahasan yang termasuk
dalam aspek materi Limit dan Turunan Fungsi yang diajarkan di Kelas XI
IPA semester II. Untuk mempelajari Limit Fungsi Aljabar, siswa harus
memahami materi Aljabar yang telah diajarkan saat SMP. Penguasaan Limit
Fungsi Aljabar sangat penting, alasannya adalah:
1. Konsep Limit Fungsi Aljabar mendasari Kalkulus yang
diperlukan dalam mempelajari Matematika lanjut, karena
konsep limit digunakan untuk mendefinisikan
pengertian-pengertian dasar Kalkulus, seperti: kontinuitas, diferensial, dan
integral, serta mendasari pengertian-pengertian konvergensi dan
divergensi deret tak hingga (Susilo, dalam Haniek Sri
Pratini,1991;3)
2. Konsep Limit Fungsi Aljabar juga mendasari konsep-konsep
dalam Fisika, seperti: Kecepatan, percepatan, usaha, dan
sebagainya (Pratini,1991;3).
3. Bila dibandingkan antara Limit Fungsi Aljabar dengan Limit
Fungsi Trigonometri yang diajarkan di SMA, maka topik Limit
Fungsi Aljabar memuat metode perhitungan yang lebih beragam
dari pada Limit Fungsi Trigonometri, sehingga banyak hal yang
(24)
Peneliti melakukan wawancara dengan guru matematika
SMA Pangudi Luhur St. Vincentius giriwoyo untuk mengetahui
gambaran pemahaman siswa dalam materi Limit Fungsi Aljabar di
tahun sebelumnya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti
dengan guru matematika SMA Pangudi Luhur St. Vincentius
Giriwoyo, diketahui bahwa banyak siswa yang tidak memahami
materi Limit Fungsi Aljabar. Hal tersebut berakibat pada nilai hasil
ulangan yang belum mencapai ketuntasan pada sebagian besar
siswa.
Guru dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan
belajar Matematika, dengan mengetahui letak kasalahan belajar
siswa, khususnya pada pokok bahasan Konsep Limit Fungsi Aljabar,
dengan cara memperbaiki metode mengajarnya atau dapat juga
dengan merencanakan pelajaran remidi terutama bagi siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Oleh karena itu, penelitian analisis
kesalahan siswa dalam mengerjakan soal-soal pada Konsep Limit
Fungsi Aljabar dirasa perlu dilakukan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat
mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Pemahaman siswa terhadap konsep Matematika kurang kuat.
(25)
3. Limit Fungsi Aljabar merupakan materi penting untuk dipelajari karena
sebagai dasar untuk bisa memahami materi selanjutnya dan mendasari
konsep-konsep Fisika.
4. Belum tercapainya ketuntasan belajar pada sebagian besar siswa
merupakan gejala bahwa masih banyak siswa yang belum memahami
Limit Fungsi Aljabar dan melakukan kesalahan dalam mengerjakan
soal-soal yang diberikan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka rumusan masalah yang
diajukan sebagai berikut:
1. Kesalahan apa saja yang dilakukan siswa ketika menyelesaikan
soal-soal Limit Fungsi Aljabar?
2. Jenis kesalahan apa saja yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan
soal Limit Fungsi Aljabar?
3. Faktor apa saja yang menyebabkan siswa mengalami kesalahan dalam
menyelesaikan Limit Fungsi Aljabar?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan kesalahan siswa dalam mengerjakan soal-soal Limit
(26)
2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan siswa salah dalam
menyelesaikan soal-soal Limit Fungsi Aljabar.
E. Pembatasan istilah
Istilah-istilah yang dibatasi oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Analisis
Analisis adalah penyelidikan suatu peristiwa (karangan,
perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya
(sebab-musabab, duduk perkara, dsb). Analisis yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah penyelidikan kesalahan pada jawaban siswa yang terdapat
dalam tes diagnostik dan faktor penyebab kesalahan melalui wawancara.
2. Kesalahan
Kesalahan adalah hasil tindakan yang tidak tepat atau
menyimpang dari aturan atau norma-norma tertentu. Kesalahan yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah kesalahan yang terlihat pada hasil
pekerjaan tertulis siswa dalam menyelesaikan soal-soal Limit Fungsi
Aljabar (Tes diagnostik). Soal-soal Limit Fungsi Aljabar yang
digunakan akan disusun oleh peneliti.
3. Limit Fungsi Aljabar
Limit Fungsi Aljabar merupakan salah satu pokok bahasan yang
(27)
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
kepada guru tentang jenis-jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan
soal-soal Limit Fungsi Aljabar. Guru akan lebih mudah membuat
program bantuan yang tepat untuk siswa dan strategi mengajar untuk
mengantisipasi kemungkinan siswa mengalami kesulitan dengan
mengetahui jenis kesalahan siswa dalam mengerjakan soal Limit Fungsi
Aljabar.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini digunakan untuk memenuhi tugas akhir sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Selain itu, dari
penelitian ini peneliti juga memperoleh pengetahuan dan gambaran
tentang kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam
(28)
8 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Limit Fungsi Aljabar
Berikut ini adalah penjelasan materi limit fungsi berdasarkan Purcell (1987):
1. Pendahuluan Limit
Perkataan limit dipergunakan dalam bahasa sehari-hari seperti misalnya seseorang berkat, “saya mendekati batas kesabaran saya.” Pemakaian yang demikian mempunyai hubungan dengan kalkulus, tetapi tidak banyak.
PEMAHAMAN SECARA INTUISI. Pandang fungsi yang
ditentukan oleh rumus
= −−
Perhatikan bahwa fungsi tersebut tidak terdefinisikan pada x=1 karena
di titik ini berbentuk , yang tanpa arti. Tetapi masih dapat
menanyakan apa yang terjadi pada bilamana mendekati 1. Dapat dilihat hasil perhitungan beberapa nilai untuk dekat 1, menunjukkan nilai-nilai ini dalam sebuah diagram skematis dan mensketsakan grafik =
(29)
Kesimpulannya adalah mendekati 3 bilamana mendekati 1.
Dalam lambang matematis, ditulis �
→ −
− = . Ini dibaca “limit dari − / − untuk �mendekati 1 adalah 3.”
Definisi
(Pengertian limit secara intuisi). Untuk mengatakan bahwa
�→ = berarti bahwa bilamana dekat tapi berlainan dari , maka dekat ke .
LIMIT-LIMIT SEPIHAK. Bilamana suatu fungsi mempunyai
lompatan, maka limit tidak ada pada setiap titik lompatan. Untuk fungsi-fungsi yang demikian, adalah wajar untuk memperkenalkan limit-limit sepihak. Andaikan lambang → +berarti bahwa mendekati dari kanan, dan andaikan lambang → −berarti bahwa
mendekati dari kiri.
Definisi
(Limit kiri dan limit kanan). Untuk mengatakan bahwa �
→ =
berarti bahwa bilamana dekat tetapi pada sebelah kanan , maka adalah dekat ke . Serupa, untuk mengatakan bahwa
(30)
�→ = berarti bahwa bilamana dekat tetapi pada sebelah kiri , maka adalah dekat ke .
Teorema A
�→ = jika dan hanya jika �
→ − = dan �→ + =
Gambar di bawah ini seharusnya memberikan tambahan yang jelas.
2. Pengkajian Mendalam Tentang Limit
Berikut definisi yang lebih baik sedikit, tetapi masih tetap tak formal, dengan menyusun kembali susunan kata-kata dari definisi tersebut. Untuk mengatakan bahwa �
→ = berarti bahwa selisih
antara dan dapat dibuat sekecil mungkin dengan mensyaratkan
bahwa cukup dekat tetapi tidak sama dengan .
