Pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami pelajaran ipa pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE GERAK DAN LAGU

TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI

PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV

SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Rigia Tirza Hardini

NIM: 131134134

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

(3)

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah sederhana ini dipersembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, Juru Selamat sekaligus sahabat saya yang setia membimbing setiap langkah yang saya ambil dalam perjalanan hidup saya 2. Alm. Mbah Paino Marto Suwito yang terus menanti selesainya skripsi saya

dan akhirnya berpulang ke rumah Bapa di surga sebelum kelulusan saya 3. Papa, mama, adik dan seluruh keluarga besar yang selalu mendidik,

mendukung dan mendoakan saya

4. Seluruh sahabat yang tidak pernah lelah menegur saya ketika saya lengah, menguatkan saya ketika saya mulai lelah, mendengarkan segala keluh kesah dan kebingungan saya hingga akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi ini 5. Universitas Sanata Dharma beserta segala civitas akademikanya


(5)

v

MOTTO

Brain: “You know, we should stop doing things that slow her down, like singing.” Heart: “You know, if she stop singing you will die. End of the conversation.”

(Rigia Tirza)

“It always seems impossible until it’s done.”

(Nelson Mandela)

“And God will wipe away every tear from their eyes; there shall be no more death, nor sorrow, nor crying. There shall be no more pain, for the former things

have passed away.”

(Revelation 21:5)

“Do your best and let God do the rest.”

(Benjamin Carson)

“Pikiranku, kehendakku kuserahkan pada-Mu. Harapanku hanya di dalam-Mu, ku kan teguh bersama-Mu Tuhan. Jadikanku bejana-Mu, untuk memuliakan-Mu”

(Bejana-Mu, JPCC Worship)

“Whatever you do, work heartily, as for the Lord and not for Men.”

(Colossians 3:23)

“The lower the expectation the happier you’ll be”

(Ineke Andrayani)

“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan yang biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai ia akan memberikan padamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”


(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 Februari 2017 Penulis,


(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Rigia Tirza Hardini

Nomor Mahasiswa : 131134134

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya Ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH PENGGUNAAN METODE GERAK DAN LAGU TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 13 Februari 2017 Yang menyatakan


(8)

viii

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN METODE GERAK DAN LAGU TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI

PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA

Rigia Tirza Hardini Universitas Sanata Dharma

2017

Setiap siswa memiliki gaya belajarnya masing-masing. Sayangnya, pembelajaran di sekolah belum dapat memfasilitasi gaya belajar setiap siswa. Metode gerak dan lagu dapat memfasilitasi seluruh gaya belajar siswa dan memberikan pengaruh terhadap kemampuan mengingat dan memahami melalui dukungan emosi positif dan kerja otak yang kompleks. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami, khususnya dalam pelajaran IPA kelas IV SD materi daur hidup hewan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental

tipe non-equivalent control group. Siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 tahun ajaran 2016/2017 adalah populasi penelitian ini. Sampel penelitian adalah siswa kelas IV A dengan jumlah 28 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV B dengan jumlah 28 siswa sebagai kelompok kontrol.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap kemampuan mengingat. Hal ini ditunjukkan oleh Sig. (2-tailed) hasil uji signifikansi pengaruh perlakukan sebesar 0,001, lebih kecil dari 0,05. Pengaruh perlakuan ditunjukkan dengan r = -0,619 dan r2 = 0,3833 yang

dalam persentase adalah 38,33% yang artinya memiliki efek yang besar. (2) Metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap kemampuan memahami. Hal ini ditunjukkan oleh Sig. (2-tailed) hasil uji signifikansi pengaruh perlakukan sebesar 0,026 dan lebih kecil dari 0,05. Pengaruh perlakuan ditunjukkan dengan r = -0,546 dan r2 = 0,2985 yang dalam persentase adalah 29,85% yang artinya memiliki efek yang besar.

Kata kunci: metode gerak dan lagu, kemampuan mengingat, kemampuan memahami, pelajaran IPA


(9)

ix ABSTRACT

THE EFFECT OF USING MUSIC AND MOVEMENT METHOD

OF 4THGRADE’S SCIENCE LESSON

AT SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA TO REMEMBER AND UNDERSTAND

Rigia Tirza Hardini Sanata Dharma University

2017

Each student has their own learning styles. Unfortunately, learning activities in schools has not been able to facilitate each student’s learning styles. Music and movement method can facilitate each student’s learning styles and gives influence to the ability to remember and understand through its support of positive emotions and the complex work of the brain. This study aimed to determine the effect of using music and movement method to remember and understand, especially for 4th grade’s science lessons on animals’ lifecycles.

The method used in this study was quasi-experimental non-equivalent control group design. Fourth grade students of SD Kanisius Demangan Baru 1 academic year of 2016/2017 were the population of this study. The samples were 28 students of A class as the experimental group and 28 students of B class as the control group.

The results showed that (1) Music and movement method has an effect on the ability to remember. This shown by the Sig. (2-tailed) of the treatment significance effect test result was 0,001 which less than 0,05. The effect of treatment indicated by r = -0,619 and r2 = 0,3833 which in percentage was 38,33% which

means the treatment has a big effect. (2) Music and movement method has an effect on the ability to understand. This shown by the Sig. (2-tailed) of the treatment significance effect test result was 0,026 which less than 0,05. The effect of treatment was indicated by r = -0,546 and r2 = 0,2985 which in percentage was 29,85% which

means the treatment has a big effect.


(10)

x

PRAKATA

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena hanya dengan kasih karunia-Nya, skripsi ini dapat terselesaikan tepat waktu. Penyusunan skripsi berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Gerak dan Lagu Terhadap Kemampuan Mengingat Dan Memahami Pelajaran IPA Pada Siswa Kelas IV SD Kanisius

Demangan Baru 1 Yogyakarta” ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar dari Universitas Sanata Dharma. Skripsi ini ditulis dengan penuh perjuangan dan tanpa adanya dukungan dari banyak pihak, saya mungkin telah menyerah. Oleh karena itu, saya ingin mengungkapkan rasa terimakasih dari hati saya yang terdalam kepada:

1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Kaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing II yang telah membimbing penelitian saya 3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., Wakaprodi PGSD Universitas

Sanata Dharma

4. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc., Dosen Pembimbing I yang telah membimbing penelitian saya

5. Y. Hariyanta, S.Pd., Kepala SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian

6. Lenny Maryati, S.Pd., guru mata pelajaran IPA kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 yang telah bersedia menjadi guru mitra

7. Segenap guru dan karyawan, serta seluruh siswa kelas IV A dan IV B SD Kanisius Demangan Baru 1 yang telah membantu kelancaran penelitian ini 8. Segenap dosen dan karyawan Prodi PGSD Universitas Sanata Dharma

9. Seluruh keluarga besar saya khususnya kedua orang tua saya, Bapak Tugiyono dan Ibu Riaunie Merry Egeten, yang telah mendidik saya sejak kecil, selalu memberikan semangat, menemani, mendoakan, serta mendukung segala keputusan saya terutama selama penyusunan skripsi ini

10.Adik saya tercinta, Giandri Evan Dwimartiano yang selalu mendukung saya dan menjadi tempat curahan hati saya selama penyusunan skripsi ini


(11)

xi 11.Teman-teman PSM Cantus Firmus Universitas Sanata Dharma khususnya angkatan 2013, Go-jek group: Sorta, Ria, Ayu, Dea, Dhani, dan Sasha, kontingen Pesparawi Mahasiswa 2016 di Medan, serta teman-teman Vocal GroupThe Dissonance’ yang telah memberikan banyak pengalaman hebat dalam hidup saya, mengajari saya mengenai arti perjuangan dan menjadi

tempat saya ‘melarikan diri’ sejenak dari rutinitas skripsi

12.Kakak-kakak guru sekolah minggu GKI Gejayan yang setia mendukung saya dalam doa dan saling menguatkan diri dalam pelayanan bersama

13.Teman-teman PGSD Universitas Sanata Dharma angkatan 2013, khususnya kelas C, kelas A, Hangout group: Jupe, Melati, Lilis, Wulan, Albertin, dan teman-teman PPL PGSD tahun ajaran 2016/2017 di SD Kanisius Demangan Baru 1: Nana, Viga, Rena, dan Rina yang telah setia saling mendukung 14.Ineke Andrayani, Andrea Mira Sorta Hutadjulu, Putri Puspita Maharani,

sahabat-sahabat saya yang setia menemani, mendengar curahan hati serta memberi semangat selama penyusunan skripsi saya, Syalala group: Pepe, Code, Chika, Runi, Avi, Kasur, Arum, dan Tara serta Selo hubungi? group: Riri, Ike, Ova dan Woro yang satu persatu akan lulus tahun ini

15.Elizabeth Vania Melati dan Lilis Suryani, sahabat-sahabat saya dari awal kuliah yang selalu mendorong saya untuk segera menyelesaikan skripsi 16.Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan telah membantu

kelancaran proses penyusunan skripsi ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Saya berharap penelitian sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membutuhkan.