MEMBUAT DEFINISI PERSIS. Pertama, ikuti sebuah tradisi
panjang dalam memakai huruf yunani (epsilon) dan (delta) untuk menggantikan bilangan-bilangan kecil positif. Bayangkan dan sebagai bilangan-bilangan kecil positif.
Mengatakan bahwa berbeda dari lebih kecil dari sama saja dengan mengatakan
(31)
| − | < − < < +
Ini berarti bahwa terletak dalam selang terbuka − , + seperti yang diperlihatkan pada grafik di bawah ini.
Selanjutnya, ucapan bahwa cukup dekat tetapi berlainan dengan sama saja dengan mengatakan bahwa untuk suatu , terletak dalam dalam selang terbuka − , + dengan tidak diikutkan. Barangkali cara terbaik untuk mengatakan ini adalah dengan menuliskan
< | − | <
Perhatikan bahwa | − | < akan memberikan selang − <
< + , sedangkan < | − | mensyaratkan bahwa = dikecualikan. Selang dengan pengecualian yang diuraikan tersebut diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
(32)
Definisi
(Pengertian persis tentang limit). Mengatakan bahwa �
→ =
berarti bahwa untuk setiap > yang diberikan (betapapun kecilnya), terdapat > yang berpadanan sedemikian sehingga | − | < asalkan bahwa < | − | < ; yakni,
< | − | < → | − | <
Gambar-gambar di bawah ini dapat kiranya membantu menyerap definisi ini.
LIMIT-LIMIT SATU-PIHAK, tidak memerlukan banyak imajinasi
(33)
Definisi
Mengatakan �
→ = berarti bahwa untuk tiap > , terdapat > yang berpadanan sedemikian sehingga
< | − | < → | − | <
3. Teorema Limit
Teorema A
(Teorema Limit Utama). Andaikan bilangan bulat positif, konstanta, dan dan adalah fungsi-fungsi yang mempunyai limit di . Maka
a. �
→ =
b. �
→ =
c. �
→ . = �→
d. �
→ [ + ] = �→ + �→
e. �
→ [ − ] = �→ − �→
f. �
→ [ × ] = �→ × �→
g. �
→ =
�→
�→ , dengan syarat �→ ≠
h. �
→ = �→
i. �
→ √ = √ �→ , � �→ >
� �� �
Teorema B
(Teorema Substitusi). Jika suatu fungsi polinom atau fungsi rasional, maka
�→ =
(34)
BUKTI TEOREMA A (FAKULTATIF)
Bukti pernyataan 1 dan 2 pernyataan ini merupakan hasil dari
�→ + = + , pertama dengan memakai = dan kemudian = , = .
Bukti pernyataan 3 jika = , hasilnya jelas, sehingga kita andaikan
≠ . Andaikan diberikan > . Menurut hipotesis, �
→ ada,
sebut nilainya . Menurut definisi limit, terdapat suatu bilangan sedemikan sehingga
< | − | < → | − | < | |
Sekarang dengan telah ditetapkannya , kita dapat menyatakan bahwa < | − | < berarti
| − | = | || − | < | | | | =
Ini menunjukkan bahwa
�→ . = �→
Bukti pernyataan 4 Andaikan �
→ = dan �→ = . Jika
sebarang bilangan positif yang diberikan, maka adalah positif. Karena
�→ = , maka terdapat suatu bilangan positif sedemikian sehingga
< | − | < → | − | <
Karena �
→ = , terdapat suatu bilangan positif sedemikian
sehingga
< | − | < → | − | <
Pilih = { , }; yaitu pilih sebagai yang terkecil di antara dan . Maka < | − | < menunjukkan
| + − − | = |[ − ] + [ − ]|
(35)
< + =
Dalam rangkaian ini, ketaksamaan yang pertama adalah ketaksamaan segitiga; yang kedua sebagai hasil dari pilihan . Baru saja memperlihatkan bahwa
< | − | < → | + − − | <
Jadi
�→ [ + ] = �→ + �→
Bukti pernyataan 5
�→ [ − ] = �→ [ + − ]
= �→ + �→ − = �→ + − �→
= �→ − �→
TEOREMA APIT Pernahkah mendengar seseorang berkata, “saya
terjebak di antara batu dan tempat yang keras?” Inilah yang yang terjadi pada � dalam teorema berikut (lihat gambar di bawah ini).
(36)
Teorema C
(Teorema Apit) Andikan , adalah fungsi-fungsi yang memenuhi untuk semua dekat , kecuali mungkin di . Jika �
→ = �→ = �→ =
B. Faktor Penyebab Kesalahan
Faktor Penyebab kesalahan secara umum dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu faktor kognitif dan faktor non kognitif.
1. Faktor Kognitif
Menurut Suwarsono (1982), faktor kognitif adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan kemampuan intelektual siswa dalam
memproses atau mencerna materi matematika ke dalam pikiran.
2. Faktor Non Kognitif
Menurut Burton (dalam M. Entang, 1984:13-14), kesulitan
belajar yang membuatnya melakukan kesalahan adalah faktor yang
terdapat dalam diri siswa dan faktor yang terletak di luar diri siswa.
1) Faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa antara lain kelemahan
secara fisik (suatu pusat susunan syaraf tidak berkembang secara
sempurna, luka atau cacat, atau sakit), sehingga sering membawa
gangguan emosional, yang menghambat usaha-usaha belajar secara
optimal. Kelemahan-kelemahan secara mental (baik kelemahan
yang dibawa sejak lahir maupun karena pengalaman) yang sukar
diatasi oleh individu yang bersangkutan dan juga oleh pendidikan,
(37)
hanya kurang minat, kebimbangan, kurang usaha, aktivitas yang
tidak terarah, kurang semangat dan sebagainya, juga kurang
menguasai ketrampilan dan kebiasaan fundamental dalam belajar.
Kelemahan-kelemahan emosional, misalnya penyesuaian yang salah
(adjusment) terhadap orang-orang, situasi dan tuntutan-tuntutan
tugas dan lingkungan. Kelemahan yang disebabkan oleh karena
kebiasaan dan sikap-sikap yang salah, antara lain: malas belajar atau
sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran. Tidak memiliki
ketrampilan-ketrampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan
seperti ketidakmampuan membaca, berhitung, kurang menguasai
pengetahuan dasar untuk suatu bidang studi yang sedang diikutinya
secara sekuensial (meningkat dan beruntun).
2) Faktor-faktor yang terletak di luar diri siswa, antara lain : kurikulum
yang seragam (uniform), bahan dan buku-buku (sumber) yang tidak
sesuai dengan tingkat-tingkat kematangan dan perbedaan-perbedaan
individu : ketidaksesuaian standar administratif (sistem pengajaran,
penilaian, pengelolaan kegiatan dan pengalaman belajar mengajar,
dan sebagainya); terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran
sekolah atau terlalu banyak terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler.
C. Metode Penyelesaian Menurut George Polya (1957)
Polya (1957; 6-16) dalam bukunya yang berjudul “How to Solve It” tentang metode penyelesaian dalam mengerjakan soal matematika,
(38)
menjelaskan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menyelesaikan
suatu masalah matematika. Ada 4 langkah yang perlu dilakukan yaitu,
memahami masalah, memikirkan suatu rencana, melaksanakan rencana, dan
mengecek jawaban. Keempat langkah tersebut mempunyai penjelasan
sebagai berikut:
1. Memahami Masalah (understanding the problem)
Langkah pertama ini meliputi:
a. Membaca soal dengan teliti sehingga dapat memahami apa yang
ditanyakan, data yang diketahui, dan memahami apa saja syaratnya.
b. Merencanakan apa yang akan dilakukan.
c. Mengidentifikasi data yang penting.
2. Memikirkan Suatu Rencana (devising a plan)
Langkah kedua meliputi:
a. Mengumpulkan semua data yang ada.
b. Memikirkan beberapa tindakan yang mungkin, antara lain:
Mencari pola,
Menggambar sketsa,
Membuat daftar yang teroganisir,
Menyederhanakan masalah,
Menebak dan memeriksa (Guess and check),
Membuat tabel,
Menulis beberapa kalimat, dan
(39)
3. Melaksanakan Rencana (carrying out the plan)
Langkah ketiga ini meliputi:
a. Melaksanakan rencana penyelesaian masalah.
b. Mengecek tiap-tiap langkah apakah sudah tepat.
c. Meninjau kembali atau mengubah rencana bila diperlukan.
d. Membuat rencana baru jika perlu.
4. Melihat Kembali (looking back)
Pada langkah ini, dilakukan pengecekan kembali penyelesaian yang
diperoleh, antara lain:
a. Pastikan bahwa telah menggunakan semua informasi penting.
b. Menentukan ya atau tidaknya jawaban masuk akal.
c. Mengecek apakah semua syarat yang diberikan soal telah dipenuhi.
Masing-masing langkah tersebut sangat penting untuk menentukan
suatu penyelesaian. Namun, yang biasanya terjadi adalah siswa memperoleh
suatu penyelesaian dengan tanpa berpikir, atau mengabaikan keempat
langkah tersebut. Hal yang paling buruk juga dapat terjadi ketika siswa
memulai perhitungan, atau penafsiran tanpa memahami masalah. Banyak
kesalahan yang dapat dihindari jika siswa melaksanakan rencana dan
(40)
D. Jenis Kesalahan
1. Jenis Kesalahan Menurut Hadar
Hadar,dkk (1987) mengklasifikasikan kesalahan siswa
dalam mengerjakan soal-soal matematika dalam enam tipe kesalahan
sebagai berikut:
a. Penyalahgunaan data.
b. Kesalahan menginterpretasikan bahasa.
c. Kesimpulan yang tidak tepat secara logika.
d. Penyimpangan teorema atau definisi.
e. Penyelesaian yag tidak diteliti kebenarannya.
f. Kesalahan teknis.
Adapun penjelasan dari tiap-tiap kategori kesalahan tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Penyalahgunaan Data
Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan yang dapat
dihubungkan dengan ketidaksesuaian antara data yang diberikan
dalam soal dengan data yang dikutip oleh siswa yang meliputi
kesalahan-kesalahan berikut:
1) Menambahkan data yang tidak ada hubungannya dengan soal.
2) Mengabaikan data penting yang sudah ada dan menggantinya
dengan data yang tidak relevan.
3) Menguraikan syarat-syarat (dalam pembuktian, perhitungan,
(41)
4) Mengartikan sebagian informasi tidak sesuai dengan teks yang
sebenarnya.
5) Menggunakan syarat yang tidak sesuai dengan informasi yang
diberikan.
6) Menggunakan angka pengganti suatu variabel untuk variabel
yang lain.
7) Kesalahan menyalin soal dari lembar soal ke lembar jawab.
b. Kesalahan menginterpretasikan data
Kategori ini meliputi kesalahan matematika yang berkaitan
dengan ketidaktepatan menerjemahkan suatu pernyataan
matematika yang dideskripsikan dalam suatu bahasa ke bahasa
yang lain.
Kategori kesalahan ini meliputi kesalahan-kesalahan sebagai
berikut:
1) Menerjemahkan pernyataan dalam bahasa sehari-hari ke
dalam bahasa atau persamaan matematika dengan arti yang
berbeda.
2) Menuliskan simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang
artinya berbeda.
3) Kesalahan mengartikan grafik.
(42)
Pada umumnya yang termasuk dalam kategori ini adalah
kesalahan-kesalahan dalam menarik kesimpulan dari suatu
informasi yang diberikan atau dari kesimpulan sebelumnya, yaitu:
1) Dari pernyataan implikasi p→q, siswa menarik kesimpulan sebagai berikut:
Bila q diketahui terjadi maka p pasti terjadi.
Bila p salah maka q juga salah.
2) Mengambil kesimpulan tidak benar, misalnya memberikan q
sebagai akibat dari p tanpa dapat menjelaskan urutan
pembuktian yang betul.
d. Kesalahan menggunakan definisi atau teorema
Kesalahan ini merupakan penyimpangan prinsip, aturan,
teorema, atau definisi pokok yang khas. Kategori ini meliputi
kesalahan-kesalahan sebagai berikut:
1) Menerapkan suatu teorema pada kondisi yang tidak sesuai,
misalnya menerapkan aturan sinus,
�� = �� ;
2) Menerapkan sifat fungsi atau sifat operasi pada kondisi yang
tidak sesuai. Misalnya:
Sin (α+β) = sin α + sin β
+ = +
c a
b β
α γ
(43)
3) Tidak teliti atau tidak tepat dalam mengutip definisi, rumus,
atau teorema. Misalnya:
Fungsi yang grafiknya berbentuk parabola = − sebagai pengganti = −
+ = + −
e. Penyelesaian tidak diperiksa kembali
Kesalahan ini terjadi jika setiap langkah yang ditempuh oleh
peserta tes benar, akan tetapi hasil akhir yang diberikan bukan
penyelesaian dari soal tersebut dan siswa tidak menjawab sesuai
dengan pertanyaan pada soal.
f. Kesalahan teknis
Kategori kesalahan teknis meliputi kesalahan-kesalahan
berikut:
1) Kesalahan perhitungan
2) Kesalahan dalam mengutip data dari tabel.
3) Kesalahan dalam memanipulasi simbol-simbol aljabar dasar.
2. Kesalahan-Kesalahan yang Sering dilakukan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-Soal Aljabar
Siswa membutuhkan kemampuan tentang aljabar yang sudah
dipelajari sejak SMP dalam mengerjakan soal-soal limit fungsi aljabar,.
Maka untuk mendukung penelitian ini, peneliti akan membahas
(44)
a. Kesalahan-kesalahan berdasarkan Schechter (2002)
Schechter (dalam Nugraheni, 2009; 11-14) pada artikelnya
mengemukakan beberapa kesalahan mahasiswa dalam mengerjakan
soal-soal sebagai berikut:
1) Kesalahan tanda
Salah satu penyebab kesalahan ini adalah “kepercayaan bahwa tanda minus adalah tanda negatif”.
Apakah − adalah bilangan negatif? Itu tergantung .
Ya, jika adalah bilangan positif.
Tidak, jika adalah bilangan negatif.
Siswa mengalami kebingungan dalam membaca “− ” sebagai “ ” atau sebagai “ ”. Siswa kebanyakan membacanya sebagai negatif . Cara membaca “− ” sebagai “ ” tentu saja belum tentu benar. Negatif digunakan sebagai suatu tanda sedangkan Minus digunakan sebagai suatu
operasi. Cara membaca “− ” sebaiknya “ ”.
2) Kesalahan karena siswa memahami semua operasi adalah
adititive seperti yang berlaku pada sifat suatu fungsi atau operasi
.
Suatu fungsi atau operasi disebut adititive jika fungsi
atau operasi tersebut memenuhi + = + untuk semua bilangan . Hal ini benar untuk operasi-operasi
(45)
Limit dari suatu jumlah adalah jumlah dari limit-limitnya.
Turunan dari suatu jumlah adalah jumlah dari turunan-turunannya.
Integral dari suatu penjumlahan adalah penjumlahan dari integral-integralnya.
Tetapi ini tidak benar untuk operasi yang lain. Namun,
siswa sering menggunakan aturan penjumlahan ini.