Penulis, Yogyakarta, 13 Februari 2017


(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

PRAKATA ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Permasalahan ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 6

1.4.2 Manfaat Praktis ... 6

1.5 Definisi Operasional ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.1.1 Teori Perkembangan Kognitif Piaget ... 8

2.1.2 Kemampuan Mengingat ... 10

2.1.3 Kemampuan Memahami ... 12

2.1.4 Pembelajaran IPA di SD ... 14

2.1.5 Materi Daur Hidup Hewan ... 16

2.1.6 Metode Gerak dan Lagu ... 19

2.1.7 Hasil Penelitian yang Relevan... 24

2.1.8 Literature Map ... 27


(13)

xiii

2.3 Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN... 30

3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Setting Penelitian ... 33

3.2.1 Lokasi penelitian ... 33

3.2.2 Waktu Penelitian ... 34

3.3 Populasi dan Sampel ... 35

3.4 Variabel Penelitian ... 35

3.4.1 Variabel Bebas ... 36

3.4.2 Variabel Terikat... 36

3.5 Instrumen Penelitian ... 36

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.7 Teknik Pengujian Instrumen ... 40

3.7.1 Uji Validitas ... 40

3.7.2 Uji Reliabilitas... 42

3.8 Teknik Analisis Data ... 43

3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data ... 44

3.8.2 Uji Perbedaan Rerata Pretest ... 44

3.8.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ... 45

3.8.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan... 45

3.8.5 Analisis Lebih Lanjut ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1 Hasil penelitian ... 48

4.1.1 Implementasi Penelitian ... 48

4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian ... 48

4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ... 49

4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I ... 53

4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data ... 53

4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ... 55

4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ... 56

4.1.2.5 Analisis Lebih Lanjut ... 57

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II ... 60

4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data ... 60

4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ... 62

4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ... 63


(14)

xiv

4.2 Pembahasan ... 67

4.2.1 Pengaruh Metode Gerak dan Lagu terhadap Kemampuan Mengingat . 67 4.2.2 Pengaruh Metode Gerak dan Lagu terhadap Kemampuan Memahami 68 4.2.3 Dampak Pengaruh Perlakuan ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 73

5.3 Saran ... 73

DAFTAR REFERENSI ... 75

LAMPIRAN ... 78


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Daur hidup kupu-kupu ... 17

Gambar 2.2 Daur hidup nyamuk ... 17

Gambar 2.3 Daur hidup lalat ... 18

Gambar 2.4 Daur hidup kecoa ... 19

Gambar 2.5 Daur hidup katak ... 18

Gambar 2.6 Literature map ... 27

Gambar 3.1 Desain penelitian... 32

Gambar 3.2 Variabel penelitian ... 36

Gambar 4.1 Grafik skor pretest, posttest 1 dan posttest 2 kemampuan mengingat ... 59

Gambar 4.2 Grafik skor pretest, posttest 1 dan posttest 2 kemampuan memahami ... 66


(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Penelitian Kelompok Eksperimen ... 34

Tabel 3.2 Waktu Penelitian Kelompok Kontrol ... 34

Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen... 38

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian ... 38

Tabel 3.5 Hasil Validasi Instrumen ... 41

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 43

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Mengingat ... 54

Tabel 4.2 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal Terhadap Kemampuan Mengingat ... 55

Tabel 4.3 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Terhadap Kemampuan Mengingat ... 55

Tabel 4.4 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Terhadap Kemampuan Mengingat ... 56

Tabel 4.5 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Terhadap Kemampuan Mengingat ... 57

Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi Antara Rerata Pretest dan Posttest 1 ... 58

Tabel 4.7 Perbandingan Rerata Posttest 1 dan Posttest 2 ... 58

Tabel 4.8 Perbandingan Rerata Posttest ... 59

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Memahami ... 60

Tabel 4.10 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal Terhadap Kemampuan Memahami ... 61

Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Terhadap Kemampuan Memahami ... 62

Tabel 4.12 Hasil Uji Pengaruh Perlakuan Terhadap Kemampuan Memahami .... 63

Tabel 4.13 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Terhadap Kemampuan Memahami ... 64

Tabel 4.14 Hasil Uji Korelasi Antara Rerata Pretest dan Posttest 1 ... 64

Tabel 4.15 Perbandingan Rerata Posttest 1 dan Posttest 2 ... 65


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian... 79

Lampiran 2. RPP kelompok eksperimen ... 80

Lampiran 3. Soal pretest ... 89

Lampiran 4. Kunci jawaban soal pretest ... 91

Lampiran 5. Soal posttest 1 ... 92

Lampiran 6. Kunci jawaban soal posttest 1 ... 94

Lampiran 7. Soal posttest 2 ... 95

Lampiran 8. Kunci jawaban soal posttest 2 ... 97

Lampiran 9. Rekapitulasi Nilai Hasil ExpertJudgement ... 98

Lampiran 10. Hasil uji validitas instrumen soal kemampuan mengingat ... 100

Lampiran 11. Hasil uji validitas instrumen soal kemampuan memahami ... 104

Lampiran 12. Hasil uji reliabilitas ... 106

Lampiran 13. Tabulasi nilai pretest, posttest 1, dan posttest 2 kemampuan mengingat ... 107

Lampiran 14. Rekapitulasi rerata nilai pretest, posttest dan posttest 2 kemampuan mengingat ... 113

Lampiran 15. Hasil uji normalitas distribusi data kemampuan mengingat ... 114

Lampiran 16. Uji perbedaan kemampuan awal untuk kemampuan mengingat .. 115

Lampiran 17. Uji signifikansi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan mengingat ... 116

Lampiran 18. Uji besar pengaruh perlakuan terhadap kemampuan mengingat .. 117

Lampiran 19. Uji peningkatan rerata pretest ke posttest 1 kemampuan mengingat ... 118

Lampiran 20. Uji korelasi rerata pretest dan posttest 1 kemampuan mengingat 119 Lampiran 21. Uji retensi pengaruh perlakuan kemampuan mengingat ... 120

Lampiran 22. Tabulasi nilai pretest, posttest 1, dan posttest 2 kemampuan memahami ... 121

Lampiran 23. Rekapitulasi nilai pretest, posttest 1, dan posttest 2 kemampuan memahami ... 127


(18)

xviii Lampiran 25. Uji perbedaan kemampuan awal untuk kemampuan memahami . 129 Lampiran 26. Uji signifikansi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan

memahami ... 130 Lampiran 27. Uji besar pengaruh perlakuan terhadap kemampuan memahami . 131 Lampiran 28. Uji peningkatan rerata pretest ke posttest 1 kemampuan memahami

... 132 Lampiran 29. Uji korelasi rerata pretest dan posttest 1 kemampuan memahami 133 Lampiran 30. Uji retensi pengaruh perlakuan kemampuan memahami ... 134 Lampiran 31. Surat izin telah melakukan penelitian ... 135 Lampiran 32. Dokumentasi penelitian ... 136


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab I membahas mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Latar belakang permasalahan merupakan penjelasan mengenai alasan dilakukannya penelitian. Manfaat penelitian mencakup manfaat penelitian untuk siswa, guru dan peneliti. Definisi operasional merupakan penjelasan singkat mengenai kata kunci dalam penelitian.

1.1Latar Belakang Permasalahan

Setiap individu yang dilahirkan ke dalam dunia ini memiliki keunikan tersendiri. Keunikan tersebut berupa bentuk fisik, gaya berkomunikasi, gaya menyelesaikan permasalahan, gaya belajar dan lain sebagainya. Salah satu keunikan individu, dalam hal ini siswa adalah keunikan gaya belajar. Gaya belajar digambarkan sebagai proses siswa dapat menerima sebuah informasi dengan cara yang efektif (Chatib, 2010: 100). Identifikasi terhadap gaya belajar siswa ini penting untuk meningkatkan kinerja, prestasi dan menambah pengalaman belajar siswa (Rose & Nicholl, 2011: 131-132). Richard Bandler, John Grinder, dan Michael Grinder (dalam Rose & Nicholl, 2011: 130-131), mengidentifikasi tiga gaya belajar siswa yang berbeda yakni visual, auditori dan kinestetis. Siswa dengan gaya belajar visual lebih banyak memanfaatkan indera penglihatannya ketika belajar sehingga lebih senang belajar dengan melihat sesuatu seperti gambar, dan grafik. Siswa dengan gaya belajar auditori lebih banyak memanfaatkan indera pendengarannya ketika belajar sehingga lebih senang belajar dengan mendengarkan


(20)

1 sesuatu seperti lagu, dan ceramah. Siswa dengan gaya belajar kinestetis lebih senang belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Sebenarnya ketiga gaya belajar tersebut dapat dipergunakan oleh setiap siswa dalam belajar, namun siswa akan cenderung memilih satu gaya belajar yang lebih disukai dibandingkan dengan gaya belajar yang lainnya (Rose & Nicholl, 2011: 131).

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Howard Gardner (1993) mengungkapkan bahwa gaya belajar siswa tercermin dari kecenderungan kecerdasan yang dimiliki oleh siswa tersebut. Berdasarkan hal tersebut, beberapa sekolah telah mengembangkan pola pembelajaran berbasis kecerdasan ganda. Pembelajaran di sekolah berbasis kecerdasan ganda disesuaikan dengan hasil analisis kecerdasan yang dimiliki siswa sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik dan siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal (Chatib, 2010: 9). Hal ini sesuai dengan metode pendidikan yang cocok untuk pendidikan Indonesia menurut Ki Hadjar Dewantara, yakni siswa secara mandiri melakukan eksplorasi diri dan berekspresi tetapi tetap mendapat pendampingan oleh guru (Samho, 2013: 77). Eksplorasi diri siswa dapat berupa pemilihan gaya belajar yang sesuai dengan keinginan siswa, dan bentuk pendampingan dari guru adalah penyesuaian pembelajaran di kelas dengan gaya belajar siswa.

Penerapan pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar di Indonesia menemui banyak hambatan, salah satunya kemampuan guru yang rendah dalam menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menarik (Chatib, 2010: 86). Guru yang berkualitas seharusnya memahami potensi dan perkembangan setiap siswa sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang kreatif dengan mempertimbangkan potensi setiap siswa yang berbeda-beda agar setiap siswa dapat


(21)

2 mengeksplorasi dirinya (Samho, 2013: 77; Sutirna, 2013: 41). Perencanaan pembelajaran yang kurang mempertimbangkan potensi siswa yang berbeda-beda tidak dapat memfasilitasi seluruh gaya belajar siswa, padahal pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa membuat siswa lebih cepat dan mudah menyerap informasi yang diberikan (Chatib, 2010: 100; Rose & Nicholl, 2011: 132). Banyak siswa tidak mampu mencerna materi yang diberikan guru karena oleh ketidaksesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa (Chatib, 2010: 100). Gaya belajar siswa dengan berbagai kecerdasan dapat diakomodasi dengan metode pembelajaran yang berkaitan dengan musik. Memasukkan unsur musik dalam pembelajaran telah dilakukan sejak zaman dahulu, salah satunya dengan mewariskan pembelajaran adat melalui lagu berima (Egan, 2009: 25). Sejak dahulu, siswa SD telah mempelajari arah mata angin dengan melagukan rima “Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, Barat Laut, Utara, Timur Laut”. Tidak ada seorangpun yang tau pasti siapa yang memulai metode lagu berima tersebut, tapi metode ini telah berkembang sebagai proses belajar sambil bernyanyi dan bergerak yang juga dikenal sebagai metode gerak dan lagu. Brain Based Learning

menyatakan bahwa proses pembelajaran yang menggunakan musik, salah satunya metode gerak dan lagu dapat meningkatkan daya ingat siswa (Jensen, 2005). Hal ini mengacu pada musik yang mempengaruhi pusat-pusat emosional sistem limbik otak sehingga dapat meningkatkan daya ingat siswa (Rose & Nicholl, 2011: 244; Jensen, 2005). Apapun jenis kecerdasan siswa dan bagaimanapun gaya belajarnya, semua hasil belajar siswa akan disimpan dalam memori otak. Hal ini yang menjelaskan mengapa pembelajaran dengan musik cocok untuk semua siswa walaupun gaya belajar mereka berbeda-beda.


(22)

3 Memori dan daya ingat siswa berhubungan dengan taksonomi Bloom tingkat rendah yaitu mengingat dan memahami. Secara ringkas, Taksonomi Bloom menguraikan kemampuan kognitif menjadi enam tingkat proses kognitif (Supratiknya, 2014: 94). Mengingat dan memahami adalah proses kognitif pertama dan kedua dari tingkatan Taksonomi Bloom. Siswa dikatakan dapat mengingat materi ketika siswa dapat memunculkan kembali pengetahuan dan pengalaman yang telah tersimpan di memori jangka panjangnya (Anderson & Krathwohl, 2010: 99; Rohmah, 2012: 150-151; Kuswana, 2012: 115). Siswa dikatakan memahami ketika mampu mencari hubungan antara makna pembelajaran dengan pengetahuan yang telah tersimpan di memori jangka panjang dan mampu mendeskripsikannya baik secara lisan, tulisan maupun grafik atau gambar (Wong, 2014: 339; Kuswana, 2012: 115; Anderson & Krathwohl, 2010: 100).

Kemampuan mengingat dan memahami berperan besar dalam materi pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) khususnya di Sekolah Dasar. Materi IPA di Sekolah Dasar memperkenalkan siswa kepada lingkungan sekitarnya dan kejadian dalam kehidupan sehari-hari (BNSP, 2006). Hal ini menuntut siswa untuk banyak mengingat dan memahami hal-hal baru di sekitarnya. Materi daur hidup hewan merupakan salah satu contohnya. Di Sekolah Dasar, siswa mengenal hewan dan tumbuhan serta perkembangannya sebagai sesuatu hal yang baru sehingga mereka perlu mengingat dan memahami banyak istilah baru selama pembelajaran. Menurut teori perkembangan anak yang dikemukakan oleh Piaget (dalam Santrock, 2012: 329), siswa masih sulit menerima hal abstrak termasuk istilah-istilah baru. Seperti yang disebutkan di atas, siswa tentu akan lebih mudah mempelajari istilah-istilah tersebut sesuai dengan gaya belajar siswa masing-masing. Metode gerak dan


(23)

4 lagu yang menjadi bagian dari pembelajaran menggunakan musik diharapkan dapat memfasilitasi semua gaya belajar siswa sehingga dapat membantu siswa mengingat dan memahami materi pembelajaran IPA khususnya daur hidup hewan yang banyak berisi istilah-istilah baru.

Governor (2011), meneliti mengenai pembelajaran IPA menggunakan lagu dengan menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di enam sekolah menengah yang semuanya terletak di pinggir kota Georgia, Amerika Serikat. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana respon dan pengalaman siswa serta guru selama pembelajaran menggunakan lagu yang berisi materi IPA. Penelitian dilakukan mulai awal September tahun 2010 hingga awal Januari 2011. Data diperoleh melalui wawancara, observasi dan diskusi kelas. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa lagu-lagu berisi materi IPA dapat membantu siswa membangun pemahaman mereka tentang konsep-konsep IPA. Selanjutnya Governor (2011) menyarankan agar penelitian lebih lanjut mengeksplorasi penggunaan lagu dalam pembelajaran dilihat dari desain penelitan kuantitatif atau metode campuran. Penelitan selanjutnya harus dapat membuktikan apakah ada perbedaan hasil belajar yang dapat diukur ketika siswa menggunakan lagu saat belajar.

Penelitian ini dilaksanakan berangkat dari saran penelitian Governor tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yaitu Quasi Experimental tipe nonequivalent control group design. Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami pembelajaran IPA pada siswa kelas IV di SD Kanisius Demangan Baru 1 semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Materi pelajaran IPA yang dipilih adalah


(24)

5 materi daur hidup hewan. Standar Kompetensi yang dipilih adalah SK 4. Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup dan Kompetensi Dasar yang dipilih adalah KD 4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing. Kemampuan mengingat diukur sejauh instrumen yang dibuat oleh peneliti sejumlah 20 soal pilihan ganda. Kemampuan memahami diukur sejauh instrumen yang dibuat oleh peneliti sebanyak 3 soal esai. Dalam penelitian ini, siswa secara berkelompok membuat lirik lagu dan gerakan yang menjadi inti dari metode pembelajaran ini dan guru hanya berperan sebagai fasilitator siswa.

1.2Rumusan Masalah

1. Apakah penggunaan metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap kemampuan mengingat pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta?

2. Apakah penggunaan metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap kemampuan memahami pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta?

1.3Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta.


(25)

6 2. Mengetahui pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan memahami pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini membuka wawasan baru dalam pendidikan mengenai pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu yang dapat digunakan sebagai referensi pengembangan metode pembelajaran yang inovatif dan kreatif.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Siswa

Siswa mengikuti pembelajaran yang dapat memfasilitasi gaya belajarnya terutama dalam mengembangkan kemampuan mengingat dan memahami pelajaran IPA.

2. Bagi Guru

Guru mendapatkan pengalaman mengenai penggunaan metode gerak dan lagu dan diharapkan lewat pengalaman ini guru diharapkan mampu menerapkan metode tesebut ketika mengajar di kelas.

3. Bagi Peneliti

Peneliti mempunyai pengalaman mengenai penggunaan metode gerak dan lagu yang membuat peneliti menjadi lebih paham mengenai metode tersebut dan dapat menerapkannya sesuai dengan harapan ketika mengajar di kelas.


(26)

7

1.5Definisi Operasional

1. Metode gerak dan lagu adalah cara penyampaian materi yang dilakukan dengan menyanyikan lagu berisi materi dan melakukan gerakan yang sesuai untuk membantu mengingat materi pelajaran.

2. Kemampuan mengingat adalah kapasitas seseorang untuk memunculkan kembali pengetahuan atau pengalaman yang telah tersimpan dalam memori jangka panjang.

3. Kemampuan memahami adalah kapasitas seseorang untuk mencari hubungan antara makna pembelajaran dengan pengetahuan yang telah tersimpan di memori jangka panjang dan mampu mendeskripsikannya baik secara lisan, tulisan maupun grafik atau gambar.

4. Siswa kelas IV SD adalah siswa dengan rentang usia 9-10 tahun yang pemahamannya masih terbatas pada hal-hal yang bersifat konkret dan spesifik.


(27)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II merupakan landasan teori yang berisi kajian pustaka, penelitian-penelitian yang mendukung, kerangka berpikir, dan hipotesis. Kajian pustaka membahas teori-teori yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian dan hasil penelitian sebelumnya yang berisi pengalaman penelitian yang pernah ada dan dirumuskan dalam kerangka berpikir dan hipotesis yang berisi dugaan sementara dari rumusan masalah penelitian.

2.1Kajian Pustaka

2.1.1 Teori Perkembangan Kognitif Piaget

Piaget adalah psikolog perkembangan berkebangsaan Swiss yang mengemukakan bahwa usaha siswa secara kognitif untuk membagun pemahaman melibatkan dua proses yaitu adaptasi dan organisasi (Santrock, 2012: 27). Seperti halnya struktur tubuh beradaptasi agar cocok dengan lingkungan, demikian pula struktur pikiran berkembang agar lebih serasi dengan dunia luar (Berk, 2012: 24). Penyesuaian diri terhadap tuntutan baru dari lingkungan juga perlu didukung dengan pengorganisasian berbagai pengamatan dan pengalaman yang dialami di dunia nyata (Santrock, 2012: 27).

Piaget (dalam Berk, 2012: 24) melalui teori perkembangan kognitifnya mengungkapkan bahwa pembelajaran siswa tidak sepenuhnya bergantung pada stimulus yang diberikan oleh orang dewasa. Menurut Piaget, siswa aktif membangun pemahaman mereka saat mereka bereksplorasi melalui 4 tahap


(28)

9 perkembangan kognitif yang berkaitan dengan rentang usia siswa dan masing-masing memiliki cara berpikir yang berbeda (Berk, 2012: 24; Santrock, 2012: 27). Tahap-tahap tersebut akan dijelaskan secara lebih rinci di bawah ini (Berk, 2012: 24; Santrock, 2012: 28):

1. Tahap sensorimotor

Perkembangan kognitif siswa dimulai pada tahap sensori motorik saat bayi usia 2 tahun menggunakan indera dan gerak untuk mengeksplorasi dunia. Dalam tahap ini bayi mengordinasikan pengalaman inderanya, contohnya melihat dan mendengar, dengan tindakan fisik.

2. Tahap praoperasional

Tahap ini berlangsung mulai usia 2 hingga 7 tahun. Pada tahap kedua ini, pola tindakan akan berkembang menjadi pemikiran simbolis tetapi belum logis. Melalui kata-kata dan gambar, mereka mencoba melukiskan dunia dari pandangan mereka, tetapi mereka belum mampu melakukan tindakan secara mental seperti yang mereka lakukan secara fisik.

3. Tahap operasional konkret

Pada tahap ini, pemikiran siswa dengan rentang usia 7 sampai 11 tahun, telah berkembang menjadi penalaran logis namun hanya terbatas pada hal-hal yang spesifik dan konkret. Siswa belum dapat membayangkan hal-hal abstrak seperti rumus maupun istilah baru karena hal tersebut tidak dapat mereka lihat atau alami secara langsung.