Contoh: �� + = �� + �� , + = +
√ + = √ + √
3) Kesalahan dalam menggunakan sifat komutatif
Pada matematika tingkat atas dipelajari bahwa dua
operasi bersifat komutatif dapat ditunjukkan jika salah satu dari
kedua operasi tersebut dalam bentuk yang berbeda (operasi yang
digunakan penjumlahan atau perkalian) akan mendapatkan hasil
atau nilai yang sama.
Contoh kesalahan yang dilakukan siswa :
� √ = √ � �� = ��
4) Kesalahan dengan menghilangkan/menghapus variabel
Diberikan dua fungsi dan .
= + + − ++ + = − ++ +
(46)
dan adalah dua fungsi yang berbeda. Perhitungan
pada salah. Perhitungan pada tepat. Beberapa siswa
berpikir bahwa dan adalah fungsi yang sama.
Mungkin dalam menyederhanakan mereka tidak cermat melihat
pembilang . Suku-suku pada pembilang tidak
semuanya memiliki faktor + . Perhitungan yang tepat untuk sebagai berikut:
= + + − ++ +
= − +
+ + +
Kesalahan ini sering dilakukan siswa karena mereka tidak
paham bahwa penghapusan (hukum kanselasi) hanya dilakukan
pada saat pembilang dan penyebut memenuhi faktor yang sama.
b. Kesalahan-kesalahan berdasarkan Scofield (2003)
Scofield (dalam Nugraheni,2009;14-17) pada artikelnya
mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang paling banyak dilihat
pada matematika di Universitas Calvin. Scofield (2003, dalam
Nugraheni,2009) mengemukakan beberapa kesalahan siswa dalam
mengerjakan soal-soal aljabar sebagai berikut:
1) Kesalahan yang berhubungan dengan sifat fungsi
Keanehan ini bermula saat siswa memperoleh sebuah
bentuk persamaan = dengan adalah konstanta (gradien). Bentuk ini memungkinkan siswa mengikuti sifat
(47)
“adititive”. Meskipun kecenderungan siswa untuk
memperlakukan fungsi sebagai penjumlahan, fungsi lain tidak
mempunyai sifat ini. Kesalahan yang dilakukan siswa meliputi:
√ + = √ + √ .
+ = + .
− = − .
+ = +
2) Kesalahan dalam menghapuskan variabel dan koefisien saat
menyederhanakan pecahan bentuk aljabar
Hal ini berawal saat siswa di tingkat sekolah dasar
menyederhanakan pecahan, seperti = .
. = . Tingkat
sekolah menengah mengajarkan siswa untuk menghapus bentuk
aljabar yang melibatkan variabel seperti dalam + +
− + =
+ +
− + =
+
− . Kesalahan siswa karena menghapuskan
variabel dan koefisien saat menyederhanakan pecahan bentuk
aljabar dapat dilihat dalam contoh sebagai berikut:
+ −
− =
+ −
− =
+
− = − = −
Siswa menghapuskan sembarang unsur pada pembilang dan
penyebut. Kesalahan ini dilakukan oleh beberapa siswa yang
tidak memahami bahwa penghapusan hanya dilakukan pada saat
(48)
3) Kesalahan pada perkalian bentuk aljabar dengan mengabaikan
sifat pemangkatan.
Pemangkatan merupakan perkalian berulang untuk
bilangan yang sama. Sifat pemangkatan yang paling sering tidak
dipahami siswa, yaitu = . Sifat ini dapat berlaku pada contoh berikut: = = dan √ =
= = √ tetapi beberapa siswa mengabaikan sifat pemangkatan pada perkalian. Kesalahan yang dilakukan siswa
dalam pemangkatan dapat dilihat dalam contoh berikut;
= √
− =
+ = +
= −
4) Kesalahan dengan menuliskan perkalian tanpa tanda kurung
Saat menjumpai sebuah pernyataan yang mengandung
penjumlahan dan perkalian di dalamnya, maka perkalian akan
dikerjakan terlebih dulu, berikut contohnya: + × adalah 17 bukan 30. Sesuatu yang terdapat dalam tanda kurung akan
dikerjakan terlebih dulu sebelum mengerjakan yang di luar tanda
kurung maka 2-(3-(2-6))=-5 sedangkan 2-(3-2-6)=7 dan
2-3-2-6=-13. Hal ini juga akan berlaku untuk pernyataan yang
(49)
sama dengan − . Dalam perkalian dan − tanda kurung juga digunakan − atau lebih sederhana
− namun siswa kebanyakan melakukan kesalahan dengan menuliskannya dalam × − sehingga dapat menimbulkan kesalahan.
5) Kesalahan karena penggunaan tanda kurung berlebihan
Menurut Scofield (2003), sebenarnya ini bukan
kesalahan yang fatal namun siswa yang tetap menggunakan
tanda kurung lebih banyak daripada yang dibutuhkan
menunjukkan bahwa mereka kurang memahami aturan pada
operasi aljabar. Berikut contoh penggunaan tanda kurung yang
berlebihan.
−+ akan lebih sederhana jika ditulis +
− .
c. Kesalahan-kesalahan berdasarkan Dawkins
Dawkins (2006, dalam Nugraheni,2009) menelusuri
kesalahan – kesalahan yang sering dilakukan siswa berdasarkan artikel dari Schechter (2002) dan berdasarkan pengamatan atas
kesalahan-kesalahan yang dilakukan para siswanya. Dawkins (2006,
dalam Nugraheni,2009;17-22) mengemukakan beberapa kesalahan
yang sering dilakukan siswa dalam mengerjakan soal-soal aljabar
sebagai berikut:
(50)
Kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam
pembagian dengan bilangan nol yaitu menghitung = atau
= . Pembagian dengan bilangan nol yang benar, yaitu =
.
2) Kesalahan dalam penggunaan tanda kurung
Kesalahan ini disebabkan karena siswa tidak paham
pentingnya penggunaan tanda kurung atau siswa menganggap
tanda kurung tidak diperlukan dalam langka-langkah tertentu.
Contohnya:
a) Menguadratkan
Benar Tidak benar
= = =
Dalam kasus ini tanda kurung digunakan untuk meyakinkan
bahwa yang dikuadratkan adalah bukan hanya saja.
b) Menguadratkan -3
Benar
− = − − =
Tidak benar
− = − = −
Banyak siswa sebenarnya tahu bahwa secara teknik
mereka harus menguadratkan -3, tetapi tanda kurung seakan
terlupakan sehingga hasil pengerjaan menjadi -9.
(51)
Benar
+ − − − = + − − +
= −
Tidak benar
+ − − − = − −
Kebanyakan siswa tidak memberikan tanda kurung
pada − karena ketidaktahuan siswa bahwa tanda kurung diperlukan, sehingga hasil pada pengurangan ini
menjadi tidak benar.
3) Kesalahan dalam mendistribusikan
Contoh:
a) Mengalikan − Benar
− = −
Tidak benar
− = −
Kesalahan yang dilakukan siswa karena hanya mengalikan 4
dengan saja.
b) Mengalikan − −
Benar Tidak benar
− − = − + − − = − +
c) Mengalikan − Benar
(52)
− = − +
= − +
Tidak benar
− = − = − +
d) Kesalahan dalam mengasumsikan penjumlahan
Kesalahan ini terjadi saat siswa mengansumsikan
bahwa sifat pada + = + akan berlaku untuk semua bentuk aljabar yang mirip dengan bentuk tersebut.
Berikut ini bentuk aljabar yang dianggap mempunyai sifat
yang sama + = + oleh siswa:
+ = + , + = + , √ +
= +
Pekerjaan di atas salah, karena:
+ ≠ + , + ≠ + , √ +
≠ +
e) Kesalahan dalam mengerjakan soal dengan
menghilangkan/menghapus variabel, koefisien, atau
konstanta.
Kesalahan ini sering dilakukan siswa dalam
menyederhanakan pecahan bentuk aljabar.
Contoh:
(53)
−
= − = − (benar)
−
= − (tidak benar)
f) Kesalahan dalam menggunakan notasi pecahan
Kesalahan yang sering terjadi yaitu dalam
menggunakan notasi ‘/’ untuk menunjukkan pecahan, contohnya 2/3. Notasi ini tidak masalah digunakan dalam
menotasikan 2/3, tetapi akan menjadi masalah jika
digunakan dalam menuliskan / karena / mempunyai dua makna yang berbeda, yaitu atau ,
dalam hal ini siswa belum tentu mengerti pecahan mana yang
dimaksud.
Kesalahan yang lain adalah menuliskan pecahan
contohnya dalam bentuk berikut . Siswa sering menuliskan
pecahan seperti ini dengan maksud tidak termasuk sebagai
penyebut.
Kesalahan yang terakhir dalam menggunakan notasi
pecahan yaitu berkaitan kembali dengan penggunaan notasi
‘/’ untuk menunjukkan pecahan. Tetapi masalah yang ada berkaitan dengan masalah penggunaan tanda kurung.
Pecahan yang dimaksud yaitu, +
+ . Siswa sering menuliskan
pecahan tersebut dengan menggunakan notasi ‘/’ dalam bentuk a+b/c+d. Siswa melihat pecahan yang dituliskannya
(54)
bermakna sama dengan pecahan +
+ . Tetapi orang lain akan
melihat berbeda, yaitu + + . Tentu bentuk ini berbeda dengan +
+ . Jika akan menuliskan pecahan menggunakan
notasi ‘/’ sebaiknya diberikan tanda kurung untuk pembilang dan penyebutnya. Pecahan yang dimaksud ditulis menjadi
bentuk (a+b)/(c+d).
3. Kesalahan-Kesalahan yang Sering dilakukan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-Soal Limit Fungsi Aljabar
Pratini (1991;55-67) mengklarifikasi kesalahan dalam
mengerjakan soal Limit Fungsi Aljabar sebagai berikut:
a. Kesalahan dalam menghitung nilai limit fungsi konstan untuk
sembarang titik limit
Kesalahan terdiri dari 3 macam:
1) Nilai limit fungsi konstan dianggap sama dengan titik limit itu
sendiri.
Contoh:
i. �
→ =
ii. �
→∞ = ∞
2) Nilai limit fungsi konstan dianggap sama dengan hasil kali nilai
fungsi konstan dengan titik limitnya.
Contoh:
i. �
(55)
ii. �
→∞ = . ∞ = ∞
3) Nilai limit fungsi konstan dianggap sama dengan jumlah nilai
fungsi konstan dengan titik limitnya.
Contoh:
i. �
→ = + =
ii. �
→− = + − = − =
iii. �
→− − = − + − = −
b. Kesalahan dalam menghitung nilai limit fungsi monomial ��, =
1 untuk titik limit tak berhingga. Kesalahan terdiri dari 2 macam:
1) Nilai limit fungsi monomial ��, = 1 dianggap sama dengan hasil kali nilai fungsi tersebut dengan titik limitnya.
Contoh:
i. �
→∞ = � . ∞ = ∞
ii. �
→−∞ = � . −∞ = −∞
iii. �
→∞ − = � − . ∞ = −∞
2) Nilai limit fungsi monomial ��, = 1 dianggap sama dengan hasil bagi fungsi tersebut dengan variabel fungsi.
Contoh:
i. �
→∞ = = �→∞ =
ii. �
(56)
c. Kesalahan dalam menghitung nilai limit fungsi pecah untuk titik
limit tak berhingga.
Kesalahan yang dilakukan dengan membagi setiap suku
pada pembilang dan penyebut dengan variabel berpangkat tertinggi
kemudian mensubstitusikan titik limit ke variabel fungsi dan
memberikan tak berhingga sebagai hasilnya.
Contoh: 1) � →∞ + − = �→∞ + − = �→∞ ∞+ ∞− = ∞ 2) � →∞ − + + − = �→∞ − + + − = �→∞ − + + − = �→∞ −∞+∞ +∞−∞= ∞
d. Kesalahan dalam menghitung nilai limit fungsi pecah untuk
sembarang titik limit.
Kesalahan yang dilakukan siswa dengan mensubsitusikan
titik limit ke variabel fungsi padahal dengan substitusi tersebut
mengakibatkan terjadinya bentuk tak tentu ( ∞
∞). Contoh: 1) � →∞ + − = �→∞ + .∞ − .∞= ∞ ∞= ∞ 2) � →∞ − + + − = �→∞ − + + − = �→∞ − + − = −∞+ ∞− = ∞ 3) � → − − = � − = − = = 4) � → + − = � . + . − = =
(57)
e. Kesalahan dalam menghitung nilai limit fungsi pecah untuk titik
limit bilangan tertentu.
Kesalahan yang dilakukan siswa dengan menyederhanakan
secara salah, kemudia mensubstitusikan titik limit ke variabel
fungsi.
Ada 2 macam kesalahan, yaitu:
1) Membagi pembilang dan penyebut dengan variabel yang sama
tetapi ada suku pada pembilang atau penyebut yang tidak dibagi
dengan variabel tersebut.
Contoh: i. � →− − + = − + = − = − =− ii. � → − + = − + = − = . − = − = iii. � → − − = − − = − − = − . − = − −
2) Membagi setiap suku pada pembilang dan penyebut dengan
variabel berpangkat tertinggi padahal titik limitnya berhingga.
Contoh: i. � → + − = �→ + − = �→ + − = �→ +− = �→ = . =
(58)
ii. � → − + = �→ − + = �→ − − = �→ − − = �→ −− = −− =−− =
f. Kesalahan dalam menghitung nilai limit fungsi rasional untuk titik
limit tak berhingga.
Kesalahan yang dilakukan siswa dengan mensubstitukan
titik limit ke variabel fungsi, tetapi kemudian menganggap tak
berhingga sama dengan nol.
Contoh:
1) �
→∞ = . ∞ = . =
2) �
→−∞ = −∞ = . =
Berikut ini adalah contoh kategori kesalahan dalam mengerjakan
soal Limit Fungsi Aljabar.
Tabel 2.1 Contoh kategori jenis kesalahan dalam mengerjakan soal-soal Limit Fungsi Aljabar.
No Jenis Kesalahan Contoh kesalahan
1. Penyalahgunaan Data
a. Menambahkan data yang tidak ada hubungannya dengan soal.
b. Mengabaikan data penting yang sudah ada dan menggantinya dengan data yang tidak relevan. c. Menguraikan syarat-syarat (dalam
pembuktian, perhitungan, penemuan) yang sebenarnya tidak dikehendaki soal.
d. Mengartikan sebagian informasi tidak sesuai dengan teks yang sebenarnya.
e. Menggunakan syarat yang tidak sesuai dengan informasi yang diberikan.
Soal: tentukan nilai limit berikut. �→
Akan tetapi siswa menuliskan soal seperti berikut:
�→ Kategori kesalahan:
Mengartikan sebagian informasi tidak sesuai dengan teks yang sebenarnya.
(59)
No Jenis Kesalahan Contoh kesalahan f. Menggunakan angka pengganti
suatu variabel untuk variabel yang lain.
g. Kesalahan menyalin soal dari lembar soal ke lembar jawab. 2. Kesalahan menginterpretasikan data
a. Menerjemahkan pernyataan dalam bahasa sehari-hari ke dalam bahasa atau persamaan matematika dengan arti yang berbeda.
b. Menuliskan simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang artinya berbeda.
c. Kesalahan mengartikan grafik.