4. Tahap operasional formal

Tahap terakhir ini berlangsung antara usia 11 hingga 15 tahun lalu selanjutnya terus berkembang sampai masa dewasa. Siswa telah melampaui


(29)

pengalaman-10 pengalaman pemikiran yang lebih abstrak. Pekerjaan dilakukan secara lebih sistematis dengan mengembangkan pemikiran mengenai mengapa sesuatu hal dapat terjadi kemudian mencari kebenarannya.

Siswa Sekolah Dasar dengan rentang usia 7 sampai dengan 11 tahun masuk ke dalam tahap operasional konkret (Santrock, 2012: 329). Pada tahap operasional konkret, pemahaman siswa masih terbatas pada hal-hal konkret (Santrock, 2012: 330) oleh karena itu siswa sulit menerima istilah-istilah baru yang mereka pelajari dalam pelajaran IPA. Siswa membutuhkan media atau metode yang dapat membuat istilah yang ada menjadi lebih konkret sehingga lebih mudah diingat dan dipahami. Metode gerak dan lagu adalah salah satu metode yang dapat membantu siswa memahami pelajaran IPA karena membuat pembelajaran menjadi lebih konkret.

2.1.2 Kemampuan mengingat

Taksonomi Bloom menguraikan kemampuan kognitif manusia ke dalam enam tingkat proses kognitif yang diharapkan dapat memudahkan guru untuk mengidentifikasi proses belajar yang dibutuhkan siswa (Supratiknya, 2014: 94; Kuswana, 2012: 13). Mengingat adalah level paling rendah yang juga merupakan level paling mendasar dalam Taksonomi Bloom (Wong, 2014: 59). Mengingat artinya proses memunculkan kembali pengetahuan dan pengalaman yang telah tersimpan di memori jangka panjang (Anderson & Krathwohl, 2010: 99; Rohmah, 2012: 150-151; Kuswana, 2012: 115). Mengingat digunakan untuk menumbuhkan kemampuan penyimpanan materi pembelajaran yang sama persis dengan materi yang diajarkan (Anderson & Krathwohl, 2010: 99). Kemampuan mengingat sangat penting dalam pembelajaran karena proses kognitif dasar ini menjadi syarat


(30)

11 penguasaan proses kognitif pada tingkat selanjutnya (Anderson & Krathwohl, 2010: 103; Krathwohl, 2002 (dalam Supratiknya, 2014: 96)).

Dalam kategori mengingat terdapat dua proses kognitif meliputi mengenali dan mengingat kembali yang dijelaskan sebagai berikut (Anderson & Krathwohl, 2010; Kuswana, 2012):

1. Mengenali

Mengenali adalah proses penempatan pengetahuan dan pengalaman dalam memori jangka panjang yang sesuai dengan pengetahuan yang telah ada. Proses ini menuntut siswa mencari informasi yang mirip dengan informasi yang diterima. Ketika menemukan informasi baru, siswa menentukan apakah informasi tersebut sesuai dengan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya atau tidak.

2. Mengingat kembali

Mengingat kembali adalah proses mendapatkan kembali pengetahuan dan pengalaman relevan yang tersimpan dalam memori jangka panjang untuk mencari jawaban atas pertanyaan.

Penjabaran diatas menunjukkan bahwa kemampuan mengingat berhubungan erat dengan memori. Memori jangka panjang merupakan tempat tersimpannya pengetahuan dan pengalaman. Proses munculnya pengetahuan dan pengalaman yang telah tersimpan tersebut melalui dua proses kognitif yaitu mengenali dan mengingat kembali. Dalam penelitian ini, proses kognitif mengenali dan mengingat kembali dipakai sebagai dasar perumusan indikator kognitif pertama yaitu menyebutkan ciri khusus fase daur hidup hewan. Ketika siswa dapat menyebutkan ciri fase daur hidup hewan, maka siswa telah melakukan proses


(31)

12 kognitif mengenali dan mengingat kembali pengetahuan dan pengalaman yang telah tersimpan dalam memori jangka panjang untuk selanjutnya memberikan jawaban terhadap soal.

2.1.3 Kemampuan Memahami

Memahami merupakan level kedua dari Taksonomi Bloom. Memahami artinya siswa mampu membuat hubungan antara makna pembelajaran dengan pengetahuan maupun pengalaman relevan yang telah tersimpan di dalam memori jangka panjang dan mampu mendeskripsikannya secara lisan, tulisan maupun grafik atau gambar (Wong, 2014: 59; Kuswana, 2012: 115; Anderson & Krathwohl, 2010: 100). Kedalaman pemahaman siswa terlihat ketika mampu mendemonstrasikan pengetahuan, yang dalam penelitian ini dapat dilihat melalui gerak dan lagu dan mengomunikasikan apa yang baru saja mereka diajarkan kepada mereka (Moore B. & Stanley, 2010: 8).

Dalam kategori memahami terdapat tujuh proses kognitif meliputi mengartikan, memberikan contoh, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan yang dijelaskan sebagai berikut (Anderson & Krathwohl, 2010; Kuswana, 2012):

1. Mengartikan

Proses kognitif ini terjadi ketika siswa dapat mengubah informasi dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Mengartikan dapat berupa perubahan kata-kata menjadi kata yang lain, gambar menjadi kata, kata menjadi gambar, angka menjadi kata, kata menjadi angka, dan lain-lain.


(32)

13 2. Memberikan contoh

Dalam proses kognitif ini, siswa diminta memberi contoh khusus tentang suatu konsep atau prinsip. Memberi contoh melibatkan proses identifikasi ciri pokok dari konsep umum dan menggunakan ciri tersebut untuk membuat contoh. 3. Mengklasifikasikan

Ketika siswa mengetahui bahwa suatu informasi termasuk dalam kategori tertentu, maka proses klasifikasi sedang terjadi. Mengklasifikasikan merupakan proses kognitif yang melengkapi proses memberikan contoh. Mengklasifikasikan melibatkan proses deteksi ciri atau pola yang sesuai dengan konsep atau prinsip tertentu.

4. Merangkum

Proses merangkum terjadi ketika siswa mengemukakan satu kalimat yang merepresentasikan informasi yang diterima. Merangkum melibatkan proses membuat ringkasan.

5. Menyimpulkan

Dalam menyimpulkan, siswa membuat generalisasi sebuah konsep atau prinsip dan menerangkan contohnya dengan mencermati ciri setiap contohnya dan menarik hubungan antara ciri-ciri tersebut.

6. Membandingkan

Proses membandingkan melibatkan proses deteksi persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, peristiwa, ide atau situasi. Membandingkan meliputi pencarian kesesuaian antara elemen-elemen dan pola-pola pada suatu objek, peristiwa atau ide lain.


(33)

14 7. Menjelaskan

Menjelaskan berlangsung ketika siswa dapat membuat dan menggunakan model sebab akibat yang diturunkan dari teori atau hasil penelitian atau pengalaman. Penjelasan meliputi proses sebab-akibat yang mencakup bagian pokok dari suatu sistem atau peristiwa dan menentukan apakah perubahan pada system atau peristiwa tersebut mempengaruhi perubahan yang lain.

Penjabaran diatas menunjukkan bahwa kemampuan memahami juga memiliki hubungan erat dengan memori. Pemahaman siswa muncul melalui proses menghubungkan makna pembelajaran dengan pengetahuan dan pengalaman relevan yang telah disimpan dalam memori jangka panjang. Dua dari tujuh proses kognitif dalam kemampuan memahami dipakai sebagai dasar perumusan indikator kognitif kedua dalam penelitian ini, yaitu menjelaskan proses daur hidup hewan. Kedua proses kognitif tersebut adalah mengartikan dan menjelaskan. Proses kognitif mengartikan terjadi ketika siswa mengubah pengetahuan dan pengalaman belajar yang telah tersimpan dalam memorinya yaitu dalam bentuk gerakan dan potongan lirik lagu mengenai proses daur hidup hewan menjadi kalimat untuk menjawab pertanyaan. Proses kognitif menjelaskan terjadi ketika siswa memahami bahwa perubahan bentuk tubuh dalam setiap fase daur hidup hewan mempengaruhi proses daur hidup hewan secara keseluruhan yang ditunjukkan melalui jawaban siswa terhadap soal yang diberikan.

2.1.4 Pembelajaran IPA di SD

Prinsip dasar pembelajaran IPA di sekolah dasar menekankan kepada pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa secara langsung untuk


(34)

15 mengembangkan kompetensi peserta didik dalam menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah (BNSP, 2006). Materi IPA yang dikembangkan dalam KTSP merupakan materi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan (BNSP, 2006). Siswa yang duduk di bangku sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret, karena itu pembelajaran yang tepat adalah mengaitkan materi pelajaran ke dalam tema adalah yang sesuai dan dekat dengan kehidupan siswa (Kementerian pendidikan dan kebudayaan, 2014).

Hal yang diutamakan dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar adalah mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berpikir kritis siswa untuk memecahkan suatu masalah (Susanto, 2013). Rasa ingin tahu siswa dapat digali menggunakan hal-hal konkret yang terjadi di sekitar siswa. Materi IPA di Sekolah Dasar memperkenalkan siswa kepada lingkungan sekitarnya dan kejadian dalam kehidupan sehari-hari (BNSP, 2006). Hal ini menuntut siswa untuk banyak mengingat dan memahami hal-hal baru di sekitarnya.

Karakter siswa yang hanya mempunyai pemahaman untuk hal-hal bersifat konkret membuat materi IPA yang berisi istilah baru sulit diingat dan dipahami. Oleh karena itu, siswa membutuhkan metode atau media yang dapat membantu siswa mempelajari istilah-istilah tersebut melalui hal atau kegiatan yang konkret. Salah satu kegiatan konkret yang dapat dipakai adalah metode gerak dan lagu. Metode gerak dan lagu membuat siswa melakukan kegiatan konkret yaitu bergerak dan bernyanyi. Hal ini dapat membantu proses mengingat dan memahami istilah dalam materi IPA.