-
3. Kesalahan menggunakan logika dalam menarik kesimpulan
a. Mengambil kesimpulan tidak benar, misalnya memberikan q sebagai akibat dari p tanpa dapat menjelaskan urutan pembuktian yang betul.
Soal : tentukan nilai limit berikut.
�→ − =
Kategori : siswa mengambil kesimpulan yang tidak benar dan tidak dapat menjelaskan urutan pembuktian yang betul.
4. Kesalahan menggunakan definisi atau teorema
a. Menerapkan suatu teorema pada kondisi yang tidak sesuai.
b. Menerapkan sifat distributif untuk fungsi atau operasi yang bukan distributif.
c. Tidak teliti atau tidak tepat dalam mengutip definisi, rumus, atau teorema.
Soal : tentukan nilai limit berikut. �
→ + = �→ +
Kategori :
Menerapkan sifat distributif untuk fungsi atau operasi yang bukan distributif.
5. Penyelesaian tidak diperiksa kembali Soal: tentukan nilai limit berikut. �
→ + − = �→ + . −
= + . − = 15. Kesalahan yang dilakukan siswa dalam
penggunaan tanda kurung(Ashlock)
Soal: tentukan nilai limit berikut. �
→ = �→
Siswa salah mengubah menjadi . 16. Kesalahan tanda (Schechter) -
17. Kesalahan karena siswa memahami semua operasi adalah adititive seperti yang berlaku pada sifat suatu fungsi atau operasi . (Schechter)
Soal : tentukan nilai limit berikut. �
→ + = �→ +
Siswa salah dalam mengubah + menjadi +
18. Kesalahan dalam menggunakan sifat komutatif.
Soal : tentukan nilai limit berikut.
�→ √ − = �→ √ −
Siswa salah dalam mengubah √ − menjadi √ −
19. Kesalahan dengan
menghilangkan/menghapus variabel
Soal : tentukan nilai limit berikut. �
→
+ − + +
+ +
(60)
No Jenis Kesalahan Contoh kesalahan Siswa salah dalam menghapus + 20. Kesalahan yang berhubungan dengan
sifat fungsi ( Scofield)
Contoh kesalahan sama dengan contoh kesalahan nomor 4.
21. Kesalahan dalam menghapuskan variabel dan koefisien saat menyederhanakan pecahan bentuk aljabar
Contoh kesalahan sama dengan contoh kesalahan nomor 19
22. Kesalahan pada perkalian bentuk aljabar dengan mengabaikan sifat pemangkatan
Soal : tentukan nilai limit berikut. �
→ √ = �→
Siswa salah dalam mengubah √ menjadi .
23. Kesalahan dengan menuliskan perkalian tanpa tanda kurung
Contoh kesalahan sama dengan contoh kesalahan nomor 5
24. Kesalahan karena penggunaan tanda kurung berlebihan
- 25. Kesalahan dalam pembagian dengan
bilangan nol (Dawkins)
Soal : tentukan nilai limit berikut. �
→ = =
26. Kesalahan dalam penggunaan tanda kurung
Contoh kesalahan sama dengan contoh kesalahan nomor 15
27. Kesalahan dalam mendistribusikan Soal : tentukan nilai limit berikut. �
→− = − = − − − = −
28. Kesalahan dalam mengasumsikan penjumlahan
- 29. Kesalahan dalam mengerjakan soal
dengan menghilangkan/menghapus variabel, koefisien, atau konstanta
Contoh kesalahan sama dengan contoh kesalahan nomor 19
30. Kesalahan dalam menggunakan notasi pecahan
- 31. Kesalahan dalam menghitung nilai limit
fungsi konstan untuk sembarang titik limit (haniek)
a. Nilai limit fungsi konstan dianggap sama dengan titik limit itu sendiri. b. Nilai limit fungsi konstan dianggap
sama dengan hasil kali nilai fungsi konstan dengan titik limitnya. c. Nilai limit fungsi konstan dianggap
sama dengan jumlah nilai fungsi konstan dengan titik limitnya.
Contoh kesalahan : �
→ =
�→∞ = ∞
32. Kesalahan dalam menghitung nilai limit fungsi monom berpangkat satu untuk titik limit tak berhingga
a. Nilai limit fungsi monom berpangkat satu dianggap sama dengan hasil kali nilai fungsi tersebut dengan titik limitnya.
b. Nilai limit fungsi monom berpangkat satu dianggap sama dengan hasil bagi fungsi tersebut dengan variabel fungsi.
Contoh kesalahan :
�→∞ = � . ∞ = ∞
�
→−∞ = � . −∞ = −∞
�
(61)
No Jenis Kesalahan Contoh kesalahan 33. Kesalahan dalam menghitung nilai limit
fungsi pecah untuk titik limit tak berhingga
Contoh kesalahan :
�→∞ − ++ − = �→∞ − + + − = � →∞ − + + − = �→∞ − ∞ + ∞ + ∞ − ∞ = ∞
34. Kesalahan dalam menghitung nilai limit fungsi pecah untuk sembarang titik limit
Contoh kesalahan : � →∞ − + + − = �→∞ − + + − = � →∞ − + − = −∞ + ∞ − = ∞
35. Kesalahan dalam menghitung nilai limit fungsi pecah untuk titik limit bilangan tertentu
a. Membagi pembilang dan penyebut dengan variabel yang sama tetapi ada suku pada pembilang atau penyebut yang tidak dibagi dengan variabel tersebut.
b. Membagi setiap suku pada pembilang dan penyebut dengan variabel berpangkat tertinggi padahal titik limitnya berhingga.
Contoh kesalahan :
�→ +− = +− = −
= . − = −
=
36. Kesalahan dalam menghitung nilai limit fungsi rasional untuk titik limit tak berhingga
Contoh kesalahan : �
→−∞ = −∞ = . =
E. Keabsahan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik
yang memuat soal-soal Limit Fungsi Aljabar. Peneliti menggunakan teknik
triangulasi untuk mendapatkan data yang lebih objektif dan dapat dipercaya.
(62)
sesuatu yang di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu (Moleong, 2005)
Triangulasi dilakukan dengan memanfaatkan penggunaan sumber,
yakni dengan membandingkan dan mengecek data hasil tes diagnostik
dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek penelitian. Hasil
perbandingan tersebut diharapkan dapat memberikan pandangan, pendapat,
pemikiran atau alasan yang saling melengkapi data yang satu dengan data
(63)
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Pengambilan Data
Waktu : April – Mei 2015
Tempat : SMA Pangudi Luhur St.Vincentius Giriwoyo,Wonogiri
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif
kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa atau kejadian yang terjadi pada
masa sekarang. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, serta holistik,
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
ilmiah (Moleong, 2008: 6). Jadi, pada dasarnya penelitian deskripsi
kualitatif menekankan pada keadaan yang sebenarnya, dan berusaha
mengungkap fenomena-fenomena yang ada dalam keadaan tersebut.
C. Subyek dan Objek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas XI IPA Pangudi Luhur
(64)
yang berjumlah 21 siswa. Obyek yang diteliti adalah kesalahan-kesalahan
siswa dalam mengerjakan soal-soal pada materi Limit Fungsi Aljabar.