(35)

16

2.1.5 Materi daur hidup hewan

Materi IPA yang akan dipelajari dalam penelitian ini adalah daur hidup hewan. Dalam KTSP, Daur hidup dipelajari pada kelas IV semester 1. Standar Kompetensi untuk pembelajaran ini adalah SK 4. Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup. Kompetensi Dasar untuk pembelajaran ini adalah KD 4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing. Daur hidup hewan dibagi menjadi dua yaitu daur hidup hewan tanpa metamorfosis dan daur hidup hewan dengan metamorfosis (Sumantoro & Hermana, 2011: 58). Materi daur hidup hewan yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada daur hidup hewan dengan metamorfosis.

Sumantoro dan Hermana (2011: 60) mengungkapkan bahwa daur hidup hewan dengan metamorfosis dibedakan menjadi dua yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis sempurna ditandai dengan adanya perbedaan antara bentuk tubuh hewan saat lahir dengan bentuk tubuhnya ketika dewasa. Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu. Hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna bentuk tubuhnya saat lahir tidak terlalu berbeda dengan bentuk tubuhnya saat dewasa. Contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah kecoa. Berikut ini merupakan ringkasan materi daur hidup hewan dengan metamorfosis (Haryanto, 2004; Sumantoro & Hermana, 2011) yang akan dipakai dalam pembelajaran: 1. Daur hidup hewan dengan metamorfosis sempurna

a. Daur hidup kupu-kupu

Daur hidup kupu-kupu dimulai dari telur. Telur kupu-kupu biasanya berada pada permukaan daun. Telur menetas menjadi ulat. Ulat mempertahankan hidupnya


(36)

17 dengan makan daun. Ulat kemudian membuat sarang dari air liurnya. Keadaan ulat yang terbungkus dalam sarang benang disebut kepompong (pupa). Selama masa kepompong, ulat berubah menjadi kupu-kupu. Jika telah berubah secara sempurna, kupu-kupu keluar dari kepompong. Kupu-kupu hidup dengan memakan nektar (madu) yang terdapat pada bunga. Kupu-kupu berkembang biak dengan cara bertelur. Dari telur tersebut daur hidup kupu-kupu baru dimulai lagi.

Gambar 2.1 Daur hidup kupu-kupu

b. Daur hidup nyamuk

Daur hidup nyamuk dimulai dari telur. Telur nyamuk berada di air. Telur menetas menjadi jentik-jentik. Jentik-jentik mendapatkan makanan di air. Kemudian, jentik-jentik tumbuh dan berubah menjadi pupa. Selanjutnya, pupa berubah menjadi nyamuk. Nyamuk akan kembali ke air untuk bertelur.

Gambar 2.2 Daur hidup nyamuk

c. Daur hidup lalat

Daur hidup lalat dimulai dari telur. Telur lalat biasanya berada di tempat-tempat yang kotor. Telur menetas menjadi belatung. Bentuk belatung seperti cacing


(37)

18 kecil. Kemudian belatung berubah menjadi pupa. Setelah beberapa hari pupa berubah menjadi lalat. Lalat kemudian bertelur di tempat yang kotor. Dari telur tersebut daur hidup lalat yang baru dimulai lagi.

Gambar 2.3 Daur hidup lalat

d. Daur hidup katak

Daur hidup katak dimulai dari telur. Telur katak berada di air. Telur menetas menjadi kecebong (berudu). Kecebong hidup dan tumbuh dalam air. Kecebong bernapas dengan insang. Kemudian, pada kecebong tumbuh sepasang kaki belakang dan disusul sepasang kaki depan. Semakin lama, ekor katak semakin mengerut. kecebong tumbuh dan berubah menjadi katak muda. Akhirnya, ekor katak hilang. Katak muda berubah menjadi katak dewasa yang tidak berekor. Katak dewasa bernapas dengan paru-paru dan kulit. Katak dewasa hidup di air dan di darat. Katak dewasa bertelur di dalam air. Dari sini mulailah telur katak menjalani daur hidupnya.


(38)

19 2. Daur hidup hewan dengan metamorfosis tidak sempurna

a. Daur hidup kecoa

Daur hidup kecoa dimulai dari telur. Telur kecoa menetas menjadi nimfa. Bentuk nimfa mirip dengan kecoa, bedanya nimfa tidak bersayap. Nimfa tumbuh menjadi kecoa. Kecoa tidak melalui fase pupa. Kecoa bertelur di air kotor. Dari sini, daur hidup kecoa yang baru dimulai lagi.

Gambar 2.5 Daur hidup kecoa

2.1.6 Metode gerak dan lagu

Metode adalah cara-cara atau teknik efektif untuk menyampaikan materi ajar yang menentukan situasi belajar (Prawiradilaga, 2007: 18). Metode pembelajaran digunakan untuk merealisasikan strategi pembelajaran yang telah ditetapkan (Mudlofir & Rusydiyah, 2016: 105). Strategi pembelajaran terdiri dari semua komponen materi pengajaran dan prosedur yang akan digunakan meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa (Mudlofir & Rusydiyah, 2016: 61-62). Oleh karena itu, gerak dan lagu tidak disebut strategi karena gerak dan lagu belum mencakup semua komponen materi pengajaran. Gerak dan lagu lebih cocok disebut metode karena gerak dan lagu dapat menjadi cara efektif untuk menyampaikan bahan ajar yang dapat menentukan situasi belajar.


(39)

20

Brain Based Learning mengungkapkan pengetahuan baru mengenai bagaimana otak bekerja yang menyarankan agar para guru menggunakan musik dan lagu sebagai alat pembelajaran khususnya IPA (Sousa, 2006). Fungsi otak manusia sangat kompleks, terutama mengenai pengolahan informasi dari pengalaman (Anderson, 2011). Otak manusia dinamis dan dapat mengatur informasi yang saling berhubungan dalam memori untuk meningkatkan jaringan informasi selama proses mengingat (Anderson, 2009). Musik berpotensi sebagai alat pembelajaran didasarkan pada pemahaman mengenai bagaimana proses pengolahan informasi yang dibawa oleh musik dan peran musik dalam penyimpanan memori serta membantu kembali mengingat memori tersebut (Sousa, 2006).

Abril (2011) dalam jurnal berjudul Music, Movement, and Learning

mengungkapkan bahwa gerak dan lagu dapat digunakan untuk mengembangkan atau menguatkan konsep pengetahuan, keterampilan atau pemahaman. Gerak dan lagu merupakan komponen musik yang dapat membantu siswa mengingat dan memahami konsep materi lebih cepat (Abril, 2011). Plato mengatakan bahwa musik adalah sebuah instrumen pendidikan yang lebih kuat daripada instrumen lainnya (Rose & Nicholl, 2011: 243). Musik merupakan instrumen yang kuat karena musik tidak hanya berpengaruh terhadap pemahaman tetapi juga emosi siswa. Musik dapat meningkatkan suasana hati positif dan merangsang pusat emosional dalam diri pendengarnya sehingga membantu pendengar dalam meningkatkan daya ingat (Djohan, 2003: 110-111; Gunawan, 2007: 255; Rose & Nicholl, 2011: 245).

Emosi sangat penting bagi proses pendidikan karena emosi dapat menarik perhatian siswa yang mendorong siswa fokus dalam proses belajar dan dapat membuat memori menjadi kuat (Rose & Nicholl, 2011: 76). Emosi mempengaruhi


(40)

21 perasaan dan pemahaman siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan mempermudah penyimpanan dan pemunculan memori (Gunawan, 2007: 87). Emosi merupakan perasaan positif tentang siapa dan atau apa yang memberikan alasan seseorang untuk peduli terhadap suatu pembelajaran (Jensen & Nickelsen, 2011: 56). Salah satu cara untuk menaikan emosi positif adalah dengan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan dapat diciptakan dalam metode gerak dan lagu. Musik dalam metode gerak dan lagu dapat mempengaruhi suasana hati dan akan berefek pada meningkatnya konsentrasi, sehingga siswa akan memberi perhatian lebih sehingga kata-kata atau istilah baru yang ada di dalam lirik lagu akan lebih mudah diingat (Djohan, 2003: 110). Istilah baru lebih mudah diingat melalui pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar setiap siswa.

Richard Bandler, John Grinder, dan Michael Grinder (dalam Rose & Nicholl, 2011: 130-131) telah mengidentifikasi tiga gaya belajar yaitu visual, auditori dan kinestetik. Gaya belajar visual adalah gaya belajar di mana seseorang lebih mudah menerima suatu informasi melalui melihat sesuatu. Gaya belajar auditori adalah gaya belajar di mana seseorang lebih mudah menerima suatu informasi melalui mendengar sesuatu. Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar di mana seseorang lebih mudah menerima suatu informasi melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung.

Setiap orang memiliki gaya belajarnya tersendiri, oleh karena itu guru harus menemukan metode pengajaran yang dapat memfasilitasi seluruh gaya belajar tersebut. Metode gerak dan lagu adalah salah satu metode yang memfasilitasi seluruh gaya belajar yang dimiliki siswa. Siswa dengan gaya belajar visual dapat


(41)

22 menerima informasi dengan melihat gerakan guru dan teman-teman ketika mempraktekkan metode gerak dan lagu. Siswa dengan gaya belajar auditori dapat menerima informasi dengan mendengarkan lirik lagu yang dipakai dalam metode gerak dan lagu. Siswa dengan gaya belajar kinestetik dapat menerima informasi dengan mempraktikkan gerakan dan menyanyikan lagu dalam metode gerak dan lagu itu sendiri.

Pembelajaran menggunakan metode gerak dan lagu dapat melibatkan indera pendengaran, penglihatan, berbicara serta emosi-emosi positif sehingga dapat membuat memori kita lebih kuat (Rose & Nicholl, 2011: 244). Ketika emosi terhubung dengan pengalaman langsung yang dialami oleh panca indera, hubungan saraf menjadi lebih kuat. Hal ini terjadi karena dalam musik, lirik dan melodi yang menyatu bersama-sama dan hal ini menyediakan beberapa jalur saraf untuk menyimpan, mengakses dan mengambil memori (Sousa, 2006). Semakin banyak jalur syaraf yang dibuat, semakin padat memori dan hal ini akan menghasilkan tertanamnya informasi yang terdapat dalam lagu tersebut (Jensen, 2008). Tertanamnya memori terjadi seiring dengan aktifnya bagian untuk mempertahankan memori, ketika dua peristiwa dihubungkan bersama-sama dalam memori, memori yang satu akan mendorong teringatnya memori yang lain (Sousa, 2006).