Sarantakos dalam Poerwadi (2005) menjelaskan bahwa penentuan
subyek dalam penelitian kualitatif, umumnya menampilkan karakteristik
yang diarahkan pada kasus-kasus tipikal sesuai dengan kekhususan masalah
penelitian, bukan pada banyak subyek yang besar. Dalam penelitian
kualitatif, suatu subyek penelitian dipilih karena secara tipikal dapat
mewakili fenomena yang diteliti. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini, teknik
pemilihan subyek yang digunakan adalah purposive sampling. Purpose
sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008). Pertimbangan-pertimbangan
dalam pemilihan subyek penelitian antara lain, subyek yang dipilih dapat
memberikan informasi dengan baik yang berkaitan dengan
kesalahan-kesalahan dalam mengerjakan Limit Fungsi Aljabar. Selain itu, subyek yang
dipilih juga bersedia untuk diwawancarai, sehingga tidak ada unsur
paksaan.Dalam penelitian ini, seluruh siswa kelas XI IPA mengikuti tes
diagnostik. Kemudian peneliti memilih 5 siswa kelas XI IPA yang memiliki
ragam kesalahan yang banyak atau memiliki karakteristik kesalahan yang
khusus, sebagai subyek penelitian. Kelima siswa tersebut adalah S1, S4, S14,
(65)
D. Variabel Penelitian
Variabel-variabel dalam penelitian ini, yaitu:
1. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan
soal-soal Limit Fungsi Aljabar. Kesalahan ini dianalisis dari tes diagnostik
yang diberikan mengenai materi Limit Fungsi Aljabar.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa melakukan kesalahan dalam
mengerjakan soal-soal Limit Fungsi Aljabar.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah salah satu cara yang digunakan
peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan. Metode pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes diagnostik dan
wawancara.
1. Tes diagnostik, digunakan untuk mengetahui jenis kesalahan-kesalahan
siswa dalam mengerjakan soal. Tes diagnostik dibuat berdasarkan
materi yang telah disampaikan dalam pembelajaran dan sesuai dengan
kurikulum KTSP.
2. Wawancara, digunakan untuk mencari tahu faktor penyebab siswa
melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal pada tes diagnostik.
Wawancara ini ditunjukkan untuk 5 siswa yang ragam kesalahan yang
banyak atau memiliki karakteristik kesalahan yang khusus. Selain itu,
(66)
saat mengerjakan soal-soal tes diagnostik. Peneliti menggunakan media
rekorder dan pedoman wawancara dalam melakukan wawancara.
F. Instrumen Penelitian 1. Tes Diagnostik
Tes diagnostik yang digunakan dalam penelitian ini berupa 5
soal essai tentang Limit Fungsi Aljabar yang disertai dengan cara
pengerjaan. Rancangan soal tes tertulis ini dibuat sesuai dengan
indikator pencapaian hasil belajar menurut kurikulum KTSP. Tes
diagnostik dilakukan setelah guru selesai menyampaikan materi Limit
Fungsi Aljabar. Setelah memberikan tes diagnostik, peneliti
mengelompokkan kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan soal
Limit Fungsi Aljabar berdasarkan kategori jenis kesalahan yang telah
disusun oleh peneliti.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Berdasarkan Indikator
No Indikator Aspek Kognitif Jumlah
Pengetahuan Pemahaman Aplikasi 1. Menghitung
Limit Fungsi Aljabar di suatu titik
1 Soal (1)
1 Soal (3)
2 Soal
2. Menghitung Limit Fungsi Aljabar dengan menggunaka n sifat-sifat limit
3 Soal (2,4,5)
3 Soal
(67)
2. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini digolongkan dalam jenis
wawancara semiterstruktur. Wawancara semiterstruktur adalah
wawancara yang tidak memiliki persiapan sebelumnya, dalam arti
kalimat dan urutan pertanyaan yang diajukan tidak harus mengikuti
ketentuan secara ketat (Basuki, 2006). Wawancara jenis ini
memungkinkan mencakup ruang lingkup yang lebih besar guna
keperluan merangkum pendapat dan jawaban responden.
Tabel 3.2. Pedoman Wawancara
No. Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana proses yang kamu lakukan dalam menyelesaikan soal ini?
2 Mengapa kamu menjawab demikian?
3 Apa penyebab kesulitan dalam mengerjakan soal tes? 4 Dimana letak kesulitan soal tersebut?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan berkembang berdasarkan
respon atau jawaban siswa dalam wawancara. Proses wawancara akan
direkam menggunakan media rekorder untuk membantu peneliti
melakukan analisis lanjutan.
G. Rencana Analisis Data
Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data yang termuat
dalam lembar jawab tes diagnostik dan data hasil wawancara dengan siswa.
(68)
1. Mengidentifikasi kesalahan setiap jawaban siswa dalam menyelesaikan
setiap soal.
2. Mencatat kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa. Kesalahan yang
dicatat adalah kesalahan yang pertama kali muncul dan tertulis dalam
menyelesaikan tiap nomor soal.
3. Kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa diklarifikasi menurut kategori
jenis kesalahan ( lihat tabel 3.3). Pengkategorian jenis kesalahan dalam
penelitian ini disesuaikan dengan materi Limit Fungsi Aljabar.
Rumusan kategori jenis kesalahan disusun berdasarkan hasil tes uji coba
yang merunjuk pada penelitian Hadar, dkk (1987), Schechter (dalam
Nugraheni, 2009), Scofield (dalam Nugraheni, 2009), Dawkins (dalam
Nugraheni,2009), dan Pratini (1991). Peneliti tidak menggunakan
kesalahan menginterpretasikan bahasa yang diklasifikasikan oleh
Hadar, dkk (1987) karena kategori tersebut kurang sesuai dengan materi
yang dipilih peneliti yaitu Limit Fungsi Aljabar. Dalam
mengkategorikan jenis kesalahan, penulis menggunakan jenis kesalahan
yang diklasifikasikan oleh Hadar, dkk (1987) sebagai acuan utama.
4. Rumusan kategori kesalahan menurut peneliti adalah:
Tabel 3.3. Tabel Kategori Jenis Kesalahan
No Jenis kesalahan Tipe kesalahan Contoh kesalahan Sumber 1. Kesalahan data Kesalahan tipe 1.a (
menambahkan data yang tidak ada hubungannya dengan soal).
�
→− = �→− = − = Hadar, dkk (1987) dan
uji coba
Kesalahan tipe 1.b ( mengabaikan data penting yang diberikan)
- Hadar, dkk
(69)
No Jenis kesalahan Tipe kesalahan Contoh kesalahan Sumber Kesalahan tipe 1.c (
menguraikan syarat-syarat yang sebenarnya tidak dibutuhkan dalam masalah).
- Hadar, dkk
(1987)
Kesalahan tipe 1.d ( mengartikan informasi tidak sesuai dengan teks yang sebenarnya).
- Hadar, dkk
(1987)
Kesalahan tipe 1.e ( mengganti syarat yang ditentukan dengan informasi lain yang tidak sesuai).
- Hadar, dkk
(1987)
Kesalahan tipe 1.f (salah menyalin soal)
- Hadar, dkk
(1987) 2. Kesalahan
menggunakan logika untuk menarik kesimpulan
Kesalahan tipe 2 (Mengambil
kesimpulan yang tidak benar, misalnya
memberikan q sebagai akibat dari p tanpa dapat menjelaskan urutan pembuktian yang betul)
�
→∞ √ + − √ = ∞ Hadar, dkk (1987) dan
uji coba
3. Kesalahan menggunakan definisi atau teorema
Kesalahan tipe 3.a (Menerapkan suatu teorema pada kondisi yang tidak sesuai).
Menerapkan aturan sinus, �� = �� ; di mana unsur-unsur a dan α terdapat pada segitiga yang memuat unsur-unsur b dan β.
Hadar, dkk (1987)
Kesalahan 3.b (Menerapkan sifat distributif untuk fungsi atau operasi yang bukan distributif). - + = + - �� + = �� + �� - + = + - √ + = √ + √ - + = + , + = + , √ + = +
Hadar, dkk (1987) , Schechter (2002), dan Dawkins (2006)
Kesalahan 3.c (Tidak teliti atau tidak tepat dalam mengutip definisi, rumus atau teorema)
- � → −√ − = �→ −√ − × − √ + = − −+√ − = = - � →∞√ + + √ = −� √ = − √ =
Hadar, dkk (1987) dan hasil uji coba
(1)
105.PENELITI;Ini kan cara horner langsung disubstitusikan, terus hasilnya menjadi -2. Kemudian ini masih ditulis limit-limit..