Dalam metode gerak dan lagu terdapat pola dan ritme. Ada banyak rima, pola dan ritme yang telah dikenal oleh masyarakat. Contohnya dalam mengenal mata angin, dan mengenal urutan nama hari. Pikiran manusia terkesan pada ritme dan pola yang dapat juga menaikkan emosi kita sehingga informasi yang ada akan lebih mudah dicerna (Egan, 2009: 25-26). Hampir semua orang belajar mengenai


(42)

23 mata angin dan urutan nama hari menggunakan lagu yang memiliki ritme dan pola tertentu. Lagu-lagu berisi materi tersebut sungguh melekat dalam memori kita bahkan kita masih dapat mengingatnya hingga saat ini. Ketika belajar menggunakan musik, otak kanan menikmati irama musik sementara otak kiri memproses lirik yang terdapat pada lagu (Gunawan, 2007: 255). Hal ini menyebabkan otak kiri dan kanan berproses bersama yang membuat proses penyerapan informasi menjadi lebih cepat dan dapat bertahan lama. Metode gerak dan lagu memungkinkan siswa untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi karena aktivitas otak yang berjalan beriringan.

Dari penjabaran di atas, metode gerak dan lagu yang dipakai dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan daya ingat siswa. Gerakan dan lagu yang dipakai di penelitian ini dipilih sendiri oleh siswa. Guru hanya memberikan materi pembelajaran yang akan dipakai sebagai isi dari lagu. Siswa selanjutnya memilih lagu apa yang akan mereka pakai dan juga seperti apa liriknya. Siswa diminta untuk membuat lirik baru dan menghubungkan ide-ide dari wawasan yang ada untuk membantu siswa membangun pemahaman akhir. Lirik dapat dianalisis sebagai salah satu dari serangkaian pengalaman yang dirancang untuk membangun pemahaman konsep dalam hal ini sains (Governor, 2011). Ketika lirik dibuat sendiri oleh siswa, siswa diharapkan dapat menyusun kata-kata sendiri yang mudah mereka mengerti sehingga informasi akan bertahan dalam ingatan mereka. Ketika digunakan secara efektif, lagu yang merupakan salah satu bentuk musik dapat membantu memfasilitasi proses konseptual (Banilower, dkk., 2008). Gerakan yang dipilih siswa juga diharapkan sesuai dengan gambaran kata-kata yang mereka pilih,


(43)

24 hal ini akan memudahkan otak membuat jaringan kepada materi pelajaran sehingga mereka akan lebih mudah mengingat dan memahami materi pembelajaran.

2.1.7 Hasil penelitian yang relevan

Widhianawati (2011) meneliti pengaruh pembelajaran melalui gerak dan lagu dalam meningkatkan kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik siswa usia dini. Penelitian ini dilakukan di Kelompok Bermain SKB Sumedang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran gerak dan lagu dalam meningkatkan kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik siswa usia dini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimental dan menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi foto. Kelompok eksperimen terdiri dari 15 siswa di sebuah kelas dan kelompok kontrol terdiri dari 15 siswa di kelas yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan meningkatnya kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik secara signifikan. Peneliti memberikan rekomendasi bagi guru untuk melakukan pembelajaran dengan gerak dan lagu untuk meningkatkan aspek perkembangan siswa.

Penelitian lain meneliti mengenai minat belajar Bahasa Inggris siswa usia dini melalui music and movement atau gerak dan lagu (Matondang, 2005). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kajian literatur. Pembahasan dalam penelitian ini berfokus pada pentingnya gerak dan lagu digunakan sebagai alat motivasi dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris pada siswa usia dini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji apakah metode gerak dan lagu efektif dalam menumbuhkan minat siswa untuk belajar Bahasa Inggris. Kesimpulan dari


(44)

25 penelitian ini adalah melalui metode gerak dan lagu, pendidik dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar, bahkan dapat membantu siswa untuk memahami materi yang diajarkan dengan lebih mudah.

Donna Governor (2011), dalam disertasinya, meneliti mengenai pembelajaran IPA menggunakan lagu. Metode penelitian yang dipilih adalah kualitatif dengan desain studi multi kasus. Penelitian ini dilaksanakan di enam sekolah menengah yang semuanya terletak di pinggir kota Georgia, Amerika Serikat. Subyek penelitian ini adalah guru IPA di enam sekolah tersebut dan seluruh siswa dalam kelas pembelajaran IPA. Penelitian ini ingin melihat bagaimana penggunaan lagu yang mengandung materi IPA selama pembelajaran di dalam enam kelas IPA pada suatu sekolah menengah di pinggir kota Georgia, Amerika Serikat. Kelas yang diamati dalam penelitian ini masing-masing 2 kelas dari masing-masing jenjang (kelas VI, kelas VII, dan kelas VIII). Data penelitian diambil mulai awal September tahun 2010 hingga tanggal 3 Januari 2011. Data diperoleh melalui wawancara, observasi dan diskusi kelas. Kemudian, setiap data dianalisis secara mandiri lalu disintetis dengan menggunakan analisis multi kasus. Hasil dari penelitian ini adalah lagu-lagu berisi materi IPA dapat membantu siswa mengeksplorasi hubungan antara istilah dalam ilmu pengetahuan dan maknanya dalam rangka membangun pemahaman mereka tentang konsep-konsep dalam ilmu. Hal lain yang menarik adalah pembelajaran dengan lagu mendapat perhatian siswa dan melibatkan mereka dalam belajar. Keberhasilan penelitian ini tidak menyarankan bahwa lagu akan digunakan untuk menggantikan kegiatan belajar lainnya, tapi dapat memberikan pengalaman tambahan yang dapat digunakan untuk membantu siswa membangun pemahaman konsep sains (Governor, 2011).


(45)

26 Penelitian di atas menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan musik berpengaruh kepada siswa sekolah menengah. Governor (2011) menyarankan agar penelitian lebih lanjut harus mempertimbangkan penggunaan lagu untuk mengajar ilmu dilihat dari desain penelitan kuantitatif atau metode campuran. Penelitan selanjutnya dapat membuktikan apakah ada perbedaan yang dapat diukur dari hasil belajar siswa setelah menggunakan lagu saat belajar. Pada penelitian selanjutnya dapat lebih fokus pada kegiatan yang dilakukan siswa sehingga siswa menemukan sendiri lagu berisi materi yang bermanfaat untuk belajar.

Ketiga penelitian di atas membahas pemakaian metode gerak dan lagu dalam pembelajaran di kelas. Hasil penelitian-penelitian yang ada menunjukkan bahwa metode gerak dan lagu dapat menjadi salah satu metode yang efektif untuk meningkatkan berbagai macam aspek perkembangan siswa (Matondang, 2005; Widhianawati, 2011). Selain itu metode gerak dan lagu juga merupakan sesuatu yang baru bagi siswa sehingga siswa merasa terbantu untuk memahami konsep-konsep pelajaran (Governor, 2011). Penjelasan penelitian-penelitian di atas menunjukkan bahwa penelitian mengenai metode gerak dan lagu hanya dilakukan kepada siswa usia dini dan sekolah menengah saja, sedangkan untuk sekolah dasar belum pernah dilakukan pengkajian serupa. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami pelajaran IPA pada jenjang pendidikan sekolah dasar menggunakan metode penelitian kuantitatif.


(46)

27 2.1.8 Literature Map

Gambar 2.6 Literature map

Literature map diatas menunjukkan penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan mengenai gerak dan lagu. Penelitian Matondang (2005) merupakan penelitian kajian literatur mengenai minat anak usia dini terhadap pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan metode gerak dan lagu. Penelitian Widhianawati (2011) merupakan penelitian kuantitatif quasi experimental mengenai pengaruh metode gerak dan lagu terhadap kecerdasan musical dan kecerdasan kinestetik anak usia dini. Governor (2011) melakukan penelitian kualitatif mengenai penggunaan lagu dalam pembelajaran IPA di sekolah

Yang akan diteliti:

Pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami

pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta

(Penelitian Kuantitatif) Matondang, E. M.

(2005)

Menumbuhkan minat belajar Bahasa Inggris anak usia dini

melalui music and movement (gerak dan

lagu) Governor (2011) Teaching and learning science through song: Exploring the experiences of students and teachers

(Qualitative research)

Widhianawati (2011) Pengaruh pembelajaran gerak

dan lagu dalam meningkatkan kecerdasan musikal

dan kecerdasan kinestetik anak usia

dini


(47)

28 menengah. Penelitian-penelitian di atas belum ada yang mengkaji metode gerak dan lagu untuk jenjang pendidikan sekolah dasar dan juga pengaruhnya terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami pelajaran IPA pada jenjang pendidikan sekolah dasar yang dikaji dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif quasi experimental.

2.2 Kerangka Berpikir

Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu, guru harus memilih metode pembelajaran yang dapat mengakomodasi gaya belajar setiap siswa yang berbeda-beda. Metode pembelajaran gerak dan lagu dapat mengakomodasi segala kecerdasan dan gaya belajar setiap siswa (Jensen, 2005). Hal ini terjadi karena apapun jenis kecerdasan siswa dan bagaimanapun gaya belajarnya, semua hasil belajar siswa akan disimpan dalam memori otak. Musik yang terkandung dalam metode gerak dan lagu dapat mempengaruhi pusat-pusat emosional sistem limbik otak sehingga dapat meningkatkan daya ingat siswa (Rose & Nicholl, 2011: 244; Jensen, 2005). Selain itu, musik juga dapat membuat kita lebih mudah mengingat dan memahami materi yang disajikan karena ketika belajar menggunakan musik, otak kanan menikmati irama musik sementara otak kiri memproses lirik yang terdapat pada lagu (Gunawan, 2007: 255).

Materi yang dipilih dalam pembelajaran adalah daur hidup hewan. Standar Kompetensi yang dipilih adalah SK 4. Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup dan Kompetensi Dasar yang dipilih adalah KD 4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk,


(48)

kupu-29 kupu, kucing. Materi daur hidup hewan dipilih karena mengandung banyak informasi berupa istilah dan pengetahuan baru yang cukup sulit dimengerti siswa.

Jika metode gerak dan lagu diterapkan pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta, akan berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan mengingat dan memahami siswa terhadap pelajaran IPA khususnya materi daur hidup hewan. Hal ini dikarenakan gerak dan lagu dapat membantu pemahaman melalui proses sinkronisasi antara otak kanan dan otak kiri (Gunawan, 2007: 255) dan juga melalui meningkatnya emosi positif yang dapat meningkatkan pemahaman (Jensen & Nickelsen, 2011: 57) terlebih ketika dua peristiwa dihubungkan bersama-sama dalam memori, memori yang satu akan mendorong teringatnya memori yang lain (Sousa, 2006).

2.3Hipotesis Penelitian

1. Penggunaan metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap kemampuan mengingat pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta.

2. Penggunaan metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap kemampuan memahami pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta.


(49)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam Bab III peneliti akan membahas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian. Pembahasan metode penelitian meliputi jenis penelitian yang digunakan, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, uji validitas dan uji reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian jenis Quasi Experimental tipe nonequivalent control group. Jenis penelitian ini menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding dalam mengamati perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan diharapkan perlakuan tersebut dapat memberikan hasil yang berbeda, jauh lebih baik daripada kelompok kontrol (Darmawan, 2013: 52; Ali & Muhammad, 2014: 90). Metode Quasi Experimental pada dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya adalah dalam pengontrolan variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain dan tidak dapat dikontrol sepenuhnya oleh kelompok kontrol (Sugiyono, 2011: 73-77; Sukmadinata, 2011: 59). Penelitian Quasi Experimental dipilih dalam penelitian ini karena adanya kendala-kendala pemenuhan kriteria penelitian eksperimental murni atau True Experimental Design. Pada penelitian eksperimental murni pemilihan sampel dilakukan dengan random sampling, sementara untuk penelitian kuasi eksperimental khususnya di sekolah,


(50)

31 tidak menggunakan pengacakan sampel dan menggunakan teknik sampel purposive

atau sampel apa adanya (Sugiyono, 2011: 79; Darmawan, 2013: 51).

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Pengaruh metode gerak dan lagu diuji dengan memberikan perlakuan berupa metode gerak dan lagu diberikan kepada kelompok eksperimen, sementara kelompok kontrol akan diberikan pembelajaran dengan metode membaca dan meringkas (penugasan). Pengaruh perlakuan dapat dilihat dari peningkatan atau penurunan hasil belajar kelompok eksperimen. Di dalam langkah pembelajaran terdapat pembagian kelompok yang tetap dilakukan dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen agar yang benar-benar terlihat pengaruhnya adalah metode gerak dan lagu, bukan belajar dalam kelompok. Penelitian dengan menggunakan desain ini, diawali dengan pemilihan secara random kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Wolf, 1990). Peneliti membagi kelas menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan undian yang disaksikan oleh guru mitra yang akan mengajar di kedua kelas tersebut. Setelah terpilih kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, kedua kelompok diberi pretest sebagai pengukuran awal untuk mengetahui perbedaan kemampuan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum adanya perlakuan. Selanjutnya, kelompok eksperimen diberi perlakuan yaitu pembelajaran menggunakan metode gerak dan lagu, sedangkan kelompok kontrol melakukan pembelajaran dengan metode membaca dan meringkas. Setelah itu, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberi postest 1 untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan (Ali & Muhammad, 2014: 94). Selanjutnya, 2 minggu setelah perlakuan diberikan, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberi


(51)

32

posttest 2 untuk mengetahui apakah pengaruh penggunaan perlakuan dapat bertahan lama atau tidak.

Hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan hasil penelitian. Pengaruh perlakuan dihitung dengan rumus (O2 - O1) – (O4 - O3) yang dapat dihitung melalui tiga langkah. Langkah pertama adalah

mennghitung selisih skor pretest dari skor posttest untuk kelompok eksperimen. Langkah kedua adalah menghitung selisih skor pretest dari skor posttest untuk kelompok kontrol. Setelah mendapat hasil selisih dari masing-masing skor pretest

dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, langkah selanjutnya adalah menghitung selisih hasil pengurangan skor kelompok eksperimen dengan hasil pengurangan skor kelompok kontrol. Jika hasil perhitungan skor menurut rumus tersebut negatif maka pengaruh perlakuan adalah negatif dan sebaliknya jika hasilnya positif maka pengaruh perlakuan adalah positif (Cohen, dkk, 2007: 276). Berikut adalah gambar desain penelitian.

Kelompok Eksperimen O1 X O2

--- Kelompok Kontrol O3 O4

Gambar 3.1 Desain penelitian

Keterangan gambar :

O1 = Hasil pretest kelompok eksperimen O2 = Hasil posttest 1 kelompok eksperimen O3 = Hasil pretest kelompok kontrol O4 = Hasil posttest 1 kelompok kontrol X = perlakuan dengan metode gerak dan lagu


(52)

33

3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Demangan Baru 1 yang terletak di Jalan Demangan Baru No. 22, Kelurahan Caturnunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimawa Yogyakarta. SD Kanisius Demangan Baru 1 berdiri sejak tahun 1965. Berada di bawah Yayasan Kanisius Cabang Yogyakarta, SD Kanisius Demangan Baru 1 merupakan sekolah berbasis katolik yang menganut Pedagogi Ignasian atau lebih dikenal dengan Paradigma Pedagogi Reflektif. Dalam proses pembelajarannya, sekolah menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan dilengkapi nilai-nilai yang dijunjung oleh Yayasan Kanisius dan juga Paradigma Pedagogi Reflektif. Kepala sekolah biasa menyebutnya dengan KTSP PLUS.

Sekolah ini memiliki delapan belas rombongan belajar yang terdiri dari tiga kelas paralel (kelas A, kelas B dan kelas C) di setiap jenjangnya. Setiap kelas maksimal berisi 28 siswa. Latar belakang keluarga siswa cukup beragam. Kebanyakan siswa yang bersekolah di SD Kanisius Demangan Baru 1 ini berasal dari keluarga berekonomi menengah ke atas. Sebagian besar siswa yang bersekolah di sekolah ini berasal dari keluarga yang terpelajar yang orangtuanya memiliki gelar D3, S1 atau S2.

Peneliti memandang SD ini cocok sebagai tempat penelitian karena siswa di SD ini memiliki latar belakang yang berbeda-beda yang menyebabkan siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Selain itu, SD Kanisius Demangan Baru 1 memiliki kelas yang paralel sehingga tepat digunakan untuk penelitian eksperimen. Penempatan siswa dalam kelas A, B dan C dilakukan secara acak dan


(53)

34 tidak ditentukan melalui prestasi sehingga sekolah ini mendukung proses penelitian eksperimen.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Pengambilan data hanya dilakukan dalam 3 kali pertemuan. Hal ini karena pengambilan data penelitian eksperimental sebaiknya dilakukan dalam waktu yang relatif singkat untuk mengurangi resiko kurangnya validitas penelitian karena efek saksi, maturitas dan moralitas di samping biaya penelitian yang besar (Krathwohl, 2004: 547). Berikut adalah jadwal pengambilan data yang telah dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

1. Kelompok eksperimen

Tabel 3.1 Waktu penelitian kelompok eksperimen Hari, tanggal Pertemuan

ke-

Kegiatan Alokasi

waktu Rabu, 5 Oktober

2016 1

pretest 1 x 40 menit

Kamis, 6 Oktober

2016 2

Pembelajaran materi daur hidup menggunakan metode gerak dan lagu

2 x 40 menit

posttest I 1 x 40 menit

Kamis, 20

Oktober 2016 3

posttest II 1 x 40 menit

2. Kelompok kontrol

Tabel 3.2 Waktu penelitian kelompok kontrol Hari, tanggal Pertemuan

ke-

Kegiatan Alokasi

waktu Rabu, 5 Oktober

2016 1

pretest 1 x 40 menit

Jumat, 7 Oktober 2016

2

Pembelajaran materi daur hidup menggunakan metode membaca dan meringkas

2 x 40 menit

posttest I 1 x 40 menit

Kamis, 20

Oktober 2016 3


(54)

35

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah area generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 81). Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta yang terdiri dari 3 kelas paralel (IV A, IV B & IV C) dengan jumlah siswa 83 orang.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011: 120). Penentuan sampel dari suatu populasi disebut pengambilan sampel atau sampling. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan kelas yang telah tersedia. Pemilihan dan pembagian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan undian yang disaksikan guru mitra penelitian yang merupakan guru mata pelajaran IPA kelas IV di SD Kanisius Demangan Baru 1. Guru mata pelajaran dipilih sebagai guru mitra untuk mengurangi faktor bias dalam penelitian. Hasil undian yang dilakukan adalah kelas IV A sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV B sebagai kelompok kontrol.

3.4Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal yang akan diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 63). Dalam penelitian eksperimen terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat (Darmawan, 2013: 109).


(55)

36

3.4.1 Variabel Bebas

Variabel bebas atau variabel indepeden adalah variabel yang dimanipulasi secara sistematis sehingga mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau variabel terikat (Darmawan, 2013: 109). Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah metode gerak dan lagu. Penelitian ini akan melihat apakah metode gerak dan lagu memiliki pengaruh terhadap variabel terikat yaitu kemampuan mengingat dan memahami.

3.4.2 Variabel Terikat

Variabel terikat atau variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Darmawan, 2013: 109). Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah kemampuan mengingat dan kemampuan memahami. Penelitian ini akan melihat apakah variabel terikat yaitu kemampuan mengingat dan memahami dapat dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu metode gerak dan lagu. Pemetaan variabel penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 3.2 Variabel penelitian

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun fenomena sosial yang akan diteliti (Sugiyono, 2011: 148). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes. Instrumen tes

Kemampuan Mengingat metode gerak dan lagu


(56)

37 bersifat mengukur karena berisi pertanyaan atau pernyataan yang alternatif jawabannya memiliki standar jawaban tertentu berupa benar-salah ataupun skala jawaban (Sukmadinata, 2011: 230).