106.S22;Ini seharusnya enggak, karena sudah disubstitusikan. 107.PENELITI;Lalu ini masih ditulis, kenapa?
108.S22;Hehe.. ga tau.
109.PENELITI;Maksudnya emang kamu tahunya ditulis seperti itu atau bagaimana?
110.S22;Lupa,lupa,lupa. Lupa kalau seharusnya tidak ditulis. 111.PENELITI;Lalu sekarang lanjut yang nomor 4. Gimana?
112.S22;Ini kan menghilangkan akarnya. Jadinya dikali ini (sekawannya). Terus ini (yang negatif) seharusnya plus.
113.PENELITI;Apa? 114.S22;Seharusnya plus. 115.PENELITI;Kenapa?
116.S22;Karena ini (3 dikurangi akar 9 min 9x) min. 117.PENELITI;Kalau sini minus, yang ini plus? 118.S22;iya. Ini kan hilang.
119.PENELITI;Yang mana?
120.S22;Ini akarnya sudah hilang. Ini (akar 9 min 9x) dikali ini (akar 9 min 9x) hasilnya ini (9-9x).
121.PENELITI;Maksudnya 3 plus akar 9 min 9x itu hilang lalu 3 dikurangi akar 9 min 9x itu akarnya hilang?
122.S22;Iya. Ini (3) dikurangi ini (9) hasilnya -6. 123.PENELITI;Kenapa ini kok hasilnya 3? 124.S22;Hehe, ga tau.
125.PENELITI;Kurang teliti? 126.S22;Iya.
127.PENELITI;Atau terburu-buru waktu itu? 128.S22;Iya paling.
129.PENELITI;Setelah itu?
130.S22;Ini (-6-9x) dipindah ruas. 9x ini dipindah di depan, ini (-3) dipindah ke belakang.
131.PENELITI;Ini kan negatif, dipindah ruas tidak ada negatifnya itu bagaimana?
132.S22;Sini kan jadi positif. 133.PENELITI;Lalu -6 nya? 134.S22;Positif.
135.PENELITI;Kenapa?
136.S22;Karena kan... sedari dulu gitu.
137.PENELITI;Kalau misalnya negatifnya apa itu minus negatifnya di belakang dan dipindah ke depan menjadi 9x gitu?
138.S22;He’eh.Disederhanakan. 9x dibagi 3x sama dengan 3x.
139.PENELITI;3 atau 3x? 140.S22;3x.
141.PENELITI;Kenapa kok 3x? 142.S22;Karena kan satu kesatuan.
(2)
143.PENELITI;Coba dituliskan, itu gimana? 144.S22;Eh, 3.
145.PENELITI;Kenapa berubah? 146.S22;Ga tau, pokoknya 3. 147.S22;Kenapa kok 3? 148.PENELITI;Ya 3 aja.
149.S22;Waktu itu kenapa kok ditulis 3x? 150.S22;Ga tau.
151.PENELITI;Masak tidak tahu menjadi 3x?
152.S22;Tetap mungkin, 3x dikali 3x. Hasilnya kan 9x kuadrat. Itu salah, seharusnya 3.
153.PENELITI;Setelah itu?
154.S22;Ini dimasukkan. Ini kan 3-3 kan nol. Eh 3+6 per 3+3 samadengan 9 per 6. 3 per 2.
155.PENELITI;Ini limitnya gimana yang setelah disubstitusikan limitnya? 156.S22;Maksudnya?
157.PENELITI;Ini ditulis-tulis terus limitnya, kapan itu tidak ditulis? 158.S22;Saat sudah dimasuk-masukkan itu seharusnya tidak ditulis. 159.PENELITI;Kenapa kok ditulis ini?
160.S22;Mungkin lupa.
161.PENELITI;Sebelumnya kan juga begitu masih ditulis terus, kenapa itu? 162.S22;Tidak tahu.
163.PENELITI;Lupa? Kurang teliti?
164.S22;Enggak kalau enggak teliti.enggak teliti sih.
165.PENELITI;Sekarang sudah dicoret-coret semua pengerjaannya, kenapa? 166.S22;Awalnya kan sudah salah, salah semua.
167.PENELITI;Mau tanya, jawaban yang dulu kan 3 dibagi nol kan jawabannya tidak terhingga. Kalau nol dibagi 3 itu berapa? 168.S22;Tidak bisa.
169.PENELITI;Kenapa 3 dibagi nol itu tak terhingga? 170.S22;Karena 3 dibagi nol itu tidak ada hasilnya. 171.PENELITI;Kalau nol dibagi tiga?
172.S22;Tidak bisa. Tidak tahu. Berapa emangnya? 173.PENELITI;Kalau menurut dik yuli?
174.S22;Nggak tahu. Lha emang hasilnya berapa?
175.PENELITI;Hasilnya nol. Ya sudah sekarang nomor 5.
176.S22;Ini sama kayak yang tadi, dikali ini untuk menghilangkan akarnya. Ini plus seharusnya.
177.PENELITI;Kenapa kok dulu ditulis negatif? 178.S22;Lha kan terpengaruh sama yang ini. 179.PENELITI;Terpengaruh yang nomor 4 tadi? 180.S22;Iya.
181.PENELITI;Setelah itu?
182.S22;Ya sudah salah semua. Kan awalnya sudah salah. 183.PENELITI;Coba pembetulannya seperti apa?
(3)
185.PENELITI;Coba dilihat langkah berikutnya dari punyamu. 186.S22;(menulis). Nggak tahu.
187.PENELITI;Kenapa kok ini bisa x+1-x? 188.S22;Lha ini, ini kan akarnya hilang.
189.PENELITI;Yang akarnya hilang, bagaimana caranya? 190.S22;Lha kan uudah dikali. Ini kali ini. Kan hilang. 191.PENELITI;Didistribusikan?
192.S22;Iya.
193.PENELITI;Yang ini kenapa menjadi -1? 194.S22;Dari ini. Ini kan ada angka 1, 1=1. 195.PENELITI;Kenapa?
196.S22;Nggak tahu.
197.PENELITI;Apakah tidak melihat yang lain apakah x-x hilang?
198.S22;Oh iya, x-x kan nol. Terus ada 1, 1. Ini juga, ini dikali ini. Akar x dikali akar x kan 1.eh, x. Pokoknya hasilnya 1 lah. Terus ini 1,
samadengan 1.
199.PENELITI;Coba dijabarkan, gimana?
200.S22;Akar x+1, ini sama ini. Akar x kali akar x. Kan 1. 201.PENELITI;Terus yang 1 ini?
202.S22;2, maksudnya ini ditambah ini, sama dengan 2. 203.PENELITI;Terus jawabannya setengah?
204.S22;Iya.
205.PENELITI;Kenapa caranya seperti itu? Apakah saat itu caranya seperti itu?
206.S22;Kan ga tahu.
207.PENELITI;Lalu alasannya 1+1? 208.S22;Lha sama yang tadi, 1, ini kan 1. 209.PENELITI;Kurang teliti?
210.S22;Iya. Ga paham. Paham materinya tapi tidak paham mengerjakannya. 211.PENELITI;Tidak mencoba dengan cara yang lain?
212.S22;Nggak.
213.PENELITI;Oke, ya sudah, dik yuli terimakasih ya? 214.S22;Iya mas.
215.PENELITI;Lebih teliti lagi, pahami soalnya, banyak latihan soal juga. 216.S22;Iya mas, makasih.
(4)
LAMPIRAN D1 DOKUMENTASI
(5)
LAMPIRAN D2
(6)
LAMPIRAN D3