Dalam penelitian ini, peneliti membuat sendiri semua instrumen yang akan dipakai dan menguji validitas dan reliabilitasnya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari soal pilihan ganda dan esai. Soal pilihan ganda digunakan untuk mengukur kemampuan mengingat sementara soal esai digunakan untuk mengukur kemampuan memahami. Tes yang cocok untuk kemampuan mengingat adalah soal pilihan ganda, menjodohkan atau isian singkat yang berisi beberapa informasi dan siswa harus memilih apakah informasi tersebut benar atau salah (Anderson & Krathwohl, 2010: 105-106). Tes pilihan ganda dipilih karena kesempatan siswa untuk menebak soal lebih kecil dengan pilihan jawaban lebih dari dua, namun tetap dibatasi hanya pada pengetahuan yang faktual (Nitko, 2007). Hal sesuai dengan yang ingin diukur yaitu kemampuan mengingat. Tes kemampuan memahami dapat dilakukan dengan meminta siswa mencari hubungan antara pengetahuan yang baru ia dapat dengan pengetahuan yang telah lama ia miliki. Tes esai dipilih untuk mengukur kemampuan memahami karena tes esai secara khusus digunakan ketika apa yang diharapkan menjadi jawaban siswa adalah hasil pemikirannya sendiri, bukan hanya memilih apa yang dianggapnya benar (Wolf, 1990).

Seluruh tes dibuat sesuai dengan SK dan KD yang digunakan pada pembelajaran pada hari pengambilan data. Materi yang menjadi pokok bahasan proses belajar dan mengajar adalah daur hidup hewan. Standar Kompetensi materi tersebut adalah SK 4. Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup.


(57)

38 Kompetensi Dasar materi tersebut adalah KD 4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing.

Di dalam tes terdapat dua bagian soal. Bagian pertama berisi soal pilihan ganda yang berjumlah 20 butir soal. Bagian kedua berisi soal esai yang berjumlah 3 butir soal. Soal pilihan ganda digunakan untuk mengukur kemampuan mengingat sementara soal esai digunakan untuk mengukur kemampuan memahami. Berikut ini matriks pengembangan yang akan digunakan dalam instrumen penelitian.

Tabel 3.3 Matriks pengembangan instrumen

No Variabel Indikator No Soal

1 Kemampuan mengingat

Menyebutkan ciri khusus fase daur hidup hewan

1-20 (PG) 2 Kemampuan

memahami

Menjelaskan proses daur hidup hewan 1-3 (esai)

Rubrik penilaian yang akan digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Rubrik penilaian

No Variabel Indikator Kriteria Skor

1

Kemampuan mengingat

Menyebutkan ciri khusus fase daur hidup hewan

Memilih jawaban yang paling tepat 1 (untuk setiap nomor) 2 Kemampuan memahami

Menjelaskan proses daur hidup hewan (katak)

1. Menjelaskan 3 fase dalam proses daur hidup katak dengan lengkap, urut dan tepat

3

2. Hanya menjelaskan 2 fase dalam proses daur hidup katak dengan urut dan tepat

2

3. Hanya menjelaskan 1 fase proses daur hidup katak dengan tepat

1

4. Menuliskan proses daur hidup yang tidak sesuai dengan proses daur hidup katak

0

3 Menjelaskan proses

daur hidup hewan (lalat)

1. Menjelaskan 3 fase dalam proses daur hidup lalat dengan lengkap, urut dan tepat

3

2. Hanya menjelaskan 2 fase dalam proses daur hidup lalat dengan urut dan tepat

2

3. Hanya menjelaskan 1 fase proses daur hidup lalat dengan tepat

1

4. Menuliskan proses daur hidup yang tidak sesuai dengan proses daur hidup lalat


(58)

39

4 Menjelaskan proses

daur hidup hewan (nyamuk)

1. Menjelaskan 3 fase dalam proses daur hidup nyamuk dengan lengkap, urut dan tepat

3

2. Hanya menjelaskan 2 fase dalam proses daur hidup nyamuk dengan urut dan tepat

2

3. Hanya menjelaskan 1 fase proses daur hidup nyamuk dengan tepat

1

4. Menuliskan proses daur hidup yang tidak sesuai dengan proses daur hidup nyamuk

0

3.6Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang biasa digunakan dalam penelitian pendidikan. Untuk penelitian kuantitatif teknik yang biasa digunakan adalah angket, wawancara, observasi, studi dokumenter, tes dan skala (Sukmadinata, 2011). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan tes. Pengumpulan data ini dilaksanakan sebanyak tiga kali yaitu prestest, posttest 1dan

posttest 2. Pretest dilaksanakan untuk mengambil data kemampuan awal siswa. Hal ini penting untuk memastikan bahwa siswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang kurang lebih sama. Posttest 1 dilaksanakan tepat setelah pemberian perlakuan diberikan baik di kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Posttest 2 dilaksanakan 2 minggu setelah perlakuan diberikan baik di kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Hasil

pretest, posttest 1 dan posttest 2 kemudian akan dianalisis untuk mengetahui pengaruh perlakuan gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami.


(1)

Lampiran 29. Uji korelasi rerata

pretest

dan

posttest

1 kemampuan memahami

Correlations

prekon post1kon Spearman's rho prekon Correlation Coefficient 1,000 ,221

Sig. (2-tailed) . ,258

N 28 28

post1kon Correlation Coefficient ,221 1,000

Sig. (2-tailed) ,258 .

N 28 28

Kelompok eksperimen

Correlations

preeks post1eks Spearman's rho preeks Correlation Coefficient 1,000 ,568**

Sig. (2-tailed) . ,002

N 28 28

post1eks Correlation Coefficient ,568** 1,000

Sig. (2-tailed) ,002 .

N 28 28


(2)

Lampiran 30. Uji retensi pengaruh perlakuan kemampuan memahami

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks post2kon - post1kon Negative Ranks 7a 15,21 106,50

Positive Ranks 15b 9,77 146,50

Ties 6c

Total 28

post2eks - post1eks Negative Ranks 2d 2,75 5,50

Positive Ranks 13e 8,81 114,50

Ties 13f

Total 28

Test Statisticsa post2kon -

post1kon

post2eks - post1eks

Z -,653b -3,104b

Asymp. Sig. (2-tailed) ,514 ,002

a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks.

Kelompok kontrol

Presentase =

%

=

, −

%

= 0,0357 x 100%

= 3,57 %

Kelompok eksperimen

Presentase =

%

=

, − ,

,

%

= 0,1658 x 100%

= 16,58 %


(3)

(4)

Lampiran 32. Dokumentasi penelitian

a.

Kelompok Eksperimen


(5)

(6)

RIWAYAT

HIDUP

Rigia Tirza Hardini merupakan anak pertama dari Bapak

Tugiyono dan Ibu Riaunie Merry Egeten. Perempuan yang

biasa dipanggil Gia ini lahir di Jakarta pada tanggal 22 Mei

1995. Pendidikan dimulai di TK Bahagia Sunter Mas pada

tahun 1999-2001. Pendidikan selanjutnya ia tempuh di

SDK 6 BPK PENABUR Kelapa Gading tahun 2001-2004,

kemudian pindah ke SDK BPK PENABUR Kota Jababeka

tahun 2004 sampai dengan lulus pada tahun 2007. Selanjutnya ia bersekolah di

SMPK Tunas Bangsa Cikarang dan lulus tahun 2010. Di tahun yang sama, ia pindah

ke Yogyakarta untuk meneruskan pendidikannya di SMA Stella Duce 1

Yogyakarta. Setelah lulus dari SMA pada tahun 2013, ia melanjutkan studi di

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. Selama kuliah, ia

mengikuti beberapa kegiatan kemahasiswaan di antaranya:

No Nama Kegiatan / lembaga Peran Pelaksanaan

1 English Club Peserta Agustus 2013 – Mei 2015

2 Paduan Suara Mahasiswa “Cantus Firmus” Universitas Sanata Dharma

Anggota September 2013 - sekarang 3 Kursus Mahir Dasar Pramuka (KMD) Peserta 6-11 Januari 2014

4 Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I Peserta 10-22 Januari 2014 5 Pagelaran UKM Balet “Red Curse Living Dream” Panitia 14 Oktober 2014 6 Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa II Peserta 10-21 November 2014 7 Kepengurusan Paduan Suara Mahasiswa “Cantus

Firmus” Universitas Sanata Dharma Sekertaris Periode tahun 2015 dan tahun 2016 8 Story Telling and Writing Competition 2015 Ketua 10 Oktober 2015

9 “Reinventing Childhood Education” International Seminar

Liason Officer

27-28 Oktober 2015 10 Konser “Celebraseum” PSM Cantus Firmus

Universitas Sanata Dharma

Penyanyi Sekertaris

7 November 2015 11 Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa II Co-Fas 12-27 November 2015

Selain aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, penulis juga mendapatkan

beberapa prestasi selama kuliah, di antaranya:

No Prestasi Pelaksanaan

1 Juara I Pekan Seni Mahasiswa Daerah Regional Yogyakarta tangkai lomba Vocal Group

Agustus 2016 2 Gold Medal kategori Sacra pada Pesta Paduan Suara Gerejawi Mahasiswa

2016 di Medan, Sumatera Utara

September 2016 3 Gold Medal kategori Gospel/Spiritual pada Pesta Paduan Suara Gerejawi

Mahasiswa 2016 di Medan, Sumatera Utara

September 2016 4 Juara II Pekan Seni Mahasiswa Nasional XIII tangkai lomba Vocal Group Oktober 2016


Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami pelajaran ipa pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta.

0 0 159

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Sokowaten Baru Yogyakarta.

0 1 210

Pengaruh penggunaan metode Inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi pada pelajaran IPA SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta.

0 0 170

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan-Yogyakarta.

0 0 192

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada pelajaran IPA SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

0 3 146

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta.

3 69 161

Pengaruh penggunaan metode Inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi pada pelajaran IPA SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta

1 8 168

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta

0 2 190

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta

0 2 159

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada pelajaran IPA SD Kanisius Sengkan Yogyakarta

0 0 144